Share

Bab 45. Terciduk

Penulis: Anakrubah99
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-18 20:50:16

"Di mana sopan santunmu? Dan mengapa aku harus menjelaskan hal itu kepadamu, Mrs. Marley?"

Suara dan tatapan Edwin begitu tajam. Marley bisa merasakan mata Edwin berkilat dingin menatapnya. Tidak ada senyum ataupun rasa bersalah yang Edwin tunjukan kepadanya setelah menghilang tanpa kabar selama lima hari. Dan Marley juga tidak salah mendengar saat namanya diucapkan dengan awalan Mrs. Panggilan yang begitu formal.

Namun walau dirinya sangat kebingungan. Rasa amarah Marley lebih mendominasinya. Sesaat walau dia ragu, dirinya tetap melangkah masuk. Menutup pintu ruangan hingga hanya dirinya dan Edwin saja.

"Apa maksudmu, Mas?! Aku pacarmu! Jelas aku punya hak untuk tahu!" sembur Marley. Dirinya membalas tatapan tajam Edwin. Mata Edwin serasa begitu dingin terhadapnya.

"Kita putus. Mulai detik ini, bersikaplah sopan kepada diriku. Karena aku bukan lagi kekasihmu namun atasanmu," balas Edwan datar. Kemudian kepalanya mengarah ke pintu, "Keluar sekarang."

Marley menatapnya tidak perca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 46. Cincin

    Setelah turun dari mobil, Zerkin tidak menuju ruangan miliknya. Namun lelaki itu memilih ke arah divisi Diana. Zerkin tahu perempuan itu meminta cuti sampai hari rabu. Bersama dengan suaminya. Membuat Zerkin bertanya-tanya apa yang terjadi. Ketika sampai pada devisi Diana, dirinya segera menemukan wanita itu yang tampak berbicara dengan pegawai lain. Zerkin kemudian berjalan mendekat. Walau sudah ada beberapa orang di divisi Diana, mereka tidak berani untuk menatap Zerkin. Mereka mengingat ancaman Zerkin waktu itu. Walau sebenarnya Zerkin tahu, mereka dengan diam-diam melirik ke arahnya. Saat sudah dekat, tidak ada di antara keduanya yang tahu kehadiran Zerkin. Mereka terlalu serius berbicara. Dan Zerkin yang sudah sampai pada kursi mereka sedikit mendengar perkataan wanita itu pada Diana. "Benar, Kak! Mr. Nicasion itu orang yang suka tidur sa—" Mendengar itu, dengan segera Zerkin berbicara. "Suka apa?" Zerkin tahu apa yang sedang wanita itu bicarakan. Semua orang kantor sudah ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 47. Kekuasaan

    Segera setelah memberikan Diana cincin, Zerkin kembali ke ruangannya. Di sana dia menemukan Oliver yang menunggu sembari membaca dokumen. Saat tahu Zerkin datang, segera Oliver meliriknya."Udah?" tanyanyaZerkin berjalan masuk dan duduk pada kursi miliknya. Kemudian menyenderkan tubuh di sana. "Udah," balas Zerkin kepada Oliver. Oliver menaikkan alisnya ketika melihat raut tidak puas dari Zerkin. "Kenapa? Di tolak?""Selalu ditolak. Setelah di ancam, baru dia menerimanya.""Hah!? Kau mengancamnya?" tanya Oliver tidak percaya. Dirinya yang memberikan ide kepada Zerkin untuk memberikan hadiah kepada Diana. Karena wanita selalu suka akan hadiah. Oliver juga mengatakan untuk memulai pendekatan secara halus dan tidak memaksa. Namun sepertinya sahabatnya ini tidak bisa bahasa manusia."Hm. Aku mengancam akan memecat suami dan temannya jika dia tidak menerima cincin dariku."Benar-benar. Oliver lelah dengan Zerkin."Aku sudah bilang, dekati dia secara halus!"Zerkin memutar matanya bosan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 48. Akibat dari Cincin

