Kai tiba di puncak Gunung Bunga tepat di seberang Puncak Kediaman Meng Feixue. Dataran di atas puncak itu sangat luas dengan taman bunga dan juga tanaman obat yang berlimpah, tempat ini merupakan lahan untuk menanam obat. Mendengar Kai ingin menggunakan puncak gunung itu, para pembudidaya Gunung Bunga segera mengosongkan puncak gunung itu. Meng Feixue tidak mengatakan apapun kepada anggotanya, mereka tahu, di Provinsi Jiang, kata-kata Liu Kai jauh lebih kuat dibandingkan Matriark mereka sendiri.Tak lama setelah Kai tiba bersama dengan Iblis Mata Delapan, Bai Xia juga tiba setelah di antar oleh Pasukan Patroli Gunung Bunga, ia diperlakukan sangat baik oleh orang-orang di Gunung Bunga seperti ratu mereka sendiri, semua itu tak lain karena ia adalah adik kandung dari Kai.Bai Xia turun dari Kapal Patroli dengan membawa Xuan di pelukannya, ekspresi Xuan terlihat sangat jelek dan ada juga Wang Xifan yang berjalan di samping Bai Xia seolah-olah ia adalah pengawal Bai Xia.Melihat kedua or
Sepeninggalan Iblis Mata Delapan, Bai Xia menarik nafas dalam, mencoba menepis keterkejutannya, ia lalu menatap Kai dengan lekat. Ia merasa sangat bersyukur memiliki saudara seperti Kai, yang sangat perduli pada keselamatannya dan di sisi lain juga merasa sangat bersyukur bahwa orang terkuat di Provinsi Jiang adalah kakaknya sendiri. Bayangkan saja, jika bukan karena Kai, tidak mungkin seorang ahli Divine Soul Tingkat 2 menjadi bawahannya, jika ada yang tahu mengenai hal ini mereka tentu akan merasa iri setengah mati terhadap Bai Xia, bisa dibilang, tidak akan ada satu orang pun yang berani memprovokasinya, bahkan Patriark Sekte besar sekalipun. Bai Xia otomatis menjadi salah satu orang yang terkuat di Provinsi Jiang setelah Ning Tiekun.Memiliki seorang Ahli Divine Soul sebagai Binatang Kontrak akan membuat orang itu menjadi tinggi hati dan bersikap seolah-olah raja serta kesombongannya akan memuncak, itu adalah hal yang paling biasa di dunia kultivasi, namun Bai Xia berbeda, ia bera
Kai meninggalkan Meng Feixue yang segera mempersiapkan anggotanya untuk membantunya. Ia lalu mulai mensurvei tempat yang akan digunakan sebagai Wilayah Yin bagi Bai Xia. Kai duduk bersila di tengah area yang cukup luas di puncak seberang. Ia mulai mengedarkan Divine Sensenya ke dalam tanah. Menggunakan Akal Spritual untuk memeriksa ke dalam tanah atau objek padat membutuhkan kemampuan Akal Spritual yang tinggi, bagi orang lain mungkin itu adalah hal yang sulit bahkan bagi penggarap Divine Soul sekalipun, namun bagi Kai itu tidak terlalu sulit, hanya membutuhkan sedikit usaha dan menguras energi Akal Spritualnya.Kai menembus lapisan demi lapisan tanah menggunakan Akal Spritualnya. Dahinya berkeringat dan Akal Spritualnya mulai goyah, berada di ambang keruntuhan, namun matanya seketika cerah saat melihat di kedalaman 100km di bawah permukaan tanah, Kai menemukan ruang kosong dan penuh dengan Energi Bumi, serta Energi Yin, ia merasa bersemangat sebelum menarik akal Spritualnya. Kai berd
Saat dua Formasi telah bergabung, Kai segera mengeluarkan Akar Roh Yin dan meletakkannya ke dasar ruang kosong. Energi Yin yang sangat kuat dilepaskan dari Akar Roh Yin. Suhu segera turun dengan drastis, Kai sampai harus mengeluarkan seluruh Energi Darahnya untuk mencegah racun dingin memasuki tubuhnya. Ia kemudian memanjat keluar dengan cekatan sebelum Energi Yin mengalir ke atas dan bocor ke udara. Sesampainya di atas permukaan, Kai langsung duduk tepat di pinggir lubang. Keempat Divine Soul menstabilkan Formasi Tabung sebelum bergabung dengan Kai dan duduk di setiap sudut tepi lingkaran.Kai mengedarkan Akal Spritualnya ke keempat Divine Soul lainnya dan mengirim informasi mengenai cara pembentukan Array Wilayah Yin. Kai memulai mantra tangan pembentukan Formasi, diikuti dengan empat Divine Soul lainnya. Mantra pembentukan Array Wilayah Yin tidak terlalu sulit, sehingga Divine Soul lainnya dengan mudah mengikuti.Kai dan keempat Divine Soul menghentakkan kedua tangannya dan berteri
Kai memulai proses Refining Weapon. Ia membuat mantra tangan sebelum satu per satu simbol tercipta dan memasuki Tungku Pembakaran. Metode ini telah ia pelajari dari buku Refining God Weapon. Meskipun telah memahami dasar-dasarnya, namun Kai masih belum mengerti fungsi asli dari buku skill itu.Setelah bermacam-macam Simbol Rune memasuki Tungku Pembakaran, Simbol-simbol itu mulai berputar dan menyatu dengan tungku hingga tungku itu mengeluarkan cahaya berwarna keemasan. Kai kemudian mengeluarkan Api Inti Bumi sebagai sumber panas untuk pembakaran tungku, lalu memutar Lautan Spritualnya untuk mengendalikan nyala Api Inti Bumi.Kai sudah membakar tungku cukup lama, bahkan dengan menggunakan Api Inti Bumi , Tungku Pembakaran yang sudah diselimuti dengan Simbol Rune God Weapon tampaknya hampir tidak memerah sama sekali. Kai menggertakkan giginya dan mengeluarkan Esensi Qi nya dengan lebih banyak, ia melempar lima Soul Stone Mid-Grade sebagai cadangan Qi jikalau ia kehabisan Energi Esensi.
Luka akibat penggunaan Akal Spritual yang diderita Kai cukup parah, darah tidak berhenti mengalir dari sudut mulutnya saat ia perlahan-lahan mengangkat kepalanya untuk melihat ke dalam Tungku Pembakaran. Rune God Weapon yang melapisi tungku perlahan-lahan memudar. Kai menggertakkan giginya saat suhu udara di sekitarnya menurun.Kai memposisikan Energi Darahnya ke titik tertinggi untuk menghalau racun dingin yang mencoba menyerang tubuhnya. Kabut Asap Dingin menyelimuti Tungku Pembakaran, Kai mengayunkan tangannya dan seluruh kabut menyebar ke samping.Kedua bola mata Kai melebar sempurna dan bibirnya tergagap saat melihat benda yang tercipta di dalam tungku, proses penempaan senjata telah berhasil, namun Kai tidak sama sekali terlihat senang, ia justru terdiam seribu kata, tenggorokannya tercekat dan keterkejutan melanda perasaannya.Tidak hanya Kai, Wigen juga terlihat sangat terkejut. “I-ini… Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Senjata Roh Alam Para Dewa bisa tercipta di sini?!”Ka
Kai sedikit merasa khawatir, Kehendak Surgawi kali ini bisa dilihat oleh seluruh mahluk dan bukan tidak mungkin mereka mengira adanya kelahiran Harta Karun Dunia. Bukan mahluk dari Provinsi Jiang yang Kai khawatirkan, melainkan mahluk dari Provinsi Besar, jika mereka bergerak, Kai tentu tidak akan memiliki daya sama sekali untuk melawan balik.Meskipun Kai merasa khawatir, namun ia tidak ingin hal itu mengacaukan fokusnya. Mengabaikan luka mental yang ia derita, Kai memposisikan Energi Darahnya ke tingkat maksimal.Dari dalam pusaran, baut-baut kilat berukuran cukup besar menyatu dan membentuk petir tunggal yang berukuran ratusan meter, itu menggetarkan udara saat melesat turun diiringi suara sambaran petir yang menggelegar hingga ke jantung setiap mahluk hidup yang menyaksikannya.Kai berteriak di atas paru-parunya saat mengangkat kedua tangannya ke atas, mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menahan Petir Kesengsaraan.BLAARR!!Petir menyambar Perisai Darah dan suara ledakan bergema
Di balik awan gelap yang berada di tengah langit, di suatu daerah Dunia Wuxi. Seorang pria berjubah biru compang-camping tampak duduk bersila di tengah-tengah awan hitam yang diisi jutaan baut petir, namun tidak ada satu pun baut petir yang menyambarnya, bahkan tidak ada yang mendekatinya. Pria yang terlihat kumuh dengan janggut dan kumis yang sangat panjang, namun memiliki kekuatan hidup serta energi yang mampu membuat langit itu sendiri tunduk. Ia tengah bermeditasi panjang yang tidak diketahui sudah berapa lama. Tiba-tiba kedua mata pria itu tersentak terbuka dan tersenyum tipis. “Kehendak Surga ya… Akhirnya kau bangun?”Di kedalaman lautan yang sangat gelap dan memiliki tekanan yang mampu menghancurkan setiap kehidupan di darat, seorang pria sepuh dengan sisik di dadanya juga membuka matanya setelah meditasi yang sangat panjang, ia menatap ke atas. Meskipun ia berada di bawah lautan yang sangat dalam, penglihatannya mampu menembus permukaan laut hingga ke atas langit. Mengabaikan