Beranda / Romansa / Suami Bayaranku Ternyata Bos / Bab 3 Ku Ingin Tanggung Jawabmu

Share

Bab 3 Ku Ingin Tanggung Jawabmu

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-29 23:57:02

"Benarkah?" tanya Ronald pura-pura bodoh. Ia kemudian menepuk jidatnya sendiri dan berkata, "Laura mungkin aku seperti ini karena sedang lapar saja. Lebih baik kita pergi makan siang."

Laura menghilangkan pikiran negatifnya terhadap suaminya. Ia mengangguk setuju. Ronald tersenyum lega. Setelah itu Ronald menggandeng tangan istrinya dan berjalan keluar dari ruangannya.

Sementara itu. Bella belum keluar dari persembunyiannya. Ia masih berusaha mengejar tanggung jawab dari Ronald kini yang Bella lakukan adalah berinisiatif untuk mengirim pesan pada ponsel Ronald.

Bella : Saya akan tetap menunggu di sini sampai Pak Ronald kembali. (Bunyi ancaman pesan chat Bella)

Kaget bukan kepalang saat Ronald membaca pesan tersebut. Beruntung Laura tak memergoki ekspresi wajahnya yang nampak gugup. Ronald rasanya hampir hilang kesabaran menghadapi sikap Bella saat ini. Namun jika dilawan dengan emosi, Ronald takut Bella akan semakin nekad.

Ronald : Pergilah dari sana. Karena setelah ini pasti istriku akan pergi ke ruanganku sebelum pulang.

Bella : Saya tidak akan pergi sebelum mendapatkan kejelasan dari Bapak.

Ronald : Pulang ke kostmu atau kamu tak akan mendapatkan apa-apa!

Bella mulai menyerah. Apalagi setelah membaca pesan terakhir dari Ronald. Hatinya mulai sedikit lega. Karena dijanjikan akan bertemu nanti.

Ronald : Aku akan temui kamu nanti di kost.

Bella : Baik. Saya akan tunggu Bapak di kost.

Bella akhirnya keluar dari toilet di ruang kerja Ronald tersebut. Setelah itu ia pulang ke kostnya sesuai perintah Ronald tadi. Biarlah sementara Bella ikuti permainan Ronald, demi mendapatkan tujuannya. Ia kemudian keluar dari ruangan Ronald dan berjalan keluar dari perusahaan. Bella pulang ke kostnya dengan menggunakan taksi.

**

Beberapa menit kemudian Bella sampai di kostnya. Di sana dia menghabiskan waktu sepanjang hari untuk meratapi nasibnya. Sembari menunggu Ronald menepati janjinya.

Berkali-kali ia mengecek notifikasi di ponselnya untuk mengecek apakah ada kabar dari Ronald, nyatanya tidak ada. Hari sudah berubah menjadi petang kepala Bella semakin terasa pusing. Perutnya terasa aneh tak seperti biasanya. Ia mulai merasa lapar sebenarnya, hanya saja disaat yang sama ia juga merasa mual. Sampai sebuah suara bel pintu mengagetkannya.

Dengan keadaan lemas dan bercampur malas Bella bangkit dan membukakan pintu. Raut wajahnya berubah menjadi cerah ketika melihat Ronald yang berdiri di depannya. Sekilas Bella melihat kantong kresek berisikan bungkusan makanan.

"Silakan masuk Pak," ucap Bella.

Bella menyingkir dari pintu, lalu Ronald masuk. Ronald segera menutup pintu. Agar tak ada seseorang pun yang dapat mendengar pembicaraan mereka berdua. Bella membulatkan matanya melihat hal itu. Namun ia membiarkannya karena akhirnya mempunyai pemikiran yang sama dengan Ronald.

"Kamu kelihatan pucat. Sebaiknya kamu ambil piring dan makan makanan ini," suruh Ronald.

Bella menggelengkan kepalanya. "Saya tidak lapar Pak," sahut Bella berbohong.

Ronald tertawa mengejek. "Mukamu udah kayak mayat kamu bilang nggak apa-apa," sindirnya. "Kalau kamu nggak makan aku nggak akan mulai bicara," lanjutnya.

