Share

Bab 37. Hilangnya Empat Orang

Penulis: Anakrubah99
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-09 22:34:19

Sarah panik setengah mati ketika menerima telfon dari Diana dan mengatakan dirinya di rumah sakit. Sarah kira wanita itu kecelakaan. Atau apapun hal menyeramkan lainnya. Hingga membuat Sarah yang sedang dalam perjalanan menuju perusahaan miliknya memilih segera membanting stir ke arah rumah sakit yang dimaksud Diana.

"Diana!" Sarah berteriak ketika melihat wanita itu terduduk di depan UGD. Hingga saat Sarah baru saja masuk lewat pintu utama, dirinya segera menemukan Diana.

Diana segera menoleh ke arah Sarah. Wanita itu berpakaian acak-acakan serta terdapat bercak darah di kemeja yang dirinya pakai.

"Diana, kamu baik-baik saja?!" tanya Sarah khawatir.

Diana berdiri dari duduknya. Kemudian menghampiri Sarah dan memeluk wanita itu erat. Diana tidak kuat menahan tangisannya. Sarah yang awalnya ingin bertanya tentang apa yang terjadi mengurungkan niatnya dan mengajak Diana duduk dengan dirinya yang mengelus punggung Diana lembut.

"Sa-sarah ...," suara Diana bergetar ketika memanggilny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 38. Kesempatan Kedua

    "Aku akan beli makan dahulu," pamit Sarah kepada Diana. Diana hanya mengangguk sembari terus terduduk di samping ranjang Edwin. Menemani suaminya yang masih belum sadar setelah melakukan operasi. Diana sedikit bernafas lega ketika mengetahui bahwa pisau itu tidak mengenai bagian yang fatal. Sekarang dia sendirian di ruangan tempat di mana Edwin dirawat. Terdiam dan menatap wajah Edwin yang tertidur tenang. Dirinya sangat khawatir hingga hampir saja lupa untuk memberitahu kantor mereka bahwa mereka tidak berangkat. Untung saja Sarah sudah mengatasi segalanya. Sekarang Diana hanya perlu menunggu hingga Edwin sadar.Mengamati wajah Edwin membuat Diana bernostalgia tentang masa kuliah. Empat tahun mereka bersama. Kemudian berakhir dengan Edwin yang melamar Diana. Tidak Diana sadari, bahwa itu sudah bertahun-tahun lalu. Dan Diana juga tidak menyangka, bahwa pernikahan mereka tidak seindah yang Diana bayangkan. "Diana." Diana yang melamun tersentak mendengar namanya di panggil. Segera d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 39. Hari Buruk Marley

    "AKHHH SIAL!" Marley berteriak sekuat tenaga sembari melempar ponselnya. Berulang kali dirinya menghubungi Edwin namun tidak pernah ada balasan. Hingga kemudian nomor Edwin tidak dapat dihubungi lagi. Apakah Edwin memblokirnya?! Marley menatap bayangan dirinya yang berada di cermin. Kemudian tangan Marley menyentuh lehernya sendiri. Sial, bekas tangan Edwin masih tercetak sangat jelas. Marley sampai mengambil cuti karena dirinya bingung dengan apa harus menutupi ini. Lagipula, mentalnya juga sedikit terguncang. Kaki Marley berjalan menjauh dari cermin kemudian menghampiri ponsel yang tadi dirinya banting. Dengan sebal ia duduk di kasur miliknya. Kemudian mencari nomor Via. >> Bilang ke Mas Edwin aku mencarinya. Tidak lama dari itu, ponselnya berdering. Dan segera Marley membuka pesan yang dirinya dapatkan dari Via. >> Maaf Marley. Mr. Edwin tidak berangkat. Marley mengerutkan kening bingung. >> Hah, kenapa?! Via membalas dengan cepat. >> Tidak tahu. Aku kira kau berbohong me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 40. Kamu Manis

    Hari senin telah tiba. Sudah tiga hari Marley berusaha menghubungi Edwin. Dari jum'at, sabtu, dan minggu. Namun tidak pernah sekalipun panggilannya terjawab. Dan ketika Marley ke apartemen Edwin, masih tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Diana dan Edwin seperti hilang. Marley hanya mengambil cuti satu hari saja. Maka dari itu, sekarang dirinya sudah mulai bekerja. Sepanjang perjalanan menuju devisi, masih terdengar bisikan yang membuat kepala Marley terasa panas. Sebelum menuju meja miliknya, Marley membelokkan langkah menuju ruang kerja milik Edwin. Namun saat sampai, pintu masih tertutup. Membuat Marley berdecak sebal. Apakah Edwin masih mengambil cuti? "Nyari Mr. Edwin, Ley?" Suara seseorang membuat Marley menoleh. Kemudian dirinya menemukan Andrew. HRD itu tampak lesu dengan segepok dokumen yang berada di kedua tangannya. Marley meringgis melihat tampilannya. Tampak lusuh sekali, batin Marley "Iyaa," balas Marley. Matanya masih menatap dari atas sampai bawah tubuh Andre

