Beranda / Romansa / Status Facebook Tetangga / Gara-gara Nasi Berkat

Share

Gara-gara Nasi Berkat

last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-14 22:34:15

‘Rasanya ada yang kurang,’ batinku. ‘Berkat, iya, nasi berkat atau nasi kotak. Sudah kesepakatan kalau arisan dapetnya nasi berkat, lha ini kok nggak dapet, wah, gimana ini.’

Ibu-ibu komplek membubarkan diri, wajah mereka penuh tanda tanya, mungkin sama halnya denganku.

Aku dan Bu Ais masuk ke mobil, “Monggo ibu-ibu, saya duluan, ya,” sapaku pada ibu-ibu komplek yang kami temui di jalan.

“Mama Ais, kayaknya ada yang kurang, deh,” tanyaku pada Mama Ais. Kami saling memandang dan Mama Ais  mengiyakan.

“Nasi berkat, iya kan?” ucap Mama Ais

Kami tertawa bersamaan, hingga tak terasa sampailah di kediaman Mama Ais. Mama Ais keluar dari mobil. “Makasih ya, Mama Adit,” lanjut Mama Ais sembari melambaikan tangan. Aku melajukan mobil hingga sampai. Setelah ku parkir, aku masuk ke dalam.

Jam lima sore, rupanya anakku sudah pulang. Astaghfirullah, aku lupa tidak menitipkan kunci sama tetangga sehingga anakku tidak bisa masuk rumah.

“Sayang, sudah lama nunggu Mama?” tanyaku pada Adit—putraku.

“Mama kemana, sih, aku nungguin lama, akhirnya main sama Nabil,” jawab putraku cemberut.

“Maafin Mama, ya,” pintaku sembari kupeluk Adit penuh kasih.

“Ma, aku laper,” ucapnya sembari merengut dan memegangi perutnya.

Astaghfirullah, tadi aku tidak masak. Kupikir dapat nasi dari Mama Azzah.

“Gini aja, Nak, Mama kan tidak masak, gimana kalau beli bakso saja, nanti Mama pesenin lewat online.”

Adit mengangguk tanda setuju. Aku membuka aplikasi online untuk memesan bakso. Sambil menunggu aplikasi itu bekerja, aku ke aplikasi WA untuk melihat status di WA dulu.

“Alhamdulillah arisaan berjalan dengan lancar, jajan habis karena enak dan mahal.”

Itu status dari Mama Azzah. ‘Apa-apaan, dasar pelit, mana nasi kotaknya.’

Sebal mlihat status Mama Azzah, akhirnya bikin status di WA.

“Sombongnya selangit, gayanya menggigit, tetapi pelit.”

Itu kubuat story di WA-ku. Kemudiaan aku kirim lagi.

“Kasihan anakku, pulang sekolah kelaparan, emaknya kadung nggak masak dikira dapet nasi kotak.” Lalu kukasih emot nangis dan kukirim di story WA-ku.

Setelah membuat status di story WA aku langsung pesan bakso melalui aplikasi yang tadi sempat kubuka. Sepuluh menit berlalu, pesanan datang, kupersilakan Adit untuk makan.

Kubuka kembali whatshapku dan ada pesan masuk. Dari Khamila, ia membalas sory WA-ku

[Ma, jangan gitu, dong!]

[Kenapa memang?] balasku.

[Malu-maluin] balas Khamila—Mama Azzah.

[Kamu ngerasa?] balasku kesal. Sebenarnya aku masih ingat kejadian saat ia bikin status hoak dengan suamiku.

Tidak dibalas. Makanya jadi orang jangan suka pamer, sok kaya tetapi tidak mampu.

Ting …. Notifikasi WA masuk, kukira dari Khamila, ternyata dari Mama Adam.

[Ma, tahu nggak, seminggu lalu aku ngelihat suami njenengan bareng sama Khamila satu mobil.]

Wah, panas hatiku, apakah kejadian kemarin akan terulang kembali? Kemarin kukira hoaks, tapi jika ini benar maka akan aku buat keributan di komplek.

Jika tak mampu menyaingiku, jangan main samber suami orang, tidak malu apa, sudah bersuami nggodain suami orang.

Aku sudah tidak sabar menunggu kepulangan suami. Biasanya habis Isya ia pulang.

.

.

