Kai menanti dengan sabar, ia tidak melakukan apapun selain menunggu. Satu, dua dan hingga belasan Momok Yin berhasil melewati celah pada Perisai Darah, Kai masih diam dan bahkan belum bergerak, namun saat sudah terhitung puluhan Momok Yin yang melewati celah Perisai Darah, Kai segera berteriak. "Hong Mogui! Bunuh mereka!""Baik Tuan..." Hong Mogui mengangguk sebelum cakar merahnya terbentang di udara, ia lalu memimpin pasukan Arwah Kai untuk membunuh puluhan Momok Yin itu, baik yang sudah melewati Perisai Darah serta yang baru saja melewatinya, semua di serang oleh Pasukan Arwah Kai.Pertarungan antar arwah kembali terjadi, namun kali ini berlangsung singkat, puluhan Momok Yin menghilang setelah dibunuh oleh Hong Mogui dan tentaranya. Belasan Momok Yin dibiarkan hidup dengan kondisi hampir menghilang, Kai dengan cekatan meraih mereka dan menjadikan mereka budaknya.Nafsu Membunuh yang terakumulasi setelah menewaskan puluhan Momok Yin langsung didistribusikan ke Momok Yin yang baru saj
Melihat Kai muncul secara pribadi, para Momok Yin semakin menggila, Niat Membunuh yang terpancar dari tubuh mereka membumbung tinggi, namun itu sama sekali tidak menekan Kai, ia justru dengan semangat membantai para Momok Yin itu.Teriakan nyaring bergema saat ratusan Momok Yin menyerang secara bersamaan ke arah Kai, namun mereka bahkan tidak bisa mendekati Kai, Tentara Arwah milik Kai melindungi Kai dengan sangat rapat. Setiap kali Kai dihadapkan dengan lebih banyak Momok Yin, tentara Kai akan langsung membantunya. Kai juga cukup takjub dengan kesetiaan dan kepedulian tentaranya terhadap dirinya, hal ini membuat Kai semakin bersemangat.Momok Yin yang masih berada di luar goa juga ikut menggila, mereka memaksa masuk ke dalam goa saat merasakan Energi Darah dari Kai, sehingga tak jarang mereka justru berakhir melukai rekannya sendiri. Hal ini dimanfaatkan oleh Kai, dengan menarik para Momok Yin yang terluka menjadi budaknya.Perlahan namun pasti, pasukan Kai terus tumbuh dan Kai menda
Kai melesat cepat ke arah Xuan yang berlari menuju salah satu Tanaman Obat di bawah pohon yang mengering. Xuan yang melihat Kai berlari cepat ke arahnya sambil berteriak mulai berpikir. "Sialan! Bocah ini! Dia ingin menghentikan ku untuk mendapatkan Tanaman Obat berharga ini!"Xuan menatap tajam ke arah Kai sambil berlari secepatnya menuju Tanaman Obat itu. "Bajingan! Aku melihatnya duluan! Itu milikku! Jangan berharap untuk mendapatkannya!"Mendengar teriakan Xuan serta melihat Xuan yang bersikeras mengejar Tanaman Obat membuat Kai menggertakkan giginya. "Ayam bodoh ini!""Asura!" Kai mengeluarkan Penjara Ilusi dan menyerang Xuan agar ia berhenti, namun yang membuat Kai merasa heran, Penjara Ilusinya tidak berpengaruh pada Xuan.Kai mengerutkan dahinya sebelum mengeluarkan Muramasa Sword dan melemparnya dengan sangat cepat. Muramasa Sword melesat dengan siulan di udara sebelum dengan kerasnya menghantam Xuan menggunakan bagian sisi dari pedang itu."Cucko!" Xuan berteriak saat diriny
Kai segera duduk bersila menstabilkan Akal Spritualnya dan memulai proses pemurnian, Api Inti Bumi segera berkobar dan mulai memanaskan tungku. Sisa-sisa kesadaran Tanah Hitam mulai memberontak, ia mencoba segala cara untuk melepaskan diri dari kuncian Akal Spritual Kai, namun Kai adalah seorang Grandmaster Alkemis, bagaimana sepetak tanah belaka bisa melawannya?Di bawah tekanan Api Inti Bumi, Tungku Naga Emas dan Akal Spritual Kai. Tanah Hitam akhirnya menyerah, kesadarannya perlahan menghilang dan menyisakan Tanah Hitam biasa. Kai kemudian mulai mengekstrak Esensi-esensi Darah yang terakumulasi di dalam Tanah Hitam. Kai tampak bahagia sekaligus bersemangat. "Enam Puluh Tetes Esensi Darah!" Kai cukup terkejut dengan jumlah Esensi Darah yang terkandung di dalam Tanah Hitam itu. Ia mengangguk puas. "Kemungkinan umur tanaman ini mencapai ribuan tahun, yang berarti Makam Kuno ini terbentuk ribuan tahun yang lalu, cukup aneh jika tidak ada yang menemukan lokasi ini, namun wajar, medan y