Bella kemudian menurut. Ia mulai berpikiran positif bahwa Ronald akan bertanggungjawab. Meskipun ia sendiri belum mengetahui tanggungjawab seperti apa yang akan Ronald lakukan.

Bella berjalan menuju ke dapur mininya. Ia saat sudah berdiri di depan rak piring dan hampir meraihnya. Namun tangannya menggantung di udara karena sebuah keresahan yang mulai Ia rasakan. Dia mulai ragu dengan permintaannya kepada Ronald yang menuntut tanggung jawab. Sebab di satu sisi ia tak ingin Ronald menikahinya.

Bella enggan. Selain karena dia tak cinta kepada Ronald, ia juga tak ingin menyakiti Laura yang sudah sangat baik kepadanya. Bella kemudian membuang segala pikiran negatifnya.

"Lalu bagaimana dengan masa depan anak ini?" tanya Bella dengan mengelus perutnya sendiri.

Dengan cepat Bella mengambil piring dan kembali ke ruang depan untuk menemui Ronald. Setelah itu ia duduk di depan lelaki itu. Dan Ronald menyuruhnya untuk segera makan.

"Sekarang makan."

Bella mengangguk. Ia meletakkan bungkus makanan di atas piring lalu membukanya. Namun saat aroma dari makanan itu masuk menyeruak ke dalam hidungnya Bella malah hanya memandangnya.

"Kenapa nggak kamu makan?" tanya Ronald dengan wajah dingin.

"Saya merasa mual Pak," jawab Bella dengan jujur.

"Paksa. Memang seperti itu rasanya hamil muda," suruh Ronald yang secara tidak langsung sudah mengakui Bella hamil.

Bella masih diam. Ronald menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Karena merasa jengkel ia mulai mengeluarkan ancaman. "Apa kamu mau aku nyuapin kamu?"

Mata Bella membulat sempurna. Bulu kuduknya merinding mendengar kalimat itu. Segera ia menyendok makanan ke dalam mulutnya, kemudian mengunyahnya. Meskipun disaat yang sama perutnya terasa seperti diaduk-aduk, namun Bella bertahan.

Tak lama makanannya habis. Bella kemudian menaruhnya di atas meja. Ia juga tak lupa minum sebelum mendengarkan penjelasan Ronald.

"Langsung saja Bella. Aku akan bertanggung jawab soal anak yang kamu kandung itu," ucap Ronald.

"Apa yang akan Pak Ronald lakukan?" tanya Bella penasaran.

"Untuk mempertanggungjawabkan perbuatanku. Aku akan menikahkan kamu dengan seseorang," jawab Ronald.

"Menikahkan saya dengan siapa maksud Bapak?" tanya Bella semakin penasaran. Bella mengalami pergolakan hati yang luar biasa mendengar pernyataan dari lelaki di depannya. Itu artinya Ronald akan lepas tanggung jawab dan melimpahnya untuk orang lain.

"Kamu akan aku nikahkan dengan Jona, karyawanku," cetus Ronald ditengah keheningan yang sempat terjadi.

Bella tercengang mendengar nama Jona disebut. Bagaimana tidak. Jona yang dimaksud oleh Ronald dikenal sebagai lelaki yang sangat dingin dan arogan terhadap siapapun. Jona hanya dapat bersikap ramah terhadap Ronald dan juga Laura. Bagaimana bisa Bella hidup bersama menjalani hari-hari dengan suami yang seperti itu?

"Saya tidak mau Pak," tolak Bella.

"Kalau nggak mau menikah dengan Jona jalan satu-satunya hanya dengan menggugurkan anak itu," sahut Ronald dengan sinis.

Ronald bangkit dari tempat duduknya. Tangannya dengan mantap menunjuk ke wajah Bella dan berbicara dengan lantang. "Pikirkan kata-kataku atau aku nggak peduli lagi dengan kehamilanmu itu!"

"Harusnya kamu bersyukur aku mau tanggung jawab!" hardik Ronald sekali lagi. Ia lalu berjalan menuju ke pintu keluar.

"Jangan seperti itu Pak. Saya akan bicara jujur kepada Bu Laura jika Bapak tidak bertanggung jawab soal anak ini." Kini Bella mengancam balik Ronald.

