Kai tiba di Lapangan Latihan Tempur para Murid Dalam, di hadapannya sudah ada puluhan Murid Dalam yang menatap Kai dengan jijik, mereka menganggap Kai hanyalah orang gila yang mencari kematian.Salah satu Murid Dalam Sekte Setan Yin yang memiliki kultivasi di ranah Dragon Soul First-Stage maju menghadang jalan Kai. Murid dengan rambut seperti landak itu terkenal suka pamer dan merasa kuat, ia yang pertama mencoba menghadapi Kai untuk mendapatkan kredit di mata para Murid Luar."Hey, bajingan kecil! Beraninya sampah sepertimu membuat kerusuhan? Aku akan mengajarimu apa itu sopan santun!" Murid itu dengan percaya diri berjalan ke arah Kai dan melayangkan tinjunya ke wajah Kai.Para Murid Luar yang sudah melihat kekuatan Kai hanya bisa menghela nafas kasar melihat kebodohan pria berambut landak itu. Benar saja, Kai menangkap tinju pemuda itu dengan mudahnya dan menarik tangan pemuda itu hingga terlepas dari tubuhnya. Pemuda itu berteriak kesakitan. Ia sampai menangis dan berguling-guling
Ratusan orang yang menyerang secara bersamaan tidak membuat Kai dalam posisi bertahan, melainkan sebaliknya, Kai bergerak seperti bayangan yang keluar masuk ke dalam kerumunan. Para Murid Dalam bahkan tidak sanggup mengikuti pergerakan Kai, setiap serangan yang mereka lemparkan, Kai akan dengan mudahnya menghindar, lalu mengayunkan Muramasa Sword untuk bergerak membantai.Sepuluh, dua puluh, tiga puluh orang tewas dengan sayatan rapi di leher mereka. Mayat-mayat tanpa kepala itu jadi tontonan bagi para Murid Luar yang bergidik ngeri melihat Kai seperti seorang Dewa Kematian. Tak ada satu murid pun yang berhasil mengenai Kai, berkat aliran darah yang tinggi membuat kecepatannya berkali-kali lipat dan ditambah Teknik Teratai Biru membuat ia tidak terkalahkan.Entah siapa yang memulai terlebih dahulu, namun satu per satu Murid Dalam mundur dan tidak lagi menyerang Kai, salah satu murid yang berada di dekat Kai membuang senjatanya. "Di-dia bukan manusia... Aku menyerah!" Pria itu berbalik
"Hentikan! Bajingan kecil! Beraninya kau!" Ketujuh Penatua Dalam yang tersisa meraung di atas paru-parunya melihat murid-murid kebanggaan mereka tewas mengenaskan. Meskipun mereka merasa takut pada Kai, tetapi kemarahan mereka membuat akal sehatnya tidak bisa menahan."Kita bertujuh! Mari kita serang dia secara bersamaan, gunakan seluruh kekuatanmu!" Salah seorang Penatua Dalam meraung. Kata-katanya membuat keenam penatua lainnya mengangguk lalu mengatur formasi mengepung Kai."Tengkorak Setan Yin!" Bayangan tengkorak berwarna ungu dengan dua tanduk setan muncul di atas setiap kepala Penatua Sekte Dalam dengan ukuran tiga kali lipat dari tubuhnya. Kepala tengkorak terlihat ganas dengan mata kosongnya.Huuuu!Keetujuh Bayangan Tengkorak membuka mulutnya dan melesat ke arah Kai. Kai mendengus dingin sebelum mengambil kuda-kuda dan mengayunkan pedangnya. "Pedang Ilusi! Pembelah Langit!"Gelombang Pedang berwarna merah darah dengan kekuatan Qi Darah terbang di sekeliling Kai dan menembus s
Kai berteriak melepaskan Energi Darah dari seluruh tubuhnya. Energi Darah di serap dengan gila-gilaan oleh Muramasa Sword. Naga Darah meraung, ia memutar aliran darah Kai sebelum mensuplai seluruh Qi Darah dalam diri Kai.Melihat Kai akan mengeluarkan seluruh kekuatan Tempering Tubuhnya, Wigen berteriak. "Jangan Gila Kai! Kau menghabiskan seluruh Energi Darahmu hanya untuk melawan mereka, ingat! Masih ada Grand Elder dan Patriark Sekte!"Kai hanya tersenyum tidak menjawab perkataan Wigen, ia mematikan dering Sistem dan Mata Roh Sucinya, tetapi tetap membiarkan Wigen melihatnya, ia saat ini hanya ingin melepaskan amarahnya dan tidak ingin diganggu oleh dering Sistem. Ia mengayunkan Muramasa Sword sebelum mengambil sikap pedang. Muramasa Sword berdengung keras setelah menerima Energi yang begitu banyak. Kai memposisikan kakinya dan melihat ke arah delapan serangan yang mengarah padanya."Sembilan Langkah Pedang Pembelah Langit!"Kai bergerak memutar pedangnya, maju satu langkah dengan ka
