Melihat wajah sang kakak yang ada di layar hpnya itu seketika membuat Adel pun pingsan karena merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan."Ma, Mama," teriak Key sambil menggoyang-goyangkan tubuh Adel.Mendengar ada yang berteriak, Arkan yang saat itu tengah bermain dengan Revan tak jauh dari sana pun segera menengok ke asal suara."Astagfirullah, Adel," ucap Arkan kaget saat mengetahui bahwa Adel pingsan.Arkan pun segera membawa Adel masuk kedalam rumahnya dan menaruhnya di sofa ruang keluarga.Mami dan Papi Yuda yang saat itu sedang menonton TV disana pun sedikit kaget karena Arkan membopong tubuh Adel."Adel kenapa, Kan?" tanya Mami dengan penasaran.Mami pun segera berlalu menuju lemari kaca yang berada tak jauh dari dirinya dan mengambil minyak kayu putih lalu dibalurkan di dekat hidung Adel."Gak tau aku, Kak, tadi keknya dia lagi telpon Gerry deh soalnya manggil Key, terus tiba-tiba Key teriak Mama dan pas ku liat dia udah pingsan," ucap Arkan kemudian.Tak lama Adel
"Ya Allah, Vani, ini beneran kamu, Nak?" tanya Bu Rina tak percaya."Iya, Bu, ini Vania anak Ibu," ucap Vani dengan sedikit tersenyum.Pak Latif tak bicara apapun hanya sedikit terlihat menghapus air matanya yang hampir keluar.Begitupun Bu Wiwik yang sangat terharu karena menantunya itu telah sadar dari komanya."Ya Allah, Van, ternyata keajaiban itu beneran ada. Ya Allah, gak nyangka akhirnya kamu bisa segera sadar juga,Nak," ucap Bu Wiwik dengan sedikit terisak.Air matanya sedikit menggenang di pelupuk mata tuanya itu."Iya, Mah alhamdulillah ini juga masih gak nyangka," lirih Vani.Tawa haru pun begitu terasa di antara mereka semua. Mereka semua bahagia karena kini Vani telah sadar setelah hampir dua tahun mengalami koma dan tak sadarkan diri.Hari ini pun di tutup dengan kebahagaian yang tak terhingga.Saat sore hari, Gerry pun memilih pulang dahulu untuk mengambil baju ganti miliknya dan juga Vani. Karena setelah masuk ruang ranap ini, Vani tidak lagi memakai baju rumah sakit.
Melihat Gerry yang sedikit salah tingkah lagi-lagi membuat Vani sedikit kecewa.'Ada apa ya sama rumah itu? Apa Mas Gerry ngejualnya? Atau buat maduku? Ya Allah, kenapa susah banget ngilangin prasangka buruk kalau Mas Gerry gak duain aku. Entah kenapa aku selalu curiga kalau dia punya istri lagi,' batin Vani didalam hatinya."Kita bahas dirumah aja nanti, Dek," ucap Gerry mencoba mengalihkan pembicaraan.Vani hanya diam saja tak menanggapi. Namun, raut wajah Vani nampak sedikit menyiratkan suatu kekecewaan yang mendalam.Tak lama, mobil pun akhirnya tiba di depan rumah milik keluarga Pak Leon. Satpam dirumah itu pun membuka gerbangnya, dan mempersilahkan Gerry masuk. Setelah menurunkan Gerry di dalam, barulah mobil itu kembali keluar.Seorang wanita beusia sekitar 40 tahunan datang menghampiri Gerry dan juga Vani diluar."Selamat datang, Non Vani dan Den Gerry," ucap perempuan itu ramah, yang tak lain adalah Mba Aisyah, anak dari Bik Uni yang kini bekerja di rumah Pak Leon."Makasih y
