Di luar kawah.Spence menatap ke arah kawah dengan cemas. Aktivitas vulkanik mulai terdengar dengan keras. Pemandangan gunung itu yang bikin orang terpana. Namun Michael masih berada dalam sana. Bagaimana dia bisa selamat? Michael sedang menghadapi bahaya. Bisa-bisa nyawanya melayang. "Michael!!!" teriak Spence.Dari arah kawah mulai terlihat awan gelap yang tebal. Tak lama kemudian, langit menjadi mendung.Spence harus menyingkir dari tempat ini tapi dia tidak melakukannya. Bukannya dia ingin mati tapi dia sedang menunggu Michael muncul. Tidak mungkin Michael mati ditelan magma.Erupsi gunung itu berlangsung terus menerus. Setengah dari kantor organisasi tersapu oleh magma. Sementara itu, Seorang wanita tiba-tiba melihat ke atas langit. Sebuah dorongan membuatnya melakukan itu walaupun dia sendiri tidak mengerti. Wanita itu kehilangan ingatan. Dia tidak tahu dari mana dia berasal dan apa yang dia lakukan sebelumnya. Saat dia memandang langit itu, tiba-tiba dia teringat den
"Kamu pikir Michael sudah mati?" Di situasi seperti ini, hanya itu yang bisa Spence katakan. Mungkin dengan mendengar nama Michael, John akan takut. Waktu Michael masih hidup, John tidak berani menyerangnya. Dia tahu kemampuan bela diri Michael. Sayang sekali, John tidak merasa takut dengan ancaman Spence. Dia tersenyum, "Kamu ingin mengancamku? Kamu lihat sendiri kekuatan gunung berapi itu. Siapa yang bisa bertahan hidup?"Alasan kenapa John percaya bahwa Michael sudah mati adalah karena aktivitas magma itu berlangsung cukup lama. Tidak mungkin ada orang yang bisa bertahan hidup. Michael sudah tidak kelihatan berhari-hari. Spence tidak bisa membantah. Meskipun dia sulit mempercayainya tapi dia tahu ada kemungkinan Michael tidak bisa bertahan. Spence menghela napas dan berkata, "Aku tidak bisa memberitahumu apa yang sudah terjadi. Bunuh saja aku."Ucapan Mark ini membuat John marah. Dia tidak akan bisa tenang jika ada orang lain yang mengetahui rahasia di kawah itu. Bagaimana d
Raut wajah John menjadi pucat. Dia pikir rencananya akan berhasil tapi dia tidak menduga kedatangan Raven. Sekarang nasib John berada di tangan Spence.Ini tidak termasuk dalam skenario John. Dia tidak ingin mati. "Spence, kamu tidak bisa membunuhku. Bukannya kamu bilang Michael belum mati? Jika bukan karena aku, kamu tidak akan tinggal di pulau. Jika aku mati, pulau ini akan hancur," ujar John dengan panik. Dia mencoba untuk mencari alasan agar Spence melepaskannya. Raut wajah Spence menjadi murung. Meskipun dia percaya Michael masih hidup, dia tahu tidak ada manusia yang bertahan dari letusan gunung berapi. Buktinya, sampai detik ini Michael tidak kunjung datang. Spence harus membuat keputusan. Dibanding tinggal di pulau, dia harus kembali ke Yuncheng dan melindungi orang-orang yang Michael sayangi."Siapa dia?" tanya Raven pada Spence. Spence ragu menjawab Raven. Dia tidak mengenal Raven. "Dia lah ketua di pulau ini,” jawab Spence ragu-ragu. Raven mengangguk. Dia berk
Spence terkejut mendengar ucapan Raven barusan. Dia pikir kemampuan wanita di depannya ini sama dengan Michael. Ternyata kemampuan mereka berbeda. Namun, Raven tetaplah seorang jagoan. Dia bisa membunuh pembunuh medali emas. Spence tidak meragukan ucapan Raven. Raut wajahnya terlihat tulus. Dalam beberapa hari ke depan, Raven dan Spence tinggal di pulau. Karena semua pembunuh medali emas sudah tidak ada, John tidak berani membuat masalah. Dia melayani Raven dan Spence sepenuh hati. Hari berganti hari. Setiap hari Spence selalu memandang ke arah kawah dengan harapan Michael akan muncul. Bahkan Spence ingin datang ke sana tapi Raven melarangnya. Raven sudah menegaskan untuk tidak ikut campur pertarungan Michael karena hasilnya bisa mematikan. Kalau itu terjadi, mungkin Michael tidak akan selamat.Karena itu, Spence hanya bisa menatap kawah setiap hari. Satu bulan.Setengah tahun.Satu tahun. Bagi Spence, ini merupakan tahun tersulit. Hampir setiap malam dia memimpikan Mich
