Bagaimanapun juga Rania sang Ibu masih keberatan jika Erina memutuskan hubungan dengan mereka. Dia masih memikirkan masa depan Perusahaan Handoyo. Berharap jika Presdir Albarez yang sekarang adalah Suami Erina akan mau membantu Perusahaan mereka, dengan begitu Perusahaan mereka pasti akan bisa lebih maju."Erina, seharusnya kamu jangan ingin memutuskan hubungan kita. Aku tahu kami pernah bersalah padamu. Tapi aku sudah menganggapmu seperti anakku sendiri."Mendengar Ibunya berkata demikian, Alika marah. Dia menarik tangan Ibunya."Putus hubungan ya putus saja Bu. Apa yang bisa diharapkan lagi dari Erina? Memang seharusnya dia tidak pernah masuk ke keluarga kita. Menyebabkan Ayah lebih menyayangi dia daripada kita. Dia itu pengganggu, bahkan terus mengganggu hubunganku dengan Rafael!"Rania langsung melotot. "Mulutmu Alika. Tidak baik bicara seperti itu pada Erina."Alika tidak peduli malah menatap sinis ke arah Erina. "Kalau bukan karena kamu, Perusahaan kami masih akan baik baik saj
Fic bukanlah orang yang pandai merangkai kata, padahal dia ingin menenangkan istrinya. Jadi Fic langsung memeluk tubuh Erina dengan begitu erat dan berusaha untuk memberikan ketenangan melalui pelukannya.Selesai menceritakan masa lalunya yang sulit, Erina kemudian bertanya masih dalam dekapan suaminya."Apa kamu menyesal telah melepaskan Perusahan Handoyo?""Apa kamu ingin tau?" Fic berbicara dengan pelan. "Aku menyesal. Apalagi setelah mendengar bagaimana perlakuan Mereka kepadamu di masa lalu. Seharusnya aku malah membunuh mereka saja.""Fic. Kamu sudah berjanji? Bagaimana kamu akan mengingkarinya?" Erina mendongak."Ya. Aku akan melepaskan mereka, tetapi aku ingin agar Perusahaan itu kembali untuk Handoyo lagi. Bukan Rania atau Menantunya itu.""Bagaimana caranya?" Tanya Erina.Fic tersenyum. "Itu adalah urusanku. Jadi kita akan membantu Handoyo untuk bisa kembali mengambil haknya."Erina mengangguk, sudah mempercayakan semuanya pada Fic saja."Sekarang jangan biarkan orang menin
Fic tersenyum, dia tahu Erina sedang kecewa padanya. Tidak masalah bagi Fic, karena sebenarnya dia sedang menyiapkan suatu kejutan luar biasa untuk Erina."Sebenarnya, aku sudah menyiapkan kejutan besar untuk kamu disana. Aku juga berniat untuk mengundangmu meskipun hanya sebagai tamu, karena pernikahan kita masih ingin aku publikan setelah Peresmian Perusahaan baru itu." Fic menarik nafas. "Lalu mengenai undangan untuk Stasiun Televisi itu, benar katamu tadi, aku sama sekali tidak tahu menahu tentang itu. Semua itu sudah pekerjaan tim pelaksanaan pesta. Mereka bisa menilai mana mana Stasiun Televisi yang pantas untuk diundang. Alasan mereka juga tepat, karena mereka hanya mengenal kamu sebagai reporter andalan Televisi itu. Mereka belum tahu, jika kamu telah keluar dari pekerjaanmu."Erina mengangguk angguk, semua yang dikatakannya Fic masuk akal."Tapi, aku dengar tadi, teman kamu meminta bantuanmu? Apa kamu akan membantu Mereka?"Erina menyerngitkan alisnya. Fic berkata demikian,
Rafael datang ketika mendengar keributan. Dia langsung tertegun ketika melihat Erina.Dia terkagum-kagum akan kecantikan Erina. Selama hidupnya, dia menganggap jika Erina adalah wanita yang paling cantik baginya, tetapi hari ini Rafael harus mengakui, bukan hanya dirinya atau bukan bagi dirinya saja, semua orang telah mengatakan, jika Erina memang wanita yang paling cantik.Sementara itu, Melda melihat ada dua Pria asing yang sejak tadi berdiri disana seperti sedang mengawasi Erina. Dia mengira jika dua pria itu adalah orang jahat. Melda segera memberi tahu Erina dan akan segera meminta kak Awan memanggil security agar mengusir orang asing yang tidak berkepentingan di dalam Stasiun Televisi ini.Erina terkejut ketika Menoleh ke arah telunjuk Melda dan langsung mencegah. "Mereka, mereka itu.." Erina lalu berbisik di telinga Melda."Mereka, orang orangnya suamiku yang sengaja bekerja untuk mengawasi ku.""Wah! Erina, kamu hebat ya? Sekarang pergi harus dengan pengawal!""Diam! Jangan
Kak Awan dan timnya pun kaget, mereka tidak menyangka jika mendapatkan kejutan besar. Kenapa Tim mereka mendapatkan Posisi terbaik di acara ini? Bangku mereka sudah diatur oleh Penyelenggara Acara. Mereka mendapatkan tempat tepat di paling depan dan dekat. Sementara Tim Televisi Terbaik di kota ini malah berada di belakang Mereka memandang mereka dengan tidak percaya.Namun hal yang lebih membuat semua orang merasa aneh sekaligus iri adalah, Bisa bisanya posisi Erina ditempatkan di kursi tamu terhormat, di barisan pertama."Nyonya Erina Clarissa Handoyo, ini adalah kursi Anda. Kami sudah mengaturnya." Seorang Tim acara menyambut Erina dengan sangat sopan.Bagaimana mungkin? Erina tertegun menatap kursi yang berada ditengah tengah barisan tamu terhormat itu, lalu para pembawa berita televisi malah ditempatkan di pojokan barisan kedua.Erina tidak berani duduk, dia nampak sangat gelisah dan dia bergerak ke belakang.Oca berkata dengan menunjuk kursi di depan."Erina, itu kursimu. Duduk
Ketika semua orang sedang terbuai, tiba tiba, baik Kak Awan, Editor Sania dan Bos Aditya teringat sesuatu. Kenapa nama Perusahaan baru Galaxy Group mirip seperti nama Erina? Mereka hampir saja berpikir jika itu memang nama Erina."Erina Clarissa, kenapa Mirip dengan Nama Erina?" Editor Sania berkata pada Bos Aditya. Meli yang mendengar itu tertawa. "Hanya kebetulan mirip. Tetapi bukan. Karena mana mungkin?"Sementara saat ini, jantung Erina sudah tidak dapat di kondisikan, berdetak cukup kencang. Semakin berdebar manakala Fic kembali berkata."Perusahaan Erina Clarissa ini, aku dirikan demi istriku Tercinta. Wanita yang sangat aku cintai. Erina Clarissa Handoyo. Aku mencintaimu, selamanya."Semua orang langsung gegap gempita.Erina Clarissa Handoyo! Itu nama istri Presdir Albarez ya?Ya ampun. Semua orang disana terlihat sangat bersemangat. Hanya Rafael satu satunya orang yang berwajah tidak enak dilihat. Dia nampak menyipitkan kedua matanya dengan kening yang berkerut.Jujur saja
Meli menoleh. Tapi dia belum dapat mengatakan apa apa. Dia masih terbengong dan linglung sampai Kak Awan menepuk pundaknya."Heh. Ambil gambarnya!"Meli menelan ludah. "Untuk apa? Jika itu Erina untuk apa kita mengambil gambarnya. Bukankah selama ini dia berada disisi kita? Kita bisa melihatnya setiap hari."Kak awan langsung mengetuk kening Meli."Bodoh! Erina sudah keluar dari pekerjaannya. Jadi kedepannya, kita akan sulit menemuinya! Jadi cepat ambil gambarnya, kita perlu berita utama dan kita akan mudah udah mewawancarai nanti."Oca tiba tiba berteriak. "Lihatlah, di atas panggung, Erina terlihat sangat cantik ya..?"Semua tim Stasiun Televisi X berkerumun dan heboh. Hanya wajah Rafael saat ini yang sangat tidak enak dipandang mata. Dia terlihat begitu tidak senang.Atas dasar apa Fic tiba tiba mempublikasikan hubungan mereka di peresmian Perusahaan Barunya ini dan dalam Jumpa Pers ini? Apakah Fic mengira jika mereka adalah pasangan yang saling mencintai hanya karena mereka telah
Oca dan Melda masih membahas tentang Fic."Bisa bisanya, kita menebak jika Suami Erina tukang bersih-bersih. Aduh, mana ada Pria setampan itu jadi tukang bersih-bersih, jelas jelas dia seorang Presdir berkekuasaan tinggi." Ucap Oca sembari melirik Meli yang bungkam seribu kata.Rafael terbatuk, Suasana menjadi sunyi. Oca dan Melda dapat merasakan jika Ketua Direksi tidak sesenang Mereka bahkan terlihat seperti sedang marah. Mereka tidak mengerti Kenapa Ketua Direksi seperti itu.Sementara Erina sudah dibawa ke mobil oleh Fic. Dia merasa merasa beruntung sudah keluar dari pekerjaannya dari Reporter. Coba saja kalau belum, orang orang Televisi tempatnya bekerja, pasti tidak akan melepaskannya ketika ia kembali lagi kesana. Dia pasti akan mendapatkan bermacam pertanyaan sampai lelah.Setelah duduk di dalam Mobil, Erina menyandarkan tubuhnya di jok mobil. Dia mulai tersadar dari angannya tadinya yang sempat melayang layang tak karuan. Sekarang pikirannya telah jernih.Fic terus mengamati