    >> Tunggu. Aku akan ke sana Pesan yang datang pada ponsel Diana berasal dari Edwan. Sekarang sudah waktunya istirahat. Dan Diana merasa sangat gugup untuk pergi ke kafetaria dan makan bersama suaminya. "Kak Diana." Panggilan dari Kalyani membuat Diana menoleh. Dan otaknya segera mengingat bahwa setiap hari dirinya ke kafetaria bersama Kalyani. Tidak mungkin Diana meninggalkan Kalyani sendirian. Dan tidak mungkin juga Kalyani menemaninya kala ada Edwan. Itu sangat tidak sopan. "Tunggu sebentar, Kalyani," ujar Diana. Kemudian segera mengetikkan pesan balasan kepada Edwan. >> Maaf, Mas. Aku tidak bisa makan bersamamu. Aku tidak enak meninggalkan Kalyani sendirian Setelah itu, tanpa menunggu balasan, Diana memasukkan ponselnya ke dalam saku. Kemudian segera berdiri. "Ayo, Kalyani." Diana sebenarnya takut mengecewakan suaminya. Namun kemudian dirinya ingat bahwa Edwin sudah sering mengecewakannya. Jadi tidak masalah, anggap saja ini adalah balasan sekaligus ujian untuk Edwin. Jika

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 49. Pernyataan Perang

    Zerkin awalnya ke kafetaria dengan tujuan menemui Diana. Namun saat dirinya memandang dari meja ke meja, wanita incarannya tidak kunjung terlihat. Yang mata Zerkin tangkap justru lelaki familiar yang membuatnya masih berjalan pincang hingga sekarang. "Oliver, belikan aku makanan. Aku ada urusan." Walau belum mendengar persetujuan dari Oliver, Zerkin telah pergi meninggalkannya. Dirinya berjalan ke arah Edwan yang terlihat sibuk dengan ponsel dan makanannya. Saat sudah berdiri tepat di samping Edwan, Zerkin menyapa lelaki itu. "Halo, suami Diana." Segera saja, Edwan mendongakkan kepalanya. Zerkin tersenyum menatap wajah lelaki itu. Walau bibir Zerkin tersenyum, namun tatapan matanya tajam. Dan dua lelaki itu tahu bahwa ada dendam di masing-masing diri mereka yang ditunjukan untuk satu sama lain. Setelah lima detik bertatapan dengan suasana hening. Edwan mengalihkan pandangan dan kembali sibuk dengan makanannya. Mengabaikan Zerkin karena menganggap hanya membuang waktu saja. Namun

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 50. Rencana Menjauhkannya

    Waktu masih menunjukan jam lima kurang lima belas menit. Tapi Edwan sendiri telah berdiri di devisi Diana untuk pulang bersama. Dirinya sudah menyelesaikan seluruh pekerjaan miliknya. Sengaja Edwan datang lebih cepat agar lelaki brengsek itu tidak mendahului dirinya.Ini adalah kali pertama Edwan ke divisi Diana. Maka dari itu, kehadirannya kembali menarik perhatian. Namun Diana yang menjadi alasan Edwan ke sini justru tampak sibuk di depan komputer. Tidak menyadari suaminya yang telah menjadi sarana bisik-bisik dari rekan satu divisi.Edwan melangkah maju. Kemudian berdiri di belakang Diana sehingga dapat melihat apa yang wanita itu sedang kerjakan. Edwa mengulas senyum kecil saat Diana masih belum juga sadar akan kehadirannya."Apakah aku salah memasukkan angka? Kenapa selisihnya banyak sekali?" gumam Diana sembari melihat tabel keuangan yag masih dirinya kerjakan.Edwan yang berada di belakangnya menunduk. Mata miliknya ikut membaca laporan keuangan yang Diana kerjakan. Dan saat m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 51. Pembullyan

    Di hari jum'at pagi, setelah selesai memasak sarapan, Diana berjalan ke kamar mandi di bagian dapur untuk buang air kecil. Dirinya dengan santai membuka pintu dan masuk sembari merapikan cepolan rambutnya yang sedikit berantakan. Saat kemudian mengangkat pandangan, mata Diana dengan segera melotot saat melihat hal yang dirinya tidak pernah duga.Diana membeku di tempat. Dirinya melihat Edwan yang membelakanginya sembari membasuh tubuh yang telanjang dengan sabun. Hal itu membuat Diana tidak tahu bahwa di dalamnya ada Edwan karena tidak ada suara air beserta pintu kamar mandi yang tidak terkunci. Edwan yang sudah selesai menggunakan sabun membalikkan badan karena ingin menaruh sabun itu pada tempatnya kembali. Namun kemudian, dirinya ikut kaget saat melihat Diana yang berdiri diam dengan wajah yang sangat merah."Diana? Kamu kenapa?" tanya Edwan sembari memandang Diana penuh tanda tanya.Diana segera sadar dari kegiatan terkejutnya. Wajahnya semakin memerah karena sekarang Edwan tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 52. Pertemuan Pertama

    Saat Oliver hendak kembali ke ruangannya, dirinya tidak sengaja melihat seorang wanita yang berjalan tertatih-tatih dengan bantuan tembok. Oliver sebenarnya tipe yang tidak ingin hidupnya terepotkan dengan orang lain. Maka dari itu, awalnya Oliver ingin mengabaikannya. Namun saat dekat dengan wanita itu, tiba-tiba tubuh wanita itu hendak terjauh. Membuat Oliver refleks menangkapnya sebelum terbentur ke lantai."Hai-hati!"Oliver yang selama 26 tahun tidak pernah menyentuh wanita untuk pertama kalinya melakukannya. Ia memegang pinggang wanita itu erat. Dan tangannya juga terasa di genggam oleh si wanita."Ma-maaf." Wanita itu membalikkan badan. Dan Oliver mengumpat di dalam hatinya saat tahu siapa wanita yang dia peluk.Diana. Wanita incaran Zerkin. Brengsek.Walau Oliver belum pernah bertemu Diana, namun wajah Diana bisa Oliver kenal dengan mudah. Bagaimana tidak, ia sempat melihat foto wanita itu dari dokumen yang di berikan Jimm untuk Zerkin. Kemudian dirinya juga melihat saat Zerki

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 53. Cemburu

    Kalyani berulang kali melihat pada Diana. Namun wanita itu belum kembali dari kamar mandi padahal sudah hampir satu jam. Istirahat pun tinggal 10 menit lagi."Aku akan mencarinya," putus Kalyani. Namun kemudian, ponselnya berdering. Memunculkan nama Diana. Dirinya sampai lupa sudah memiliki nomor Diana karena memintanya kemarin. Dasar.>> Kalyani. Aku ada di IHC. Tadi aku terpeleset.Astaga, pantas saja Diana tidak segera kembali. >> Aku akan segera ke sana, Kak.Setelah membalas pesan Diana, Kalyani segera merapikan mejanya. Jam istirahat sudah sebentar lagi. Tidak masalah jika dia korupsi waktu 10 menit. Lagian setiap pegawai juga terkadang menggosip bukannya bekerja."Hei, kau."Saat sedang sibuk membereskan meja. Kalyani dikejutkan dengan suara seseorang. Membuat Kalyani menoleh dan matanya melebar melihat orang yang berada di sampingnya adalah Mr. Edwin. Manager divisi sebelah dan suami Diana."I-iya, Mr. Edwin?""Diana di mana?" tanya Edwan saat melihat Diana tidak di mejanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24

Bab terbaru

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 68. Ciuman Marley

    Jika kalian pikir dengan semua ancaman Edwin, Marley akan menyerah, kalian semua salah. Setelah dicekik, hampir tertabrak mobil, dan semua kata penuh nada amarah yang telah Edwin lontarkan, Marley masih tetap berani. Jika bertanya apa alasannya, Marley akan dengan keras mengucapkan bahwa dia mencintai Edwin. Dia tidak rela jika Edwin tiba-tiba lepas darinya tanpa alasan yang jelas. Dan Marley tetap yakin bahwa ... bahwa Edwin akan kembali kepadanya. Pasti. "Minumnya, Nona?" Suara seseorang membuyarkan lamunan Marley. Marley segera mengalihkan pandangan yang tadinya terfokus pada Edwin ke seseorang yang berpakaian seperti pelayan. Memegang nampan berisi berbagai alkohol yang ia bawa berkeliling dan ditawarkan pada semua tamu. Marley mengambil satu gelas tanpa mengatakan apapun. Kemudian kembali memandang Edwin sembari meminum minuman itu. Malam ini adalah malam kedua mereka di Bali. Dan saat ini, Marley serta Edwin sedang menghadiri pesta perayaan atas suksesnya pembangunan resort

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 67. Apa aku seorang j*lang?

    Sekarang sudah waktunya pulang bekerja. Dan Kalyani benar-benar merasa takjub, kagum, dan tidak percaya dengan apa yang dirinya alami. Karena, semua orang divisi keuangan benar-benar diam membisu! Dari awal Kalyani kembali dari restoran itu, hingga pulang bekerja, mereka benar-benar diam tidak berbicara. Dan sekarang pun, saat membereskan meja dan barang-barang yang akan mereka bawa pulang, situasi masih sama. Merasa terlalu pusing memikirkan hal aneh itu, Kalyani segera membereskan barang-barang miliknya. Sesudah selesai, dirinya segera berjalan ke arah meja Diaa. "Kak Diana ngerasa aneh nggak si?" tanya Kalyani ketika sampai di samping Diana. Menunggu wanita itu membereskan barang-barangnya. Diana menghentikan kegiatannya dan memandang Kalyani bingung. "Aneh kenapa?" "Aku merasa, bukankah divisi kita terlalu sepi, 'Kak? Mereka benar-benar diam dan tidak menggosip seperti biasanya." Kalyani menerangkan pada Diana yang tampak tidak peka dengan keadaan sekitar. Mendengar itu, Dian

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 66. Rencana Jahat

    Kalyani merasa makanan yang baru saja masuk di perutnya adalah makanan paling enak. Bumbunya begitu terasa pas dan daging itu begitu lembut ketika menyentuh lidah Kalyani. Kalyani akan menambahkan restoran tersebut sebagai restoran favoritnya. Kalyani dan Diana sekarang sedang berjalan kembali ke divisi mereka. Dan seperti hari-hari biasa, karena kalyani berjalan bersama Diana, maka dari itu gosip tidak pernah lepas saat mereka melewati pegawai lain. Namun kali ini Kalyani bisa merasakan tatapa mereka yang menyimpan rasa tidak suka pada Diana. Bahkan mereka dengan terang-terangan melirik sinis Diana. Kalyani dengan segera menggandeng tangan Diana. Membuat Diana menoleh ke arahnya. Dan Kalyani memberikan senyum lebar. Seakan mengisyaratkan, "Aku ada di sini, Kak. Kakak tenang saja." Akhirnya setelah perjalanan horor penuh mata sinis, mereka sampai juga di divisi keuangan. Namun berbeda dengan divisi lain, divisi mereka justru sangat ... sunyi. Diana sepertinya tidak menyadarinya.

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 65. Teka-teki

    Kalyani dan Diana akhirnya sampai pada restoran yang Kalyani katakan menjual kelinci bakar dengan rasa sedap. Segera setelah mereka memesan, mereka memilih tempat duduk di pinggir jendela. Hingga dapat melihat pemandangan padatnya ibu kota dengan orang yang berlalu-lalang. "Maafkan aku karena melibatkanmu, Kalyani." Diana merasa bersalah ketika wanita itu selalu terseret dalam masalahnya. Namun Kalyani sepertinya tidak masalah. Dia justru tersenyum lebar ke arah Diana. "Tidak masalah, Kak. Aku senang bisa membantumu. Karena kau tahu, aku tidak memiliki teman selain Kak Aria." Walau Kalyani mengatakan itu, tetap saja Diana merasa tidak enak. Andai Zerkin sudah tidak mengejarnya lagi. Andai Diana bisa hidup tenang selama ia bekerja. Diana hanya menginginkan itu. Sekarang, Edwin sudah berubah. Rasanya Diana sangat senang. Namun ketika masalah satu selesai, masalah lain justru datang. Suara dering ponsel milik Diana terdengar. Menandakan adanya pesan masuk. Segera Diana mengambil ben

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 64. Aku lelah, Zerkin

    "Terima kasih atas kerjasamanya, Mr. Edwin dan Mrs. Marley. Saya pamit undur diri." Klien yang baru saja Edwan dan Marley temui, Mr. Adipta memberikan ulasan senyum pada keduanya. "Terima kasih juga, Mr. Adipta." Edwan membalas kembali senyum untuk menghormati Mr Adipta. Marley yang berada di sampingnya juga memberikan hal yang sama. Mengulas senyum sopan walau di dalam hatinya masih mengingat momen di mana ia hampir saja terlindas oleh mobil. Mr. Adipta memandang mereka berdua. Kemudian memberikan pertanyaan yang membuat Marley menyunggingkan senyum lebar. "Apakah kalian sepasang kekasih?" tanyanya. Namun segera, Edwan bersuara dengan suara yang tidak suka. "Saya sudah memiliki Istri, Sir. Dan dia bukan orang yang berada di sebelah saya." Mr. Adipta segera merasa tidak enak ketika melihat senyum lawan bicaranya sudah hilang. Segera dirinya meminta maaf. "Ah, maafkan aku, Mr. Edwin." Edwan berusaha memaksakan senyum. Teringat bahwa orang di depannya adalah klien penting. "Tidak m

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 63. Ambil Setelah Aku Cicipi dan Buang