Bab terkait

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 4 Wanita Yang Baik Hati

    Mendengar ancaman dari Bella, membuat emosi Ronald menjadi terpancing. Tangannya mengepal dan rahang wajahnya mengeras. "Lalu apa yang kamu inginkan hah?" tanya Ronald."Kamu ingin aku menikahimu begitu? Itu tidak mungkin!" lanjut Ronald.Bella tak punya pilihan lain lagi selain hanya diam. Mana mungkin dia mengharap Ronald menikahinya. Kini Bella hanya bisa pasrah. Pikiran Bella yang semakin kalut membuatnya menjadi bertambah mual. Tak bisa menahanya lagi ia kemudian berlari meninggalkan Ronald dan pergi ke kamar mandi.Anehnya walau sudah beberapa menit berlalu Ronald masih belum beranjak dari kost Bella. Kakinya seakan terpaku. Merasa tak nyaman dengan perasaannya sendiri kemudian Ronald menyusul Bella ke kamar mandi. Entah kenapa dia takut terjadi sesuatu pada gadis itu.Dengan cekatan ia memijat tengkuk Bella agar merasa lebih lega. Kaget bukan kepalang Bella mengetahui tindakan Ronald yang secara tiba-tiba. Merasa risih ia kemudian menepis tangan Ronald."Tolong jangan lakukan i

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29
  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 5 Tuduhan Palsu

    Perasaan tak nyaman itu kembali muncul. Raut wajah Bella menjadi masam. Akan tetapi saat Laura menyuruhnya untuk masuk. Bella segera menormalkan kembali ekspresi wajahnya. Agar Laura tak sempat mengetahui perubahan mimik wajahnya."Kami asyik melepas rindu," ucap Laura pada suaminya. "Ya sudah. Ayo masuk," ajak Laura sambil merangkul Bella."Kita sambung lagi di dalam, ayo," ucap Ronald.Bella menahan emosi dengan mengeraskan rahangnya. Dia sedang berpikir keras. Apa maksud Ronald dengan kata 'kita' "Dia tak akan ikut bergabung dengan aku dan Bu Laura kan?" Pertanyaan itu kemudian berputar di kepala Bella.Namun Bella menjadi lega saat Ronald akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamarnya. "Kalian lanjutkan pekerjaan kalian ya. Aku akan ke kamar," pamit Ronald."Apa hari ini kamu nggak pergi ke perusahaan?" tanya Laura penasaran. Ronald menggelengkan kepalanya. "Tamu pentingku nanti mau datang ke sini," jawab Ronald.Laura semakin penasaran. "Tamu penting siapa. Klien?" "Bukan," Sahut

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 6 Lelaki Arogan

    Akhirnya Laura mengantar Bella ke rumah sakit tanpa suaminya. Kini Laura memandangi wajah Bella yang masih belum sadarkan diri. Ia menatap kasihan pada wajah yang nampak pucat tersebut. Ia menjadi merasa bersalah karena telah bersikap tak baik pada Bella tadi.Wajah khawatir Laura berubah menjadi sumringah, setelah melihat Bella perlahan sadar dan membuka mata. "Syukurlah kalau kamu udah sadar," ucapnya dengan tulus.Entah mengapa senyuman Laura kembali menular kepada Bella. Sejenak rasa sakit dan deritanya juga turut menghilang hanya dengan mendengar ucapan yang tulus tersebut. Semua itu menjadi kekuatan baru untuknya."Kenapa saya bisa berada di sini Bu Laura?" tanya Bella."Tadi kamu pingsan. Pembantu di rumah yang kasih tau aku. Terus ya aku bawa kamu ke sini sama supir," jawab Laura.Saat Bella ingin duduk kepalanya kembali pusing. Sontak Bella meringis menahan sakit sambil reflek memijat kepalanya. Mata Laura membelalak karena terkejut."Astaga Bella. Kamu jangan buru-buru bangun

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 7 Raja Tega

    Dua hari kemudian. Saat Bella sedang ada di rumah Laura, Jona datang. Sungguh sangat muak sebenarnya setiap kali Bella harus melihat lelaki itu. Ditambah lagi dia akan menikah dengannya. Lengkap sudah penderitaan yang Bella rasakan.Bella tak menyapanya. Kemudian Laura menegur sikap dingin Bella dengan menyenggol lengannya. "Bella. Itu calon suamimu datang, kenapa kamu diam saja?" Rasanya sungguh memuakkan, namun Bella terpaksa menyapanya. "Ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba datang ke sini?" tanya Bella dengan malas.Menyaksikan hal itu Laura hanya dapat tersenyum. Mungkin Bella dan Jona bukan seperti pasangan kebanyakan. Kini Laura mengerti dan tak mencoba mencampuri urusan mereka."Aku ke sini buat jemput kamu," jawab Jona.Memangnya kamu mau ajak aku ke mana?" tanya Bella penasaran."Kita akan pergi ke kantor urusan agama untuk merencanakan pernikahan kita," jawab Jona.Alih-alih senang justru Bella semakin merasa tak karuan. Berbeda dengan Laura yang terlihat sumringah. "Ya sudah, sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 8 Pura-Pura di Depan Mertua

    Pagi harinya Jona mendengar pintu kamarnya diketuk. "Iya. Tunggu sebentar," ucap Jona sambil mengucek matanya. Kemudian ia menurunkan kakinya satu persatu dan berjalan menuju ke pintu kamarnya. Jona dapat melihat wajah ibu mertuanya dari lubang pintu. Matanya membulat sempurna karena panik. Akan gawat jadinya kalau sampai ibunya Bella curiga jika pernikahan mereka hanyalah pura-pura.Secepat kilat Jona berlari ke arah Bella. Dengan sekali gotong dia berhasil memindahkan tubuh Bella yang semula di tikar menjadi terbaring di atas ranjangnya. Bahkan untuk menyempurnakan kebohongannya dia menutup tubuh Bella sampai batas dada."Beruntung tidur wanita ini kayak kerbau. Kalau nggak ribet harus bangunin dulu," gumam Jona."Jona. Ini Ibu, Nak," panggil ibunya Bella."Iya sebentar Bu," sahut Jona. Kemudian ia segera berlari menuju ke pintu. Lalu membukanya."Maaf buka pintunya lama Bu. Tadi saya lagi benerin selimutnya Bella. Biar tidurnya Bella tidak terganggu," ucap Jona berbohong.Ibunya B

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 9 sumber masalah

    "Jona!" Panggilan dari Laura yang memekikkan akhirnya sampai di telinga jona. Jona yang hendak bersantai di kamar membulatkan matanya ketika mendengar teriakan Laura. "Wanita itu kenapa suaranya ada di rumahku?" tanya Jona pada dirinya sendiri. Tak ingin mendapatkan masalah Jona kemudian berlari menuju ke sumber suara, yaitu dapur. Seketika jantung lelaki itu seakan mencuat dari tempatnya. Ketika melihat Laura sudah menahan tubuh Bella yang nyaris pingsan. Hal berikutnya yang dia lakukan tentunya berakting seakan dia adalah suami yang tak tahu apa-apa dan merasa ikut khawatir. Agar dirinya tak disalahkan."Astaga Bella, apa yang terjadi padamu. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Jona sok peduli. Padahal dirinyalah sumber masalah utamanya.Saat Jona bertanya Bella benar-benar pingsan. Laura semakin panik. Kemudian ia mendesak Jona untuk membawa Bella ke rumah sakit."Nanti aja tanyanya. Yang paling penting sekarang kita harus bawa Bella ke rumah sakit," suruh Laura.Melihat Jona m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 10 Suami Yang kejam

    "Ibu bersyukur karena kini ada Jona yang jagain kamu Bel. Padahal sebelumnya aku sempat meragukanmu. Maafkan Ibu ya Jona," ucap Laura dengan tulus."Iya Bu. Tidak apa-apa. Wajar saja karena Bu Laura belum begitu mengenal saya," sahut Jona. Sungguh muak rasanya Bella mendengar kebohongan demi kebohongan yang dilontarkan dari lelaki dihadapannya tersebut. Ia kemudian berjanji akan membalas dendam jika nanti dirinya sudah punya cukup kekuatan. Namun saat ini yang terpenting adalah status dan kesehatan anak dalam kandungannya.Yang membuat Bella bertambah sedih ketika Laura berpamitan untuk pulang. "Sudah sore. Aku harus pulang karena masih ada acara. Nanti kabari aku di mana letak kamar kamu ya Bel.""Iya, Bu," sahut Bella. Demikian dengan Jona."Semoga cepat sembuh Bella. Kabari aku jika ada apa-apa ya," ucap Laura sebelum pergi."Terima kasih Bu Laura," ucap Bella.Terima kasih atas kebaikan Bu Laura untuk keluarga kecil kami," sambung Jona."Iya, sama-sama," sahut Laura dengan senyum