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 41. Selamat Tinggal, Edwin

    Edwan terdiam di atas ranjang rumah sakit sembari menikmati suara jarum jam. Di gelapnya malam, tepat pukul 12 malam dirinya masih belum menutup mata. Bahkan kantuk juga tidak ia rasakan. Edwan menoleh ke arah sofa. Di mana Diana sudah tertidur nyenyak dengan posisi meringkuk serta selimut yang menutupi tubuhnya. Ingin rasanya Edwan terbangun dari ranjang dan tidur dengan memeluk Diana. Namun tubuhnya masih terasa lemas. Helaan nafas terdengar dari bibir Edwan. Ia ingin tertidur. Namun ada rasa takut dalam hatinya. Takut apabila dirinya menutup mata dan membiarkan dirinya lengah satu detik saja, Edwin akan mengambil alih. Dilihat dari sudut manapun, tubuh ini adalah milik Edwin. Jika Edwan tidak cukup kuat, dirinya tidak akan bisa menekan Edwin. Edwan harus benar-benar memusnahkan Edwin. Perlahan Edwan menutup matanya. Berusaha jatuh dalam ruangan yang menjadi asal mulanya. Edwan yakin, Edwin masih terjebak di sana. Dan yang dirinya harus lakukan adalah memusnahkan jiwa tersesat i

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 42. Pulang

    Zerkin mengerti dirinya selalu menjadi pusat perhatian. Biasanya dirinya akan acuh dengan itu semua. Tahu bahwa yang menjadi pusat perhatian dari mereka adalah parasnya. Namun sekarang sedikit berbeda. Mereka mengamati Zerkin karena kaki pincangnya. Ya, selasa pagi Zerkin berangkat dengan kaki yang pincang akibat ulah suami wanita incarannya.Zerkin ingin mengambil cuti lebih lama dan membuat Oliver menggantikan pekerjaannya. Setidaknya sampai Zerkin dapat berjalan normal. Namun sayang sekali Zerkin tidak bisa karena Oliver tidak mampu mengatasi tender dengan perusahaan dari Dubai minggu ini. Membuat Zerkin dengan terpaksa masuk. "Pffttt ...." Terdengar tawa tertahan di sampingnya. Berasal dari Oliver. Membuat Zerkin melirik sinis ke arahnya. "Maaf," ujar Oliver meminta maaf. Namun nadanya tidak terdengar bersalah. "Namun melihatmu berjalan pincang benar-benar menghiburku." Zerkin mengabaikannnya. Karena jika dia meladeni ejekan Oliver, itu hanya akan memberikan Oliver kebahagiaan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 43. Pelukan

    Diana tahu bahwa suaminya mengatakan kepadanya bahwa mereka akan memulai dari awal. Namun Diana tidak pernah menyangka, bahwa perubahan sifat Edwin akan sangat besar. Dulu saat mencintainya, Edwin bahkan jarang menggodanya. Edwin memang romantis. Namun dirinya selalu menjaga batasan dengan Diana. Maka dari itu, saat suaminya kini mulai terus menghimpit Diana di antara meja dapur dan tubuh kekar itu, membuat Diana dengan refleks menjauh. Memundurkan tubuhnya karena kakinya sudah tidak dapat bergerak. "Diana ... kenapa wajahmu memerah?" Edwan menatap Diana penuh kebingunan palsu sembari lebih mendekatkah tubuhnya. Membuat Diana semakin memundurkan bahu. Tangan Diana bersandar pada meja dapur untuk menjaga keseimbangannya. "A-aku ...." Suara Diana tergagap. Hingga membuat Edwan tidak dapat menahan dirinya. Tawa renyah kemudian terdengar sembari Edwan yang memundurkan tubuhnya kembali. Membuat Diana dengan segera berdiri tegak karena tadinya dia hampir terbaring di atas meja. Suara t

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 44. Perubahan Edwin

    Diana membuka matanya. Dan setelah itu, pandangan pertama yang dirinya lihat adalah wajah suaminya yang masih tertidur. Posisi mereka hampir sama dengan semalam. Tangan Edwan masih memeluk pinggang Diana. Diana hampir saja mengalami serangan jantung. Namun dirinya seketika teringat bahwa sekarang Edwin telah berubah. Dirinya berubah terlalu banyak. Hingga Diana takut bahwa ini semua hanya permainan Edwin kembali. Diana terdiam sembari memandang wajah orang yang telah empat tahun dirinya nikahi. Memandang kelopak mata yang menutupi netra hitam Edwin. Bulu matanya tebal dengan hidung yang mancung. Juga rahang tegas dan bibir tipisnya. Mata Diana pun turun pada pipi Edwin, di mana terdapat luka melitang di sana. Diana tidak tahu bagaimana suaminya mendapatkan bekas itu. Masih sibuk mengamati, tangan suaminya yang berada di pinggang Diana tiba-tiba mengerat dan membawa Diana lebih mendekat. Kemudian suara serak dipadukan dengan lembut terdengar. "Selamat pagi, Diana." Edwan terbangun

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 45. Terciduk

    "Di mana sopan santunmu? Dan mengapa aku harus menjelaskan hal itu kepadamu, Mrs. Marley?" Suara dan tatapan Edwin begitu tajam. Marley bisa merasakan mata Edwin berkilat dingin menatapnya. Tidak ada senyum ataupun rasa bersalah yang Edwin tunjukan kepadanya setelah menghilang tanpa kabar selama lima hari. Dan Marley juga tidak salah mendengar saat namanya diucapkan dengan awalan Mrs. Panggilan yang begitu formal. Namun walau dirinya sangat kebingungan. Rasa amarah Marley lebih mendominasinya. Sesaat walau dia ragu, dirinya tetap melangkah masuk. Menutup pintu ruangan hingga hanya dirinya dan Edwin saja. "Apa maksudmu, Mas?! Aku pacarmu! Jelas aku punya hak untuk tahu!" sembur Marley. Dirinya membalas tatapan tajam Edwin. Mata Edwin serasa begitu dingin terhadapnya. "Kita putus. Mulai detik ini, bersikaplah sopan kepada diriku. Karena aku bukan lagi kekasihmu namun atasanmu," balas Edwan datar. Kemudian kepalanya mengarah ke pintu, "Keluar sekarang." Marley menatapnya tidak perca

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18

Bab terbaru

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 68. Ciuman Marley

    Jika kalian pikir dengan semua ancaman Edwin, Marley akan menyerah, kalian semua salah. Setelah dicekik, hampir tertabrak mobil, dan semua kata penuh nada amarah yang telah Edwin lontarkan, Marley masih tetap berani. Jika bertanya apa alasannya, Marley akan dengan keras mengucapkan bahwa dia mencintai Edwin. Dia tidak rela jika Edwin tiba-tiba lepas darinya tanpa alasan yang jelas. Dan Marley tetap yakin bahwa ... bahwa Edwin akan kembali kepadanya. Pasti. "Minumnya, Nona?" Suara seseorang membuyarkan lamunan Marley. Marley segera mengalihkan pandangan yang tadinya terfokus pada Edwin ke seseorang yang berpakaian seperti pelayan. Memegang nampan berisi berbagai alkohol yang ia bawa berkeliling dan ditawarkan pada semua tamu. Marley mengambil satu gelas tanpa mengatakan apapun. Kemudian kembali memandang Edwin sembari meminum minuman itu. Malam ini adalah malam kedua mereka di Bali. Dan saat ini, Marley serta Edwin sedang menghadiri pesta perayaan atas suksesnya pembangunan resort

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 67. Apa aku seorang j*lang?

    Sekarang sudah waktunya pulang bekerja. Dan Kalyani benar-benar merasa takjub, kagum, dan tidak percaya dengan apa yang dirinya alami. Karena, semua orang divisi keuangan benar-benar diam membisu! Dari awal Kalyani kembali dari restoran itu, hingga pulang bekerja, mereka benar-benar diam tidak berbicara. Dan sekarang pun, saat membereskan meja dan barang-barang yang akan mereka bawa pulang, situasi masih sama. Merasa terlalu pusing memikirkan hal aneh itu, Kalyani segera membereskan barang-barang miliknya. Sesudah selesai, dirinya segera berjalan ke arah meja Diaa. "Kak Diana ngerasa aneh nggak si?" tanya Kalyani ketika sampai di samping Diana. Menunggu wanita itu membereskan barang-barangnya. Diana menghentikan kegiatannya dan memandang Kalyani bingung. "Aneh kenapa?" "Aku merasa, bukankah divisi kita terlalu sepi, 'Kak? Mereka benar-benar diam dan tidak menggosip seperti biasanya." Kalyani menerangkan pada Diana yang tampak tidak peka dengan keadaan sekitar. Mendengar itu, Dian

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 66. Rencana Jahat

    Kalyani merasa makanan yang baru saja masuk di perutnya adalah makanan paling enak. Bumbunya begitu terasa pas dan daging itu begitu lembut ketika menyentuh lidah Kalyani. Kalyani akan menambahkan restoran tersebut sebagai restoran favoritnya. Kalyani dan Diana sekarang sedang berjalan kembali ke divisi mereka. Dan seperti hari-hari biasa, karena kalyani berjalan bersama Diana, maka dari itu gosip tidak pernah lepas saat mereka melewati pegawai lain. Namun kali ini Kalyani bisa merasakan tatapa mereka yang menyimpan rasa tidak suka pada Diana. Bahkan mereka dengan terang-terangan melirik sinis Diana. Kalyani dengan segera menggandeng tangan Diana. Membuat Diana menoleh ke arahnya. Dan Kalyani memberikan senyum lebar. Seakan mengisyaratkan, "Aku ada di sini, Kak. Kakak tenang saja." Akhirnya setelah perjalanan horor penuh mata sinis, mereka sampai juga di divisi keuangan. Namun berbeda dengan divisi lain, divisi mereka justru sangat ... sunyi. Diana sepertinya tidak menyadarinya.

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 65. Teka-teki

    Kalyani dan Diana akhirnya sampai pada restoran yang Kalyani katakan menjual kelinci bakar dengan rasa sedap. Segera setelah mereka memesan, mereka memilih tempat duduk di pinggir jendela. Hingga dapat melihat pemandangan padatnya ibu kota dengan orang yang berlalu-lalang. "Maafkan aku karena melibatkanmu, Kalyani." Diana merasa bersalah ketika wanita itu selalu terseret dalam masalahnya. Namun Kalyani sepertinya tidak masalah. Dia justru tersenyum lebar ke arah Diana. "Tidak masalah, Kak. Aku senang bisa membantumu. Karena kau tahu, aku tidak memiliki teman selain Kak Aria." Walau Kalyani mengatakan itu, tetap saja Diana merasa tidak enak. Andai Zerkin sudah tidak mengejarnya lagi. Andai Diana bisa hidup tenang selama ia bekerja. Diana hanya menginginkan itu. Sekarang, Edwin sudah berubah. Rasanya Diana sangat senang. Namun ketika masalah satu selesai, masalah lain justru datang. Suara dering ponsel milik Diana terdengar. Menandakan adanya pesan masuk. Segera Diana mengambil ben

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 64. Aku lelah, Zerkin

    "Terima kasih atas kerjasamanya, Mr. Edwin dan Mrs. Marley. Saya pamit undur diri." Klien yang baru saja Edwan dan Marley temui, Mr. Adipta memberikan ulasan senyum pada keduanya. "Terima kasih juga, Mr. Adipta." Edwan membalas kembali senyum untuk menghormati Mr Adipta. Marley yang berada di sampingnya juga memberikan hal yang sama. Mengulas senyum sopan walau di dalam hatinya masih mengingat momen di mana ia hampir saja terlindas oleh mobil. Mr. Adipta memandang mereka berdua. Kemudian memberikan pertanyaan yang membuat Marley menyunggingkan senyum lebar. "Apakah kalian sepasang kekasih?" tanyanya. Namun segera, Edwan bersuara dengan suara yang tidak suka. "Saya sudah memiliki Istri, Sir. Dan dia bukan orang yang berada di sebelah saya." Mr. Adipta segera merasa tidak enak ketika melihat senyum lawan bicaranya sudah hilang. Segera dirinya meminta maaf. "Ah, maafkan aku, Mr. Edwin." Edwan berusaha memaksakan senyum. Teringat bahwa orang di depannya adalah klien penting. "Tidak m

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 63. Ambil Setelah Aku Cicipi dan Buang

