Hubungan antara Vier dan ibunya memang belum sepenuhnya membaik. Terlebih lagi ketika Hara mengatakan kepada ibu Vier jika dia akan mengakhiri rumah tangganya bersama dengan Vier. Padahal, Hara sudah menjelaskan jika hubungannya dengan Vier baik-baik saja dan mereka bahkan berteman baik, tapi perempuan itu tidak peduli dan masih menyalahkan Vier. Tentu saja kekecewaan yang dirasakan semakin melambung tinggi. “Keinginan Ibu itu nggak muluk, Vier. Kamu menikah dengan Hara dan segera memiliki anak. Kalian hidup bahagia dan dengan begitu, ketika Ibu meninggal nanti dan bertemu dengan bapakmu, Ibu tidak merasa gagal.” “Ibu yakin pernikahan itu akan bahagia ketika tidak ada apa pun yang aku rasakan dengan Hara? Kami sudah sepakat untuk berpisah dengan baik-baik dan Hara sudah merelakan aku pergi, Bu.” “Dia sebenarnya terpaksa melakukannya. Bagaimana bisa ketika dia mencintai seseorang akan dengan mudah melepaskannya?”“Karena dia tahu dia akan lebih bahagia ketika dia melepaskan aku.” Vi
Vier tentu saja tidak bisa tetap bertahan di Sky Blue dan mengabaikan permintaan Rizal. Maka Kaila harus mengalah dan melepaskan Vier. Melepaskan karyawan hebat dan sekaligus laki-laki yang dicintai. Meskipun itu berat, tapi tidak ada pilihan lain. Bahkan setelah kepergian Vier dari perusahaannya, Kaila merasa hampa.Hal itu berbeda di VL. Semua karyawan dihebohkan atas kedatangan Vier yang tiba-tiba. Mereka tidak tahu pasti berapa lama Vier pergi dari perusahaan, tapi mungkin itu hampir satu tahun. Dan sekarang, dia kembali. Dia kembali setelah perceraian dengan bos VL. Untuk sebagian orang, seharusnya hal itu sangat memalukan. Bahkan cibiran demi cibiran terlontar begitu saja.“Rasanya akan menjadi hal yang kurang menyenangkan saat saya berada di sini, Pak.” Ini adalah hari pertamanya dan dia harus mendapatkan tatapan-tatapan aneh dari karyawan lain meskipun mereka tidak bisa mengeluarkan ‘tuduhannya’ secara langsung kepada Vier. “Hal ini pasti akan terjadi. Tapi itu tidak perlu k
Violet mendesah lega setelah dia merasa kenyang. Dia berpikir Vier akan mengabaikan perutnya yang kosong karena pagi-pagi sekali sudah diculik oleh lelaki itu. Tapi ternyata saat di perjalanan, mereka berhenti di sebuah kedai yang cukup ramai dan menu yang disajikan juga sangat menggugah selera. Namun seperti biasanya, mereka tetap memilih menu yang cukup bersahabat untuk perut mereka di pagi hari. Bubur ayam. “Abang tahu dari mana tempat ini?” Mereka sudah sampai di tempat tujuan dan Violet merasa takjub. Tempat itu indah dengan pohon-pohon tinggi yang mengelilingi. “Saat itu waktu di Sky Blue, ada teman-teman yang membicarakan tentang tempat ini. Ada salah satu dari mereka yang nunjukin fotonya dan aku rasa itu tempat yang indah. Dan ternyata benar.” “Abang pertama kali datang?” “Ya.” Violet di antara terlalu sibuk atau terlalu malas untuk jalan-jalan. Saat weekend dia hanya menghabiskan waktunya membaca buku dan tetap di rumah. Tidak ada keinginan untuk pergi atau bersenang
Senyuman yang tadi tersemat di bibir orang tua Raka hilang seketika mendengar jawaban Candy. Empat sampai lima tahun bukan waktu singkat, itu artinya usia Raka sekitar 34 atau 35 tahun. Usia itu adalah usia yang cukup tua untuk mengawali rumah tangga. “Candy, perempuan memiliki batas waktu untuk bisa memiliki anak. Kamu tahu kan maksud Tante?” Tentu saja Candy tahu. Tapi untuk menikah sekarang, Candy juga tidak bisa melakukannya. Candy menunduk dalam. Keinginan untuk menangis begitu besar. Untuk beberapa saat dia hanya diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri, tapi setelah merasa memiliki kekuatan kembali, dia mendongak untuk menatap perempuan paruh baya di depannya.“Tante, saya janji setelah menikah, saya akan langsung program untuk memiliki anak. Dan program lagi setelah dua tahun kemudian. Bisakah seperti itu?” “Memiliki anak tidak semudah yang kamu bayangkan, Candy.” Ayah Raka bersuara. “Kami dulu memiliki Raka membutuhkan waktu hampir lima tahun. Saat kami akan program untuk
