Chu Yuyan mengikuti Kai kembali ke Ruang Pemurniannya. Di dalam, Kai kemudian mengeluarkan tiga set bahan Pil Regenerasi Vitalitas dan meletakkannya tepat di atas meja di hadapan Chu Yuyan.Kai mengambil satu set bahan, lalu mengeluarkan Tungku Pil biasa dan harta karun penghasil api. "Lihat aku..."Kai tidak melakukan cara pembuatan pil yang biasa ia gunakan, melainkan cara yang normal seperti para Alkemis pada umumnya. "Kau sudah mengetahui proses Ekstraksi Bahan Pendamping dan lihat... Ini adalah Bahan Utama." Kai mulai mengekstrak bahan utama sembari menjelaskan pada Chu Yuyan karakteristik bahan itu dan mulai mencampurkan seluruhnya."Bahan Utama yang sebenarnya bukan ini, melainkan Esensi Darah ku, apakah kau masih memilikinya?" Kai bertanya pada Chu Yuyan dan secara tidak langsung memberikan rahasia pembuatan pil nya.Chu Yuyan mengangguk, lalu memberikan Lima Tetes Esensi Darah pada Kai. Kai mengambil satu lalu mengembalikannya pada Chu Yuyan. "Aku hanya membutuhkan satu, simp
Keesokan harinya Kai kembali ke Ruang Pemurnian tempat Chu Yuyan berada. Ia melihat Chu Yuyan sedang mengedarkan Akal Spritualnya dan merasakan Akal Spritualnya lebih kuat dari sebelumnya. Kai tampak puas dengan hasil ini."Chu Yuyan... Akal Spritual mu makin kuat, sangat baik!" Kai memuji.Mendengar pujian dari Kai, Chu Yuyan merasa bahagia. "Ini berkat Senior, terimakasih.""Potong basa-basi, mari kita mulai..." Kai lalu duduk tepat di hadapan Chu Yuyan. Chu Yuyan mengangkat sebelah alisnya. "Memulai apa?""Tentu meramu pil, aku akan mengajarkanmu." Kai terdengar yakin, namun Chu Yuyan masih ragu, tetapi merasa bersemangat setelahnya. "Mohon bimbingannya Senior.""Dengarkan aku baik-baik... Lakukan seperti biasa, lakukan tahap demi tahapan yang kau ketahui dalam meramu pil." Kai mengeluarkan dua set bahan, lalu mulai mengekstraknya sebelum mengeluarkan dua Tetes Esensi Darah dan ikut melemparkannya ke dalam tungku, kemudian melihat ke arah Chu Yuyan. "Gabungkan, lalu mulai proses pe
Ekspresi Kai seketika menjadi serius. "Chu Yuyan... Sebelumnya, saat aku mengatakan kita adalah takdir, aku hanya salah bicara dan maafkan jika itu mengganggumu, aku tidak bermaksud seperti itu."Chu Yuyan tersenyum, awalnya ia menaruh harapan pada Kai, namun semakin ia mengenal Kai semakin dalam jurang antara keduanya, Kai adalah seseorang yang sangat sulit digapai dan memiliki tingkat yang jauh berbeda dari dirinya. Chu Yuyan mengangguk cepat. "Aku tahu itu dari awal... Aku tidak masalah dengan itu Senior..." Bohong jika Chu Yuyan tidak menaruh hati pada Kai, namun ia harus bersikap realistis."Baiklah... Kau punya masa depan yang baik... Sekte Gunung Bunga harusnya memperhatikanmu lebih jauh, aku akan membahasnya dengan Senior Meng, untuk saat ini aku kan memberikan mu hadiah untuk menebus kesalahpahaman yang aku buat sebelumnya." Kai tampak serius."Tidak perlu Senior... Ini adalah hal yang paling berharga bagiku untuk bisa membuat pil pertamaku... Itu sudah cukup bagiku."Meskipu
Whoosshh!Whooossh!Ratusan orang segera berlari memasuki Array Teleportasi Kecil di setiap Gunung, mereka langsung bergerak menuju Gunung Kabut.Enam Divine Soul yang pertama tiba dan berdiri tepat di depan kediaman Ning Tiekun. Saat keenam pakar praktisi bela diri kuat itu tiba, seluruh orang yang berada di sana mulai mundur dan membentuk setengah lingkaran dengan keenam Divine Soul berada di tengah."Itu benar! Dia menerobos!""Bocah Liu ini sungguh luar biasa!""Ini keajaiban! Tanpa bantuan Transformasi Soul, kita masih bisa menaiki tingkat 2!""Adalah keberkahan bagi Provinsi Jiang memiliki sosok seperti Liu Kai.""Mari kita menunggu hingga Ning Tiekun keluar."Enam Divine Soul mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Tak lama setelahnya, terdengar tawa yang renyah diiringi munculnya sesosok Pria Berjubah Abu-abu tepat di hadapan keenam Divine Soul, ia adalah Ning Tiekun.Keenam Divine Soul menangkupkan tinjunya dan memberi hormat. "Selamat atas terobosanmu!"Ning Tiekun tertawa
