Blade Fang Ape merasakan provokasi dari Kai, Nafsu Membunuh yang kental keluar dari tubuhnya, niatnya jelas, ingin mencabik-cabik Kai menjadi beberapa bagian. Blade Fang Ape melompat mengarahkan Cakar Tulangnya yang mengancam ke arah Kai.Kai tersenyum sebelum menangkupkan tinjunya dan berteriak. Seluruh tubuhnya seketika dikelilingi oleh benang-benang Energi Darah, Qi Darah melonjak naik, disertai kecepatan aliran darah yang meningkat tajam. Kai merangsang kekuatan Tempering Tubuhnya hingga maksimal, Qi Darahnya berputar cepat mengikuti aliran darah yang meningkat sebelum berkumpul di satu titik yaitu lengan kanan Kai.Kai mengambil kuda-kuda, bersiap untuk menerima serangan Blade Fang Ape yang datang. Ia meraung ke udara lalu berteriak. "Tinju Pembunuh Dewa!"Ledakan!Raungan memilukan terdengar redup disela suara ledakan yang sangat kuat. Udara di sekitar area pertempuran mengamuk menciptakan badai energi yang menghancurkan segala jenis kehidupan sejauh seratus meter. Tanah meledak
Kai dengan bersemangat menyambut Setetes Esensi Darah menggunakan tangan kirinya. Dengan senyuman di wajahnya, ia segera menelan Esensi Darah itu. Setetes Esensi Darah mengalir melalui tenggorokan Kai. Saat Esensi Darah melewati saluran Tenggorokan Kai, Lautan Darah di dalam jantungnya bergetar hebat, gelombang ombak mengamuk saat Naga Darah keluar dari kedalaman Lautan Darah.GROAH!Auman Naga terdengar menggema di atas Lautan Darah. Naga Darah itu merasakan Esensi Darah, ia dengan bahagianya berputar-putar di atas Lautan Darah. Setetes Esensi Darah itu masih mengandung jejak kehidupan Blade Fang Ape, itu bergetar ketakutan saat merasakan ancaman dari Naga Darah. Pusaran Hisap terbentuk di tengah-tengah Lautan Darah dan segera menghisap Esensi Darah itu.Esensi Darah berjuang untuk menjauhi pusaran, namun Naga Darah meraung sekali lagi dan mengendalikan Lautan Darah. Tanpa bisa menolak, Setetes Esensi Darah itu akhirnya terhisap ke dalam pusaran dan masuk ke dasar Lautan Darah. Lautan
Arah yang dipilih oleh Kai ternyata adalah jalan yang benar, setelah beberapa jam berlari, ia akhirnya keluar dari hutan. Setelah berada di bibir hutan, Kai tersenyum tipis sambil mengedarkan Akal Spritualnya, ia melihat seorang Kultivator Pengembara yang tampaknya ingin merampok dirinya.Kultivator Pengembara adalah seorang Pembudidaya Bela Diri yang tidak memiliki Sekte maupun kelompok organisasi, mereka mengandalkan diri sendiri dan keberuntungan berjalan di jalurnya sendiri dengan bebas berkeliaran ke mana saja. Sangat sedikit orang yang ingin menjadi Kultivator Pengembara ini, sebab suplai untuk sumber daya kultivasi sangatlah sedikit, mereka harus bergantung pada diri sendiri.Kultivator Pengembara itu tampaknya sudah mengawasi Kai sejak lama, ia terlihat ingin merampok Kai. Inilah yang kebanyakan dilakukan oleh para Kultivator Pengembara, merampok kultivator lain demi sumber daya. Kai Sudah memperhatikan pria itu sejak setengah jam yang lalu melalui Akal Spritualnya, namun ia me
"Katakan padaku... Aku akan berusaha menjawabnya sebisaku, tapi tolong luangkan nyawaku..." Pria Jelek itu mulai menangis."Hidupmu berada di tanganku, jangan mencoba melakukan penawaran terhadapku... Aku akan bertanya pertanyaan yang pertama... Apa kau tahu di mana letak Desa Guangzhou?" Kai bertanya dengan datar.Mendengar pertanyaan Kai, Pria Jelek itu berhenti menangis, jejak harapan terlihat di matanya. "Aku tahu! Aku tahu! Desa GuangZhou! Desa yang berada di antara Perfektur Wen dan Kota Gusu!"Mendengar jawaban Pria Jelek itu, Kai merasa bersemangat. "Bawa aku ke sana, jangan melakukan hal yang bodoh, jika tidak, aku akan mengambil nyawamu tanpa kau sadari sedikitpun!"Pria Jelek itu kembali bersujud. "Hamba tidak akan berani melakukan hal bodoh, aku, aku akan membawamu Tuan!""Berdirilah dan pimpin jalan... Aku orang yang kurang sabar." Kai berbicara dengan dingin.Pria Jelek itu segera berdiri dan buru-buru melangkah ke depan sebelum memimpin jalan menuju Desa Guangzhou. Kai b