Seperti yang telah aku perkirakan, setelah Isya, suamiku pulang. Kusambut kedatangannya dengan baik, kubawakan tasnya dan kubukakan sepatu serta kaos kaki. Setelah itu ke kamar dan kubukakan jas serta hemnya.

Itulah aku, mau apalagi? Secara aku tidak kerja, kerjanya melayani suami, mengurusnya sehingga tidak gemuk-gemuk, hahaha.

Suami dan anak kuurus dengan baik sehingga iapun sayang padaku. Pulang kerja ia membawa makanan kesukaanku karena hari ini tidak memasak.

“Ma, ini pesenannya,” ucap Papa sembari memberikan tak kresek berisi pecel lele yang kupesan tadi.

“Makasih, Papa sayang,” ucapku sembari kukecup Pipinya. Iapun tersenyum. “Papa mandi dulu geh, setelah itu kita makan,” lanjutku.

Mas Adnan menuruti perkataanku, iappun masuk kamar dan mandi. Baju sudah kupersiapkan.

Sembari menunggu Mas Adnan, ku foto pecel lele dan kuupload ke f******k Mas Adnan. Kebetulan aku tahu paswordnya.

“Suami sayang istri rejeki pasti melimpah.”

Kuupload pula di story WA dengan caption, “Makasih Mas, sudah membelikan pesenanku,” sembari aku kasih emot love.

Ting ….

Notifikasi masuk di inbox Mas Adnan, Khamila Mama Azzah. Sial, wanita itu inbox suamiku.

[Ehem, andaikan suamiku sepertimu, Mas, aku pasti bahagia]

Begitu isi inboxnya. Wah, ia curhat.

[Sudahlah, dia itu jodohmu, jadi terima apa adanya]

Kubalas seperti itu di inbox Mas Adnan.

[Tapi, Mas]

Asem, maunya apa dia, curhat sama suami orang.

[Dia jodohmu]

Balasku.

[Aku mau seperti kamu.]

Kurang ajar, dia menggoda suamiku.

Inbox dari Khamila aku screenshoot lalu kukirim ke WA-ku setelah itu kuhapus, keburu Mas Adnan datang. Dan hape aku letakkan kembali ke meja.

Apakah ia sering inbokan dengan suamiku?

Mas Adnan datang, ugh, memang ia sangat tampan. Tak salah aku menikah dengannya.

“Makan, yuk, Pa. Adit sayang, sini makan!”

Kita makan bersama, setelah itu Adit ke kamar untuk belajar, sedang aku masih di meja makan bersama Mas Adnan.

“Mas, Minggu kemarin apa si Khamila nebeng Mas lagi?” tanyaku hati-hati takut kesinggung.

“Iya,” jawabnya santai. Panas hatiku.

“Mas, kenapa, sih, masih dilayani?” tanyaku ngegas.

“Orang dia bilang mau nebeng, kenapa enggak. Kan kasihan, katanya suaminya pulang jam tujuh habis sift malem.”

Darahku semakin mendidih, rupanya dia mulai menggoda-goda suamiku, awas saja, akan kuviralkan di medsos.

“Tadi pagi juga nebeng, katanya mau ambil kue buat acara arisan,” lanjut Mas Adnan.

“Mas, seharusnya jangan mau, nanti ada fitnah,” ucapku masih dengan nada kesal.

“Aku nggak enak mau nolak.”

“Pokoknya besok-besok harus di tolak.”

Setelah itu aku ke kamar dengan perasaan kesal. Aku harus bikin ia jera, besok pagi aku mau ikut Mas Adnan ke kantor, kalau ia mau nebeng, tak akan aku biarkan.

Tak làma Mas Adnan menyusul dan memelukku.

“Apakah kamu cemburu?”

“Pasti!” ucapku ngegas.

“Syukurlah, berarti kamu mencintaiku,” ucap Mas Adnan masih memelukku.

“Memang selama ini kamu pikir aku nggak mencintaimu?” ucapku.

“Tapi kan nggak seperti ini, ah, sudahlah, mendingan kita ibadah saja, yuk.”

Mendengar rayuan Mas Adnan, akhirnya hatikupun luluh. Malam ini, kami menghabiskan malam untuk ibadah yang tidak boleh dilakukan oleh pasangan yang belum halal. Ha ha ha ….

.

.

