Share

Tamu Tak Diundang

Penulis: Choco Raein
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Dio sudah tidur, jadi mari kita bicara!” ajak Mawar.

Rama hanya mengangguk, lalu ia dan Mawar beranjak masuk ke kamar Rama. Namun, belum sempat Rama menutup pintu, suara ketukan pintu dari luar kamar Mawar terdengar.

Seketika Rama dan Mawar keluar ke kamar Mawar. Rama dengan cepat membuka pintu kamar tersebut, sedangkan Mawar duduk di kasurnya, seolah sedang memperhatikan Dio yang sedang tertidur.

“Kalian sedang apa? Kenapa terlihat panik?” tanya Tian seraya menatap Rama dengan tatapan menyelidik.

“Tidak, Om. Itu kami panik karena Dio baru saja tidur, kita takut dia bangun jika mendengar suara ketukan terlalu keras,” jelas Rama.

Tian menoleh ke dalam, melihat ke arah tempat tidur bayi yang ada di sana, lalu ia mengangguk pelan.

“Saya ke sini hanya untuk menyampaikan bahwa ada tamu untuk Mawar di depan,” ujar Tian.

“Iya, nanti Mawar akan turun,” sahut Rama.

Tian hanya mengangguk, lalu ia segera pergi dari sana.

Sementara itu Rama berbalik badan dan menyuruh Mawar untuk keluar menemui
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Pandangan Keluarga

    “Kenapa kamu tidak jujur kepada Ibu bahwa suamimu itu masih seorang mahasiswa?” Eva dan keluarganya yang lain menatap Mawar dengan tatapan tajam.Sebelumnya mereka ada di dekat ruang tamu tersebut, mereka mendengar semua percakapan yang terjadi antara Rama dan Fran tadi.“Rama memang sedang berkuliah dan perbedaan usia kami memang cukup jauh, tetapi apa salah kami menikah jika kami saling mencintai?” tanya Mawar.“Setidaknya jujurlah kepada kami,” ujar Tian.“Jika aku jujur kepada kalian, maka kalian akan semakin menginjak-injak Rama. Dia juga manusia, dia setara dengan kita, lalu kenapa kalian memperlakukannya dengan buruk?” Mawar berbalik menatap keluarganya dengan tatapan tajam.“Seorang laki-laki yang masih berkuliah tidak akan sedewasa laki-laki yang seusia dengan kamu! Banyak resiko yang akan kalian tanggung dalam pernikahan ini, Kakek tidak yakin jika kalian tetap mempertahankan hubungan kalian,” sinis kakek Mawar.“Kalian boleh meragukan Rama, tetapi aku meyakini hubunganku de

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Takdir Kita?

    “Kamu yakin sudah benar-benar membaik?” tanya Rama seraya membawakan coklat hangat untuk Mawar.Mereka sudah berjanji untuk bertemu di balkon kamar mereka untuk membicarakan tentang kejadian hari ini.Hari sudah malam, waktunya sudah cukup tepat untuk mereka berbicara serius satu sama lain.“Aku tidak mau terlalu memikirkan tentang kejadian tadi, aku juga sudah tidak ingin mengingat Fran. Jadi, aku bisa lebih cepat pulih dari rasa sedih dan emosiku tadi,” sahut Mawar.“Kamu hebat sekali bisa mengontrol emosimu, mengatur kesedihanmu agar tidak berlarut-larut. Aku semakin yakin kalau kamu adalah perempuan yang kuat,” ujar Rama.Mawar hanya tersenyum tipis, lalu ia meminum minuman yang sudah diberikan oleh Rama sebelumnya.“Coklat hangat di malam hari, kamu ingin membuat berat badanku naik?” Mawar menatap Rama dengan tatapan dingin setelah ia merasakan minuman yang ada di gelas tersebut.“Minum satu gelas coklat hangat tidak akan membuat berat badanmu naik 100 kilo, ini hanya untuk menge