    Maya dan ketiga teman divisinya segera berlari terbirit-birit dari ruangan horor itu. Terlebih setelah di bentak oleh Zerkin, orang yang notabenya jarang menaikkan volume. CEO mereka itu lebih banyak berkata datar. Saat keluar, segera mereka berempat menjadi pusat perhatian. Karena entah sejak kapan, devisi di depan ruangan Oliver manjadi sangat banyak orang. Maya dapat melihat Rebecca yang melakukan copy data di printer pojok. Padahal ruangan dia ada printer tersendiri. Kemudian ada 2 orang OB. Yang satu menyapu hingga lantai sangat mengkilap. Satunya menggosok jendela yang tidak kotor. Banyak juga karyawan yang membereskan dokumen padahal dokumen itu sudah sangat rapi hingga warnanya pun di samakan. Astaga, tidak bisakah mereka lebih pintar berakting? Maya segera melihat kumpulan wanita yang berpura-pura mendiskusikan pekerjaan melambai kepadanya. Menyuruhnya mendekat. Karena tahu mereka pasti penasaran. Maya yang selalu senang menggosip dengan segera mendekati mereka. Diikuti deng

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 62. Jangan Berani Merebut Milikku

    Mimpi indah Rebecca seketika sirna ketika mendengar pintu yang di banting dengan keras. Dirinya sampai terjatuh dari kursi karena terlalu kaget. Mimpi indahnya pun buyar. Padahal dia sedikit lagi akan melakukan malam pertama dengan Oliver setelah dipilih Oliver menjadi permasuirinya. Dengan tertatih-tatih Rebecca berdiri dari jatuhnya. Wanita itu memandang punggung mantan ( sekarang masih tapi Rebecca tahu tidak ada harapan) CEO idamannya yang mulai menjauh. Walau dari belakang, Rebecca bisa melihat semarah apa atasannya itu. Dengan susah payah Rebecca melelan air liur. 'Ada apa dengan CEO tampan itu?! Mengapa dia seperti hendak membunuh orang?!' *** Mata Zerkin menggelap. Tangannya terkepal erat dengan seluruh amarah yang tertahan. Kakinya dengan langkah cepat menuju orang yang membuat pikirannya terasa panas, terasa tidak terima, dan terasa dendam. Mengapa Oliver bisa mengenal Diana? Apakah lelaki itu juga mengincar Diana? Apakah dia ... ingin merebut miliknya? Zerkin mengaba

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 61. Akar Dari Semua Gosip

    Kalyani menggeram marah ketika semua teman satu divisi miliknya membicarakan Diana dengan buruk. Namun walau rasanya ingin menarik lidah mereka semua, Kalyani mengurungkan niat itu. Dirinya bisa-bisa dikeroyok. Jadi Kalyani hanya bisa menahan amarah serta mendoakan mereka semua terkena sariawan di lidah. Biar mampus dan tidak gosip lagi! Hal yang menjadi topik gosip mereka akhirnya datang. Mata Kalyani seketika menatap Diana sama seperti mereka semua. Anehnya, ketika devisi lain saat ada Diana tetap membicarakan dia dengan suara besar dan keras, devisi mereka mulai diam. Kemudian melakukan kegiatan masing-masing. Kalyani sampai ternganga melihat mereka.Kalyani segera menghampiri Diana. Terlebih, melihat penampilan Diana yang menurut Kalyani aneh. "Kak Diana, ada apa dengan pakaian kakak?" tanyanya setelah sampai di hadapan Diana.Diana menaruh tas kerja miliknya dan kemudian duduk di kursi. "Bajuku basah. Dan jadi menerawang."Kalyani memandang jas yang menutupi tubuh Diana. Kalyani

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 60. Jas Milik Oliver

    Diana tidak tuli. Dirinya mendengar semua hal buruk yang mereka katakan. Namun apa yang harus Diana lakukan? Dia tidak bisa melakukan apapun. Karena memang nyatanya, seperti yang mereka gosipkan.Diana memang menerima cincin dari Zerkin. Itu kebenarannya. Bahkan cincin itu masih bersarang indah di jari manis miliknya. Tanpa suaminya tahu.Namun mereka tidak mengerti alasan mengapa Diana menerima cincin itu. Yang mereka katakan memang benar, Diana berangkat bersama Zerkin Nicasion di saat Diana sudah bersuami.Namun mereka tidak mengerti alasan Diana melakukan itu.Tapi Diana tidak bisa menjelaskan kepada mereka. Apapun yang keluar dari mulut Diana hanya seperti pembelaan saja. Mereka tuli.Jadi daripada Diana berbusa menjelaskan hal yang mereka tidak percayai. Diana memilih diam. Menunggu sampai mereka bosan dan melupakan tentang hal mengenai kehidupan Diana.Diana terus menunduk sepanjang jalan menuju divisi miliknya. Namun karena itu, dirinya tidak sengaja menabrak seseorang. Membu

DMCA.com Protection Status