Spence tersenyum ketika Raven memuji Michael. "Kalau begitu, kenapa kamu muncul di bumi? Apa ini berkaitan dengan kelahiran kembali Michael?" tanya Spence.Kelahiran kembali!Ungkapan itu masih terdengar asing di telinga Raven. Dia sendiri datang ke bumi tapi bukan dalam bentuk lahir kembali. "Apa maksudmu lahir kembali?" Raven belum bertemu dengan Michael. Dia hanya bisa merasakan energi Michael. "Michael itu umurnya lima belas tahun sekarang," ujar Spence.Raven melongo. Michael lahir kembali? Padahal seperti baru kemarin dia bertemu Michael di Dunia Xuanyuan. Kalau memang begitu, kenapa Raven tidak seperti lahir kembali? "Bagaimana mungkin? Aku pikir kekuatan itu hanya bisa mengantarkan dia ke bumi," ujar Raven."Kamu ingin membawa Michael ke Dunia Xuanyuan?" tanya Spence.Jawabannya sudah jelas. Kalau tidak, bagaimana mungkin Raven mau susah payah datang ke bumi. Namun, Raven tidak ingin menjawab pertanyaan Spence. "Kenapa kamu banyak sekali bertanya?""Raven, kamu i
Raven terkejut ketika mendengar ucapan Spence. Namun, setelah dipikir, tidak penting siapa yang lebih kuat dan siapa yang lebih lemah. Yang terpenting adalah Michael bisa membawanya pulang ke Xuanyuan dan mengantarkannya ke alam istimewa. Di Dunia Xuanyuan, belum pernah ada yang mencapai tingkat setinggi itu. Sebelumnya, Raven tidak terlalu peduli tapi sekarang dia ingin menjadi seperti itu. Rentang hidupnya sekarang hanya tersisa beberapa ratus tahun tapi jika dia berhasil mencapai kekuatan tingkat dewa, rentang hidupnya akan panjang sampai ribuan tahun. Raven bisa melatih kekuatannya lebih hebat lagi. Hari-hari membosankan terus bergulir. Bagi Spence, itu bukan membosankan tapi lebih ke hari yang tenang. Setiap hari dia menatap ke arah kawah. Spence berharap dia bisa menyaksikan kemunculan Michael. Waktu berlalu hingga tiga tahun. Rambut Spence sudah panjang. Dia juga memelihara jenggot. Wajahnya seperti orang yang putus asa dengan hidupnya. Sedangkan Raven, wajahnya masih
Sejak Raven menyadari ada perubahan pada energi Michael, Spence terus menatap ke arah kawah. Dia takut memejamkan matanya. Kemudian, terdengar suara keras dari sana. Muncul ledakan yang membumbung tinggi ke langit. Spence mengepalkan tangannya. Dahinya berkeringat. "Gunungnya meletus lagi. Habis sudah!" teriak Spence dengan nada putus asa. Gunung itu akan membunuh Michael.Namun, dari arah gunung itu tidak keluar lava. "Sepertinya itu bukan letusan gunung berapi," Raven menyaksikan hal itu.Spence menyadari hal yang sama. Biasanya letusan gunung berapi disertai lava yang mencair. Namun, suara keras itu tidak diikuti kejadian apa-apa. "Kalau itu bukan letusan gunung berapi, lalu apa?" tanya Spence.Raven mengerutkan dahi. Dia tahu bentuk energi Michael tapi saat ini dia merasakan energi yang lebih kuat dari punya Michael."Kamu pernah bilang, di dalam kawah sana ada kekuatan asing?" tanya Raven.Spence mengangguk tapi dia hanya mendengar apa yang diucapkan Michael. Wajah R
Raven dan Spence terpana melihat Michael. Spence pikir Michael sudah mati. Sedangkan Raven pikir suara tadi berasal dari kekuatan asing. Bagaimana mungkin!Tiba-tiba Michael menjadi lebih kuat. Apa kekuatannya sudah mencapai alam istimewa? Raven menarik napas panjang. "Kamu ... kamu sudah ada di alam istimewa?" tanya Raven. Sebelum Michael menjawab, Spence lari dan memeluk Michael. "Michael, kamu belum mati!" ujar Spence.Michael tersenyum dan berkata, "Kamu ingin aku mati?"Spence tidak mendengar ucapan Michael. Dia tenggelam dengan pikirannya, "Syukurlah kamu masih hidup."Michael terdiam melihat sikap Spence seperti ini. Dia memahami alasan Spence. "Sudah berapa lama kamu menungguku?" tanya Michael pada Raven. "Tiga tahun," jawab Raven.Michael tercengang. Dia tidak menduga waktu berlalu begitu cepat. Pantas saja sikap Spence seperti ini. Mustahil kamu bisa tenang menunggu seseorang dalam waktu tiga tahun. "Bagaimana ... bagaimana keadaanmu?" tanya Raven dengan rag
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua