Bulan tersenyum. Dia berjalan keluar dengan digandeng para pengikutnya. Di halaman Istana Biyao, Nolan sedang mengatur anggota baru Kelompok Misterius. Bulan menatap Sheila dan Keisya. Kedua gadis itu mengangguk dan kembali memanggil Mutiara Awet Muda dengan membidikkan kedua tangan mereka. Energi pun terpancar dan Mutiara Awet Muda muncul. "Wow!"Tiba-tiba, mutiara kecil itu menyemburkan air terus menerus. Michael tercengang melihat batu mutiara sekecil itu bisa mengeluarkan air yang terus mengalir seperti keran tanpa penutup. Halaman seluas ratusan meter digenangi air hanya dalam waktu singkat. Bulan tersenyum lalu melambaikan tangannya. Aliran air pun bertambah seketika hingga dua kali lipat! Boom!!!Aliran air terus keluar menggila hingga menyebabkan banjir. Para pengikut Istana Biyao tidak dapat menahan tawa saat melihat wajah Michael yang tercengang. Bulan menarik kembali energinya hanya dengan sekali menggerakkan tangan. Dia mengulurkan tangan perlah
Di depan gerbang kota sudah dipenuhi banyak orang. Mereka melihat Gery dengan tingkahnya dan mulai membicarakannya. Sebagian dari mereka tertawa karena terhibur oleh tingkah Gery. Nolan juga tidak dapat menahan tawanya saat melihat Gery. Dia menatapnya seolah-olah Gery orang gila. "Gery yang beberapa hari lalu begitu sombong. Tidak disangka dia bertingkah seperti orang bodoh hari ini.” "Aku mendengar dia menyerang Istana Biyao tapi kalah oleh seseorang hingga jadi gila seperti sekarang ini.” "Aku bisa melihat dengan jelas kalau lawannya benar-benar telah mempermalukannya hingga titik terendah seperti ini. Bukankah ada Paviliun Dewa Pengobatan yang melindunginya? Tapi aku tidak melihat si laki-laki tua itu bersamanya.”"Belakangan ini Paviliun Dewa Pengobatan sedang menjadi pusat perhatian. Mereka pasti dipermalukan dan merasa kecewa luar biasa.”Sekelompok orang bergunjing membicarakan kekalahan Paviliun Dewa Pengobatan sambil mencemooh Gery yang berdiri dengan celana dal
”Ayah, apa hadiah yang akan ayah berikan untuk ibu? Apakah sebuah buku?” tanya Hanna dengan wajah tak berdosa. Michael tersenyum penuh misteri, “Bella, tarik napas dulu. Aku khawatir kamu tidak dapat mengontrol diri setelah melihatnya.” Bola mata Bella hampir keluar, “Kamu akan merasakan cubitan yang mengerikan kalau kamu tidak segera memberikannya padaku! Jangan sok rahasia!” Hanna tersenyum dan mulai berusaha untuk mencubit dengan kedua tangan kecilnya untuk menakuti Michael. Michael jatuh ke lantai dan pura-pura menangis saat melihatnya, “Ah, Hanna kuat sekali. Aku kalah.” Senyum puas tersungging lebar di bibir Hanna. Dia tidak peduli Michael yang jatuh ke lantai. Hanna bergegas naik ke punggung Michael dan memukul Michael dengan kedua tangan mungilnya. Bella tersenyum bahagia melihat ayah dan anak bergelut di lantai. Mereka sekeluarga tidak tahu sudah berapa lama tidak menikmati waktu bersama dalam kebahagiaan dan kehangatan sebuah keluarga di rumah. Kini tiba wa
Di Istana Putri Puncak Gunung Biru. Rahel membelai lembut kucingnya sambil berbaring di sofa empuk. Tubuh rampingnya terlihat sempurna. Ava perlahan mendekatinya dan berlutut, “Aku datang menemuimu.” "Ada berita apa?” "Nona, prediksimu benar. Ada kehebohan besar terjadi di Kota Qinglong,” Ava menundukkan kepala. Dia melaporkan apa yang terjadi di Kota Qinglong setelah kemarin mendapat perintah dari Rahel untuk menyelidikinya. "Lanjutkan,” ucap Rahel dingin. "Gunung Tianding menyerang Istana Biyao setelah bergabung dengan Paviliun Dewa Pengobatan. Pasukan mereka yang berjumlah lebih dari 70.000 orang sudah memenangkan pertempuran tapi tiba-tiba salah seorang dari mereka terbunuh dan pertempuran kacau balau. Gunung Tianding melancarkan dua kali serangan. Serangan pertama menyebabkan 10.000 orang terbunuh dan serangan kedua menyebabkan 50.000 orang terbunuh. Mereka tidak hanya gagal memenangkan pertempuran tapi juga kehilangan lebih dari setengah pasukan mereka,” lanjut