Keesokan harinya, aku bangun lebih pagi untuk keramas karena semalam kami melakukan ibadah. Semua telah kupersiapkan termasuk untuk sarapan.

Setelah Adit—putraku naik jemputan ke sekolah, tibalah giliran Mas Adnan bersiap ke kantor. Akupun telah bersiap untuk ikut. Kali ini aku mau ke mall karena kemarin dapet arisan. Aku mau beli perhiasan.

“Kamu mau ikut aku?” tanya Mas Adnan.

“Iya, Mas, mau beli emas, kemarin dapet arisan,” jawabku.

“Owh, pantesan sudah rapi,” balasnya. Ia memperhatikan penampilanku yang modis. Pakai celana pas/celana pensil dan dipadukan denga tunik serta jilbab pasmina.

“Jangan terlalu cantik, nanti dikiranya masih gadis,” ledek suamiku. Aku tersipu, memang dia suka memujiku, itulah yang aku suka darinya.

“Yuk berangkat,” ajaknya.

Mas Adnan mengeluarkan mobil dari garasinya. Sebenarnya aku bisa berangkat sendiri karena aku punya mobil, tapi kali ini aku ingin melihat bagaimana reaksi Khamila ketika tahu kalau aku ikut suami.

Setelah mobil keluar, kukunci semua pintu termasuk pintu pagar. Aku masuk ke mobil dan duduk bersebelahan dengan suami.

Mobil pajero sport warna putih meluncur ke jalanan komplek. Banyak orang lalu lalang dan juga para penghuni perumahan keluar, mungkin berangkat kerja, seperti halnya suamiku.

Ketika di sebuah belokan menuju jalan raya, mobil Mas Adnan ada yang menghentikan. Seorang wanita yang sudah tak asing lagi buatku. Khamila, wanita sombong itu, gila, penampilannya memuakkan, udah emak-emak tapi dandanannya kayak ABG.

Uhuy, bersambung ya readers ....

Bab terkait

  • Status Facebook Tetangga   Kepergok

    Ketika di sebuah belokan menuju jalan raya, mobil Mas Adnan ada yang menghentikan. Seorang wanita yang sudah tak asing lagi buatku. Khamila, wanita sombong itu, gila, penampilannya memuakkan, udah emak-emak tapi dandanannya kayak ABG.“Khamila?” Pekikku, “Mas, apakah ia sering menghentikan mobil Papa di sini?” cecarku pada pria yang telah menikahiku selama tujuh tahun itu.“Iya, dan ia memaksaku, kadang langsung masuk ke mobil.”Kurang ajar bener.“Oke, Pa, kita berhenti,” perintahku. Ia tidak akan melihatku dari luar. Akhirnya mobilpun berhenti.Tiba-tiba Khamila membuka pintu mobil dan ia terkejut ketika mendapatiku berada di mobil.Aku tersenyum sembari melipat kedua tangan di dada.“Hay,” sapaku padanya.“Eh, Mama Adit,” ucapnya sambil salah tingkah menahan malu.“Mau kemana, Ma” tanyaku.“Ehm,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-14
  • Status Facebook Tetangga   Pamer!

    Bab 1 Akhirnya selesai juga pekerjaanku. Dari pagi ublek-uthek di dapur mempersiapkan sarapan. Meski suamiku bergaji besar , tetapi kami tidak memiliki pembantu. Memang aku yang menginginkan dengan alasan agar aku bisa gerak dan tidak mager dan juga uangnya bisa digunakan untuk yang lain. Waktunya rebahan sambil nunggu Dhuhur, lagi pula mau apa lagi? nyuci, memasak, menjemur pakaian, menggosok, menyapu, mengepel, semuanya sudah. “Capek,” gumamku. Aku menuju ke ruang tengah, ruang khusus untuk keluarga dan tiduran di kasur yang memang telah tersedia. Sembari tiduran kubuka-buka medsos. Ada status menarik dari Mama Azzah---tetangga sebelah. Ratu sosmed kalau kami menyebutnya. Aku dan dia satu komplek, tetapi beda blok. Rumahku di cluster depan, tentu saja cluster termahal sedangkan dia cluster biasa. Kami ada grup WA emak-emak komplek dan mengadakan arisan RT sebulan sekali. “Alhamdulillah ya, Pi, akhirnya kesampean juga beli baru.” Begitu isi statusnya sembari menyertakan fo

