Armada Perang Kai dan Pasukan Lembah Hitam akhirnya berbentrokan, setiap ahli bela diri segera mencari lawan yang sesuai dengan ranah masing -masing, namun tepat seperti yang Kai katakan sebelumnya, banyak dari ahli bela diri Holy Soul pihak musuh segera mengejar Ahli Heavenly Soul di pihak sekutu, namun setelah peringatan dari Kai, para Holy Soul sekutu sudah mewaspadai hal ini dan langsung memblokir para Ahli Holy Soul musuh yang mencoba menerobos ke belakang dan pertarungan antara kedua pihak Holy Soul tidak dapat dihindari.Sementara Kai melawan Patriark Mu, para Divine Soul lainnya juga mendapatkan lawan mereka masing-masing. Tetapi tidak jarang ada satu Divine Soul sekutu yang langsung melawan dua Divine Soul musuh sekaligus, sebab jumlah Divine Soul musuh lebih banyak daripada pihak sekutu, ini membuat pertarungan di antara kedua belah pihak menjadi timpang, tidak hanya Divine Soul, namun jumlah Holy Soul dan Heavenly Soul musuh juga lebih banyak, namun tidak membuat pihak seku
Peperangan berlangsung dengan sangat sengit, satu pihak yang ingin mengambil kembali apa yang menjadi milik mereka dan pihak lainnya ingin mempertahankan milik mereka saat ini. Darah mulai membasahi tanah ketika ratusan Ahli Bela diri dari kedua belah pihak tewas dalam pertempuran dan jumlah itu akan terus bertambah.Setelah beberapa jam perang berlangsung, pihak sekutu mulai kewalahan, jumlah pasukan yang timpang membuat mereka tertekan dan hampir keluar dari garis perbatasan. Para Holy Soul dan Heavenly Soul yang paling banyak terkena dampak, sebab pihak musuh memiliki 40 persen jumlah Ahli Holy Soul dan Heavenly Soul yang lebih banyak dan tak jarang Ahli Holy Soul sekutu jatuh dalam kondisi kritis akibat melawan dua hingga tiga musuh sekaligus.Kai yang sedang beradu pukulan dengan Patriark Mu menyadari hal ini. Ia menatap Patriark Mu yang masih dengan keras kepala ingin menjatuhkannya. Kai mengambil sikap, ia harus dengan cepat mengambil langkah, jika tidak para Ahli Holy Soul mau
Saat Awal Peperangan Besar dimulai, Mata Delapan menjemput Serpenting untuk melawannya, keduanya kini sedang dalam pertempuran yang sangat sengit. Ular Serpenting sepanjang puluhan meter terbang di udara sebelum menukik ke bawah mengayunkan ekornya ke arah Mata Delapan.Iblis Mata Delapan merasa sangat kesal melihat Serpenting yang terus menyerangnya secara tidak tahu malu, mengandalkan kedua sayapnya untuk terbang di udara. Mata Delapan menunggu momentum yang tepat, saat Serpenting kembali menukik ke bawah, Mata Delapan melompat, dalam sekali lompatan ia bisa melesat sejauh lima ratus meter ke udara. Mata Delapan mengarahkan kedua kakinya dan menusuk sisi kanan tubuh Serpenting, namun itu hanya meninggalkan luka goresan, sebab Serpenting itu mengelak di saat terakhir.Melihat luka di sisi tubuhnya, Serpenting menjadi marah, ia mengejar ke arah Mata Delapan sambil mengepakkan sayapnya. Kabut tebal keluar dari balik sisik Serpenting dan membuat siapa saja yang menghirupnya memasuki Dun
"Mengapa kau tidak membunuhnya kala dia sedang dalam masa transisi?" Wigen memprotes."Garis keturunannya sudah dibakar saat aku mengayunkan Naga Azure ke dua, ia adalah Roh Jahat yang licik dan tahu apa yang harus ia lakukan, jika aku berada di dekatnya saat ia membakar garis keturunannya, aku akan terkena dampak yang bisa membahayakan, masa transisi adalah masa yang berbahaya..." Kai menjelaskan."Aku mengerti, lalu bagaimana sekarang? Apa kita tidak berlari saja?" Wigen terdengar khawatirKai menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa mundur, ada puluhan ribu nyawa di bawah komando ku..."Kai mengeluarkan seluruh Energi Darahnya, Naga Darah setinggi belasan meter sudah bersiap di atas kepala Kai, Ratusan Esensi Darah juga sudah mengelilinginya.Patriark Mu yang kini dalam bentuk Abyssal Beast melesat ke depan, Enam Ekor dengan Cakar Tajam segera memanjang dan diarahkan tepat ke arah Kai. Keenam Ekor itu membesar hingga telapak tangannya berukuran delapan meter yang langsung mencakar
