Saat ini hanya bisa update satu sebab author ada kegiatan dan akan ada bab tambahan tengah malam nanti, terimakasih yang masih tetap setia membaca
Kai menarik nafas dalam sebelum memfokuskan Divine Sensenya untuk memulai proses refining. Proses Refining untuk memperbaiki memiliki tiga cara, yang pertama yaitu proses pembentukan ulang, di mana senjata yang telah rusak akan dileburkan hingga cair yang kemudian menambahkan beberapa logam untuk mengisi kekosongan pada bagian yang rusak lalu kemudian dibangun ulang.Yang kedua yaitu dengan cara memasukkan rune-rune atau simbol-simbol untuk mereformasi senjata dan yang ketiga yaitu dengan menyatukan berbagai senjata untuk membentuk kembali satu senjata utuh, namun yang ketiga perlu memiliki roh senjata, agar sifat senjata tidak berubah.Kai memilih yang ketiga, sebab ia yakin Muramasa Sword memiliki sedikit kesadaran sendiri, yang berarti kekuatan pedang itu dan sifat pedang itu sendiri berasal dari kesadaran, namun jika pedang itu tidak memiliki kesadaran sendiri, Kai akan mendapatkan pedang yang baru, bukan lagi Muramasa Sword seperti sebelumnya hanya bentuknya saja yang sama dan Ka
Kai mulai menggambar pola lingkaran di udara, ia mulai mengikuti cara menggambar rune seperti yang ada di buku. Kai mengalirkan Esensi Qi miliknya untuk menggambar rune menggunakan jari telunjuknya. Ia mulai menggambar pola-pola di sekeliling lingkaran, sebelum menggambar beberapa aksara di tengah-tengah rune.Setelah selesai menggambar pola, lingkaran rune itu segera memasuki Muramasa Sword. Muramasa Sword bergetar sedikit sebelum kembali tenang."Baiklah... Rune mempertajam senjata sudah berhasil aku buat dan berhasil digabungkan, bagaimana jika aku bereksperimen untuk pola rune lainnya?" Kai mencoba hal yang terlintas di kepalanya.Jika normalnya, pola rune akan digambar menggunakan Esensi Qi, Kai ingin mencoba menggambar Pola Rune berikutnya yang berfungsi untuk memperkuat senjata dengan Energi Darah. Kai menggigit ujung jarinya dan menggunakan darahnya untuk menggambar pola rune di tanah. Saat Lingkaran Rune berhasil dibentuk, Kai membentuk mantra tangan sebelum berteriak. "Bangk
Seorang Pemuda mengenakan pakaian bangsawan berwarna putih berlari melewati perbatasan. Ia bergerak secepat angin dan meskipun ia melewati barisan para pembudidaya, tidak ada yang bisa mendeteksi keberadaannya. Pemuda ini adalah Liu Kai.Kai langsung menuju target yang menjadi sasarannya, yaitu Sekte Lembah Hitam Timur. Pada saat peperangan besar sebelumnya, Holy Soul Late-Stage dan Holy Soul Mid-Stage yang merupakan Patriark dan Grand Elder dari Lembah Hitam Timur tewas dalam peperangan dan ini membuat kekuatan Lembah Hitam Timur sangat rentan dan menciptakan celah bagi Kai untuk menghancurkannya.Kai mengetahui pasti Lokasi Sekte itu dari ingatan yang telah ia serap dari beberapa Raksasa. Kai berhenti pada jarak 500km jauhnya dari lokasi Sekte Lembah Hitam Timur dan mulai mengaktifkan Divine Sensenya, ia melihat keadaan Sekte serta tingkat kekuatan yang menjaga sekte itu."Ini bukanlah Sekte melainkan kota besar! Dan sesuai dugaanku, tidak ada ahli Divine Soul yang mengawasi sekte i
"Lautan Spiritualku masih baru saja dibangun dan itu belum stabil, aku hanya bisa menggunakan Penjara Ilusi yang hanya membingungkan lawanku tetapi tidak membunuhnya, mungkin saat aku benar-benar berada di Divine Soul, aku bisa membunuh orang dengan ilusi."Holy Soul yang terjebak dalam penjara ilusi merasakan ketakutan yang luar biasa, dunianya tiba-tiba berubah, retakan memanjang pada tanah terbentuk di hadapannya dan itu tampak seperti jurang yang mengeluarkan asap berwarna merah. Dari dalam jurang muncul mahluk merangkak berwarna merah tanpa mata dengan gigi-gigi taring yang memiliki enam lengan, setiap lengan dipenuhi oleh kuku-kuku tajam. Ratusan mahluk merangkak ini menarik sang Holy Soul ke dalam jurang membuat ia berteriak ketakutan dan merasakan jiwanya akan runtuh kapan saja.Meskipun di luar sang Holy Soul hanya berteriak ketakutan dengan tubuh yang bergetar, namun dalam dunia ilusi, ia ditarik oleh ribuan tangan menuju dasar jurang yang sangat mengerikan, inilah Penjara I
