Marcus berdiri diam-diam di balik punggung si buah ginseng. Ketika si buah ginseng tidak melihatnya, Marcus melompat dan langsung menerjang si buah ginseng. Seperti sudah direncanakan, Wiley dan lainnya cepat-cepat menyelamatkan Marcus. "Bawa makhluk itu," Marcus berteriak. Wiley pun memegang si buah ginseng dengan erat. Para pengikut Marcus mengacungkan senjata kepada Pam yang segera mendekati mereka."Marcus brengsek!" Pam berkata sambil menggertakkan gigi. Dia menarik pedangnya. Si buah ginseng sengaja tidak membunuh Marcus, tapi ternyata Marcus menangkapnya. "Pam, jangan kejar mereka," Penyihir Laut memegang lengan Pam. Dia menghalangi Pam untuk menyelamatkan si buah ginseng, "Jumlah musuh begitu banyak. Kamu bisa mati sia-sia.""Tapi ... si buah ginseng sudah menyelamatkan dan membelaku. Kalau kamu berada di posisiku, tidakkah kamu marah?" tanya Pam dengan suara berapi-api. Penyihir Laut terdiam.Pam menatap putus asa dan berkata dengan suara lirih, "Apa kamu sangg
Mira, Penyihir Laut dan lainnya melihat arah yang ditunjuk Pam. Pam berhenti menangis dan menatap ke langit. Di langit, di antara serpihan muncul sinar kecil berkelap-kelip. "Apa itu?" Mira terpana. Orang-orang menatap keheranan. Seketika Pam terbang menuju sinar tersebut. Penyihir Laut mengikutinya. Dari belakang, dia memasang perisai pelindung untuk Pam. Sementara itu, Marcus dan lainnya membuka mata mereka.Beberapa pengikut sudah mati. Namun jumlah mereka masih unggul. Berkat jarak yang jauh, mereka tidak memiliki luka serius. Sedangkan para keempat guru terluka. Mereka tidak bisa bertarung. "Buah Ginseng."Pam melayang di tengah udara. Dia mengulurkan tangan dan menangkap butiran emas. Ketika dia membuka tangannya, terlihat ada sebiji tanaman. Tangis Pam pecah lagi ketika melihat biji tanaman itu. Buah ginseng yang tadinya hidup sekarang berwujud biji. Di sekitar biji itu ada bekas celana dalam. Hal ini membuat Pam rindu dengan keberadaan buah ginseng. "Dasa
Huw mengejek, "Michael … kamu pikir kamu sudah menang?"Michael tersenyum dan menatap tajam pada Huw. "Memang aku akui strategimu membawa para monster itu hebat. Namun, apa kamu tahu strategimu memiliki kelemahan" Huw menggelengkan kepala dan menatap Michael dengan penuh kebencian, "Hari ini aku akan menunjukkanmu apa ganjarannya melawan Paviliun Dewa Pengobatan."Huw berteriak sambil mengerutkan kening, "Beritahu semua orang, kita laksanakan rencana kita.""Baik!"Semua pengikut di sekeliling Huw dari yang paling senior hingga yang paling junior membentuk formasi yang sudah direncanakan. Mereka memutus kontrak dengan para monster. Jika kontrak itu dicabut, si pemilik akan menderita tapi yang pihak yang paling dirugikan adalah si hewan buas. Huw sengaja memancing Michael untuk datang padanya. Monster yang ikut bertempur akan mati. Pada saat itu Michael akan kekurangan pasukannya. Yang tadinya untung malah jadi buntung!Huw tersenyum keji. Raut wajahnya menunjukkan keinginann
Mungkin di mata orang lain, bersorak dan bertepuk tangan adalah hal normal, tapi ini Rahel yang melakukannya. Dia adalah perempuan yang tenang dan jarang menunjukkan ekspresi. Mungkin kalau dia sendirian, dia bisa tersenyum, tapi berdiri dan dan bertepuk tangan dan memuji? "Nona, Michael tidak mengejar musuhnya. Apa jangan-jangan dia tidak tahu bukan ide yang bijaksana membiarkan harimau kembali ke gunung. Kenapa kamu bertepuk tangan?" Ava bertanya dengan nada hati-hati. Untuk menanyakan sesuatu, Ava melihat dulu bagaimana perasaan Rahel. Sepertinya sekarang perasaan Rahel sedang dalam keadaan bagus. "Membiarkan harimau kembali ke gunung? Hanya orang bodoh yang mengejar Huw," Rahel berdecak, "Posisi Michael lebih unggul dibanding Huw. Namun, Michael tidak membunuhnya karena Huw tidak lebih penting dari membunuh udang dan kepiting.""Apa maksud Nona? Bukankah Huw adalah dewa sejati yang baru diangkat? Selain itu, bukankah Huw memiliki para tetua yang bisa membantunya memenangkan
"Apa?" Guru Agung menjatuhkan peta saking kaget Michael menyerang dari belakang pasukan?Bagaimana mungkin?!Bukankah ada pasukan Huw? Bagaimana mungkin Michael bisa menerobos ke sini?"Bagaimana dengan Huw?" Guru Agung cepat-cepat bertanya. Si pengawal berkata dengan wajah pucat, "Lapor! Tuan ... Tuan Huw sudah melarikan diri dengan para tetua.""Apa?!"Tubuh Guru Agung terhuyung-huyung ke belakang. Wajahnya menjadi pucat. Huw melarikan diri?Apa ini berarti pertempuran sudah berakhir?Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Sudah jelas jumlah pasukan Paviliun Dewa Pengobatan lebih banyak. Meskipun pasukan musuh terbagi menjadi dua bagian, pasukan Perguruan Harapan dan pasukan Keluarga Yefu, tetap saja jumlah mereka yang lebih banyak. Mengapa mereka yang sedikit jumlahnya bisa mengepung pasukan yang lebih banyak jumlahnya?! "Tuan, sebaiknya Tuan juga mundur sebelum semuanya terlambat," si pengawal menundukkan kepala. Dia berkata dengan suara takut. Guru Agung terdiam.