Patriark Mu tidak mempercayai apa yang ia lihat, seekor ayam kecil mampu menahan serangannya, ia kini merasa terfokus pada Xuan dan memberikan Xuan serangan yang bertubi-tubi, namun tetap, Xuan masih sanggup berdiri meski harus mengeluarkan darah dari ujung paruhnya.Patriark Mu akhirnya tersadar bahwa Xuan bukanlah ancaman dan bukan juga sesuatu yang harus ia urus, meskipun ia merasa heran mengapa Xuan begitu kuat, namun Xuan juga tidak bisa melakukan apapun terhadapnya. Patriak Mu melemparkan Xuan ke udara sebelum menamparnya dengan sangat keras ke samping, tubuh Xuan seketika melesat jauh bagai bola meriam dan tidak tahu akan jatuh ke mana.Setelah membereskan Xuan, Patriark Mu menghempaskan salah satu lengannya ke arah Prasasti Roh Bumi hingga itu hancur berkeping-keping. Melihat hal ini, hati Kai menjadi sakit, sebab itu adalah peninggalan turun temurun dari Sekte Gunung Bunga, namun ia tidak dapat melakukan banyak hal mengenai hal itu, sebab Naga Darah hampir sepenuhnya menyerap
Di Medan Peperangan.Pasukan Holy Soul dan Heavenly Soul Pihak Sekutu bisa bernafas lega, pasalnya, dengan bantuan Tentara Roh Kai, kini mereka memegang kendali peperangan untuk ranah mereka masing-masing, tetapi tidak halnya dengan Divine Soul. Perbedaan jumlah antara Divine Soul Pihak Sekutu dan Divine Soulnya Pihak Musuh cukup jauh. Divine Soul di Pihak Sekutu berjumlah sepuluh orang, sedangkan di pihak Musuh berjumlah lima belas orang, hal ini membuat lima Divine Soul Pihak Sekutu terpaksa harus melawan dua orang sekaligus untuk menghindari Divine Soul Musuh menyerang para ahli Holy Soul serta Heavenly Soul sekutu, jika itu terjadi, maka akan berdampak buruk pada kelangsungan hidup para junior.Meng Feixue, Lin Fan, Mantis Hijau, Qin Qing, dan Tian Jun adalah para ahli Divine Soul yang melawan dua Divine Soul sekaligus. Meng Feixue masih bisa bertahan, sebab ia memiliki kecepatan dan bentuk serangan jarak jauh, begitu pula dengan Lin Fan, lalu Mantis Hijau masih bisa bertahan, seb
Ribuan lubang tampak menghiasi tanah di salah satu daerah di Medan Perang, lubang-lubang itu berukuran cukup besar dengan bentuk seperti ujung tombak. Area itu hampir hancur akibat pertarungan tunggal sengit yang terjadi.Kabut Abu-abu mengepul di udara saat Ning Tiekun berdiri dengan satu kaki tertekuk, jubah abu-abu nya di penuhi dengan bercak darah, luka di sekujur tubuhnya menandakan betapa keras pertempuran yang baru saja ia lewati. Ning Tiekun bernafas dengan berat, ia menggenggam erat gagang tombaknya. Ia menatap tajam ke arah ujung tombaknya yang tertancap dalam di dada seorang ahli bela diri, yang tak lain adalah Cao Ren.Ning Tiekun berhasil menang atas Cao Ren dan berakhir membunuhnya dengan Tombak Abu-abunya. "Hah... Jika kau adalah Hong Mogui, aku tidak akan memiliki harapan untuk menang. Kau bahkan tidak memiliki setengah dari kemampuannya meskipun berada di tingkat yang sama..."Ning Tiekun mencabut tombaknya dengan tegas hingga membuat Cao Ren memuntahkan darah dari mu
"Aku... Aku tidak bisa bernapas... Arrgghh..." Iblis Mata Delapan hampir kehilangan kesadaran akibat rasa sakit yang teramat saat tubuhnya terus menerus dililit oleh Serpenting. Pergumulan keduanya tidak akan berhenti hingga salah satu dari mereka Mati.Saat Iblis Mata Delapan akan kehilangan kesadaran setelah hampir seluruh tulang di tubuhnya remuk serta kesulitan bernapas, lilitan Serpenting tiba-tiba melemah, hingga membuat Iblis Mata Delapan kembali bisa sedikit bernapas dengan normal."Hah... Hah..." Iblis Naga Delapan mencoba untuk menggerakkan sisa-sisa tulang di tubuhnya yang tidak patah untuk semakin melonggarkan lilitan Serpenting, lalu ia melihat bagian kepala serpenting yang sudah hancur terkorosi oleh racun, serta tubuhnya membengkak hingga mengeluarkan nanah dari pori-porinya.Serpenting tidak lagi bisa menahan serangan racun dari Iblis Mata Delapan. Serpenting tewas dengan kondisi kepala yang hanya tinggal tulang, ia akhirnya mati setelah otaknya ikut mencair, hanya ber