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 11 Surat Perjanjian pernikahan

    "Udah diem. Nggak usah manja. Udah cukup kamu permaluin aku tadi," rutuk Jona.Bella terdiam. Bella berusaha sendiri mengambil infusnya yang jatuh, sampai darahnya naik ke selang infus. Dia menahan rasa sakitnya karena takut pada Jona.Saat pintu dibuka, Jona memulai aktingnya. Ia bersikap lembut pada Bella. Menuntun Bella dan memegangi infusnya sampai ranjangnya. "Terima kasih sayang. Aku sekarang nggak akan bersikap sok mandiri lagi. Aku akan nurut sama kamu ya," ucap Bella. Dia sengaja berkata seperti itu di depan pasien dan keluarganya di kamar sebelahnya. Semua ini Bella lakukan demi keselamatan nyawa Bella dan anaknya, juga mentalnya. Dan semua pasang mata berhasil dikelabui. Mereka menyangka bahwa Jona mencintai Bella layaknya suami pada umumnya.**Selama di rumah sakit Bella berusaha kuat. Dan saat dokter berkunjung untuk memeriksa kesehatannya Bella selalu berkata bahwa dirinya tak ada keluhan kesehatan. Ia juga berhasil mendorong dirinya untuk bisa makan makanan yang berg

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08

Bab terbaru

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 129 Tamat

    Waktu telah lama berlalu, Norma mulai menunjukkan tanda tanda perubahan. Dia terlibat dalam program program rehabilitasi di dalam penjara dan mulai memperdalam pemahamannya tentang dirinya sendiri. Dia belajar mengelola emosi dan membuat keputusan yang lebih bijaksana, serta merencanakan langkah langkah untuk masa depannya setelah keluar dari penjara.Ketika hari pembebasannya semakin dekat, Norma merasa campur aduk antara kegembiraan dan ketakutan. Dia tahu bahwa kehidupannya akan berubah lagi ketika dia kembali ke dunia luar, dan dia berharap bahwa dia siap untuk menghadapinya. Dengan dukungan dari keluarga dan tekad yang baru ditemukannya, Norma bersumpah untuk menjalani hidup yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab setelah dia dibebaskan.*** Norma duduk di sebuah kafe, mencerna sensasi kebebasan yang baru ia rasakan. Setelah beberapa tahun di penjara, setiap momen di luar terasa seperti anugerah yang tak terhingga baginya. Namun, di antara kegembiraannya, ada perasaan cemas

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 128 Kedua Ibu Jona Kini Sahabat

    Nyonya Evelyn merasa prihatin dengan kondisi ibu kandung Jona yang sudah lumpuh bertahun tahun. Dia merasa perlu untuk mencari bantuan profesional yang terbaik untuk membantu kesembuhan ibu Jona. Setelah melakukan penelitian dan mencari referensi, Nyonya Evelyn menemukan seorang dokter ahli terkenal dalam rehabilitasi medis dan pemulihan kondisi fisik yang serius.Dokter tersebut dikenal karena keahliannya dalam merancang program rehabilitasi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kemampuan mereka. Dia memiliki pengalaman luas dalam merawat pasien dengan berbagai kondisi fisik, termasuk lumpuh, dan memiliki reputasi yang baik dalam membantu pasien mencapai kemajuan signifikan dalam pemulihan mereka.Dengan harapan untuk membantu ibu kandung Jona mendapatkan perawatan terbaik, Nyonya Evelyn mengatur pertemuan dengan dokter tersebut. Mereka bertemu di kantor dokter, di mana dokter tersebut melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi ibu Jona dan merencanakan program rehabilit

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 127 Keakraban Kedua Ibu Jona