Kai membekali Xuan dengan sebuah Spatial Bag yang cukup besar sebelum mengikatkannya di punggung Xuan. Kai sedikit terkekeh melihat penampilan Xuan. Ayam Putih kecil dengan tas punggung di belakangnya. Melihat Xuan yang mulai mengerutkan wajahnya, Kai berhenti tertawa. "Letakkan apapun yang kau dapatkan di dalam tas ini dan untuk Tanaman Obat, kau harus berhenti pada jarak seratus meter dari tanaman itu dan menghitung hingga sepuluh detik sebelum mengambilnya. Apa kau mengerti?""Untuk apa aku menghitung? Apakah dengan aku menunggu, Tanaman Obat itu akan menurut padaku? Menggelikan." Xuan menatap sinis.PAK!Kai menepuk belakang kepala Xuan. "Bajingan ini! Bisakah kau mendengarku saja?!"Xuan berteriak marah dan memaki Kai sebelum akhirnya mengikuti saran Kai dan pergi dengan tas yang lebih besar dari punggungnya. Kai sekali lagi terkekeh sebelum membalikkan badan dan berjalan menuju Makan Terbesar.Kai meninggalkan hampir dua ratus Momok Yin untuk melindungi Xuan. Alasan Kai berkata
"Anakku? Perkataan Iblis ini begitu ramah, seorang pakar sesat serta Ras Iblis berkata seperti itu, membuatku semakin curiga." Wigen berkata setelah mendengar suara dari dalam makam.Kai terkekeh dalam hati, ia adalah monster tua di dunia sebelumnya, bagaimana bisa ia terpesona dengan kata-kata lembut dari dalam makam. Kai mengubah ekspresi mukanya dengan bersemangat, lalu mulai mengedarkan Akal Spritualnya untuk selalu waspada sebelum melangkah masuk.WhoosshhAngin dingin menerpa Kai, energi yin kematian yang kental menyapa Kai setelah memasuki ruangan itu. Kai mendapati lorong yang kemudian berakhir menuju tangga menurun. Satu per satu obor di sisi kiri dan kanan dinding menyala mengikuti langkah kaki Kai. Kai dengan hati yang teguh menuruni tangga.Setelah menuruni tangga, Kai bertemu dengan aula berisi empat patung tengkorak di kanan dan kirinya, setiap tengkorak dilapisi oleh baju zirah berwarna emas dengan membawa senjata yang berbeda-beda.Kai yang melihat hal itu membulatkan
Kai mengikuti sandiwara yang dibuat oleh sosok itu, namun hatinya tidak lagi bisa menahan untuk tidak mengutuk, ia hanya menghela nafas panjang dalam batinnya dan memperlihatkan ekspresi bahagianya yang palsu. Kai perlahan membuka Peti Batu dan cukup terkejut dengan yang ada di dalamnya.Tubuh setinggi dua meter terbaring kaku di dalam peti, namun meskipun sudah terbaring selama seribu tahun lamanya, tubuh itu masih utuh, lalu Kai memperhatikan beberapa batu berwarna merah yang ditempatkan di sekeliling tubuh mayat itu. "Jika aku tidak salah, itu adalah life stone? Batu yang berisi darah mahluk hidup?""Benar... Mereka menggunakan batu itu untuk menjaga kondisi mayat tetap utuh, sehingga selama mayat itu masih ada, Aura Kematian serta Nafsu Pendendamnya akan selamanya terjaga. Mereka sudah merencanakan untuk menghidupkan Momok Yin dengan kesadaran untuk mencari penerus Teknik Sesat agar bisa membalaskan dendam mereka, para Kultivator Jahat ini memang kejam." Wigen menambahkan."Aku me
Mendengar ancaman dari Momok Yin itu, Kai sama sekali tidak takut, namun ia tidak bisa tetap tenang, sebab amarah di dalam dadanya meledak-ledak pada saat ini. Meskipun Kai termasuk salah satu pendekar yang kejam, tak kenal ampun, serta membunuh tanpa berkedip, akan tetapi ia tidak pernah sekalipun melukai bahkan bertindak kejam terhadap mortal, atau manusia biasa, apalagi seorang bayi kecil.Tatapan mata Kai penuh dengan rasa jijik, tidak kepada Momok Yin itu, namun kesadaran Kultivator Jahat yang membangun Momok Yin itu. Kai sangat ingin memusnahkannya. "Jika aku tidak bisa membunuhmu di sini, maka aku lebih memilih mati daripada harus melarikan diri!"Momok Yin yang awalnya terlihat sangat marah seketika tertawa setelah mendengar perkataan Kai. "Apa? Melarikan diri? Kau memang sudah ditakdirkan mati, dari saat pertama kau memasuki area pemakaman ini! Dan tubuhmu di takdirkan menjadi milikku! Cukup basa-basi! Terima serangan ku!"Salah satu cakar kanan Momok Yin membesar sebelum len