Wajah Arum langsung merah. Dia berkata perlahan, "Maksud … maksudmu si Pria Misterius itu adalah … Michael? Pria bumi yang kita anggap sampah? Pasangan Alina?""Itu benar," Si tetua mengangguk. Sulit bagi mereka mengabaikan fakta ini. "Mustahil. Ini mustahil. Bagaimana bisa Michael sialan itu adalah si Pria Misterius?" Arum tidak percaya. Hilang sudah waktu santainya. Sorot mata Arum menunjukkan dia sangat terguncang!Arum sulit membayangkan Michael dan si Pria Misterius itu adalah orang yang sama. Dia menikahi Axel, si buruk rupa. Arum sudah mengorbankan banyak hal untuk bisa mencapai posisi ini. Meskipun begitu, dia berhasil membuat reputasi Keluarga Yefu jadi naik. Namun, jika Pria Misterius itu benar-benar Michael, berarti status Alina menjadi lebih tinggi. Memang sekarang reputasi Arum lebih tinggi di mata orang luar. Di dalam dirinya, bagaimana dia bisa membandingkan dirinya dengan Alina?Jabatan Wali Kota Tianhu tampak memudar dibandingkan dengan kesuksesan pria mister
Setelah mendengar ucapan Cameron, Arum terlihat lebih tenang. Dia bertanya, "Apa idemu?""Jangan salahkan aku karena tidak memperingati dirimu. Kamu sudah jatuh berulang kali. Terakhir kalinya kita kehilangan muka," Arum berkeluh kesah. Cameron mendengus, "Tenang. Bagaimana mungkin aku membiarkan Michael pergi begitu saja?"Cameron tersenyum. Dia menepuk pundak Arum dan berkata, "Aku tahu kamu jengkel. Michael memenangkan pertempuran ini. Yang harus kita lakukan adalah berkata iya dan tidak."Perasaan Arum tersentuh. Apa yang dibilang Cameron itu masuk akal. Jangan biarkan Michael menikmati kemenangan tersebut. "Kamu tunggu saja nanti malam," Cameron tersenyum. Di lain pihak, setelah Michael meninggalkan pertempuran, dia segera kembali ke Perguruan Harapan. Michael tahu bagaimana keadaan Bella dan anaknya karena ada Pam yang mendampingi mereka. Sebagai ayah dan suami, Michael tidak sabar ingin melihat kondisi Bella dan Hanna. Apakah mereka terluka atau tidak? Begitu dia mel
Ketika Michael datang ke Kota Tianhu, dia melihat lampu berkelap kelip di sepanjang kota ditemani dengan dekorasi warna-warni. Di jalan-jalan dalam kota, tersedia meja-meja yang dibuka untuk orang-orang bercengkrama. Ketika mereka melihat Michael, mereka memberi salam padanya. Sebelumnya Michael menghilang. Mereka menunggu kemunculan Michael dan tidak berani berbuat macam-macam. Lagi pula ada pengawasan dari Keluarga Yefu. Namun, penantian mereka membuahkan hasil. Mereka sudah mendengar rumor yang mengatakan Pria Misterius adalah Michael. Mereka memenangkan pertempuran ini karena kemampuan Michael.Stephen dan lainnya sudah tiba duluan. Mereka menunggu Michael di ujung jalan. Orang-orang Perguruan Harapan tahu bahwa Michael adalah pahlawan mereka. Cameron sudah menunggu di pintu gerbang kediaman Keluarga Yefu bersama para tetua. Mereka sudah mendengar berita Stephen dan lainnya sudah masuk ke dalam kota. Namun, Michael dan pimpinan baru perguruan, Pam belum datang. Mereka mula