Kai menginjakkan kakinya tepat di atas kepala Kelabang Raksasa. Kai kini adalah manusia terkuat di bawah Divine Soul tidak sulit baginya untuk mengurus Kelabang Raksasa itu. Kepala Kelabang Raksasa segera terhempas ke tanah dan kedua capitnya segera terbuka membuat Xuan terlepas dari cengkramannya.Xuan dengan amarah yang mendidih melompat ke atas kepala kelabang raksasa tepat di depan Kai. Ia mengeluarkan cakarnya dan mencengkram keras kepala kelabang itu, lalu mematuknya dengan geram.Kai melompat turun dari Kepala Kelabang Raksasa dan terus berjalan menyusuri celah gunung, ia tahu kini kelabang raksasa itu yang menghadapi masalah. Xuan tidak akan melepaskannya hingga Kelabang Raksasa itu mati dan juga Kai juga tidak khawatir dengan keselamatan Xuan yang bahkan Iblis Mata Delapan tidak bisa menyakiti nya.Kelabang Raksasa memekik dengan suara yang menyedihkan saat kepalanya terus dipatuk sedikit demi sedikit hingga menampakkan daging, lalu terus dipatuk hingga otaknya, bisa dibayang
Kau meraung di atas paru-parunya sambil mengayunkan Muramasa Sword tepat ke arah salah satu Binatang Buas berbentuk Cacing Raksasa, ia tidak segan-segan mengalirkan cukup banyak Energi Darah dalam serangannya untuk mempercepat pembunuhan sebelum beralih ke Binatang Buas lainnya.Seratus Pedang Terbang menusuk secara bersamaan ke salah satu Binatang Buas sebelum bergerak kembali menuju musuh lainnya. Hong Mogui memimpin pasukan Arwah untuk menghajar setiap Momok Yin yang datang. Momok Yin yang datang tampak lebih kuat dari sebelumnya, itu bisa menahan ratusan Tentara Arwah milik Kai meski akhirnya mereka tetap kalah dalam jumlah.Kai memusatkan seluruh kekuatannya, mulai dari Tempering Tubuh, Akal Spritualnya, serta Esensi Qi, semuanya berperan dalam pembunuhan masal ini. Darah dari berbagai warna terciprat ke segala arah, mewarnai dinding goa serta menggenangi permukaan tanah.Keadaan di dalam goa sangat kacau, setiap satu atau dua langkah, Kai pasti akan berhadapan dengan satu Binata
"Aku tidak tahu seberapa banyak Momok Yin di dalam sana, tetapi satu yang harus aku lakukan saat ini, yaitu mengosongkan Pagoda Hitam." Kai mengedarkan Akal Spritualnya dan mulai mengendalikan Pagoda Hitam.Kai tidak menaikkan level Tentara Roh Jahat, karena Roh Jahat tampak tidak sanggup melawan Momok Yin meski berada di tingkat yang sama, perbedaan keduanya ada pada Nafsu Membunuh dan keinginan membunuh yang kuat. Kai mentransfer Nafsu Membunuh dari Pagoda Hitam ke Seratus Momok Yin yang menjadi bawahannya dan seketika Momok Yin itu naik ke tingkat Dragon Soul secara keseluruhan."Ini mungkin sudah cukup, mereka akan berada di garis depan sebagai penghalau kelompok Momok Yin yang kemungkinan menyerang kita setelah keluar dari goa ini." Kai berasumsi."Berhati-hatilah Kai, aku memiliki firasat yang kurang baik." Wigen merasa khawatir."Jika firasat mu kurang baik, maka aku akan baik-baik saja, sebab intuisi mu bahkan lebih buruk dari seekor anjing." Kai terkekeh."Lihat saja ke depan
Kai tidak menghiraukan suara-suara yang menggoda batinnya, ia terus melangkah maju sambil sesekali melirik Xuan. "Ayam ini... Dia bahkan tidak terkejut dengan semua hal yang ada di sini... Ia baru saja menetas, namun mengapa ia bertingkah seolah-olah ia sudah pernah melewati ini semua... Seperti diriku..." Kai bergumam di dalam hatinya.Kai menatap Xuan dalam-dalam. "Xuan... Apakah kau tidak takut Momok Yin kembali menyerang mu?"Xuan menggelengkan kepalanya. "Tidak..." Xuan berkata tidak namun tubuhnya mendekat ke arah kaki kanan Kai sambil mengikuti langkah kaki Kai."Ia cenderung tidak terkejut dengan makam dan segala jenis hal-hal misterius di sini, namun mengapa ia takut terhadap Mahluk Tak Kasat Mata?" Kai bertanya dalam hati.Kai tidak kembali berbicara, ia terus melangkah maju dan mencoba untuk melihat keadaan di depannya menggunakan Divine Sense. "Wigen, apa kau melihat sesuatu? Divine Sense ku terhalang.""Tidak... Aku juga tidak bisa melihat apa-apa melalui Divine Sense mu,