"Terimakasih ya, Mba." ucap Gerry lembut kepada wnaita itu."Sama-sama, Den," ucap Mbak Ratna ramah kepada Gerry.Vani nampak memperhatikan wanita itu yang tersenyum kearah Gerry dan juga Key. Sepertinya wanita itu menyukai Gerry."Siapa, Mas?" tanya Vani sedikit ketus kepada Gerry setelah wanita itu pergi dari hadapan mereka.Key nampak anteng meminum susunya, dan meminta Vani untuk membelai rambutnya itu.Vani pun mengelu-elus rambut sang anak dan ikut rebahan di sampingnya."Kamu jangan tidur dulu, Dek, makan sama minum obat dulu," ucap Gerry memberi pengertian dan hanya mendapat anggukan dari Vani.Tak lama, Key pun telah tertidur dengan lelapnya. Botol susunya pun telah lepas dari mulut mungilnya dan telah diambil oleh Gerry."Mas, dia siap ih," ucap Vani kembali dengan sedikit kesal terhadap sang suami.Gerry nampak mengernyitkan dahinya tak mengerti. Ia pun mengingat-ingat apa yang dimaksud oleh sang istri tersebut."Oh, Mbak yang nganter susu tadi bukan?" tanya Gerry dan menda
Gerry pun lalu mengaggukan kepalanya dan menceritakan apa yang telah terjadi selama Vani koma.Tentang perusahaan sang papa yang hampir bangkrut, tentang Wisnu yang terkena HIV dan juga tentang pernikahan Adel dan juga Arkan. Beberapa hal yang tak Gerry ungkapkan adalah tentang siapa yang dulu pernah menjadi babysitternya dan juga tentang dirinya dan Adel.Gerry merahasiakan itu semua karena takut jika Vani akan marah dan juga kecewa terhadap dirinya dan malah menuduhnya tak setia.Gerry pun nampak terus bercerita sedangkan Vani hanya sesekali menanggapinya hingga tak terasa waktu makan malam pun tiba.Setelah mereka makan malam bersama, Gerry pun lalu meminta agar Vani dan juga Key segera beristirahat karena sudah malam.Key pun dengan patuh mengikuti perintah sang ayah asal diijinkan untuk tidur bersama sang bunda.Setelah memastikan Key terlelap, Gerry pun memijat kaki Vani agar merasa lebih rileks."Mas, kamu tuh ngapain sih mijetin aku begini," ucap Vani merasa tak enak."Gak pa
"Kenapa dengan pengasuh, Mah? Apa dulu Mas Gerry pake pengasuh juga buat Key?" tanya Vani mencoba mengintrogasi sang mertua.Bu Wiwik pun hanya menghela napas panjang lalu menganggukkan kepalanya. Nampak, raut wajah Vani pun seketika berubah menjadi sedikit masam."Tapi hanya sebentar. Yah, paling cuma sekitar dua mingguan, abis itu Gerry pecat," ucap Bu Wiwik menambahkan."Pecat? kenapa di pecat Mah?" tanya Vani kembali sambil mengernyitkan dahinya tanda tak paham."Iya, di pecat karena dia berani ngusik istana yang Gerry bangun," ucap Bu Wiwik menjeda ucapannya lalu setelah itu, Bu Wiwik pun menceritakan tentang Anggi yang memang sebelumnya Gerry rahasiakan dari sang istri."Astagfirullah, masa iya, Mah, Mas Gerry bisa sekasar itu?" tanya Vani nampak tak percaya dengan cerita sang Mamah."Kalau kamu gak percaya, kamu bisa tanya Wisnu atau pun Papa, Van. Kami semua ada disini waktu itu," ucap Bu Wiwik dengan sungguh-sungguh.Vani bener-bener tak menyangka bahwa Gerry akan sekasar itu
"Aku tau kok apa yang Mbak maksud tadi," ucap Rere sambil memaksakan diri untuk tersenyum.Vani pun langsung menundukkan pandangannya saja karena merasa tak enak hati."Mas Wisnu itu dulu pelanggan aku, Mbak. Dulu, Mas Wisnu biasa ke lokalitas seminggu dua kali dan selalu minta aku buat layanin dia. Tapi cuma sampai dua bulan aja, abis itu aku mutusin pergi dari lokalitas itu, apalagi karena kehamilanku juga udah mulai keliatan dan sedikit membesar," ucap Rere dengan sedikit sendu.Mendengar ucapan Rere, Vani pun nampak terbelak tak percaya. 'Lokalitas? Pelanggan? Apa dia seorang wanita penghibur?' pikiran Vani pun seketika nampak kalut."Setelah keluar dari lokalitas itu, aku berusaha untuk cari kerjaan yang halal tapi ternyata susah juga yang mau nerima wanita hamil. Waktu itu aku juga kan lagi hamil 5 bulan tapi gak tau benih dari siapa, karena biasanya dalam semalem aku bisa layanin dua sampe tiga orang. Tapi kalau waktu sama Mas Wisnu, aku bakalan semaleman ama dia terus," ucap