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Lelaki Sesungguhnya

    “Tadi Tasya mengatakan bahwa kamu memiliki wajah yang mirip dengan bosnya, apa kamu juga punya hubungan dengan bosnya Tasya?” tanya Mawar.Rama terdiam, ia menyiapkan diri untuk menghadapi respons dari Mawar. Jika ia memberitahukan tentang papahnya, maka Mawar pun akan mengetahui tentang Fran.“Rama? Kamu sebaiknya jujur! Aku sudah mengetahui tentangmu dan Fran, tidak ada salahnya jika kamu mau jujur tentang hal lain,” tambah Mawar.“Sebenarnya bosnya Tasya adalah papahku,” jawab Rama.Mawar membelalakan matanya. Jika bosnya Tasya adalah papahnya Rama, maka sama dengan papahnya Fran.“Ini alasan kenapa kemarin aku mencari tau tentang kontrak antara perusahaanmu dengan perusahaan papahku itu. Aku bingung kenapa kamu bisa bekerja sama dengan perusahaan papahku, padahal di sana tertera dengan jelas bahwa CEO dari perusahaan itu adlaah Fran,” ujar Rama.“Fran CEO di sana?” Mawar semakin terkejut.“Itu hal yang menjadi pertanyaanku sejak kemarin, kenapa kamu melakukan kerja sama itu? Bahka

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Rindu Ibu

    “Apa alasan Hana takut di rumah sendirian itu karena Fran?” tanya Mawar.“Iya, salah satunya itu. Fran sering diminta oleh Papah untuk membujuk Hana kembali ke rumah, dia mengambil kepercayaan Papah, tanpa Papah mengetahui apa yang selama ini Fran lakukan kepada Hana. Maka dari itu, Hana selalu ketakutan jika dia sendirian di rumah. Selain itu, Papah juga sering mendatangi Hana dan mengajaknya pulang, sedangkan Hana juga tidak nyaman dengan hal itu,” jelas Rama.“Apa Hana pun membenci papahmu sejak kejadian itu?” tanya Mawar.“Hana tidak membenci papahku, tetapi dia membenci keluarga papahku yang baru. Dulu dia tidak tau jika ibuku sering juga mendapati perlakuan kasar dari papahku setelah papahku menikahi ibunya Fran, tetapi aku yang memperlihatkannya kepada Hana. Aku yang

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Kabar Tentangnya

    “Kenapa nasinya hanya sedikit? Kamu tidak mau makan nasi?” tanya Mawar. “Iya, aku sedang tidak ingin makan nasi, jadi aku makan mie instan saja. Kamu makanlah!” jawab Rama. Mawar melahap nasi dan ayam yang ada di kotak makan tersebut, sedangkan Rama tersenyum senang melihat Mawar bisa makan dengan makanan yang cukup dan enak. Namun, saat ia memperhatikan Mawar, Mawar malah mengarahkan sesendok makannya ke depan mulut Rama. “Kamu bisa sakit jika hanya makan mie, itu juga tidak baik untuk kesehatanmu. Makanlah sedikit nasi agar perutmu tidak kosong,” ucap Mawar. “Aku mengambilkan makanan itu untukmu, kamu makan saja sampai habis. Jika nanti aku lapar, aku bisa makan di luar saat bertemu dengan Hana. Kamu tenang saja, aku juga sudah biasa seperti ini,” sahut Rama. “Satu suapanmu tidak akan membuatku tidak kenyang, makanlah!” Mawar memaksa Rama untuk membuka mulutnya. Rama tertawa tipis mendapati suapan itu. Akhirnya mau tidak mau ia membuka mulutnya dan menerima makanan itu. “Jan

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Rasa Sakit

    “Hana! Kak Sarah! Ini aku!” Rama mengetuk-ngetuk pintu kosanannya. Di dalam saja ada Sarah, perempuan lain. Ia tidak bisa asal masuk, meski ia memiliki kunci kamar tersebut. Setelah beberapa saat, Hana keluar dan menyambut Rama dengan pelukan kebahagiaannya. “Kak Sarah sudah tidur?” tanya Rama. “Mana mungkin aku tidur, aku harus kembali ke kosanku setelah kamu kembali,” sahut Sarah yang muncul dari belakang Hana. “Kak, terima kasih karena sudah menjaga Hana. Maaf karena Kakak jadi tidak bisa tidur sejak sore karena harus menungguku kembali,” ujar Rama. “Tenang saja, aku dan Hana baru selesai bersenang-senang. Masih ada banyak list drakor yang belum kita selesaikan, jadi kita akan sambung besok,” sahut Sarah dengan nada bersahabat. “Kalau begitu, aku kembali ke kosanku dulu, ya. Kalian istirahatlah! Besok jika kamu hendak pergi, ketuk saja kosanku agar aku kembali ke sini.” “Besok biar aku saja yang ke kos Kakak, gantian,” ujar Hana. Sarah tersenyum dan menunjukkan kedua ibu ja

