Singa Emas itu menyerang, empat cakar tajam diangkat ke udara, membawa serta perasaan mengancam yang diselimuti oleh Nafsu Membunuh. Itu dibebankan ke arah Kai. Kai yang melihat gerakan menyerang singa itu segera membentuk kuda-kudanya dan melayangkan tinjuan ke depan menyambut cakar-cakar tajam itu.BAM!Tabrakan antar kedua serangan terjadi membuat keretakan kecil di tanah. Kai termundur tiga langkah dan membuat tanah tergerus melalui pijakannya. Singa itu tidak jauh berbeda, ia juga termundur tiga langkah dan tergopoh. Pertukaran serangan pertama antar keduanya berakhir seimbang, namun ada perasaan aneh dan terkejut di kedua mata singa itu, ia tidak mengharapkan hasil tersebut, ia mengira bahwa serangannya akan membelah Kai menjadi empat bagian, namun ia terlalu percaya diri, tidak hanya Kai tidak terluka, melainkan kulit pada tinjunya masih utuh setelah bertabrakan dengan cakar yang sangat tajam.Kai tertawa kecil. "Jika hanya segitu kemampuanmu, lebih baik serahkan Beast Core mu d
Kai menggertakkan giginya sambil memutar Qi Darahnya, membuat tekanan darahnya meningkat. Ia menarik ekor Singa Emas itu dan mengangkatnya ke udara. Singa Emas meraung menyedihkan saat dirinya terangkat ke udara. Meskipun ukuran tubuh Kai hanya seperempat dari ukuran tubuh Singa Emas, ia memiliki kekuatan tubuh yang sangat kuat.BAM!Kai membanting Singa Emas ke tanah dengan sangat keras. Retakan di tanah tercipta seraya dengan percikan tanah berterbangan saat tubuh Singa Emas menghantam permukaan tanah. Singa Emas meraung kesakitan, beberapa tulang di tubuhnya retak akibat hantaman yang kuat itu. Ia bergetar di tanah sebelum menatap Kai dengan mata yang memiliki jejak ketakutan.Kai menatap Singa Emas itu sambil tersenyum tipis. "Bukankah kau sebelumnya ingin memangsaku? Apa yang terjadi sekarang?" Kai mencibir sebelum mendaratkan satu pukulan telak ke wajah Singa Emas. Darah terciprat keluar dari mulut singa itu disertai raungan."Baiklah, sudah cukup bermain-main..." Kai memegang ke
Singa Emas ambruk tepat di sebelah Kai, ia tidak lagi sanggup menahan luka-lukanya. Kai melihat ke arah Singa Emas, ia lalu menghela nafas kasar saat melihat kondisi Singa Emas, sedikit perasaan bersalah muncul di benaknya, namun ia tahu, itu bukanlah kesalahannya."Dia tidak lagi bisa diselamatkan." Kai menggelengkan kepalanya sambil memegang kepala Singa Emas. Ia tahu, seluruh luka yang diderita oleh Singa itu terletak di titik vitalnya. Tampak musuh yang baru saja ia lawan adalah Binatang Buas yang cerdas dan sangat tangguh.Luka-luka yang diderita singa itu semakin parah, Kai memegang kepala Singa Emas yang sudah tidak lagi bisa bertahan, kemudian berbicara, "Aku tidak bisa menyelamatkanmu dengan kondisiku saat ini, meskipun kita tidak memiliki afinitas yang baik dan juga meskipun kau memiliki niat untuk memangsaku, tetapi kau sudah melayani ku, karena itu, aku akan membalaskan kematianmu, sekarang beristirahatlah dengan tenang."Krak!Kai menghancurkan tengkorak Singa Emas dan seg
Blade Fang Ape merasakan provokasi dari Kai, Nafsu Membunuh yang kental keluar dari tubuhnya, niatnya jelas, ingin mencabik-cabik Kai menjadi beberapa bagian. Blade Fang Ape melompat mengarahkan Cakar Tulangnya yang mengancam ke arah Kai.Kai tersenyum sebelum menangkupkan tinjunya dan berteriak. Seluruh tubuhnya seketika dikelilingi oleh benang-benang Energi Darah, Qi Darah melonjak naik, disertai kecepatan aliran darah yang meningkat tajam. Kai merangsang kekuatan Tempering Tubuhnya hingga maksimal, Qi Darahnya berputar cepat mengikuti aliran darah yang meningkat sebelum berkumpul di satu titik yaitu lengan kanan Kai.Kai mengambil kuda-kuda, bersiap untuk menerima serangan Blade Fang Ape yang datang. Ia meraung ke udara lalu berteriak. "Tinju Pembunuh Dewa!"Ledakan!Raungan memilukan terdengar redup disela suara ledakan yang sangat kuat. Udara di sekitar area pertempuran mengamuk menciptakan badai energi yang menghancurkan segala jenis kehidupan sejauh seratus meter. Tanah meledak
Kai dengan bersemangat menyambut Setetes Esensi Darah menggunakan tangan kirinya. Dengan senyuman di wajahnya, ia segera menelan Esensi Darah itu. Setetes Esensi Darah mengalir melalui tenggorokan Kai. Saat Esensi Darah melewati saluran Tenggorokan Kai, Lautan Darah di dalam jantungnya bergetar hebat, gelombang ombak mengamuk saat Naga Darah keluar dari kedalaman Lautan Darah.GROAH!Auman Naga terdengar menggema di atas Lautan Darah. Naga Darah itu merasakan Esensi Darah, ia dengan bahagianya berputar-putar di atas Lautan Darah. Setetes Esensi Darah itu masih mengandung jejak kehidupan Blade Fang Ape, itu bergetar ketakutan saat merasakan ancaman dari Naga Darah. Pusaran Hisap terbentuk di tengah-tengah Lautan Darah dan segera menghisap Esensi Darah itu.Esensi Darah berjuang untuk menjauhi pusaran, namun Naga Darah meraung sekali lagi dan mengendalikan Lautan Darah. Tanpa bisa menolak, Setetes Esensi Darah itu akhirnya terhisap ke dalam pusaran dan masuk ke dasar Lautan Darah. Lautan
Arah yang dipilih oleh Kai ternyata adalah jalan yang benar, setelah beberapa jam berlari, ia akhirnya keluar dari hutan. Setelah berada di bibir hutan, Kai tersenyum tipis sambil mengedarkan Akal Spritualnya, ia melihat seorang Kultivator Pengembara yang tampaknya ingin merampok dirinya.Kultivator Pengembara adalah seorang Pembudidaya Bela Diri yang tidak memiliki Sekte maupun kelompok organisasi, mereka mengandalkan diri sendiri dan keberuntungan berjalan di jalurnya sendiri dengan bebas berkeliaran ke mana saja. Sangat sedikit orang yang ingin menjadi Kultivator Pengembara ini, sebab suplai untuk sumber daya kultivasi sangatlah sedikit, mereka harus bergantung pada diri sendiri.Kultivator Pengembara itu tampaknya sudah mengawasi Kai sejak lama, ia terlihat ingin merampok Kai. Inilah yang kebanyakan dilakukan oleh para Kultivator Pengembara, merampok kultivator lain demi sumber daya. Kai Sudah memperhatikan pria itu sejak setengah jam yang lalu melalui Akal Spritualnya, namun ia me
"Katakan padaku... Aku akan berusaha menjawabnya sebisaku, tapi tolong luangkan nyawaku..." Pria Jelek itu mulai menangis."Hidupmu berada di tanganku, jangan mencoba melakukan penawaran terhadapku... Aku akan bertanya pertanyaan yang pertama... Apa kau tahu di mana letak Desa Guangzhou?" Kai bertanya dengan datar.Mendengar pertanyaan Kai, Pria Jelek itu berhenti menangis, jejak harapan terlihat di matanya. "Aku tahu! Aku tahu! Desa GuangZhou! Desa yang berada di antara Perfektur Wen dan Kota Gusu!"Mendengar jawaban Pria Jelek itu, Kai merasa bersemangat. "Bawa aku ke sana, jangan melakukan hal yang bodoh, jika tidak, aku akan mengambil nyawamu tanpa kau sadari sedikitpun!"Pria Jelek itu kembali bersujud. "Hamba tidak akan berani melakukan hal bodoh, aku, aku akan membawamu Tuan!""Berdirilah dan pimpin jalan... Aku orang yang kurang sabar." Kai berbicara dengan dingin.Pria Jelek itu segera berdiri dan buru-buru melangkah ke depan sebelum memimpin jalan menuju Desa Guangzhou. Kai b
Pria Jelek itu terus bercerita dengan tatapannya yang sendu sambil tetap memimpin jalan. "Setelah Leluhur Tua Sekte Pedang Emas tewas, peperangan berakhir, sisa anggota Sekte Pedang Emas berhasil melarikan diri berkat pengorbanan terakhir leluhur itu. Aku juga di bawa oleh para anggota Sekte Pedang Emas. Setelah beberapa bulan, aku akhirnya menyerah pada kultivasi dan hidup mengasingkan diri, lalu merampok orang-orang yang lebih lemah dariku, selama lima tahun... Kultivasiku tetap pada tingkat ini."Pria Jelek itu terus bercerita mengenai hidupnya hingga ia berkeliling Selatan Provinsi Jiang demi merampok untuk terus melanjutkan hidupnya, ia mempunyai dendam terhadap Sekte Lembah Hitam, namun ia terlalu lemah untuk membalas dendam.Setelah mendengar setiap detil cerita Pria Jelek, Kai akhirnya bertanya. "Seberapa kuat Sekte Lembah Hitam ini?""Sangat kuat! Menurut penelitian dan informasi yang ku dapatkan selama lima tahun belakangan ini aku berkelana, Sekte Lembah Hitam kini berkemban