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-14
  • Status Facebook Tetangga   Penggoda

    Geram sekali aku membacanya, kesal! Begitu bangganya ia dengan suaminya. Rasanya ingin kukomentari statusnya dan kuupload foto saat suaminya bersama wanita itu di café, huh!Melihat status Mama Azzah di facebook, rasanya jadi males mau ngerjain sesuatu. Kesalnya nggak ilang-ilang.“Mama Azzah, hati-hati kalau nyetatus, nanti ada yang suka sama suaminya, lho.”Akhirnya aku berkomentar seperti itu di status Mama Azzah.Tak lama ia memberi emot tertawa di komentarku.‘Ya Ampun, komentarku malah ditertawakan. Ya sudahlah, nanti kalau ketahuan bisa nangis guling-guling.’Menjelang Dhuhur semua pekerjaanku selesai termasuk memasak. Sebenarnya memasak hanya untuk makan siangku saja karena suami dapat makan di kantor dan Adit dapat di sekolah. Untuk makan malam, nanti aku masak dadakan atau masakan siang diangetin.“Mau ngapain di rumah, ya, rasanya kok bete. Ehm, mendingan aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • Status Facebook Tetangga   Reuni Kampus Dania

    Tak terasa sampailah kami di rumah. Aku membuka pintu pagar, kemudian pintu garasi. Mas Adnan memarkirkan mobil pajero sportnya di samping mobil honda jazzku.Sampai rumah pas Maghrib, kemudian kami beberes. Kusiapkan keperluan Mas Adnan untuk ke Masjid.Adzan berkumandang, “Adit, ke Masjid sana, sama Papa!” perintahku. Adit yang sedang mainan hape milik Papanya dengan malas segera beranjak. Mas Adnan dan Adit ke Masjid bersamaan.Kulihat sebentar story WA sebelum mengambil air wudhu.“Bersyukur dengan apa yang telah Allah anugerahkan.”Begitu isi statusnya Khamila. Tumben bener, jangan-jangan lagi ada masalah dengan Burhan. Ah, bodo amat.Setelah ini aku wudhu dan bersiap untuk sholat.Setelah sholat, tilawah bareng dengan Mas Adnan dan juga Adit.Ya Allah, bersyukur sekali mendapat suami seperti Mas Adnan. Kalau dipikir, hadirnya Khamila ada hikmahnya juga. Mungkin jika tida

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • Status Facebook Tetangga   Gara-gara Reuni

    “Oke, nih aku kirim ke kalian.”Nggak kerasa acara sudah mau selesai. Karena keasyikan ngobrol sampai kami tidak mengikuti acara.“Yuk kita makan-makan,” ajak Atika.“Aku ada suami, kalau mau makan-makan, sekalian ma suamiku,” ucapku.“Boleh, tuh, sekalian biar aku kenal sama suamimu.”Aku meninggalkan acara, kutelpon Mas Adnan untuk mengetahui posisinya sekarang dimana. Sementara Burhan masih mengekor. Ya Ampun, tuh orang ngapain ngekorin kita, nggak ada teman apa?Tiba-tiba aku dikagetkan dengan hadirnya wanita muda yang waktu itu aku lihat saat di Mall.Wanita tersebut menghampiri Burhan, sementara itu Burhan salah tingkah.Aku penasaran, lalu kutemui Burhan.“Mas, jangan bilang kalau dia selingkuhanmu, yah,” ucapku pada Burhan.“Siapa dia, Mas,” tanya wanita muda yang kutaksir usianya dua puluh tiga tahunan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • Status Facebook Tetangga   Janjian

    Aku harus bicara sama Burhan agar istrinya tidak terus-terusan meneror keluargaku atau mendekati suamiku. Dulu menghancurkan hubunganku dengan Burhan, sekarang mendekati suamiku, maunya apa, sih.Tanpa sepengetahuan Mas Adnan, aku chat Burhan. Kebetulan aku tahu nomernya dari hape Mas Adnan.[Assalamualaikum, aku Dania, bisakah kita bicara? Balas GPL]Itu chat yang aku kirim ke Burhan.[Walaikum salam, Hy Dania, untukmu apa sih yang nggak bisa? Kapan?]Semprul, nggak nyadar apa kalau istrinya dah dua.[Hari ini, kamu sift berapa?][Aku sift dua. Oke, nanti ketemu di café dekat Supermarket, gimana? Jam 14.00 sebelum aku berangkat kerja.][Oke.]Setelah Duhur aku bersiap menuju café yang telah kita sepakati. Aku meluncur menggunakan mobil jazzku.Seperempat jam sebelum jam dua, aku telah siap di café. Aku memesan minuman kesuakaanku--jus alpukat.Jam dua kurang lima menit, kulihat dari ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • Status Facebook Tetangga   Gosip