Kai menyentak Muramasa Sword dengan tegas ke bawah dan seketika Api Inti Bumi menyelubungi pedang itu. Kai mengeluarkan Hati Pedang miliknya untuk mengendalikan Muramasa Sword. Muramasa Sword melayang di udara saat Kai menggerakkannya menggunakan Niat Pedang. "Bunuh mereka!"Muramasa Sword bergetar sebelum melesat ke arah Belasan Heavenly Soul dengan ekor api di belakangnya. Setelah melepas Muramasa Sword dan mengendalikannya, Kai beralih menatap ahli Holy Soul di hadapannya. "Maaf sudah membuat mu menunggu, sekarang kau bisa mati!""Bocah! Jangan sombong kau!" Raksasa itu mengalirkan Esensi Qi dengan gila-gilaan ke kedua lengannya hingga kedua lengannya diselimuti oleh aura berwarna hijau dan menghentakkan tinjunya dengan tegas ke arah Kai.Kai mendengus dingin dan ikut mengayunkan tinjunya menyambut tinju dari sang Holy Soul.BANG!Ledakan energi melesat membentuk lingkaran ke segala arah dan menghancurkan apa saja yang ia lewati. Kai menggertakkan giginya dan tangan kanannya mengen
"Ais! Sialan!" Kai mengumpat keras saat menyaksikan mayat Raksasa Holy Soul yang jatuh terpanggang di tanah."Ada apa Kai?" Wigen bertanya karena penasaran."Tidak bisa! Kita harus segera bergegas pergi dari sini! Bajingan itu menghancurkan Talisman Komunikasi dan itu memancarkan kekuatan yang jauh, ini Talisman Komunikasi jarak jauh! Sudah pasti mereka menyiapkan hal ini! Sial!" Kai mengayunkan lengannya dan Muramasa Sword kembali padanya setelah berhasil membunuh seluruh Heavenly Soul yang ada. Kai dengan tegas melemparkan Muramasa Sword ke arah Raksasa Holy Soul yang masih terjebak di dunia ilusi dan Muramasa Sword segera melubangi tenggorokan Raksasa itu sebelum kembali ke tangan Kai.Kai berlari dengan kecepatan tinggi. Sambil menyerap seluruh Gumpalan Darah yang ada di sana. Meskipun dalam kesulitan, Kai tetap menjarah Harta Karun Sekte Lembah Timur, sebab ia tidak akan memiliki kesempatan kedua jika meninggalkannya begitu saja. Dengan bantuan Inventory, tidak sulit bagi Kai unt
Jarak antara Grand Elder Hong dengan Kai berkisar 1000km, namun selisih antara keduanya dengan cepat menipis akibat kecepatan Cakram Terbang milik Grand Elder Hong saat mengejar posisi Kai.Kai menggertakkan giginya dan terus berlari sambil sesekali mengaktifkan Bendera Array dan melemparkannya di sepanjang jalur lintasan yang ia lewati. Kai terus memikirkan dengan cepat hal apa yang harus ia lakukan untuk keluar dari krisis ini."Wigen! Aku membutuhkan Harta Karun Teleportasi!" Kai berteriak panik."Percuma, harta yang bisa kau beli dengan sisa Battle Poin hanya berjarak paling jauh 500km, itu masih akan tetap terdeteksi oleh Divine Sensenya!" Wigen ikut panik."Sialan! Aku benar-benar menyesal membeli Buku Array itu!" Kai menggelengkan kepalanya dengan cepat sembari dengan geram terus melempar beberapa Bendera Array ke titik tertentu.Kai tidak henti-hentinya memompa aliran darahnya hingga ke titik maksimal untuk mencoba menambah kecepatan, namun sekeras apapun ia mencoba, jarak ant
"Tidak ada gunanya!" Kai melemparkan Bendera Array ke tanah, ia merasa sangat frustasi, dari beberapa Formasi Array yang menjebak Grand Elder Hong, tidak ada satupun yang benar-benar menahannya. Jarak kekuatan di antara keduanya bagai celah jurang tanpa dasar. Tidak mungkin dengan kekuatan Kai saat ini bisa untuk mengalahkannya.Kedua bola mata Kai berkilat. "Tidak ada gunanya berlari lagi! Aku sudah muak! Untuk apa aku hidup lagi jika terus menerus di tekan seperti ini! Setidaknya, walau aku mati! Aku akan membuat pak tua ini cacat seumur hidup!"Kai bertekad untuk melawan Grand Elder Hong, meskipun peluangnya untuk menang tidak ada sama sekali, setidaknya ia tidak mati dalam penyesalan. "Maafkan aku Wigen, sepertinya kau harus kembali menjadi Malaikat Maut untuk ribuan tahun ke depan.""Yah... Apa mau di katakan? Setidaknya beri pak tua itu sedikit pelajaran!" Wigen juga tampaknya menerima keadaan.Enam puluh delapan Esensi Darah berputar di sekeliling Kai dan Naga Darah juga tampak