“Sepertinya sudah cukup pembicaraan kita hari ini, saya sudah melaporkan semuanya,” ujar Wahyu. “Saya tidak bisa tinggal lebih lama lagi, setelah ini masih ada beberapa hal yang harus saya selesaikan.”“Terima kasih atas penjelasannya, semoga proyek kita ini bisa berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan untuk mensukseskan proyek ini.” Reynald menyalami Wahyu yang hendak pergi.Setelah mereka berdua bersalaman, kini giliran Rama. Wahyu mengulurkan tangannya ke arah Rama, sedangkan Rama hanya menatapnya dengan tatapan dingin.“Pak, sudahi apa yang Bapak berikan,” ucap Rama.Seketika Wahyu dan Reynald langsung saling tatap. Sebenarnya mereka akan memperkirakan hal tersebut akan terjadi jika Rama sudah mengetahui kebenaran tentang beasiswa tersebut.“Om sudah daftarkan kamu sampai lulus nanti, tidak perlu diberhentikan, kamu bisa terus menggunakannya,” ujar Wahyu.“Aku tidak mau menerima semua itu lagi. Jika semua itu tidak dihentikan, maka biarkan saja aku berhenti kuliah,” sahut Ra
“Pak Wahyu, apa yang Bapak maksud tadi?” tanya Rama pada Wahyu yang berjalan di depannya. “Sepenasaran itu kah kamu sampai mengikuti saya sekarang?” Wahyu tertawa kecil seraya menghentikan langkahnya.“Iya, saya penasaran dengan cerita itu. Saya sudah mengatakan jika saya membutuhkan banyak informasi, terutama dari orang seperti Anda,” sahut Rama. “Bapak mau kan ceritakan semua itu kepada saya?”Wahyu mengangguk. “Saya akan ceritakan semuanya, tapi sekarang kita makan siang dulu, sudah waktunya istirahat. Kita bicarakan ini setelah makan siang saja.”“Sekarang saja, sekalian makan siang. Bapak mau makan di mana? Saya ikut!” Rama menunjukkan tatapan antusias.Wahyu tertawa kecil melihat antusias Rama yang sangat tinggi. “Saya akan makan di kantin, apa kamu mau makan di kantin dengan saya?”“Tidak masalah,” sahut Rama. “Ayo kita ke kantin!”Rama langsung mengikuti Wahyu pergi menuju kantin yang ada di perusahaan tersebut.Sesampainya di kantin tersebut, mereka langsung memesan makanan
“Siapa yang membungkam kalian? Papah sudah mengetahui hal ini dan dia siap untuk hasil terburuknya.” Rama menunjukkan wajah bingung.“Itu setelah dia mengetahui bahwa ada orang lain yang siap untuk membongkar segalanya, yaitu kamu. Sebelumnya, dia tidak siap dengan kehancuran itu, dia masih ingin mempertahankan perusahaan ini dengan baik, sampai kamu datang kembali dan melanjutkan perjuangan perusahaan ini,” jelas Wahyu.“Jadi, Papah menutup mulut kalian semua? Bagaimana caranya?” tanya Rama.“Mudah saja, dengan uang yang dia miliki. Beberapa orang yang dibungkam dan tidak lagi bekerja di sini, tetap mendapatkan uang bulanan dari papahmu. Semua itu dia lakukan agar rahasia perusahaannya tidak terbongkar,” jelas Wahyu.“Aku rasa rahasia itu lebih baik dibongkar sejak beberapa waktu lalu, tidak perlu sampai menungguku kembali, sebab semua ini akan semakin berakibat fatal pada perusahaan ini,” ujar Rama.“Papahmu tidak seberani itu,” ucap Wahyu.Rama mengerutkan kening, ia merasa bahwa p
Rama dan Mawar kini sudah sampai di depan rumah Mawar. Rama langsung memarkirkan mobilnya, lalu ia kembali keluar dari gerbang rumah tersebut.Di sana ia menghampiri Mawar yang menunggunya di depan gerbang rumah tersebut.“Bagaimana keadaan Dio? Dia masih rewel?” tanya Rama.“Aku tidak pulang hari ini, tetapi aku tidak menerima laporan apa pun dari susternya. Mungkin susternya bisa menanganinya,” sahut Mawar. “Kamu mau bertemu dengannya? Biar aku minta susternya bawa di keluar.”“Jika dia baik-baik saja, aku rasa tidak perlu. Aku tidak mau melihat dia semakin tidak bisa lepas dariku, jika dia bertemu denganku, maka dia akan semakin dekat denganku dan itu akan menyusahkanmu nantinya,” jawab Rama.“Kamu tidak rindu dengannya?” tanya Mawar.Rama menarik napas panjang dan tersenyum tipis. “Aku rindu dengannya, tetapi aku cukup dewasa untuk mengerti keadaannya sekarang. Aku juga tidak mau terlalu mengganggunya.”“Bagaimana kalau nanti malam kita teleponan, aku akan mengajak main Dio dan ka