    Aku menuju ke ruang keluarga dan menangis.Kubuka benda pipih yang ada di saku celana lalu aku bikin status.“Fitnahmu akan kau sesali suatu hari nanti.” Setelah itu kukirim caption gambarku dengan gambar Anggita, kebetulan kemarin aku sempat berfoto dengannya.Meski Khamila belum tahu siapa wanita itu, setidaknya ini adalah kode buat dia.Aku masih kesal dengan Mas Adnan yang menyalahkanku.Saat aku di ruang keluarga dan menangis, seseorang tiba-tiba menepuk pundakku.“Dania.”Aku menengok sumber suara dan ternyata adalah Mas Adnan. Aku masih kesal dengannya.“Seorang wanita bersuami dilarang janjian sama suami orang apalagi ketemuan. Makanya Papa menasehati Mama seperti itu,” ucap Mas Adnan sembari memandangku.“Lha itu Mas tahu. Selama ini apa yang dilakukan Khamila? Bukankah dia sering chat Papa? Sering nebeng sama Papa? Bahkan akhir-akhir ini dia

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • Status Facebook Tetangga   Perang Dunia Ketiga

    “Kenapa, sih, dari dulu selalu saja ingin merebut milikku?”Sekali lagi Khamila diam. “Burhan, urus istrimu! Dalam waktu 1 x 24 jam belum kamu bersihkan nama baikku, akan kuviralkan chatinganmu dengan suamiku agar warga tahu kalau kamu penggoda suami orang!” ancamku.“Huuuuuuu!” Terdengar suara teriakan orang-orang. Astaghfirullahal’adziim, rupanya banyak ibu-ibu menguping pembicaraan kami.“Oala, ternyata Khamila itu tukang fitnah, huuu,” kata seorang wanita yang tadi pagi kutemui di tukang sayur.“Hooh, ternyata kita kemakan sama omongannya, huuu,” kata yang lain menimpali.Sementara aku sedikit puas melampiaskan kekesalanku.“Ibu-ibu, tolong bubar, ya, ini bukan tontonan.”Kuusir ibu-ibu komplek secara halus.Sementara Khamila diam dan menunduk.“Khamila! Kamu keterlaluan,” pekik Burhan. “Selama

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23

Bab terbaru

  • Status Facebook Tetangga   52

    Status Facebook TetanggaPart 52--------oOo-------Burhan berkomentar di statusku. Ah, jawabnya nanti saja biar banyak dulu. Aku menuju ke ruang keluarga dan merebahkan badan di kasur depan televisi. Memasaknya nanti sore saja sebab hanya aku saja yang makan, Mas Adnan dan Adit pulang sore, jadi memasak untuk makan malam.Wah, Mas Adnan bikin status, tumben. Status Mas Adnan muncul di berandaku. Lho, ini, kan status lama. Kalau tidak salah saat itu sedang jalan-jalan di Puncak. Karena ada yang komentar, makanya muncul di beranda.Zaskiya Putri, siapa dia. Kenapa dia komentar di statusnya Mas Adnan?"Hay, Bro, apa kabar? Kamu masih seperti dulu."Begitu isi komentarnya. Mas Adnan memberi apresiasi dengan memberi "like" di komentar Zaskiya."Bro, itu istrimu, ya, hmmm cantik juga."Komentar selan