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Khawatir

    “Huh! Penuh sekali pikiranku ini!” kesal Rama. Rama mengacak-acak rambutnya, merasa sangat pusing dengan banyaknya beban pikiran yang ada di kepalanya. Di satu sisi ia masih memikirkan tentang rasa sakit hatinya pada papahnya, tetapi di sisi lain ia pun memikirkan tentang ucapan yang Tasya katakan kepadanya tadi. “Sudah sangat lama sejak aku pergi dari rumah, apa benar sekarang Papah tidak baik-baik saja?” Sebagai seorang anak tentu Rama merasa khawatir kepada papahnya. Meski ia memiliki dendam tersendiri pada papahnya, tetapi ia tidak bisa memungkiri rasa sayangnya pada papahnya. “Sudahlah! Biarkan saja dia sendiri, dia juga masih memiliki istri mudanya itu!” kesal Rama. “Dulu saat Ibu sakit pun dia tidak peduli, jadi untuk apa aku peduli kepadanya.” Rama melihat jam dinding rumah tersebut. Sudah cukup lama ia di sana, kini sudah menjelang pagi. Selama di sana ia sama sekali tidak tidur, ia fokus menyusun strategi agar rencananya bisa berjalan dengan lancar. Meski selama ia

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Hal Konyol

    “Mawar mungkin sudah sakit sejak tadi! Jika kamu tidak pergi tadi malam, dia bisa lebih cepat ke rumah sakit! Jika terjadi sesuatu pada Mawar, maka kamu yang pantas disalahkan!” Wira menatap Rama dengan tatapan tajam melalui kaca depan mobil yang mereka kendarai saat ini.Rama memaksa Mawar untuk pergi ke rumah sakit, saat itu juga Wira dan Eva memaksa untuk ikut. Jelas mereka khawatir dengan keadaan Mawar saat itu.Rama turun seraya menggendong Mawar, sedangkan mereka yang mengerti tentang keadaan Mawar langsung merasa bersalah dan takut terjadi sesuatu pada Mawar.“Kenapa macat sekali! Padahal ini masih pagi!” kesal Eva.Saat itu Rama yang ada di belakang dan memangku Mawar langsung berinisiatif membuka jendelanya dan bertanya pada seorang bapak-bapak yang mengatur jalan saat itu.“Pak, ada apa ini? Kenapa semacat ini?” tanya Rama.“Sedang ada perbaikan di sepanjang jalan ini, Mas. Jadi hanya satu ruas jalan saja yang bisa digunakan. Ini menjadi sangat macat karena jalanan ini jalan

Bab terbaru

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Akhir Cerita Kita

    Sore ini Rama dan Reynald sudah kembali ke apartemen mereka setelah melewati hari panjang dan penuh dengan penyelesaiaan masalah ini.Mereka berdua langsung duduk di ruang tengah untuk bersantai sejenak dan mengistirahatkan tubuhnya.Saat mereka sedang duduk bersama di sana, Rama bergeser ke sebelah Reynald dan memeluknya dengan erat.“Pah, terima kasih atas segalanya,” ujar Rama.Reynald yang mendapati hal itu pun langsung menatap putranya dengan tatapan bingung.“Selama ini Papah selalu sabar menghadapiku, Papah tidak pernah marah kepadaku, meski perlakuanku kepada Papah sangatlah tidak pantas. Papah tetap berjuang untuk hubungan kita, Papah tidak pernah menyerah menghadapiku. Bahkan, di saat aku berlaku kasar kepada Papah dan menyakiti Papah dalam keadaan tidak sadar, Papah menerimanya dan malah menyayangiku lebih dari sebelumnya,” jelas Rama.“Kamu anak Papah, sudah sepatutnya Papah menyayangimu. Kamu tidak pernah menyakiti Papah,” ucap Reynald.Rama mendongak dan tersenyum kepada

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Penangkapan

    Saat ini Rama dan Reynald sudah berkumpul dengan beberapa klien yang bekerja sama dengan perusahaannya. Mereka semua melakukan rapat tertutup di kantor mereka agar tidak ada orang yang tidak diizinkan masuk ikut dalam rapat tersebut.“Terima kasih karena Bapak-Bapak semua sudah berkumpul dan menyempatkan waktu untuk hadir dalam rapat kali ini. Sebelumnya saya meminta maaf karena mengundang kalian secara dadakan pada rapat kali, sebab ada beberapa hal penting yang harus kita bicarakan,” ujar Reynald langsung membuka pembicaraan.“Pak Reynald tidak akan mengadakan rapat dadakan seperti ini jika keadaannya tidak begitu genting. Untuk itu, Bapak bisa langsung jelaskan saja apa yang sebenarnya terjadi?” Salah satu kliennya menatap penuh tanya.Saat ini semua orang di ruangan itu memasang wajah penasaran dan penuh ketegangan. Pasalnya, rapat tersebut tidak akan diadakan tanpa keadaan mendesak.“Ada berita buruk dari perusahaan kami, salah pimpinan di perusahaan kami, Fran telah melakukan su

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Kembali dan Menghancurkan

    Saat ini Rama dan Mawar sedang dalam perjalanan menuju Bandung. Sebentar lagi mereka akan masuk tol untuk pergi keluar kota dan menuju Bandung.Selama perjalanan itu Rama hanya diam dengan tatapan kosong ke depan, sedangkan Mawar fokus menyetir mobil tersebut.Beberapa saat setelahnya tiba-tiba Rama memegang tangan Mawar. “Kita putar balik.”Mawar yang mendengar hal itu tentu langsung menoleh dan menatap Rama dengan tatapan bingung.“Ada masalah apa?” tanya Mawar.“Ada hal yang harus kita selesaikan,” jawab Rama.Mawar yang masih tidak mengerti dengan ucapan Rama pun mengerutkan keningnya dan menatap Rama dengan tatapan bingung.“Di depan kita putar balik saja!” suruh Rama.Mawar yang masih dalam keadaan bingung hanya bisa mengangguk. Ia masih melajukan mobilnya dan saat bertemu dengan tempat putar balik, ia langsung memutar balikan mobilnya dan melajukan kembali mobil tersebut ke arah apartemen tempat Rama tinggal.Saat ini yang bisa Mawar lakukan hanya mengikuti perintah Rama. Ia ti

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Kendali

    “Om! Rama ingin tetap pergi untuk menenangkan diri, tetapi Om tenang saja karena aku akan pergi bersama dengannya. Rama sudah berjanji denganku kalau dia mau pergi denganku dan dia akan kembali nantinya jika dia sudah lebih baik,” ujar Mawar.Reynald yang mendapatkan berita baik itu pun langsung tersenyum senang. Akhirnya ada cara untuk membuat putranya kembali memiliki keinginan untuk bertahan.“Om ada sebuah vila di Bandung, kalian bisa pergi ke sana untuk menenangkan diri. Vila itu terletak di desa, jadi suasananya akan jauh lebih tenang dan segar untuk kalian menjernihkan pikiran,” sahut Reynald.“Baiklah, Om. Aku akan membawa Rama ke sana, mungkin aku perlu waktu beberapa hari untuk menenangkan Rama di sana dan nantinya kami akan kembali dan melanjutkan rencana yang sudah kita buat sebelumnya,” ucap Mawar.“Tolong jaga Rama, saat ini hanya kamu yang bisa dekat dan berbicara baik-baik kepadanya. Jadi, bantu Om untuk membuatnya memiliki ambisi untuk hidup dan membuatnya kembali sep

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Pergilah Bersamaku

    “Rama! Kamu sudah bangun?” Wulan mengetuk-ngetuk pintu kamar Rama.Tidak ada jawaban dari dalam kamar tersebut, sehingga Wulan langsung langsung saja masuk ke dalam kamar tersebut.Wulan masuk ke kamar tersebut dan langsung melihat Rama yang sudah menggunakan pakaian rapi dan membawa tas juga kopernya.“Rama kamu mau ke mana?” Wulan menghampirinya dengan tatapan khawatir.Rama hanya diam, tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut. Ia hanya fokus membereskan barang-barangnya yang masih tersisa di meja kamar tersebut.“Rama, kamu yakin mau pergi? Kamu yakin mau meninggalkan keluargamu ini?” tanya Wulan.Rama masih tidak menjawab, sehingga Wulan langsung memegang tangan Rama dan menahan dirinya untuk berhenti membereskan barang-barang tersebut.“Rama, Tante sudah bilang jika kita harus membicarakan hal ini dulu, kamu tidak boleh langsung pergi seperti ini. Kamu akan membuat papahmu dan semua orang yang dekat denganmu khawatir jika kamu pergi seperti ini,” ujar Wulan.“Aku baik-baik saja,