    Kehadiran ibu kandung Jona, Nyonya Margaret, bersama dengan perawatnya, menyebabkan gemuruh di rumah Bella dan Jona. Meskipun Bella merasa sedikit tegang dengan kedatangan mendadak itu, dia menyambut ibu Jona dengan senyum hangat, memperkenalkan cucu cucunya dengan penuh kebanggaan.Nyonya Margaret, dengan wajah yang dipenuhi dengan campuran antara senyum dan raut penyesalan, mengamati Aurora dan Rafael dengan penuh kasih sayang. Meskipun ada ketegangan yang tersisa di udara, Bella berusaha untuk menciptakan suasana yang hangat dan ramah.Namun, ketegangan di rumah semakin bertambah ketika ayah Jona dan ibu tiri Jona tiba tak lama setelah itu. Kecanggungan yang luar biasa melanda ruangan saat ketiga orang itu bertemu di hadapan yang lainnya.Ayah Jona, seorang pria yang serius dan berwibawa, menyambut Bella dan anak anaknya dengan sapaan yang sopan, tetapi tetap menjaga jarak yang terasa tegang. Sementara itu, Nyonya Evelyn, ibu tiri Jona, mencoba untuk menjaga ketenangan dengan senyu

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 126 Kelahiran Anak Kedua

    Sembilan bulan kemudian…Sembari berbaring di ranjang rumah sakit, Bella menahan rasa sakit yang melanda tubuhnya dengan erat. Wajahnya terhuyung huyung di antara ekspresi keteguhan dan kelelahan yang tak terelakkan. Nyonya Evelyn, ibu tiri Jona yang setia, berdiri di sampingnya dengan tatapan penuh perhatian dan kekhawatiran yang dalam.“Ibu akan di sini untuk menemani perjuanganmu, sayang,” ucap Ibu tiri Jona.“Berjuanglah, Sayang,” kata Bella ikut memberikan dukungan. Sementara Bella sibuk berkonsentrasi memperjuangkan kelahiran anaknya.Bunyi detak mesin yang mengawasi detak jantung bayi yang belum lahir terdengar di ruangan itu, menciptakan ketegangan yang mendalam. Dokter dan perawat bergerak dengan cepat dan cermat, siap untuk membantu Bella melalui proses yang mengharukan ini.Bella menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit yang luar biasa saat kontraksi mengguncang tubuhnya. Dia merasakan tubuhnya bergetar dengan kekuatan alam yang menggerakkan proses kelahiran. Tatapan mat

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 125 Hari Hari Menyenangkan Bersama Ibu Mertua

    Bella, meskipun Norma telah dipenjara, masih merasakan dampak traumatis dari peristiwa yang telah terjadi. Dia merasa takut dan tidak aman, bahkan di lingkungan yang seharusnya memberinya perlindungan. Trust issue yang dia alami membuatnya sulit untuk mempercayai siapa pun, termasuk asisten pribadi yang diberikan oleh Jona untuk membantunya.Jona, yang sangat peduli dengan kesehatan mental Bella, berusaha keras untuk memberikan dukungan dan bantuan yang dia butuhkan. Dia berharap bahwa dengan hadirnya asisten pribadi, Bella akan merasa lebih terbantu dan didukung dalam mengatasi trauma yang dia alami.Namun, rencana Jona tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Bella tetap waspada dan tidak bisa membuka diri bahkan kepada asisten pribadi yang telah ditunjuk khusus untuknya. Setiap upaya yang dilakukan untuk mendekatinya bertemu dengan tembok percaya diri yang kokoh yang telah dibangun oleh pengalaman traumatisnya.“Aku tidak tau lagi harus bagaimana untuk menghilangkan rasa traumatisnya

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 124 Masuk Penjara Untuk Instropeksi Diri