"Aku gak suka cara kamu kaya gitu, Mas!" sentak Vani dengan sedikit ketus dan juga dingin.Gerry nampak memegang pipinya yang terasa terbakar itu.Ini kedua kalinya Vani menamparnya lagi setelah sekian tahun sejak kejadian yang memergoki Vani selingkuh dengan Kemal dan menyebabkan keduanya untuk berpisah sementara itu."Kamu berani nampar aku?" tanya Gerry dengan menahan amarahnya.Gerry pun kini berdiri tepat di depan Vani, dan mengambil wajah wanita itu. Mata keduanya pun saling beradu satu sama lain, sampai akhirnya Vani pun membuang wajahnya ke samping."Pilih aku atau ART itu, Mas?" tanya Vani kembali dengan dingin."Maksud kamu apa?" tanya Gerry tak paham."Apa aku kurang jelas? Kamu pilih aku atau Ratna? Jika kamu pilih dia, mending kita berpisah aja,Mas. Udah cukup, emang pernikahan kita sampai sini dan gak perlu diterusin lagi. Dan mungkin, kejadian koma aku itu jadi titik terang agar kita gak saling bersatu lagi," ucap Vani kembali.Ucapannya nampak dingin dan sendu, namun b
Teriakan Vani dan juga Rere membuat beberapa orang nampak terkejut tak terkecuali Gerry dan Wisnu yang berada di ruang tamu.Keduanya pun segera mencari sang mamah dengan wajah panik ke dalam rumahnya."Kamu kenapa sih, Dek? Teriak-teriak aja!" tegur Gerry kepada sang istri."Mama mana?" tanya Vani."Kamar," ucap Wisnu singkat.Vani dan Rere pun segera berlari kembali menuju kamar mamahnya.Gerry dan Wisnu yang nampak heran pun segera menyusul kedua wanita itu ke kamar mamahnya."Mamah," panggil Vani lalu segera berlari menuju Bu Wiwik yang tengah tertidur."Dek ngapain sih? Orang Mamah tidur juga!" seru Gerry sedikit kesal kepada sang istri."Sstt," ucap Rere menyuruhnya diam.Tanpa memperdulikan Gerry, Vani pun lalu mengecek denyut nadi dan juga napas Bu Wiwik kemudian ia menggeleng."Mbak jangan becanda!" Kali ini Rere yang berseru dan Vani tetap menggeleng.Gerry pun segera menghampiri sang istri dan melakukan hal yang sama namun nihil, Bu Wiwik pun sama telah berpulang.Wisnu yan
"Ma -- maksud Mamah gimana?" tanya Gerry sedikit tak paham."Gak jauh dari makam Mamah mu ada lahan kosong, itu buat makam Mamah nantinya. Mamah udah pesan sama penjaga makam sana waktu itu, tapi keknya mungkin dah disiapin juga sih, soalnya Mamah waktu itu bilang. 'Pas nanti anak saya minta makam ini di bongkar, nanti tolong gali di tempat ini juga. Ini punya saya, dan disana itu nanti timpa suami saya,'" ucap Bu Wiwik kemudian."Mamah kok bilang gitu sih, Mah? Mah, tolong lah jangan bikin Wisnu takut," gerutu Wisnu dan mendapat anggukan dari Gerry dan juga kedua istri mereka.Namun Bu Wiwik hanya menanggapi gerutuan itu dengan senyuman. Sebuah senyuman yang berbeda dari biasanya.Kini, jam pun telah menunjukkan pukul 08.30 WIB yang berarti sudah waktunya untuk jenazah Pak Leon di mandikan.Pekarangan yang tadinya berisi bunga-bunga pun di babat separuhnya dan diubah sebagai tempat pemandian terakhir sang Papah."Dek, kamu mau disini atau gimana?" tanya Gerry kepada sang istri saat m