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Harapan Bertahan

    “Wulan, bagaimana keadaan Rama setelah kamu lakukan pemeriksaan tadi?” tanya Reynald. “Keadaannya cukup parah, sama seperti keadaannya satu tahun lalu,” jawab Wulan. “Tapi, aku menemukan fakta bahwa dia masih memiliki kelemahan untuk kita gunakan agar dia tidak membahayakan dirinya sendiri.”Reynald yang mendengar hal itu langsung menatap Wulan dengan tatapan bertanya. Ia sangat penasaran dengan kelemahan Rama itu.“Dia masih memikirkan kalian, saat aku membahas tentang bagaimana kalian ketika dia pergi, dia terdiam, seolah berpikir mengenai apa yang aku tanyakan. Semua itu menunjukkan bahwa dia masih peduli kepada kalian dan ini kesempatan kita untuk tetap mempertahankannya,” jelas Wulan.“Selanjutnya, langkah apa yang harus aku ambil untuk menangani masalah ini?” tanya Reynald.“Saat ini kita bisa menahan Rama dengan cara kalian yang kembali bergantung kepadanya. Semakin dia merasa dibutuhkan, maka ada kemungkinan dia akan bertahan dan kembali seperti semula,” jelas Wulan. “Yang pa

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Izinkan Aku Menemaninya

    “Mawar, kamu sudah lama menunggu?” Tasya datang menghampiri Mawar yang sudah menunggunya di sebuah kafe dekat tempat tinggal mereka.“Belum, aku juga baru datang beberapa menit lalu,” jawab Mawar. “Duduklah!”Tasya duduk di sana, lalu ia menatap Mawar dengan tatapan bertanya. Sepertinya ada hal penting yang ingin Mawar bicarakan, sampai ia mengajaknya bertemu.“Kamu tau tentang penyakit mental Rama sebelumnya?” tanya Mawar.“Aku tau, sebab pada saat itu aku sudah ikut dan dekat dengan Pak Reynald,” jawab Tasya.“Sebenarnya apa yang terjadi kepada Rama saat itu? Apa Rama tidak mengingat sedikitpun kejadian tentang hari itu?” tanya Mawar.

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Hanya Ingin Pergi

    “Rama sudah lebih tenang sekarang, Dokter bisa masuk untuk menemuinya,” ujar Edo. “Saya akan berjaga di sini. Panggil saja jika terjadi sesuatu.”“Saya hanya akan mengajak Rama mengobrol baik-baik saja, kalian tenanglah dan jangan masuk dulu sebelum saya izinkan, takutnya itu mengganggu emosi Rama,” ujar seorang dokter perempuan yang merupakan seorang psikiater Rama.“Wulan, saya mohon sembuhkan Rama seperti dulu, saya menaruh harapan besar padamu,” ujar Reynald.“Kamu tenang saja, saya sudah menghadapi Rama sejak dia masih kecil, saya akan coba untuk menyembuhkannya kembali kali ini,” ujar dokter perempuan itu.Reynald mengangguk, lalu ia membiarkan Wulan masuk ke kamar tempat Rama berada.Di dalam sana ia langsung mendekat ke arah Rama yang kini menatapnya dengan tatapan tajam.“Rama, kamu ingat dengan Tante?” tanya Wulan.Rama menatap Wulan dengan lamat, mencoba mengenalinya, tetapi ia tidak bisa mengingat wajah perempuan yang ada di depannya itu.“Tante temannya ibumu, orang yang

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Keadaan Terburuk

    “Mawar, saat ini Om benar-benar takut akan keadaannya. Saat melihatnya menangis dengan wajah yang menunjukkan raut kekacauan, Om takut jika Rama kembali seperti dulu,” ujar Reynald.“Rama pasti akan baik-baik saja, Om, aku yakin. Saat ini dia hanya sedang stres karena terlalu banyak berpikir, jika Om bisa memberikan pengertian kepadanya tentang apa yang ia kira buruk tentang dirinya, aku yakin dia akan perlahan-lahan mengerti dan kembali lagi seperti biasanya,” jelas Mawar.Reynald menarik napas panjang dan tersenyum tipis. “Om mengerti apa yang Rama pikirkan. Selama ini dia menganggap dirinya sudah sangat sempurna dengan semua hal yang dia usahakan untuk adiknya dan untuk dirinya sendiri. Namun, kenyataan bahwa segalanya tidak sesuai sangat menghantam dirinya dan membuatnya kecewa dengan dirinya sendiri.”“Saat ini Rama hanya perlu dukungan dan pengertian, dia yang merasa tidak berguna harus mendapatkan pengakuan bahwa sebenarnya dirinya sudah hebat karena bertahan sejauh ini. Dan, p

DMCA.com Protection Status