    Maya dan ketiga teman divisinya segera berlari terbirit-birit dari ruangan horor itu. Terlebih setelah di bentak oleh Zerkin, orang yang notabenya jarang menaikkan volume. CEO mereka itu lebih banyak berkata datar. Saat keluar, segera mereka berempat menjadi pusat perhatian. Karena entah sejak kapan, devisi di depan ruangan Oliver manjadi sangat banyak orang. Maya dapat melihat Rebecca yang melakukan copy data di printer pojok. Padahal ruangan dia ada printer tersendiri. Kemudian ada 2 orang OB. Yang satu menyapu hingga lantai sangat mengkilap. Satunya menggosok jendela yang tidak kotor. Banyak juga karyawan yang membereskan dokumen padahal dokumen itu sudah sangat rapi hingga warnanya pun di samakan. Astaga, tidak bisakah mereka lebih pintar berakting? Maya segera melihat kumpulan wanita yang berpura-pura mendiskusikan pekerjaan melambai kepadanya. Menyuruhnya mendekat. Karena tahu mereka pasti penasaran. Maya yang selalu senang menggosip dengan segera mendekati mereka. Diikuti deng

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 62. Jangan Berani Merebut Milikku

    Mimpi indah Rebecca seketika sirna ketika mendengar pintu yang di banting dengan keras. Dirinya sampai terjatuh dari kursi karena terlalu kaget. Mimpi indahnya pun buyar. Padahal dia sedikit lagi akan melakukan malam pertama dengan Oliver setelah dipilih Oliver menjadi permasuirinya. Dengan tertatih-tatih Rebecca berdiri dari jatuhnya. Wanita itu memandang punggung mantan ( sekarang masih tapi Rebecca tahu tidak ada harapan) CEO idamannya yang mulai menjauh. Walau dari belakang, Rebecca bisa melihat semarah apa atasannya itu. Dengan susah payah Rebecca melelan air liur. 'Ada apa dengan CEO tampan itu?! Mengapa dia seperti hendak membunuh orang?!' *** Mata Zerkin menggelap. Tangannya terkepal erat dengan seluruh amarah yang tertahan. Kakinya dengan langkah cepat menuju orang yang membuat pikirannya terasa panas, terasa tidak terima, dan terasa dendam. Mengapa Oliver bisa mengenal Diana? Apakah lelaki itu juga mengincar Diana? Apakah dia ... ingin merebut miliknya? Zerkin mengaba

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 61. Akar Dari Semua Gosip

    Kalyani menggeram marah ketika semua teman satu divisi miliknya membicarakan Diana dengan buruk. Namun walau rasanya ingin menarik lidah mereka semua, Kalyani mengurungkan niat itu. Dirinya bisa-bisa dikeroyok. Jadi Kalyani hanya bisa menahan amarah serta mendoakan mereka semua terkena sariawan di lidah. Biar mampus dan tidak gosip lagi! Hal yang menjadi topik gosip mereka akhirnya datang. Mata Kalyani seketika menatap Diana sama seperti mereka semua. Anehnya, ketika devisi lain saat ada Diana tetap membicarakan dia dengan suara besar dan keras, devisi mereka mulai diam. Kemudian melakukan kegiatan masing-masing. Kalyani sampai ternganga melihat mereka.Kalyani segera menghampiri Diana. Terlebih, melihat penampilan Diana yang menurut Kalyani aneh. "Kak Diana, ada apa dengan pakaian kakak?" tanyanya setelah sampai di hadapan Diana.Diana menaruh tas kerja miliknya dan kemudian duduk di kursi. "Bajuku basah. Dan jadi menerawang."Kalyani memandang jas yang menutupi tubuh Diana. Kalyani

  • Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku   Bab 60. Jas Milik Oliver

    Diana tidak tuli. Dirinya mendengar semua hal buruk yang mereka katakan. Namun apa yang harus Diana lakukan? Dia tidak bisa melakukan apapun. Karena memang nyatanya, seperti yang mereka gosipkan.Diana memang menerima cincin dari Zerkin. Itu kebenarannya. Bahkan cincin itu masih bersarang indah di jari manis miliknya. Tanpa suaminya tahu.Namun mereka tidak mengerti alasan mengapa Diana menerima cincin itu. Yang mereka katakan memang benar, Diana berangkat bersama Zerkin Nicasion di saat Diana sudah bersuami.Namun mereka tidak mengerti alasan Diana melakukan itu.Tapi Diana tidak bisa menjelaskan kepada mereka. Apapun yang keluar dari mulut Diana hanya seperti pembelaan saja. Mereka tuli.Jadi daripada Diana berbusa menjelaskan hal yang mereka tidak percayai. Diana memilih diam. Menunggu sampai mereka bosan dan melupakan tentang hal mengenai kehidupan Diana.Diana terus menunduk sepanjang jalan menuju divisi miliknya. Namun karena itu, dirinya tidak sengaja menabrak seseorang. Membu

DMCA.com Protection Status