"Ahhh... Ini memang arak terbaik!" Dong Li terkekeh sebelum melihat ke Mantis Hijau yang dalam wujud manusia. "Minumlah, kau tidak akan mati karenanya...""Terimakasih Ning Tiekun atas kemurahan hatimu, aku dengar hanya Kerajaan Ibukota yang memiliki Arak ini, tentu kita tidak bisa kesana untuk membelinya." Meng Feixue berkata dengan nada menggoda."Bajingan kalian semua! Minum saja!" Ning Tiekun tampak geram.Melihat ekspresi Ning Tiekun, Kai terkekeh sebelum menenggak arak dalam gelasnya, lalu ekspresinya menjadi serius. "Senior sekalian, ada hal penting yang harus aku bahas..."Mendengar perkataan Kai, para Divine Soul juga ikut menjadi serius dalam ekspresi."Apa itu anak muda? Katakan..." Lin Fan yang pertama menjawab."Aku ingin meminta bantuan para Senior... Namun sebelum itu, aku ingin menekankan satu hal, apapun yang aku lakukan nanti, ini adalah untuk kebaikan kita semua." Kai tampak sangat serius."Katakan... Kami akan membantu sebisa mungkin." Meng Feixue mewakilkan."Aku
Saat suasana menjadi tegang dan Kai sudah mulai mengarahkan Divine Sensenya ke barisan pasukan. Beberapa orang terlihat gelisah, wajahnya menjadi pucat, mereka tidak yakin mengapa Kai menargetkan mereka, namun yang mereka tahu, saat ini mereka harus melarikan diri.Salah seorang tidak berniat melarikan diri, namun menyerang ke depan. Ia adalah seorang Penatua Tertinggi dari Gunung Kedua, ahli Holy Soul Mid-Stage, ia menyerang ke arah Kai dengan cakar berwarna hitam.Kai mendengus kesal sebelum mengunci Penatua itu dengan Divine Sensenya. Penatua itu tertunduk dan berteriak lantang. "Penghianat! Dia adalah mata-mata Lembah Hitam! Mengapa ia memburu kami yang bahkan tidak pernah ia temui!"Sesaat, perkataan Penatua itu terdengar masuk akal, membuat beberapa orang dari dalam pasukan meragukan Kai, sedangkan para Divine Soul tidak tahu harus bagaimana, namun Meng Feixue tampak tenang, ia membuat mantra tangan sebelum berteriak. "Prasasti Roh Bumi!"Bunyi berderak terdengar saat Prasasti R
"Mengapa Malaikat Maut ini sangat mudah terpancing emosi seperti dirimu?" Kai bertanya pada Wigen."Tentu, kami semua adalah pendosa di masa lalu, bagaimana bisa kami memiliki sifat yang baik?" Wigen terkekeh sebelum melanjutkan. "Aku tahu yang kau lakukan, namun jangan sampai melanggar peraturan Alam Baka."Kai mengangguk. "Tentu..."Sudah pasti pembicaraan antara Kai dan para Malaikat Maut tidak didengar oleh orang-orang yang ada di sana, Kai hanya terlihat seperti melamun sejenak. Kai kemudian melanjutkan membantai para Roh Jahat, namun ia sepertinya menyisakan beberapa orang yang merasakan sakit di kepalanya dan menangis ke arah Kai. "Senior... Kami bukanlah Roh Jahat! Aku bersumpah demi kedua orangtuaku!"Kai mengangguk dan tersenyum. "Aku tahu, tahanlah sejenak..."Kai memegang kepala pria yang berlutut di hadapannya dan membuat pria itu berteriak kesakitan hingga terdengar sangat memilukan. Ia merasakan seolah-olah dikuliti di atas kepalanya. Kai berakhir seperti mencekik seseo
Kesadaran Kai tiba-tiba menjadi pudar sebelum pandangannya menjadi gelap. Kai terbangun di suatu tempat yang tidak diketahui, didominasi warna kuning. Kai melihat sekeliling, ia berdiri di atas batu berbentuk kerucut memanjang. Di bawahnya tampak sebuah Sungai Kuning berukuran raksasa yang sedang mengalir, di dalam aliran sungai itu terlihat jutaan Jiwa Binatang Buas mengikuti aliran sungai dengan tatapan kosong."Kau... Siapa namamu?"Tiba-tiba terdengar suara yang tidak diketahui lokasinya, suara itu terdengar di sekeliling Kai. Kai merasakan jiwanya bergetar hebat seolah-olah ingin pecah, ia menstabilkan dirinya sebelum melihat ke arah kiri dan kanan, lalu melihat ke atas. Sepasang mata raksasa dengan bola mata berwarna kuning dan garis hitam di tengahnya menatap Kai, membuat Kai segera menurunkan pandangannya.Kai menangkupkan tinjunya sebelum membungkuk memberi hormat. "Menjawab pertanyaan Senior... Namaku Liu Kai.""Siapa kau sebenarnya? Jiwamu seakan-akan sudah mati namun tampa