"Dek, kamu mah ih, marah sama Adel malah aku yang kamu jambak," gerutu Gerry sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit."Maaf," ucap Vani ketus.["Kakak ada apaan?! Kalau gak gua matiin nih telponnya!"]"Papah Leon meninggal," ucap Vani singkat.[Oh, APA? Papa meninggal? Becanda lu gak lucu Vania!"]"Apa gua bakal becanda kalau urusan kek gini?" tanya Vani balik dengan dingin.["Ng -- ya udah, nanti gua suru Mas Arkan kesana"]"Ya," ucap Vani singkat lalu segera menutup telponnya."Sabar, Dek," ucap Gerry sambil membelai lembut tangan sang istri dan mendapat anggukan dari Vani."Key, bobok dulu yuk, udah malem, mau Ayah gendong?" tanya Gerry kepada sang anak dan mendapat anggukan darinya."Cu cu," ucap Key dan mendapat anggukan dari Gerry."Dek, tolong bantuin aku ya. Aku harap kamu tetep kek gini, tetep tenang sampe aku kelar nidurin Key," ucap Gerry kepada sang istri."Iya, Mas. Aku titip Key ya, tata hati kamu dulu agar baik-baik aja, aku yakin kamu syok juga pasti," ucap Vani s
Hanya selang satu jam setelah Pak Leon masuk kedalam kamarnya, tiba-tiba Bu Wiwik pun berteriak histeris. Beruntung, Gerry dan Wisnu masih ada di ruang tamu sambil menonton tayangan bola."Wisnu, Gerry ...," pekik Bu Wiwik dengan histeris memanggil kedua anaknya itu.Mendengar sayup-sayup ada yang memanggil mereka, Wisnu dan Gerry pun lalu menghentikan aktivitasnya dan saling berpandangan satu sama lain."Mas, kok perasaan aku gak enak ya?" tanya Wisnu dan mendapat anggukan dari Gerry."Sama, Nu, perasaan Mas juga gak enak banget ini, samperin ayo, keknya ada sesuatu di kamar Papah sama Mamah," ajak Gerry dan mendapat anggukan dari Wisnu.Keduanya pun segera bangkit dari duduknya dan melangkah tergesa menuju kamar Bu Wiwik.Tok! Tok! Tok!Gerry mengetuk pintu kamar yang tertutup itu namun tak ada sahutan, hanya sayup-sayup terdengar Bu Wiwik yang menangis."Mas, bangun, Mas," ucap Bu Wiwik saat itu yang sayup-sayup terdengar."Mas ayo buka," ucap Wisnu dan mendapat anggukan dari Gerry
"Mamah sama Papah kok ngomong begitu sih? Kek mau pergi ninggalin kita aja," ucap Vani yang berada tak jauh dari mereka.Saat itu, mereka semua tengah bersantai bersama di ruang tamu. Vani dan Rere nampak sedang bermain dengan Key dan juga Revan, sedangkan Gerry dan juga Wisnu ada di sofa tak jauh dari mereka."Iya nih. Bikin Rere parno aja, Rere kan pingin ngerasain punya mertua kek di cerita-cerita gitu," timpal Rere kemudian."Kamu telat, Re gabungnya kalau sekarang mah kamu gak akan nemuin itu mertua jahat, coba dulu, pas masih awal kek aku, beuhh gak tahan, yakin dah seribu persen rasanya mending kaga usah punya mertua deh haha," ucap Vani sambil terkekeh dan menggidikkan bahunya.Mendengar ucapan Vani sontak Pak Leon dan Bu Wiwik pun mengalihkan pandangannya kearah mereka dengan wajah yang sedikit masam."Eh, aku salah ngomong kah?" tanya Vani pura-pura bingung saat melihat mereka berempat nampak memandanginya."Nggak! Tapi jangan terlalu jujur juga, Vania haha," ucap Bu Wiwik s
"Key di umah aja, Yah," ucap Key dan mendapat anggukan dari Gerry.Gerry pun segera mendorong kursi roda Vani menuju mobilnya dan tak lama mobil pun meluncur menuju rumah sakit tempat Vani kemarin di rawat."Dek, aku mau renov rumah yang ini boleh gak?" tanya Gerry kepada sang istri didalam mobilnya sambil memecah keheningan yang ada diantara mereka."Renov apanya, Mas?" tanya Vani sedikit penasaran."Ku bagi jadi dua, Dek," ucap Gerry.Gerry pun lalu menjelaskan perbincangannya semalam bersama kedua orangtuanya dan Gerry pun sudah memikirkan semuanya dengan baik.Namun, karena hal ini sedikit sensitif untuk dibahas semalam, karena itu Gerry pun meminta Vani untuk melayaninya dahulu agar bisa rileks namun nyatanya, Gerry pun baru bisa berterus-terang saat ini."Emm, iya juga sih, Mas, emang gak bebas kalau bareng-bareng mah, apalagi Wisnu kan mau nikah juga. Inget gak dulu pas kita juga pindah ke kontrakan? Keknya lebih nyaman aja kan meskipun emang kecil?" tanya Vani dan mendapat ang