Pria Jelek itu terus bercerita dengan tatapannya yang sendu sambil tetap memimpin jalan. "Setelah Leluhur Tua Sekte Pedang Emas tewas, peperangan berakhir, sisa anggota Sekte Pedang Emas berhasil melarikan diri berkat pengorbanan terakhir leluhur itu. Aku juga di bawa oleh para anggota Sekte Pedang Emas. Setelah beberapa bulan, aku akhirnya menyerah pada kultivasi dan hidup mengasingkan diri, lalu merampok orang-orang yang lebih lemah dariku, selama lima tahun... Kultivasiku tetap pada tingkat ini."Pria Jelek itu terus bercerita mengenai hidupnya hingga ia berkeliling Selatan Provinsi Jiang demi merampok untuk terus melanjutkan hidupnya, ia mempunyai dendam terhadap Sekte Lembah Hitam, namun ia terlalu lemah untuk membalas dendam.Setelah mendengar setiap detil cerita Pria Jelek, Kai akhirnya bertanya. "Seberapa kuat Sekte Lembah Hitam ini?""Sangat kuat! Menurut penelitian dan informasi yang ku dapatkan selama lima tahun belakangan ini aku berkelana, Sekte Lembah Hitam kini berkemban
Kai ingin memulai rencananya, jadi ia kembali bertanya pada Pria Jelek itu. "Apa kau tahu di mana lokasi Sekte Lembah Hitam yang menguasai Selatan Benua Jiang?"Pria Jelek itu menghela nafas panjang sebelum menjawab. "Aku sangat mengetahuinya, lokasi mereka sekarang adalah tempat di mana Sekte RedSun berdiri dulunya."Kai mengangguk, ia sudah menebak hal ini pada awalnya. "Apakah kau tahu seberapa kuat Patriark Sekte Lembah Hitam? Dan juga, apa kau mengetahui Sekte Cabang dari Sekte Lembah Hitam di Selatan Provinsi Jiang?"Tanpa menunda, Pria Jelek itu langsung menjawab pertanyaan Kai. "Kekuatan tertinggi setiap Patriark Sekte Lembah Hitam yaitu antara Holy Soul Late-Stage hingga Setengah Langkah Divine Soul. Dan untuk Sekte Cabang, setiap Sekte Lembah Hitam Provinsi Bagian berhak memilih empat Sekte Aliran Hitam untuk menjadi bawahan mereka dan setiap Patriark Sekte Cabang memiliki tingkat Kultivasi Heavenly Soul Mid-Stage hingga Late-Stage."Mendengar jawaban Pria Jelek, Kai cukup te
Kai segera masuk ke dalam rumah. Seluruh rumah bergetar akibat tekanan dari aura Kai. Setelah beberapa saat mencari, Kai tidak menemukan siapapun, ia berteriak dan Energi Darahnya meledak keluar hingga menghancurkan rumah itu berkeping-keping. Kai lalu berjalan keluar, ia mencoba untuk menenangkan dirinya, sebab jika Energi Darahnya meledak lebih banyak, kemungkinan desa itu akan hancur dan rata dengan tanah.Saat Kai sedang mencoba menjernihkan pikirannya, seorang pria tua mendatanginya, ia melihat rumah yang kokoh itu dengan mudahnya hancur, tubuhnya bergetar dan berbicara pada Kai dengan nada bergetar. "Tu-tuan Bai... Ne-nenekmu... A-ada dirumahku..."Kai mengenal pria itu, ia adalah Kepala Desa dan ia menarik auranya agar tekanan energinya tidak membahayakan kepala desa. "Bawa aku ke sana."Kepala Desa mengangguk dengan cepat. "I-ikut aku..."Kai mengikuti Kepala Desa dan memasuki rumah Kepala Desa itu, ia menemukan neneknya terbaring lemah di salah satu kamar. Neneknya terlihat se
"Beritahu aku Jalannya! Aku akan menggambar Lautan Darah di sekte itu segera!" Kedua mata Kai berkilat, jejak Niat membunuh tidak bisa terlepas dari kedua bola matanya.Meskipun Xifan tahu Kai bukanlah Seseorang yang gegabah, namun ia tidak yakin bahwa Kai berani menyerang Sekte Cabang sendirian, tetapi setelah merasakan Amarah dan Niat Membunuh Kai, ia tahu, bahwa Kai tidaklah main-main."Lebih cepat! Dan beritahu aku mengenai situasi Sekte ini." Meskipun Kai dikuasai amarah, ia masih harus mengetahui lawannya, ia bukanlah orang yang bertindak tanpa kepastian.Xifan berlari dengan kecepatan tertingginya, ia mencoba secepat mungkin agar tidak menyinggung Kai yang sedang dikuasai amarah. "Sekte Cabang Lembah Hitam yang terdekat berada di wilayah yang sebelumnya milik Sekte Pedang Emas yang kini telah berganti nama menjadi Sekte Setan Yin, mereka menganut jalur kultivasi sesat, yaitu dengan cara memperkosa gadis-gadis perawan dan menyerap Yin Murni mereka serta mereka juga saling Bercoco