Melihat kepercayaan diri Kai yang tinggi, Grand Elder Sekte Setan Yin mengerutkan keningnya, ia jelas melihat Kai sangat kehabisan energi dan tidak lagi dalam posisi terkuatnya, tetapi sifat yang ditunjukkan Kai saat ini berbanding terbalik dengan kondisinya, ia tidak tahu apakah Kai hanya mencoba menggertaknya atau Kai memang memiliki trik lain di balik lengan bajunya. Wigen juga ikut penasaran, bagaimana Kai bisa melawan Grand Elder dengan kondisinya saat ini.Kai melihat ke arah Grand Elder dengan tatapan tajam sebelum menangkupkan kedua tangannya dan berteriak. "Semua! Kembali!"Mengikuti perkataan Kai, Esensi Darah yang masih mengejar beberapa murid yang tersisa bergegas kembali membawa serta ratusan Gumpalan Darah di belakangnya. Seluruh mayat yang telah Kai bunuh mengeluarkan gumpalan darah berikut dengan kesembilan mayat Penatua Inti. Seluruh Gumpalan Darah dengan kecepatan tinggi terbang di udara dan melesat ke arah Kai.Satu per satu Gumpalan Darah memasuki tubuh Kai mengikut
Kai merasakan tubuhnya dipenuhi dengan energi yang siap meledak kapan saja, Energi Darah dalam tubuhnya berputar cepat dan memberikan tekanan yang sangat kuat bagi tubuh Kai. Kai menatap Grand Elder dengan senyuman jahat di wajahnya. "Bukankah kau bilang bisa dengan mudah membunuhku? Bagaimana jika kau membuktikannya?"Grand Elder menelan ludahnya, ia bernafas dengan berat, tekanan yang diberikan Kai padanya sama dengan tekanan yang Patriark Sekte Setan Yin berikan padanya. Perasaan takut mulai memuncak dalam benaknya, namun ia yakin bahwa Patriarknya bisa mengalahkan Kai, ia saat ini hanya harus menahan Kai hingga Patriark Sekte Setan Yin muncul."Bagaimana jika kau memiliki kekuatan setara dengan Heavenly Soul Mid-Stage? Aku bukan seseorang yang bisa kau remehkan!" Aura Grand Elder naik ke tingkat tertinggi, tubuh nya dipenuhi oleh asap ungu. Asap Ungu itu kemudian membentuk empat bilah ilusi pedang yin. Suhu udara di sekitar turun dengan drastis, kekuatan Yin yang terkandung di dala
Kai mengedarkan Akal Spritual hingga titik tertinggi, Kolam Spritual miliknya bergetar saat ia mencoba untuk melihat jauh ke dalam bangunan-bangunan Sekte Setan Yin. Hal ini membuatnya merasakan sakit kepala dan dengan cepat menarik Akal Spritualnya. Sebelumnya ia telah menggunakan Akal Spritual untuk menggerakkan ratusan pedang terbang.Kondisi Spritual Kai melemah, namun Energi di dalam tubuhnya masih mengamuk, setelah menyerap darah Grand Elder yang memiliki dua Tetes Esensi Darah pada tubuhnya. Karena belum sempat ia memeriksa seluruh area dan hanya memeriksa beberapa bangunan yang ternyata tidak ada orang.Kai menoleh ke arah Murid Luar Sekte Setan Yin. Melihat tatapan tajam Kai, seluruh murid yang awalnya hanya menonton dan merasa Kai tidak akan menargetkan mereka kini merasa nyawanya berada di tenggorokan dan berbalik hendak melarikan diri, namun perkataan Kai setelahnya membuat mereka membeku di tempat. "Jika ada yang bergerak satu langkah lagi, mati!"Seluruh Murid Luar berker
"Kau! Bawa aku ke tempatnya!" Kai meneriaki Penatua Ketiga, lalu menyeretnya pergi tanpa meminta persetujuan dari Penatua Ketiga.Penatua Ketiga mengerang saat Kai menyeret kerah lehernya, namun ia tetap memberitahu Kai jalannya. Tibalah Kai di depan sebuah rumah yang bisa dikatakan seperti Istana, itu sangat besar dengan dua pintu raksasa sebagai pintu utama. Kai menendang pintu itu terbuka lalu masuk melewati aula sesuai dengan intruksi dari Penatua Ketiga.Kai tiba di depan Altar Besar yang kemudian ia hancurkan atas petunjuk Penatua Ketiga. Tangga menuju bawah terlihat di balik altar itu, Kai lalu masuk ke dalam sambil terus menyeret Penatua Ketiga. Di bawah terdengar suara tangisan menggema sepanjang lorong hingga sebuah ruangan besar seperti aula dengan belasan penjara berjeruji besi. Di dalam penjara, Kai melihat puluhan hingga ratusan gadis penuh sesak, tidak ada yang bisa tidur, mereka hanya bisa duduk dengan lutut ditekuk. Bau menyengat tercium saat Kai mendapati banyak dari