Michael bangkit dari tempat tidur lalu memakai pakaiannya dan cepat-cepat membuka pintu setelah mendengar apa yang dikatakan Bella. Sheila dan Keisya bersipu di depan pintu. Mereka berlutut begitu melihat Michael, “Kami datang menemui Pemimpin!” Aduh. Sakit kepala hebat menyerang Michael seketika. Pengikut Istana Biyao datang menemuinya. Apa yang harus dia lakukan? "Jangan bersikap seperti itu. Cepat bangun. Mengapa kalian ke sini? Apa kalian akan mengambil kembali Mutiara Awet Muda?” Michael tersenyum canggung. "Pemimpin Bulan menyuruh beberapa pengikut belanja ke kota untuk perbekalan besok. Dia meminta kami datang ke sini untuk membantumu. Dia khawatir istrimu mempunyai pertanyaan tentang Mutiara Awet Muda,” jawab Sheila. "Haha." Michael sangat malu sampai tidak bisa bicara. Dia hanya tertawa untuk menyembunyikan rasa bersalahnya, “Mana mungkin aku sebodoh itu? Jangan khawatir. Tidak ada masalah.” Sheila dan Keisya, para gadis sederhana itu tidak meragukan u
"Swit swit!"Sebuah suara siulan panjang terdengar jelas. Michael menolehkan kepala ke belakang. Seorang pria duduk di sebuah kursi kulit besar di ruang VIP. Tujuh pria berbadan besar dan seorang pria botak sekurus monyet berdiri di belakang kursi yang diduduki si pria dengan tatapan bengis. Lengan para pria bertubuh besar tersebut tampak kekar. Besarnya bahkan hampir sama dengan paha Michael. Walaupun si pria botak itu kurus lemah dan pakaiannya tampak tidak serasi, tapi sorot mata elangnya tidak kalah garang dengan ketujuh pria besar itu. Tatapan mata Michael bertabrakan dengan si pria tampan itu. Wajah si pria tiba-tiba menunjukkan senyum menggoda. "Oh ya, perkenalkan tamu kehormatan kami, Tuan Gover,” si resepsionis memperkenalkan si pria tersebut pada Michael dengan cepat. Michael memandang si resepsionis dan berkata, “Ok. Silakan lanjutkan pekerjaanmu.” Si resepsionis mengangguk lalu pergi. Michael menuntun Bella berjalan menuju area umum. "Mengapa tiga wa
Sheila dan Keisya terkejut melihat mereka semua berbaris rapi dan menunduk hormat pada Michael, “Senang bertemu dengan Pemimpin Kelompok Misterius.” Para pria itu terlihat begitu menghormati Michael tapi tidak lama kemudian mereka tertawa sampai berguling-guling. Sungguh ironis sekali!"Hahaha!""Hahaha!""Gila! Aku tertawa sampai hampir mati. Tidak ada hal bodoh dan lebih menyedihkan dari kejadian ini. Mereka menyebut pria bodoh itu pemimpin mereka!” Gover tertawa seperti orang gila. "Aku ini apa kalau orang seperti dia bisa menjadi seorang pemimpin kelompok? Kalau begitu aku bisa menjadi pemimpin dari pemimpinnya hahaha.” "Kamu!” Sheila dan Keisya melompat dan memandang Michael dengan tidak sabar, “Pemimpin, beri kami perintah. Kami akan membunuh bajingan-bajingan ini untukmu saat ini juga.” "Dua gadis baik-baik menjadi liar seperti ini. Kalian tidak tahu bagaimana bersikap manis. Aku ingatkan kalian, hati-hati ditipu,” ujar Gover. Kemudian dia berjalan beberapa langka
Proses seluruh pelelangan selesai setelah Gover memenangkan penawaran terakhir. Sebagai orang yang tidak ingin diketahui identitasnya, Michael meminta penanggung jawab rumah lelang tidak mengumumkan semua barang lelang yang didapatnya. Dan jadilah Gover sebagai orang yang paling bersinar di rumah lelang hari itu. "Wow, pria muda itu kaya sekali. Aku pikir dia memenangkan banyak barang lelang sore ini.” "Ya, selain tampan dan muda, dia juga kaya. Aku dengar dia adalah si Pria Misterius dalam pertempuran di Istana Biyao kemarin.” Hampir semua tamu rumah lelang saling berbisik. Gadis-gadis genit mulai memperhatikan Gover dan berusaha menarik perhatiannya. Sayangnya, Gover tidak lagi tertarik pada mereka karena perhatiannya sudah teralihkan oleh tiga wanita yang dipimpin oleh Bella. Meskipun begitu, Gover menikmati disanjung oleh banyak orang. Sementara sikap Michael, yang sebenarnya merupakan pembeli kelas kakap di rumah lelang tersebut, sangat jauh berbeda dengan
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua