Ketiganya mengikuti Michael. Mereka turun dari lantai dua menuju lantai satu. Lantai satu sudah sepi dan gelap. Yang terlihat hanyalah meja dan kursi yang sudah dibereskan. Kesunyian di lantai sangat terasa hingga membuat orang merasa merinding. Keempat orang itu keluar dari penginapan menuju jalan. Angin dingin menerpa mereka. Daun-daun berjatuhan. Jalanan begitu gelap. Tidak terlihat ada pergerakan sama sekali. Sissy menggigil karena terkena angin. Dia memeluk tubuhnya dan berkata, "Ayam sakit, kenapa kamu mengajak kita ke jalan? Kamu ingin belanja? Maaf sekali, orang-orang sudah menutup dagangan mereka. Ayo kembali ke penginapan. Di sini dingin sekali.""Kita akan bertemu seseorang," Michael tersenyum. Kemudian dia berjalan ke gerbang rumah sebuah keluarga dan menatap Sissy.Sissy terkejut. Apa jangan-jangan Michael minta dirinya yang mengetuk pintu gerbang?"Ketuk pintunya. Pemilik rumah ini akan memberimu jawabannya," Michael tersenyum. Sissy menatap tidak percaya pada
Bagaimana mungkin?Bagaimana mungkin mereka mati tapi ketika di siang hari mereka terlihat? Caden dan Peach juga sama takutnya dan terkejut. "Tuan muda Michael, jangan bercanda," ujar Peach dengan gugup. "Ya, Michael. Orang-orang ini baik-baik saja sepanjang hari. Kita sendiri sudah bertemu mereka. Rasanya mereka semua bukan arwah," ujar Caden. Michael tersenyum. Dia berjalan ke lorong itu. Tanpa berkata-kata, Michael menujuk ke lukisan yang tergantung di lorong. Ketiga orang itu menatapnya sambil keheranan. Apa yang dia lakukan? Wajah Michael berubah dingin. Dia meminta mereka mendekatinya. Setelah melihat lukisan itu, ketiganya terkejut. "Tidak mungkin!""Dia ... bukannya dia si pelayan?""Bagaimana mungkin?!"Wajah Michael mengeras. Dia benar!Sebelumnya Michael tidak yakin dengan dugaannya. Semuanya dugaannya itu hanya pemikirannya. Michael perlu membuktikannya. Sejak kemarin, dia merasa aneh dengan kesunyian yang dia rasakan. Apalagi ketika Sissy bilang saat m
"Ayam mati, kita tidak bisa begini terus!" ujar Sissy dengan cemas. Seratus mayat mengelilingi mereka dengan ketat. Michael menggertakkan gigi. Kekuatan hati naga di tubuhnya sedang melemah. Ini satu-satunya cara energi yang bisa digunakan sebelum dia pingsan. Energi itu masih ada di pusaran energi Michael. Michael tidak tahu apa dampaknya jika dia menggunakannya terus menerus. Jika Michael menggunakannya melebihi batas, dia akan menemui masalah besar. Namun di sini keadaannya genting. "Menyingkir!"Raut wajah Michael menjadi dingin. Kemudian dia terpaksa menggunakan kekuatan misterius di tubuhnya. Ini akan menjadi malam yang panjang. Yang dibutuhkan Michael adalah satu jurus ampuh. Kemudian dia menggunakan energi misterius itu untuk membangkitkan Kapak Pangu. Dahi Michael menunjukkan gambar kapak Pangu. Tubuhnya mengeluarkan sinar keemasan. Boom!Sinar keemasan menyingkirkan arwah-arwah itu menjadi debu. Sissy terpana melihat sosok Michael yang bersinar keemasan. Dia
"Ini ..." Michael menatap Sage dengan terkejut. "Orang yang memiliki Kapak Pangu akan hidup selamanya seperti dewa sejati Keluarga Pangu. Tidak peduli mati atau hidup, kami akan menjawab ketika dipanggil. Kami akan berlutut di depanmu," setelah itu, Sage memimpin seratus mayat berlutut di depan Michael. Michael mengangguk, "Aku tidak terbiasa. Sebetulnya aku malah berharap kamu dapat mengajarkanku. Ini tujuanku datang ke Desa Pangu.""Ketika langit terbentuk, Dewa Pangu mengubah tujuh elemen dan menciptakan Dunia Bafang. Sementara Kapak Pangu, yang sudah membentuk langit, tertidur pulas. Demi menolong keturunannya untuk menemukan jagoan yang baru, Dewa Pangu memberikan kekuatan dan darah terakhirnya. Sejak lahir, kami Keluarga Pangu memiliki kemampuan untuk menemukan jagoan Kapak Pangu.""Sepuluh ribu tahun yang lalu, orang-orang Dunia Bafang menyerang Keluarga Pangu. Karena takut Kapak Pangu jatuh ke tangan musuh, Kepala Keluarga Pangu membuka pusaran energi dan mengirimkan Kapa
