Share

Panah Beracun

"Katanya Baginda telah menyerahkan peperangan ini padamu. Jadi, kau harus memberikan kemenangan untuk Baginda. Benar, tidak?" Bagas tak sempat menjawab, mereka kemudian memandang ke arah yang sama. Ke arah suara riuh para penjaga di belakang istana.

"Ayo kita lihat." Bagas serta merta menarik lengan Marta, mengajaknya menuju ke arah sana. Sang gadis pun tak sempat menolak, mau tak mau, ia harus mengikuti kemana langkah pemuda itu.

Mereka menuju tempat prajurit berkerumun memamerkan kepanikan entah kenapa. Dan hal itu tentu saja membuat Bagas makin mempercepat langkah, yang didorong oleh rasa penasaran.

"Ada apa ini?" Tanyanya menyibak belasan prajurit, lalu tanpa mereka jawab, ia telah melihat seorang penjaga menggelepar. Darah segar menyembur di dada yang tertancap kuat ujung panah, hingga hampir setengahnya.

Bagas tercengang, Marta lebih dari itu. Melihat darah segar, memorinya kembali mengingatkan akan kematian Ibu dan Bapak yang dibunuh secara tak manusiawi. Dalam hati, ia mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status