    Setelah berjanji untuk berubah menjadi lebih baik, Norma tampaknya mengalami kemunduran yang mengkhawatirkan. Ketika dia mengetahui bahwa Bella sedang hamil anak Jona, gelombang kemarahan dan kecemburuan kembali memenuhi pikirannya. Meskipun dia telah berusaha untuk menahan diri, namun dorongan untuk membalas dendam terhadap Bella dan Jona kembali menghantui dirinya.“Nggak! Ini nggak bisa dibiarkan. Seharusnya aku yang mengandung anak, Jona. Bukan kamu, Bella!” Norma mengamuk sambil menyapu semua yang ada di meja riasnya. Akibatnya semua peralatan make-up nya berserakan di lantai.“Kamu nggak boleh bahagia di atas penderitaanku, Bella. Tidak boleh. Aku harus lakukan sesuatu!”Tanpa memikirkan konsekuensi dari tindakannya, Norma merencanakan sesuatu yang gelap. Dalam kegelapan malam, dia merayap ke rumah Bella dan Jona dengan niat yang tidak baik. Dengan hati yang penuh dendam, dia mencoba untuk menyakiti Bella, dan mungkin juga calon bayi mereka.Namun, sebelum dia dapat melaksanakan

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 123 Menuju Hidup Yang Lebih Baik

    Langkah Norma untuk memviralkan informasi tentang Zhe ke media sosial, menyebabkan kehebohan besar di antara para pengguna media sosial. Berita tersebut menyebar dengan cepat, mengguncang dunia hiburan dan industri musik di mana Laura, ibu Zhe, adalah figur terkenal.Tidak butuh waktu lama bagi berita tersebut untuk mencapai telinga Ronald, yang segera menyadari bahwa rencana Norma telah berbuah pahit bagi keluarganya. Dia merasa putus asa dan marah, meratapi kerugian besar yang dideritanya, baik secara pribadi maupun profesional.“Sial! Beritanya sudah menyebar,” umpat Ronald dengan penuh emosi. Laura, meskipun terguncang dengan paparan publik tentang masalah pribadi keluarganya, tetap tenang dan tegar. Dia memilih untuk fokus pada kesembuhan Zhe, meskipun hal tersebut berarti harus menghadapi konsekuensi dari tindakan Norma.Sementara itu, Bella dan Jona tidak terhindar dari dampak dari berita tersebut. Mereka mengalami tekanan tambahan dari publik dan media, yang menempatkan merek

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 122 Bahaya Yang Masih Mengintai

    Norma, yang telah lama menunggu aksi Ronald selanjutnya dalam menganggu bella dan Jona, merasa resah dengan keheningan yang terjadi belakangan ini. Dia memutuskan untuk mengambil inisiatif dan menemui Ronald, mencoba mencari tahu apakah dia benar benar telah berhenti mengganggu Bella dan Jona.Dengan hati yang berdebar, Norma mengetuk pintu rumah Ronald. Saat Ronald membukakan pintu, Norma langsung melontarkan pertanyaannya dengan penuh kekhawatiran."Ronald, aku harus tahu apa yang terjadi," ucap Norma dengan suara gemetar. "Langkah apa lagi yang akan kamu ambil terhadap Bella dan Jona? Mereka sudah cukup lama hidup tenang."Ronald menatap Norma dengan serius, sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Norma, aku harus jujur padamu. Aku sudah berhenti," ujarnya dengan tegas.Norma merasa terkejut mendengar pengakuan tersebut. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar. "Bagaimana mungkin aku percaya padamu setelah semua yang sudah terjadi?" kata Norma dengan nada yang tajam.Ronal

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 121 Berusaha Menjadi Lebih Baik

    Keesokan harinya, suasana di rumah Zhe terasa hening. Zhe masih tertidur, terpapar oleh kelelahan dan ketidakpastian. Namun, keheningan itu tiba tiba terputus oleh suara keras dari pintu depan.Kedatangan polisi yang tak terduga membuat Ronald. Laura yang pagi itu datang untuk menemui Zhe tak kalah terkejut. Mereka bingung dan khawatir, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Namun, kekhawatiran mereka mencapai puncaknya saat polisi meminta izin untuk memeriksa kamar Zhe.Dengan hati yang berdebar, Ronald dan Laura mengizinkan polisi masuk. Mereka menyaksikan dengan mata terbelalak ketika polisi menemukan paket kecil yang berisi narkotika di dalam laci meja Zhe.Ronald merasa dunianya hancur saat itu. Dia merasa bersalah karena telah menyia nyiakan kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Zhe. Laura, sementara itu, hancur karena melihat anaknya yang terperangkap dalam lingkaran kejahatan yang gelap.Tanpa berkata sepatah kata pun, polisi membawa Zhe pergi untuk diperiksa lebih lanj

DMCA.com Protection Status