"Air mata abadi?" Michael mengerutkan kening. Sage mengangguk, "Ketika desa kami diserang tiga tahun yang lalu, Kepala Keluarga mengirimkan anaknya lewat jalan rahasia desa. Supaya anak itu tidak membeberkan rahasia, Kepala Desa memberi air mata abadi. Anak itu tidak hanya melupakan kejadian menyakitkan di sini tapi juga lupa pada identitas dirinya sendiri.""Pastinya ada penangkalnya.""Ya," ujar Sage, "Semua rahasia Keluarga Pangu, termasuk kapak tersimpan di ingatan Kepala Keluarga. Anak itu, meskipun dia adalah generasi penerus, tapi dia belum melalui upacara khusus. Jadi anak itu tidak mendapat warisan ingatan. Sayangnya Kepala Keluarga yang lama sudah mati."Sissy berkata, "Mudah saja. Kita bisa bertanya pada hantu Kepala Keluarga lama."Michael mengerutkan kening. Apa itu bisa dilakukan? Sage mendesah berat dan berkata, "Ketika musuh membunuh Kepala Keluarga, mereka tidak mendapatkan informasi apa-apa. Mereka menjadi marah. Karena ingin menutupi kesalahan mereka, mereka
Di sebuah rumah yang besar, seorang pria paruh baya memimpin pasukan berbaju hitam. Di tengah malam, dia pergi ke arah timur dengan terburu-buru. Di Desa Wuyou.Kondisi arwah Kepala Desa cukup parah karena terkena mantra Api Penyucian. Dia menatap kebingungan pada sosok Sage."Dewa, arwah Kepala Keluarga tidak ada bedanya dengan mayat berjalan. Meskipun kamu bisa menahan mantra Api Penyucian, dia tidak akan ingat," ujar Sage dengan kesakitan. Caden menggelengkan kepala, "Ada sesuatu yang belum dijelaskan. Ingatan pikiran bisa pudar seperti kebanyakan orang tapi ingatan tubuh tidak." Michael mengangguk. Meskipun dia baru pertama kali mendengar istilah itu, tapi Michael memilih percaya pada penjelasan Caden. Karena dia tahu hanya kesempatan inilah yang dimiliki Michael untuk mengetahui cara kerja Kapak Pangu. Kalau tidak dia akan kalah. Lalu, bagaimana dia akan menyelamatkan Bella? “Bangkitlah,“ Michael berdiri sambil menggertakan gigi. Dia mendorong tenaga dalamnya ke level
Sepanjang perjalanan menuju gunung, Michael tidak bisa menahan diri menatap ke Desa Wuyou. Ketika dia sampai di tengah pegunungan, Desa Wuyou terlihat dengan jelas. Michael tahu orang-orang itu sudah datang. Sage pasti sedang bertarung mati-matian. "Mereka hendak menyiksanya dengan memaksa dia melihat semua arwah dalam mantra Api Penyucian. Hal itu pasti itu sangat menyakitkan. Mungkin sekarang Sage jadi lebih lega," ujar Caden sambil menghela napas berat. "Siapa mereka?" tanya Michael sambil menggertakkan gigi. "Kamu akan tahu," Caden tidak bicara lagi. Dia menundukkan kepala dan lanjut berjalan. Michael mengikuti jejak Caden. Akhirnya mereka berdiri di atas puncak gunung. Michael menggertakkan gigi dan menatap Caden dengan marah. Seharusnya Caden tidak melakukan kejahatan itu. Langit bersinar cerah. Pemandangannya menakjubkan. Mereka melihat Desa Wuyou di kaki gunung. Tidak terlihat tanda-tanda kehidupan. Hanya ada puing-puing bangunan. "Apa Desa Wuyou sudah tidak ada?"
Michael dan lainnya merasakan tanah di bawah kaki mereka bergetar. Di saat kritis, Michael menggunakan tenaga dalamnya untuk terbang dan menarik Peach dan Caden. Sissy juga mengikuti jejak Michael. Boom!Dengan suara keras, tanah di sekitar mereka menunjukkan lubang besar. "Apa yang terjadi?" tanya Sissy terkejut. Caden mengerutkan dahi, "Kenapa ada lubang besar di sini?"Michael juga mengerutkan keningnya dan menatap tangan Peach yang berdarah. Ketika dia menginjakkan kaki, Michael melihat ada pola aneh di batu. Dia menatap dan berkata, "Ini tempat yang kita cari."Ucapan Michael membuat Caden dan lainnya bersemangat dan menatap lubang itu. Lubang itu sangat gelap. "Ayo masuk," ujar Michael. Kemudian mereka masuk satu persatu. Caden dan Peach menatap Sissy. Dengan bantuannya, ketiganya mengikuti MichaelLubang itu mengarah pada gua yang sepertinya tembus ke inti gunung. Setelah perjalanan singkat, keempatnya tiba di dasar gua. Hanya ada bebatuan di dalam gua. Di teng
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua