"Baiklah... Mulai dari sekarang kau akan mengikuti ku dan mendengar semua perintahku, mengerti?" Kai berbicara dengan gaya superioritas."Baik Tuan... Aku mengerti." Hong Mogui menjawab dalam keadaan bersujud.Kai terkekeh puas sebelum mengayunkan tangan kanannya dan Hong Mogui segera masuk ke dalam tubuh Kai. Kai dengan semangat mengedarkan Akal Spritualnya dan melihat ke dalam dimensi yang ada di dalam Tubuh Roh Suci. Kai melihat ada dua dimensi yang terbagi, satu tampak seperti ruang remang dengan cahaya kemerahan disertai kabut dan terlihat ratusan Roh Jahat berada di dalam dimensi pertama yang tampak sedang mencoba melepaskan diri, mereka menabrak dinding tak kasat mata setiap kali ingin melarikan diri."Ini adalah dimensi Penjara Arwah..." Kai bergumam sebelum melihat ke dimensi lainnya, ia melihat sebuah dimensi layaknya ladang rumput dengan sungai-sungai yang mengalir. Di tengah-tengah padang rumput terdapat pagoda raksasa berwarna hitam serta mengeluarkan aura mencekam dengan
"Sepertinya ini sudah cukup..." Kai kemudian menatap ke arah tiga ratus Roh Jahat yang ada di hadapannya dan menanyakan hal yang sama dengan yang ia tanyakan pada Hong Mogui.Mendengar perkataan Kai, sebagian besar Roh Jahat segera tunduk, mereka membungkuk memberi hormat, adegan di mana Kai membunuh ratusan rekannya dengan mudah membekas di jiwa mereka, membuat mereka tidak berani membantah. Mereka berpikir lebih baik mengikuti Kai daripada harus kembali ke Neraka, namun mereka tidak tahu kenyataan yang sebenarnya bahwa mereka hanya akan mengikuti Kai untuk tetap masuk ke dalam Neraka, hanya saja waktunya diperlambat.Ada beberapa Roh Jahat yang tidak mau tunduk pada Kai karena sifat angkuh sejati dalam jiwa mereka. Kai tidak mengambil pusing dengan yang tidak ingin tunduk ataupun menghabiskan waktunya untuk menyiksa mereka, Kai hanya melambaikan tangannya dan membakar jiwa mereka dengan Api Inti Bumi hingga tidak tersisa sedikit pun.Hanya tinggal sekitar 250 Roh Jahat yang tunduk p
Sesosok Mahluk keluar dari Cangkang Telur, itu terlihat sangat kecil, tingginya hanya sebetis Liu Kai. Itu memiliki paruh tajam berwarna coklat, dengan tiga cakar tajam di kedua kakinya dan memiliki tanduk yang juga tajam di masing-masing kaki. Mahluk itu memiliki bulu berwarna putih cerah dengan dua sayap yang sama besar dengan ukuran tubuhnya dan memiliki kulit berwarna merah tepat di atas kepalanya.Kai membelalakkan kedua matanya melihat makhluk itu hingga tidak bisa berkata-kata. Wigen juga tampak sangat terkejut. "I-ini... Apa-apaan ini? Se-seekor ayam?"Kai mengerutkan dahinya melihat Mahluk yang keluar dari Cangkang Telur kuat dan keras itu adalah seekor ayam. "Apa ini? Mungkinkah Raja Yeomra sedang bercanda denganku? Ini... Ini hanya ayam biasa!""Mungkinkah ia adalah Binatang Buas spesial? Yang bisa berubah bentuk?" Wigen masih merasa tidak percaya."Omong kosong! Ikan koi berubah menjadi naga sejati! Burung gagak yang menjadi Phoenix! Keledai yang berubah menjadi Naga Banji
BAM!BAM!Tanah dengan lubang yang Kai gunakan untuk pelatihan tertutup kini meledak terbuka, bahkan Formasi Array runtuh dan pepohonan di area pertempuran berterbangan ke segala arah. Amarah yang mendidih dari Kai membuat ia tidak segan-segan menghantam Ayam Putih dengan Tinju Pembunuh Dewa."Ayam yang kuat!" Meski dihajar oleh Tinju Pembunuh Dewa beberapa kali, Ayam itu tampak masih sehat, tubuhnya tidak terdapat luka, hanya beberapa bulunya yang rontok. Kai di sisi lain berdarah di berbagai sisi akibat patukan ayam itu dengan paruh yang bisa menembus kulit Kai yang keras.Di sisi lain, Ayam Putih terus disudutkan, meskipun tidak terluka, namun ia tidak bisa berbuat banyak, serangannya hanya efektif pada paruhnya yang kecil, membuat ia kesulitan menjangkau Kai. "Sialan! Mengapa pria ini sangat kuat?! Dan, dan... Apa yang terjadi? Mengapa aku tidak bisa terbang dan juga kekuatanku menghilang?"Kai dan Ayam Putih bertarung selama beberapa hari. Wigen terlihat sangat bahagia, ia menont
Di tempat sebelumnya, tempat di mana Kai melakukan pelatihan tertutup, Ayam Putih masih merenung menatap tubuhnya di cermin. "Ah Roc bajingan! Apa yang kau lakukan padaku?!"Cukup lama Ayam Putih merenung, ia kemudian berjalan keluar untuk mencari makanan. "Ke mana Manusia Rendah itu pergi? Bagaimana ia bisa begitu kuat? Bahkan tubuhku masih merasakan sakit!"Ayam Putih mencari ke sana kemari dengan kaki kecilnya, namun ia tidak mendapati apapun. "Ke mana semua Binatang Buas pergi? Apa sudah tidak ada lagi?"Ayam Putih itu kemudian memutuskan untuk berjalan lebih jauh ke dalam hutan. Ia merasakan kesepian di hidupnya kali ini. "Inikah balasan kalian semua setelah apa yang aku lakukan untuk kalian sebelumnya? Baiklah! Jika aku harus terjebak di dalam tubuh ini, maka kalian akan merasakan kemarahan ku saat aku kembali!"**Kai di sisi lain sudah memulihkan tenaganya dan berniat untuk turun dari pohon dan melanjutkan perjalanannya jauh lebih ke dalam Lembah Lima Gunung. Tepat pada saat K
Melihat tingkah kedua pemuda itu, Iblis Mata Delapan terkekeh. Ia menghantam tengkorak Kumbang Raksasa dengan sekali ayunan tangan. "Menggelikan! Kalian tidak akan bisa lari!"Iblis Mata Delapan menghilang dari tempatnya dan dengan kecepatan tinggi melesat maju mengejar ke arah dua pemuda itu. Namun langkahnya terhenti saat mendengar teriakan nyaring dari arah kedua pemuda itu. Iblis Mata Delapan melihat kedua pemuda itu tiba-tiba terdiam setelah berteriak keras. Tubuh keduanya tiba-tiba mengering dan berakhir seperti tengkorak yang dibalut kulit dan tewas dengan mulut terbuka lebar.Iblis Mata Delapan mendengus pelan. "Mereka di sini..." Ia kemudian berbalik badan dan ingin pergi dari daerah itu, namun ia merasakan ada energi tak kasat mata yang menekan punggungnya dan mencoba menyerap darahnya."Jangan mencoba ku!" Iblis Mata Delapan meledakkan Aura Divine Sense dan seketika energi tak kasat mata itu menghilang.Merasakan aura Divine Soul, energi tak kasat mata itu tak lagi menyeran
Kai tertawa kecil sebelum menatap Pemuda Bermarga Mo. "Kau, dari Gunung Mana kau berasal?"Pemuda itu dengan gugup berkata. "Untuk pertama, izinkan aku mengucapkan terimakasih kepada Senior karena telah menolongku... Aku berasal dari Gunung Serangga, tetapi aku sudah satu bulan berada di dalam lembah untuk ekspedisi."Kai mengangguk. "Bagus... Kembalilah, jika Patriark Dong mengetahui ini, kau akan dihukum, nyatakan kematian kedua rekanmu dan jangan ada yang ditutupi.""Baik terimakasih Senior, aku pamit!" Pemuda bermarga Mo itu buru-buru pergi, namun langkahnya terhenti saat mendengar teriakan. "Berhenti! Siapa yang memberimu izin untuk meninggalkan area ini?"Iblis Mata Delapan berteriak marah saat dirinya diabaikan oleh Kai, ia tahu bahwa Kai menyadari kehadirannya. Ia lalu melihat ke arah Kai. "Kau! Bocah bau! Beraninya kau mengabaikan ku! Seorang Holy Soul rendahan mencari kematian!"Kai juga tahu mengenai Iblis Mata Delapan, ia tahu betul bahwa ia tidak bisa mengalahkan Iblis Ma
Kai merespon pergerakan Iblis Mata Delapan, ia dengan segera mengeluarkan Naga Darah dan menyatu. Divine Sense meledak keluar hingga puncaknya. Kai tahu, ia tidak bisa bersikap biasa dengan lawannya kali ini, ia wajib mengeluarkan seluruh kemampuannya.Pertarungan dimulai saat Iblis Mata Delapan mengangkat salah satu kakinya dan menyerang ke arah Kai dengan kecepatan tinggi. Ujung kaki Iblis Mata Delapan seolah-olah adalah sebuah tombak runcing yang melesat ke arah Kai. Kai menyempurnakan kuda-kudanya dan meninju tepat ke arah datangnya serangan itu.BAM!Ujung kaki Iblis Mata Delapan menembus tanah hingga membuat lubang menganga, namun itu tidak mengenai Kai. Kai bergerak menghindar dan tinju sebelumnya ia arahkan tepat ke bawah perut Iblis Mata Delapan, namun tinju Kai hanya membuat tubuh Iblis Mata Delapan bergetar.Iblis Mata Delapan yang mengetahui kecepatan pergerakan Kai akhirnya mengubah metode serangannya, ia menggunakan empat kaki depannya untuk menyerang ke arah Kai dengan