"Ini tidak baik! Vitalitas Darah dalam jantung ku sudah dikunci oleh mereka." Kai merasakan ancaman nyata di hadapannya, ia lalu berbicara pada Xuan. "Naik ke pundak ku."Xuan tidak banyak berbicara, ia segera naik dan bertengger di pundak Kai. Saat ini, hanya Kai satu-satunya orang yang bisa ia percaya, sebab Kai bisa melihat apa yang tidak bisa ia lihat.Ribuan Momok Yin berteriak nyaring secara bersamaan membuat ledakan sonik yang memekakkan telinga sebelum melesat turun ke bawah ke arah Kai. Pergerakan ribuan Momok Yin membentuk air terjun arwah yang dibebankan ke arah Kai.Kai menggunakan dua Esensi Darah untuk menutupi setiap lubang di telinganya, jika ia mendengar dengan langsung, gendang telinganya pasti pecah akibat ledakan sonik dari teriakan menyeramkan itu. Kai bereaksi, kedua tangannya membentuk mantra tangan dan seketika Perisai Darah tiga lapis berkumpul sebelum membentuk kubah dengan tiga tingkatan dan Kai berada pada intinya.Puluhan Ribu Momok Yin menerjang ke arah P
"Kenapa kita berhenti di sini? Tidakkah menurutmu kita harus berlari jauh dari sini lalu menggunakan cakram terbang mu?" Xuan tidak bisa menahan rasa takutnya terhadap mahluk tak kasat mata itu.Kai menggelengkan kepalanya sebelum meminum beberapa pil sekaligus. "Tidak... Di ujung goa ini memiliki ukuran lebar dan tinggi yang paling kecil di antara keseluruhan goa dari awal kita memasukinya. Kita di sini bukan untuk berlari, namun menyusun rencana, aku akan bertahan dan menyerang. Tetaplah di belakangku...""Tetap di belakang mu? Aku? Mahluk suci berada di belakang punggung mu? Aku tidak percaya ini, aku tidak percaya ini..." Xuan menggeleng-gelengkan kepalanya seolah-olah tidak terima dengan apa yang Kai katakan, namun ia tetap berjalan ke belakang punggung Kai dengan muka tebalnya.Meski berada dalam situasi bahaya, Kai masih sempatnya terkekeh karena melihat tingkah Xuan. "Bukankah kau seharusnya berada di depan setelah mengatakan hal itu?""Bocah bau! Apa yang kau tahu? Pahlawan s
Kai menanti dengan sabar, ia tidak melakukan apapun selain menunggu. Satu, dua dan hingga belasan Momok Yin berhasil melewati celah pada Perisai Darah, Kai masih diam dan bahkan belum bergerak, namun saat sudah terhitung puluhan Momok Yin yang melewati celah Perisai Darah, Kai segera berteriak. "Hong Mogui! Bunuh mereka!""Baik Tuan..." Hong Mogui mengangguk sebelum cakar merahnya terbentang di udara, ia lalu memimpin pasukan Arwah Kai untuk membunuh puluhan Momok Yin itu, baik yang sudah melewati Perisai Darah serta yang baru saja melewatinya, semua di serang oleh Pasukan Arwah Kai.Pertarungan antar arwah kembali terjadi, namun kali ini berlangsung singkat, puluhan Momok Yin menghilang setelah dibunuh oleh Hong Mogui dan tentaranya. Belasan Momok Yin dibiarkan hidup dengan kondisi hampir menghilang, Kai dengan cekatan meraih mereka dan menjadikan mereka budaknya.Nafsu Membunuh yang terakumulasi setelah menewaskan puluhan Momok Yin langsung didistribusikan ke Momok Yin yang baru saj
Melihat Kai muncul secara pribadi, para Momok Yin semakin menggila, Niat Membunuh yang terpancar dari tubuh mereka membumbung tinggi, namun itu sama sekali tidak menekan Kai, ia justru dengan semangat membantai para Momok Yin itu.Teriakan nyaring bergema saat ratusan Momok Yin menyerang secara bersamaan ke arah Kai, namun mereka bahkan tidak bisa mendekati Kai, Tentara Arwah milik Kai melindungi Kai dengan sangat rapat. Setiap kali Kai dihadapkan dengan lebih banyak Momok Yin, tentara Kai akan langsung membantunya. Kai juga cukup takjub dengan kesetiaan dan kepedulian tentaranya terhadap dirinya, hal ini membuat Kai semakin bersemangat.Momok Yin yang masih berada di luar goa juga ikut menggila, mereka memaksa masuk ke dalam goa saat merasakan Energi Darah dari Kai, sehingga tak jarang mereka justru berakhir melukai rekannya sendiri. Hal ini dimanfaatkan oleh Kai, dengan menarik para Momok Yin yang terluka menjadi budaknya.Perlahan namun pasti, pasukan Kai terus tumbuh dan Kai menda