Violet menoleh saat namanya disebut. Sedikit mengernyit ketika melihat seorang wanita yang tidak asing di sebelahnya, tapi ingatannya menguak sebuah memori yang sudah tenggelam oleh tumpukan memori yang lain. Dia pernah melihat perempuan itu di restoran. Dia bersama dengan Vier. “Anda, mantan bos Vier?” tanya Violet setelah itu. Kaila memberikan sebuah senyuman kecil sebagai formalitas meskipun dia tak suka dengan sebutan yang Violet berikan. Mantan bos? Kalau bukan karena pihak VL yang mengambil Vier dari Sky Blue, maka Vier masih bekerja dengannya dan tentu saja masih menjadi karyawannya. Raut kesal Kaila bisa dengan mudah dibaca oleh Violet. Tapi Violet tetaplah Violet, dia bisa dengan mudah melemparkan segala macam hal yang tidak berguna di dalam kepalanya. “Ya, begitulah kira-kira.” Kaila menjawabnya dengan suara mengandung kesinisan. Violet tidak menjawabnya lagi karena dia tidak memiliki hal penting yang harus dikatakan.Candy berjalan mendekat ke arah Violet dan keningnya
Pertanyaan itu sebenarnya sudah memiliki jawaban yang jelas. Jika mereka akan kembali menikah, maka sudah pasti harus melewati tahapan yang mengerikan. Penolakan demi penolakan pasti akan diberikan oleh ibu Vier tak peduli apa. Terlebih lagi, Vier pernah mengatakan akan melajang seumur hidup. Bagaimana bisa ucapannya tidak bisa dipegang sama sekali? Itu hanya akan mempermalukan dirinya sendiri di hadapan ibunya. Tapi, kehilangan Violet untuk kedua kalinya bukan sebuah pilihan. “Aku tidak akan berbohong kalau Ibu masih menentang cinta kita. Beliau pasti akan terus menentang. Tapi Violet, bisakah kita mencobanya?” “Bagaimana kalau gagal?” Violet pernah mendapatkan penghinaan yang begitu menyakitkan dari perempuan paruh baya itu sebelumnya. Dia tahu kalau ibu Vier tidak bisa ditaklukkan begitu saja. Perempuan itu keras kepala. Sangat. “Jangan pedulikan kegagalan itu. Yang terpenting kita mencobanya.” “Kalau kamu mencintai Vier, maka kamu juga harus mencintai keluarganya, Violet.”
Kesalahan tak termaafkan. Rasanya, ucapan itu cukup keji. Violet yang mendengarnya merasa ucapan mantan ibu mertuanya sudah keterlaluan. Dia tidak melakukan tindakan kriminal seperti pembunuhan yang menghilangkan nyawa seseorang. Tapi karena sudah terlanjur kebencian itu masuk dalam setiap hembusan nafas perempuan itu, maka hanya ada kebencian di dalam hatinya. “Kenapa tidak menjawab?” tanya ibu Vier lagi. “Ucapan saya adalah kebenaran. Karena itu kamu tidak memiliki sanggahan.” Perempuan itu puas melihat Violet yang tampak tidak bisa berkutik karena ucapannya. “Saya bukannya tidak memiliki sanggahan atas ucapan Ibu kepada saya. Hanya saja saya merasa Ibu bersikeras membohongi hati Ibu sendiri.” Violet menyamankan posisi duduknya sebelum melanjutkan ucapannya. “Ibu salah kalau saya merebut Vier dari Hara. Kita semua tahu kalau Vier sejak awal tidak pernah mencintai perempuan itu. Dan faktanya keinginan Vier untuk pergi dari Hara begitu besar. Dan kebetulan saya berada di waktu yang
“Aku mencarimu, ternyata kamu ada di sini.” Davin menjawab santai tapi tatapannya sesekali mengarah pada Violet yang diam tanpa bersuara. Perempuan itu seperti tak ingin diganggu oleh siapa pun. Dia seolah sudah memasang tembok tinggi agar tidak ada siapa pun mengganggu dirinya. Kaila tersenyum. “Aku pernah bilang kamu, kan, aku akan mengenalkan seseorang. Dia ada di sini.” “Begitukah?” Lantas tatapan Devan mengarah pada Vier. “Apa lelaki ini?” tanyanya.“Benar. Dia pernah bekerja di Sky Blue dia sangat berbakat.”Violet tidak memberikan reaksi apa pun kecuali hanya terus menyimak ucapan dua orang di depannya. Entah apa yang sedang ingin ditunjukkan oleh Kaila kepadanya. Vier yang mendapatkan tatapan dari Devan hanya mengangguk dengan sopan. Dia tampak sama tidak mengertinya seperti Violet. Tujuannya datang ke tempat itu tak lebih karena sebuah undangan dan dia menghormati Kaila yang sudah mengundangnya. Di luar itu, dia sama sekali tak tahu tentang apa pun yang barangkali sedang d