Keempatnya pun lalu tertawa kembali."Udah, udah, yuk masuk, kasian yang punya istri sama anak di tinggalin. Kemaren aja nunggunya hampir mau dua tahun dan tiap malem ditangisin, giliran ada malah ditinggalin," kekeh Bu Wiwik meledek dan mendapat senyuman dari Gerry.Gerry pun nampak menggaruk sedikit tengkuknya yang tak gatal lalu segera beranjak bangun. Begitupun dengan Wisnu dan kedua orangtuanya.Mereka pun berjalan beriringan menuju rumah mereka dan mulai berpencar saat memasuki rumah.Gerry pun segera menuju kamarnya dilantai bawah, sedangkan Wisnu langsung berlari menuju kamarnya di lantai atas.Saat Gerry membuka pintu kamarnya, nampak Vani yang masih duduk di tepi ranjang sambil memainkan hpnya."Dek belum tidur?" tanya Gerry kepada sang istri.Vani yang saat itu tertunduk pun langsung menengadahkan kepalanya menengok ke arah sumber suara lalu menggeleng.Gerry pun langsung masuk menuju kamar mandinya untuk cuci tangan dan melepas bajunya yang terkena asap rokok itu.Tak lama
Wisnu yang baru pulang mengantar Rere itu tak sengaja melihat Sang Papa dan Masnya saling berpelukan satu sama lain disana.Ia pun merasa tak enak hati karena sudah mengganggu kedamaian antar dua lelaki itu. Kepalang malu, Wisnu pun segera menghampiri mereka berdua."Assalamu'alaikum," salam Wisnu lalu segera menyalami mereka berdua."Wa'alaikumsalam," jawab keduanya serempak."Baru pulang, Nu?" tanya Gerry ramah sambil tersenyum simpul.Wisnu pun melihat setitik embun yang berada di bawah mata Gerry saat itu.'Apa barusan Mas nangis ya? Tapi kenapa? Duh, bego banget sih gua, pake segala pulang cepet, jadi ganggu mereka berdua kan,' gerutu Wisnu didalam hatinya."Iya nih, Mas. Kok tumben kalian belum tidur Mas, Pah? Maaf ya, kalau kehadiran aku ganggu kegiatan kalian, aku bener-bener gak sengaja," ucap Wisnu dengan perasaan yang sedikit menyesal dan kikuk."Gak papa, kok, Nu, santai aja, lagi kita juga cuma ngobrol biasa," ucap Pak Leon sambil mengusap kasar matanya yang juga sedikit
"Papa sama Mamah tuh ngomong apa sih? Kok bisa-bisanya ngomong kaya gitu? kek mau meninggal aja," tanya Vani sedikit ketus."Dek," ucap Gerry sambil menyenggol lengan sang istri yang terlalu blak-blakan."Ya gak gimana-gimana. Lagi pula, Papah sama Mamah kan udah tua dan umur gak ada yang tau. Kita berharap agar bisa panjang umur, tapi kan kita gak tau nantinya gimana. Karena itu, sebelum kita nyesel karena gak bisa main bareng sama cucu, jadi mending kita main aja gitu. Bosen juga kan dirumah cuma berdua-dua doang, kalau ada Revan dan Key kan ada temen becandanya. Terserah deh, kamu sama Gerry mau kemana, mungkin mau bulan madu lagi gitu nikmatin waktu yang kemaren sempet hilang," ucap Pak Leon mengalihkan pembicaraannya.Semua orang yang ada disana pun nampak diam membeku. Tak ada yang bersuara lagi, semua kalut dengan pikirannya masing-masing."Hm, aku bilang Adel dulu ya, Pah, semoga aja Adel ijinin aku bawa Revan untuk tinggal disini," ucap Wisnu pada akhirnya dan mendapat angguk