“Fran, maafkan perlakuan Mawar, ya,” ujar Eva.Saat ini ia dan keluarganya melanjutkan makan malam bersama dengan Fran. Tentu saja tanpa Mawar dan Dio di meja makan tersebut.“Tidak apa-apa, Tante. Aku hanya kecewa saja sebab Mawar lebih membiarkan Dio dekat dengan orang lain dibandingkan denganku, ayah kandungnya sendiri,” sahut Fran.“Kita tau semua ini salah Mawar, dia yang tidak bisa menerima dan memaafkan kamu. Sekarang kita sudah mengetahui kebenarannya, kamu bisa datang ke sini kapan pun untuk menemui Dio. Selagi Mawar tidak ada, kamu bebas bertemu dengan Dio,” jelas Eva.“Kalian serius? Kalian mau memaafkanku dan menerimaku sebagai ayah kandung Dio?” Fran menunjukkan wajah bertanya.“Biar bagaimanapun kamu adalah ayah kandung Dio dan tidak baik jika kita memisahkan anak dan ayah kandungnya. Semuanya juga sudah jelas, kamu sudah meminta maaf, kamu mau bertanggung jawab, dan kamu memiliki niat baik. Sudah cukup. Asalkan kamu tidak memanfaatkan Mawar, kami sudah senang,” jelas Ev
“Kak, ada Papah di depan,” ujar Hana yang menghampiri Rama di dalam kamarnya.Rama yang awalnya sedang berbaring seraya memikirkan masalahnya dengan Mawar, langsung bangun dan mengangguk dengan wajah bingung.“Kakak seperti sedang banyak pikiran, ada apa?” tanya Hana.“Tidak apa-apa, hanya sedikit memikirkan beberapa hal,” jawab Rama. “Kamu buatkan minuman untuk Kakak dan Papah!”Hana hanya mengangguk, lalu ia langsung pergi ke dapur. Sementara itu Rama langsung menghampiri papahnya yang baru datang ke kosannya.“Masuklah, Pah!” Rama menghampiri Reynald dan bersalaman dengannya.Reynald masuk ke kosan tersebut dan duduk bersama Rama di ruang tengah kosan tersebut.“Hana bilang kamu seperti orang kebingungan sejak tadi, kamu ada masalah? Apa itu berkaitan dengan perusahaan?” tanya Reynald.“Tidak, Pah. Hanya sedikit masalah pribadiku dengan Mawar,” jawab Rama.Reynald memegang bahu Rama dan menatapnya dengan tatapan serius. “Papah ini tetap orang tuamu, jika kamu ada masalah dan ingin
“Papah mau langsung pulang sekarang?” tanya Hana.“Iya, Papah ada janji dengan orang lain malam ini, jadi Papah harus segera pergi,” jawab Reynald.Hana melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya dan menatap papahnya dengan tatapan bingung. “Pah, ini sudah malam, ada janji apa Papah dengan orang itu sampai bertemu di malam-malam seperti ini?”“Ada pertemuan penting yang tidak bisa Papah lakukan di lain waktu, hanya malam ini saja. Dia orang sibuk, Papah tidak bisa menemuinya di lain waktu. Jadi, hanya malam ini yang bisa,” jawab Reynald.“Papah tidak lagi muda, loh. Jangan terlalu sering melakukan pekerjaan sampai malam, nanti Papah bisa sakit,” ujar Hana.Reynald yang mendapatkan perhatian seperti itu pun langsung mengacak-acak rambut putrinya dengan gemas.“Putri Papah sangat bawel ternyata, ya,” ujar Reynald. “Kamu tenang saja, Papah akan selalu sehat.”Rama memperhatikan papahnya yang tersenyum penuh kebahagiaan dan ketenangan. Ia yang mengetahui tentang kebenaran
“Kakak tidak perlu jemput aku nanti, biar aku pulang sendiri. Aku perlu merapikan barang-barangku, jadi biar aku pulang lebih dulu,” ujar Hana.“Hati-hati jika pulang sendiri, kabari Kakak jika terjadi sesuatu. Jika nanti Kakak bisa pulang dari kantor lebih cepat, Kakak akan tetap menjemputmu,” ucap Rama.Hana hanya mengangguk, setelah itu ia pun turun dari mobil tersebut dan pergi memasuki area sekolahnya.Setelah memastikan Hana sampai di sekolahnya, Rama pun kembali melajukan mobil tersebut dan pergi menuju kantornya.Saat di perjalanan, ia teringat akan Mawar, sehingga ia memutuskan untuk menelepon Mawar terlebih dahulu.“Kamu sudah berangkat ke kantor?” tanya Rama.“Belum, aku masih di rumah. Aku akan membawa Dio ke kantor, jadi aku sedang menyiapkan barang-barang untuknya terlebih dahulu,” jawab Mawar.“Sepertinya Fran akan sibuk di kantor hari ini, kamu tidak perlu terlalu risau jika dia akan datang dan menemui Dio. Aku rasa dia tidak akan punya waktu untuk itu,” ujar Rama.“Ba