  • Status Facebook Tetangga   51

    Status Facebook TetanggaPart 51-----oOo-----Sekembalinya dua keluarga yang berseteru itu, aku dan Mas Adnan saling memandang. Mas Adnan memegang keningnya. Nampaknya ia sangat pusing."Sudahlah, Mas, memang begini kalau menjadi bapaknya warga. Sabar, ya. Jadikan setiap persoalan menjadi sebuah pengalaman," ujarku sambil mengelus pundaknya. Ia mengangguk perlahan.Kami ke ruang keluarga kemudian aku ke ruang makan untuk mengambil ponselku yang tergeletak di meja ruang makan.Saat membuka kunci ponsel, terlihat notifikasi masuk. Sekitar lima belas menit yang lalu. Oh, rupanya dari Bu Ning.[Bu Dania, tolong rayu suamiku agar membatalkan talaknya.]Lho, kok minta tolongnya ke aku, apa hubungannya denganku?[Bu Dania, please, aku benar-benar pusing. Mas Topik marah besar padaku.] Kembali pesan

  • Status Facebook Tetangga   50. Beradu Lagi

    "Assalaamualaikum." Terdengar suara teriakan seorang perempuan yang tidak asing. Akupun bangkit dan berlalu menuju ke luar. Ternyata ada Bu Tutik dan Bapak Wasito. Wajah mereka tampak tegang.Kubuka pagar dan kupersilakan mereka untuk masuk."Silakan duduk," ucapku. "Ada perlu apa Mama Rena," tanyaku."Pak RT mana Mama Adit," tanya Mama Rena. Terlihat dari wajahnya, ia seperti ingin menceritakan sesuatu. Seperti dugaanku, pasti tentang Mama Adel yang menyebarkan gosip mengenai kuburan Orang tuanya."Sebentar, Mas Adnan sedang makan." Akupun pamit ke dapur untuk membuat minuman sekaligus menemui suamiku."Siapa, Ma," tanya Mas Adnan yang rupanya telah selesai makan."Bu Tutik sama suaminya, mereka ingin ketemu Papa, temui geh," suruhku. Kutuang air panas ke teko untuk membuat teh."Baik, Papa temui dulu ya, Ma," ujar

  • Status Facebook Tetangga   49. Ghibah lagi, Duh!

    Aku dan Mas Adnan ke rumah Mama Rena untuk ta'ziyah.Sesampainya di sana, para pelayat sudah banyak yang datang.Ada juga Khamila Mama Adel dan juga suaminya.Kulihat Mama Rena begitu tegar, mungkin karena ibunya sudah lama sakit sehingga mungkin ini adalah yang terbaik."Kami sekeluarga ikut berduka cita yang sedalam-dalamnya ya Mama Rena, sabar ya," ucapku sambil memeluknya dan mengelus punggungnya."Terima kasih mama Adit," balas Mama Rena.Pada saat itu terdengar percakapan antara suaminya mama Rena dengan Mas Adnan."Pak Warsito yang menggali kubur apakah sudah ada?" Kepada suaminya Mama Rena. Suaminya Mama Rina tampak kebingungan karena memang belum mendapatkan orang yang akan menggali kubur. Orang yang biasa menggali kubur sedang keluar kota.Pada saat itu pak Dayat datang dan ikut bergabu

  • Status Facebook Tetangga   48. Sebuah Pengakuan

    Ternyata Mama Adel tidak datang,ia berjanji akan ke rumah selepas Asar. Aku dan Mas Adnan memutuskan untuk mendatangi rumahnya setelah Maghrib dan tadi sudah mengirim pesan...Usai sholat Maghrib, aku dan Mas Adnan menuju ke rumah Mama Adel. Sesampainya di sana, mereka tidak ada di rumah. Rumah mereka terkunci. Mas Adnan mencoba menghubunginya tetapi tidak dapat tersambung.Beberapa menit kemudian, Khamila dan Burhan datang. Mas Adnan juga mengundang mereka."Kok sepi," tanya Khamila yang masih duduk di atas motor."Kurang tahu, pintu rumahnya terkunci. Ke rumah saja yuk," ajak Mas Adnan. Khamila dan Burhan saling memandang dan akhirnya mengangguk.Akhirnya kami balik dan diikuti oleh keduanya.Sesampainya di rumah, kupersilakan keduanya untuk duduk. Aku ke dapur untuk mengambil air minum dan beberapa makanan ringan. Setelah itu aku keluar dan mempersilakan keduanya untuk minum dan menyantap makanan ringan yang aku sediakan.

  • Status Facebook Tetangga   47. Mempertemukan Dua Orang Yang Berseteru

    Aku di dalam rumah sampai sore menunggu Mas Adnan pulang. Perasaan resah dan gelisah menyeruak dalam dada. Jam empat, Mas adnan tak kunjung pulang. Jam Limapun tak pulang. Kemana Mas Adnan, kenapa jam segini belum juga pulang?Berbagai macam pemikiran-pemikiran negatif berkecamuk dalam otakku.Aku yang sedang duduk di ruang tamu, mandengar bel berbunyi. Sepertinya ada yang datang dan aku keluar.Alhamdulillah, Mas Adnan pulang, Aku menantikannya sekak tadi. Aku mengahambur dan segera memeluknya, mencium pipinya.“Eh, Ma, aku baru pulang dan badan masih bau, lho,” ungkap Mas Adnan dengan heran. Mungkin karena tingkahku yang tidak seperti biasanya.“Kenapahape ditinggal, jadinya aku nggak bisa komunikasi,” ujarku sambil merengut dan masih merangkulnya. Mas Adnan masih berdiri sambil memegang tas kerjanya.“Kamu kangen?” Ledek suamiku“Iya,” ujarku manja. Aslinya benar-benar aku merasa resa

  • Status Facebook Tetangga   46. Pria Misterius Itu Ternyata ....

    Setelah semua barang keperluanku telah aku beli, kemudian aku meluncur ke rumah Khamila.Sesampainya di sana ternyata rumahnya terkunci.‘Kemana Khamila, apa mungkin ia sedang belanja?’Coba aku telpon. Kukeluarkan ponselku dari saku celana jeans yang aku pakai. Langsung kucari namanya.“Assalamualaikum.” Langsung dijawab olehnya. “Ada apa Mama Adit?” tanyanya.“Waalailkum salam. Aku ada di rumahmu, sekarang kamu ada di mana?” tanyaku.“Lah, kenapa nggak dari tadi? Sekarang aku lagi belanja di swalayan,” jawabnya. Waduh, tidak bisa ketemu. Padahal aku ingin menyelesaikan persoalanku dan juga ingin tahu, siapa pria misterius yang menggangguku.Aku juga ingin meminta agar ia menghapus statusnya sekarang, tetapi jika itu aku lakukan, ia pasti tambah senang. Ia itu senang jika aku sulit.&l

  • Status Facebook Tetangga   45. Semua Hampir Saja Terungkap

    Status Facebook TetanggaBenar-benar makin runyam, herannya kenapa Kamila sampai tahu. Wah, si Burhan tidak bisa dipercaya ini.Aku semakin pusing dengan persoalan ini. Jika Khamila tahu, berita ini bakalan cepat tersebar.'Ah baiknya aku memang harus cerita ke Mas Adnan.'Kudekati suamiku yang sedang tertidur pulas. Kulirik jam di dinding, rupanya bentar lagi Asar, memang harus dibangunkan."Mas, bangun sayang, sudah jam 14.40," panggilku sembari menggerak-gerakkan badannya agar cepat bangun.Mas Adnan hanya menggeliat, lalu melirikku dan merangkul."Mas, masih siang, jangan seperti ini, ah." Aku meronta. Dikhawatirkan Adit tiba-tiba pulang karena memang sudah waktunya pulang."Memangnya kenapa? Kan pintu pagar dikunci?" ucapnya. Namun matanya masih terpejam."Mas,ka

  • Status Facebook Tetangga   44. Main Runyam

    “Sudah cukup Pak, Bu! Kalau njenengan berdua ingin bertengkar, silakan di rumah saja,” lerai Suamiku. Kedua pasangan suami istri itupun akhirnya diam. “Silakan, ada apa njenegan ke sini? Apakah ada masalah?”“Pastinya ada, Pak. Saya mau lapor kalau suami saya selingkuh!” sahut Bu Ning. Pandangannya mengarah ke Pak Dayat.Oh Allah, soal perselingkuhan kenapa harus bawa-bawa RT, sih, ini sudah keberapa kali laporan seperti itu.“Ma, berapa kali Papa katakan kalau Papa itu tidak selingkuh. Mana buktinya? Mama itu selalu suudzon. Dulu dituduh selingkuh dengan langganan tukang sayur, sekarang? Ujug-ujug Mama nuduh selingkuh, lalu selingkuh dengan siapa?” Nampaknya Pak Dayat memang sangat kesal dan marah.“Justru Mama yang nggak mau ngak

DMCA.com Protection Status