Kai memulai proses Refining Weapon. Ia membuat mantra tangan sebelum satu per satu simbol tercipta dan memasuki Tungku Pembakaran. Metode ini telah ia pelajari dari buku Refining God Weapon. Meskipun telah memahami dasar-dasarnya, namun Kai masih belum mengerti fungsi asli dari buku skill itu.Setelah bermacam-macam Simbol Rune memasuki Tungku Pembakaran, Simbol-simbol itu mulai berputar dan menyatu dengan tungku hingga tungku itu mengeluarkan cahaya berwarna keemasan. Kai kemudian mengeluarkan Api Inti Bumi sebagai sumber panas untuk pembakaran tungku, lalu memutar Lautan Spritualnya untuk mengendalikan nyala Api Inti Bumi.Kai sudah membakar tungku cukup lama, bahkan dengan menggunakan Api Inti Bumi , Tungku Pembakaran yang sudah diselimuti dengan Simbol Rune God Weapon tampaknya hampir tidak memerah sama sekali. Kai menggertakkan giginya dan mengeluarkan Esensi Qi nya dengan lebih banyak, ia melempar lima Soul Stone Mid-Grade sebagai cadangan Qi jikalau ia kehabisan Energi Esensi.
Luka akibat penggunaan Akal Spritual yang diderita Kai cukup parah, darah tidak berhenti mengalir dari sudut mulutnya saat ia perlahan-lahan mengangkat kepalanya untuk melihat ke dalam Tungku Pembakaran. Rune God Weapon yang melapisi tungku perlahan-lahan memudar. Kai menggertakkan giginya saat suhu udara di sekitarnya menurun.Kai memposisikan Energi Darahnya ke titik tertinggi untuk menghalau racun dingin yang mencoba menyerang tubuhnya. Kabut Asap Dingin menyelimuti Tungku Pembakaran, Kai mengayunkan tangannya dan seluruh kabut menyebar ke samping.Kedua bola mata Kai melebar sempurna dan bibirnya tergagap saat melihat benda yang tercipta di dalam tungku, proses penempaan senjata telah berhasil, namun Kai tidak sama sekali terlihat senang, ia justru terdiam seribu kata, tenggorokannya tercekat dan keterkejutan melanda perasaannya.Tidak hanya Kai, Wigen juga terlihat sangat terkejut. “I-ini… Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Senjata Roh Alam Para Dewa bisa tercipta di sini?!”Ka
Kai sedikit merasa khawatir, Kehendak Surgawi kali ini bisa dilihat oleh seluruh mahluk dan bukan tidak mungkin mereka mengira adanya kelahiran Harta Karun Dunia. Bukan mahluk dari Provinsi Jiang yang Kai khawatirkan, melainkan mahluk dari Provinsi Besar, jika mereka bergerak, Kai tentu tidak akan memiliki daya sama sekali untuk melawan balik.Meskipun Kai merasa khawatir, namun ia tidak ingin hal itu mengacaukan fokusnya. Mengabaikan luka mental yang ia derita, Kai memposisikan Energi Darahnya ke tingkat maksimal.Dari dalam pusaran, baut-baut kilat berukuran cukup besar menyatu dan membentuk petir tunggal yang berukuran ratusan meter, itu menggetarkan udara saat melesat turun diiringi suara sambaran petir yang menggelegar hingga ke jantung setiap mahluk hidup yang menyaksikannya.Kai berteriak di atas paru-parunya saat mengangkat kedua tangannya ke atas, mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menahan Petir Kesengsaraan.BLAARR!!Petir menyambar Perisai Darah dan suara ledakan bergema
Di balik awan gelap yang berada di tengah langit, di suatu daerah Dunia Wuxi. Seorang pria berjubah biru compang-camping tampak duduk bersila di tengah-tengah awan hitam yang diisi jutaan baut petir, namun tidak ada satu pun baut petir yang menyambarnya, bahkan tidak ada yang mendekatinya. Pria yang terlihat kumuh dengan janggut dan kumis yang sangat panjang, namun memiliki kekuatan hidup serta energi yang mampu membuat langit itu sendiri tunduk. Ia tengah bermeditasi panjang yang tidak diketahui sudah berapa lama. Tiba-tiba kedua mata pria itu tersentak terbuka dan tersenyum tipis. “Kehendak Surga ya… Akhirnya kau bangun?”Di kedalaman lautan yang sangat gelap dan memiliki tekanan yang mampu menghancurkan setiap kehidupan di darat, seorang pria sepuh dengan sisik di dadanya juga membuka matanya setelah meditasi yang sangat panjang, ia menatap ke atas. Meskipun ia berada di bawah lautan yang sangat dalam, penglihatannya mampu menembus permukaan laut hingga ke atas langit. Mengabaikan
Kai tidak sadarkan diri sudah lebih dari tiga hari, meskipun ia terluka parah, tubuhnya tetap meregenerasi dengan sendirinya, tetapi tidak secepat saat Naga Darah masih sadar. Dengan bantuan Naga Darah, pemulihan tentu akan lebih cepat. Selama Kai tidak sadarkan diri, Chu Yuyan akan merawatnya, semua keperluannya akan ditangani oleh Chu Yuyan, kecuali untuk mandi ataupun mengganti pakaiannya. Dan untuk Xuan, tentulah Bai Xia yang merawatnya. Awalnya Bai Xia dan Chu Yuyan khawatir dengan kondisi Kai, namun mereka sudah terbiasa dengan situasi seperti ini dan yakin bahwa Kai akan baik-baik saja, sebab mereka tahu Kai memiliki tubuh yang tidak normal.Selama Kai tidak sadarkan diri, Seluruh Divine Soul Provinsi Jiang telah berkumpul di Gunung Serangga, kecuali Ning Tiekun dan Iblis Mata Delapan, keduanya sama-sama memiliki kepentingan tersendiri, lagipula, mereka tidak membutuhkan Esensi Darah Divine Soul, sebab mereka sudah berada pada ranah Divine Soul Tingkat 2. Meng Feixue adalah ora
Melihat Kai yang puas dengan penjelasannya, Lin Fan tersenyum, ia lalu berdehem sebelum dengan wajah yang sedikit memerah bertanya. “Em, anak Kai, karena kau sudah di sini, bagaimana jika kita memulainya?”Kai sedikit terkejut mengenai pertanyaan tiba-tiba dari Lin Fan, namun ia hanya terkekeh di dalam hatinya. “Haha… Para Divine Soul ini tentu sudah sangat tidak sabar untuk pergi ke pengasingan dan naik ke Divine Soul Tingkat 2.” Kai berdehem sejenak, sebelum menganggukkan kepalanya, ia juga ingin semua urusannya selesai, sehingga ia bisa fokus untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya sebelum ia pergi ke Provinsi Besar. “Baiklah… Mari kita mulai…” Kai membuka selubung auranya dan aura kehidupannya kembali bisa terdeteksi.Setelah Kai membuka selubung auranya, belasan Divine Sense segera terarah kepadanya, seluruh Divine Soul bergegas meninggalkan kegiatannya dan buru-buru naik ke Puncak Gunung Serangga untuk menemui Kai. Satu per satu Divine Soul tiba di hadapan Kai,
Selama tujuh hari ke depan, Kai memaksimalkan pemulihannya. Kai sudah memperbaiki Long Sword seutuhnya dan itu sudah bisa digunakan secara normal. Ketangguhan Long Sword kini jauh lebih tinggi dari sebelumnya setelah itu dibaptis dalam Petir Surgawi.Di sela waktu luangnya, Kai menyempatkan diri untuk menemui keluarganya, ia juga membawa Bai Xia untuk melihat kediamannya yang baru, tempat ia akan berlatih dan bermeditasi. Meskipun Wilayah Yin masih dalam pembangunan, tetapi itu tetap membuat Bai Xia sangat bahagia, ia awalnya benci dengan kekerasan dan menjauhi segala hal yang mungkin terkait dengan hal itu, namun setelah beberapa kali melewati hidup dan mati, ia akhirnya tahu betapa kejamnya dunia dan memutuskan untuk berjalan di jalur Kultivasi, semangatnya semakin tinggi untuk menjadi jauh lebih kuat dan bisa melindungi dirinya sendiri dan juga orang-orang yang ia sayangi.Bakat Bai Xia dalam jalur kultivasi sudah terlihat saat ia diculik oleh kelompok Lembah Hitam, tubuhnya adalah
Kai berjalan bersama dengan Ning Tiekun, menuju Puncak Seberang Gunung Bunga. Di sana, Bai Xia, Xuan, dan Wang Xifan telah menunggu. Bai Xia segera berlari ke arah Kai dan dengan manja menggandeng lengannya. “Han Gege… Apa yang akan kau berikan padaku? Cepat berikan…” Bai Xia sangat antusias, ia mengira bahwa Kai akan memberikan barang-barang wanita, namun ia tidak menyangka saat Kai mengeluarkan sebilah pedang panjang pipih berwarna putih kebiruan, itu segera mendinginkan apa saja di sekitarnya bahkan Wang Xifan harus mundur, jika bukan karena Xuan yang menghalau energi dingin, Wang Xifan mungkin sudah terserang Racun Dingin.Bai Xia terdiam melihat Long Sword yang melayang di hadapannya. Kai sengaja tidak memegang gagang pedang itu, ia takut jika Long Sword itu justru menganggapnya sebagai tuan. Kai memperhatikan Bai Xia yang masih terdiam, terlihat bahwa Bai Xia merasa akrab dengan Long Sword itu, semacam panggilan dari Frigid Long Sword masuk ke dalam batin Bai Xia. Kini Bai Xia