"Ahhh... Ini memang arak terbaik!" Dong Li terkekeh sebelum melihat ke Mantis Hijau yang dalam wujud manusia. "Minumlah, kau tidak akan mati karenanya...""Terimakasih Ning Tiekun atas kemurahan hatimu, aku dengar hanya Kerajaan Ibukota yang memiliki Arak ini, tentu kita tidak bisa kesana untuk membelinya." Meng Feixue berkata dengan nada menggoda."Bajingan kalian semua! Minum saja!" Ning Tiekun tampak geram.Melihat ekspresi Ning Tiekun, Kai terkekeh sebelum menenggak arak dalam gelasnya, lalu ekspresinya menjadi serius. "Senior sekalian, ada hal penting yang harus aku bahas..."Mendengar perkataan Kai, para Divine Soul juga ikut menjadi serius dalam ekspresi."Apa itu anak muda? Katakan..." Lin Fan yang pertama menjawab."Aku ingin meminta bantuan para Senior... Namun sebelum itu, aku ingin menekankan satu hal, apapun yang aku lakukan nanti, ini adalah untuk kebaikan kita semua." Kai tampak sangat serius."Katakan... Kami akan membantu sebisa mungkin." Meng Feixue mewakilkan."Aku
Saat suasana menjadi tegang dan Kai sudah mulai mengarahkan Divine Sensenya ke barisan pasukan. Beberapa orang terlihat gelisah, wajahnya menjadi pucat, mereka tidak yakin mengapa Kai menargetkan mereka, namun yang mereka tahu, saat ini mereka harus melarikan diri.Salah seorang tidak berniat melarikan diri, namun menyerang ke depan. Ia adalah seorang Penatua Tertinggi dari Gunung Kedua, ahli Holy Soul Mid-Stage, ia menyerang ke arah Kai dengan cakar berwarna hitam.Kai mendengus kesal sebelum mengunci Penatua itu dengan Divine Sensenya. Penatua itu tertunduk dan berteriak lantang. "Penghianat! Dia adalah mata-mata Lembah Hitam! Mengapa ia memburu kami yang bahkan tidak pernah ia temui!"Sesaat, perkataan Penatua itu terdengar masuk akal, membuat beberapa orang dari dalam pasukan meragukan Kai, sedangkan para Divine Soul tidak tahu harus bagaimana, namun Meng Feixue tampak tenang, ia membuat mantra tangan sebelum berteriak. "Prasasti Roh Bumi!"Bunyi berderak terdengar saat Prasasti R
"Mengapa Malaikat Maut ini sangat mudah terpancing emosi seperti dirimu?" Kai bertanya pada Wigen."Tentu, kami semua adalah pendosa di masa lalu, bagaimana bisa kami memiliki sifat yang baik?" Wigen terkekeh sebelum melanjutkan. "Aku tahu yang kau lakukan, namun jangan sampai melanggar peraturan Alam Baka."Kai mengangguk. "Tentu..."Sudah pasti pembicaraan antara Kai dan para Malaikat Maut tidak didengar oleh orang-orang yang ada di sana, Kai hanya terlihat seperti melamun sejenak. Kai kemudian melanjutkan membantai para Roh Jahat, namun ia sepertinya menyisakan beberapa orang yang merasakan sakit di kepalanya dan menangis ke arah Kai. "Senior... Kami bukanlah Roh Jahat! Aku bersumpah demi kedua orangtuaku!"Kai mengangguk dan tersenyum. "Aku tahu, tahanlah sejenak..."Kai memegang kepala pria yang berlutut di hadapannya dan membuat pria itu berteriak kesakitan hingga terdengar sangat memilukan. Ia merasakan seolah-olah dikuliti di atas kepalanya. Kai berakhir seperti mencekik seseo
Kesadaran Kai tiba-tiba menjadi pudar sebelum pandangannya menjadi gelap. Kai terbangun di suatu tempat yang tidak diketahui, didominasi warna kuning. Kai melihat sekeliling, ia berdiri di atas batu berbentuk kerucut memanjang. Di bawahnya tampak sebuah Sungai Kuning berukuran raksasa yang sedang mengalir, di dalam aliran sungai itu terlihat jutaan Jiwa Binatang Buas mengikuti aliran sungai dengan tatapan kosong."Kau... Siapa namamu?"Tiba-tiba terdengar suara yang tidak diketahui lokasinya, suara itu terdengar di sekeliling Kai. Kai merasakan jiwanya bergetar hebat seolah-olah ingin pecah, ia menstabilkan dirinya sebelum melihat ke arah kiri dan kanan, lalu melihat ke atas. Sepasang mata raksasa dengan bola mata berwarna kuning dan garis hitam di tengahnya menatap Kai, membuat Kai segera menurunkan pandangannya.Kai menangkupkan tinjunya sebelum membungkuk memberi hormat. "Menjawab pertanyaan Senior... Namaku Liu Kai.""Siapa kau sebenarnya? Jiwamu seakan-akan sudah mati namun tampa
Seluruh pasukan telah bubar hanya menyisakan delapan orang yaitu Kai beserta tujuh Divine Soul. Kai kemudian melemparkan masing-masing sepuluh Pil Regenerasi Vitalitas kepada setiap Divine Soul yang ada kecuali Meng Feixue.Meng Feixue tidak bertanya. Ia tahu Kai memiliki rencana lain dan benar saja, Kai meminta Meng Feixue untuk membawanya ke kediamannya. Setelah itu, para Divine Soul lainnya membubarkan diri dan kembali ke posisi masing-masing dengan perasaan gembira memegang sepuluh butir pil Regenerasi Vitalitas."Ikut aku..." Meng Feixue tersenyum dan menuntun Kai menuju kediamannya.Kai mengangguk sebelum mengikuti Meng Feixue ke dalam kediamannya. Meng Feixue mempersilahkan Kai duduk sebelum menjamunya dengan teh hijau. Meng Feixue adalah orang yang berterus terang, ia langsung berkata pada intinya. "Apa yang ingin kau bahas denganku?""Aku hanya memiliki 68 butir Pil Regenerasi Vitalitas dan aku hanya bisa memberikanmu delapan tanpa bisa mengganti pil-pil yang sebelumnya aku p
"Bangkitlah... Mulai dari sekarang, aku yang akan memperhatikanmu..." Meng Feixue memegang kedua lengan Chu Yuyan.Chu Yuyan mengangguk dengan semangat. "Terimakasih Leluhur Besar!" Chu Yuyan lalu melihat ke arah Kai dengan kedua mata yang berbinar, ia belum pernah merasa sebahagia ini dalam hidupnya, kehadiran Kai adalah berkah bagi dirinya dan ia akan terus mengagumi sosok Kai. Chu Yuyan membungkuk sebelum mengambil posisi sujud. "Aku belum memberi penghormatan resmi kepada guru, izinkan aku..." Chu Yuyan kemudian kowtow tiga kali kepada Kai. Itu adalah tradisi antara murid dan guru.Kai menganggukkan kepalanya. "Sudah cukup... Aku menerimamu sebagai murid, aku harap kau bisa berlatih dengan sungguh-sungguh."Chu Yuyan mengangguk cepat. Kai kemudian kembali menoleh ke arah Meng Feixue dan menangkupkan tinjunya. "Senior Meng, ini mungkin perpisahan... Sampai jumpa kembali satu tahun dari sekarang...""Oh, kau sudah ingin pergi? Baiklah... Jaga dirimu baik-baik, ingat... Harapan kami
"Yah... Kau sudah mengetahuinya... Untuk apa aku terus menyembunyikannya. Benar... Aku mengurung Roh Hong Mogui, ia bisa menjadi Jenderal dari para Roh Jahat yang akan mengikutiku, sebab ia memiliki tubuh spesial antara setengah manusia dan setengah Abyssal." Kai memberitahu Wigen rahasianya."Bajingan! Pantas saja! Saat kau membunuh Hong Mogui, kesadaran ku hilang beberapa detik, namun aku tidak mencurigai apapun, karena sudah beberapa kali seperti itu... Aku juga heran mengapa levelmu tidak naik setelah membunuh Roh Jahat tingkat Divine Soul, ternyata kau menyembunyikannya! Monyet licik! Tapi... Yang kau katakan ada benarnya... Hong Mogui adalah Roh yang berguna." Wigen menyetujui rencana Kai."Wigen... Bisakah kau memperlihatkan status Tubuh Roh Suci ku?" Kai mulai berpikir untuk segera menggunakan Tubuh Roh Sucinya.Wigen segera membuka Info Panel Status Tubuh.[Jenis Tubuh : Tubuh Roh Suci.Tingkat : TigaExp : 300/10000Kapasitas. : 0/1000Keterangan. : - ]"Hmm... Tingkat tiga
Graaaaa!Teriakan melengking terdengar saat Kai mematahkan capit Kumbang Raksasa yang mencoba menjepitnya. Kai dengan santai menghancurkan rahang Binatang Buas Heavenly Soul dan mengeluarkan paksa Beast Soulnya."Ini adalah Binatang Buas ke tiga puluh... Aku baru seperempat jalan memasuki Lembah Lima Gunung, namun jumlah Binatang Buas di daerah ini sesuai dengan keinginanku..." Kai sengaja memilih berjalan menyusuri pinggir sungai, sebab Sungai adalah sumber air minum bagi setiap mahluk hidup yang ada di sana, tentu mereka akan banyak berjalan menuju sungai untuk melepaskan dahaga. Tujuan utama Kai adalah, mengumpulkan darah sebanyak-banyaknya serta menemukan akar masalah mengenai hilangnya murid-murid Sekte Lima Gunung."Sejauh ini... Tidak ada yang mencurigakan kecuali jumlah Binatang Buas yang cukup tinggi... Mungkin aku harus masuk lebih dalam..." Kai berpendapat."Sepertinya, hilangnya murid-murid ini dikarenakan mahluk selain Binatang Buas dan bisa jadi juga karena penganut ajar