Kai tampak berbaring tepat di samping menara Prasasti Batu, ia masih sulit untuk menggerakkan anggota tubuhnya, ia sebelumnya mengirimkan gelombang sense spritual ke arah Meng Feixue untuk meminta bantuan sesaat setelah ia terkena serangan dari Mu Lingshan, ia juga menambahkan bahwa ia telah membunuh Holy Soul dari pihak musuh dan itu jelas ditangkap oleh Divine Sense Meng Feixue, lalu Meng Feixue segera memerintahkan Meng Shuwan untuk mengambil Kai sebelum serangan dari Ning Tiekun dilancarkan."Wanita tua itu tahu bagaimana cara memanfaatkan situasi, tetapi sifat seperti itu yang membuat ia berhasil bertahan hingga menjadi Divine Soul." Wigen berkata dengan realistis."Aku harus pulih, aku tidak suka berhutang pada siapapun..." Kai lalu mengeluarkan satu set Tanaman Obat, lalu Tungku Pil dan juga Harta Karun penghasil api. Ia sengaja tidak mengukapkan Tungku Naga Emas maupun Api Inti Bumi untuk menghindari perhatian yang tidak perlu.Meskipun Kai tidak dapat bergerak sama sekali, te
Kai belum bergerak, sebab Energi Darah di dalam tubuhnya sedang diolah oleh Naga Darah dan hanya dalam beberapa detik ke depan, Kai merasakan ia akan segera menerobos. Kai lalu memperhatikan pertarungan di sekitarnya.Meng Shuwan sedang menghadapi dua Raksasa Holy Soul Late-Stage yang sudah berubah menjadi bentuk aslinya, awalnya, ia kesulitan untuk melawan kedua musuhnya, namun kedua musuhnya merupakan Roh Jahat yang kemudian ditekan oleh Prasasti Batu, membuat serangan keduanya tidak membahayakan bagi Meng Shuwan, ia dengan sebilah pedang di tangannya melancarkan beberapa teknik yang tidak menguras banyak energi, ia hanya mencoba untuk menahan keduanya.Berbeda dengan Meng Shuwan, Grand Elder Meng yang tengah bertarung melawan Imp Holy Soul Mid-Stage dari pihak musuh terlihat bertarung dengan gila-gilaan, keduanya saling melemparkan teknik terbaik yang dimiliki dan tampak seimbang secara visual. Imp Holy Soul itu bukanlah seorang Roh Jahat, jadi ia tidak terkena tekanan dari Prasast
Argh!Teriakan demi teriakan terdengar saat Kai mulai menyelam ke dalam pasukan musuh. Ia bergerak dengan cepat seperti sedang menari, namun lebih terlihat seperti seorang hantu yang keluar masuk dalam barisan pasukan musuh. Tidak ada satu orang pun yang bisa menghentikannya, sebab Kai lebih dulu memasuki barisan pasukan musuh pada tingkat Dragon Soul.Membunuh seorang ahli Dragon Soul semudah memotong kue bagi Kai. Jeritan sengsara terdengar saat Kai menusuk titik-titik vital musuhnya dan juga satu per satu kepala mulai terbang ke udara sebelum jatuh menggelinding di tanah.Bagi seorang Kultivator, adalah tabu untuk menyerang seseorang yang tingkat kekuatannya berada di bawah dirinya, itu adalah harga diri yang harus dipertahankan setiap Kultivator Lurus dan juga akan menjadi sangat memalukan bagi seorang ahli bila menggertak seorang junior, namun tidak bagi Kai, ia tidak perduli dengan hal itu, yang ia perdulikan bagaimana caranya untuk menambah kekuatan darahnya.Melihat Kai yang m
Dengan puluhan Esensi Darah yang sudah berpencar menuju targetnya masing-masing, Kai bergerak maju ke depan, bersiap menyerang kelompok Roh Jahat, namun ia seketika terhenti saat mendengar teriakan yang menggelegar. "Anak Muda!! Jangan keluar dari Wilayah Sekte! Mundur!!"Kai jelas mendengar teriakan yang berasal dari Meng Feixue. Teriakan yang menggetarkan daratan di sekitar itu membuat Kai menghentikan pergerakannya dan segera melompat mundur dengan cepat ke belakang.BOOM!Benar saja, lubang raksasa tercipta akibat ledakan dahsyat sesaat setelah Kai bergerak mundur, jika Kai tidak diperingatkan, maka dirinya kemungkinan bisa mati."Sialan! Hampir saja aku membunuhnya!" Mu Lingshan tampaknya sudah menunggu sampai saat Kai keluar dari wilayah Sekte Gunung Bunga, namun serangannya meleset karena Kai dengan cepat mundur ke belakang."Hampir saja!" Kai menghela nafas lega. "Lonjakan Energi Darah di dalam tubuhku membuatku bersemangat dan haus akan pertempuran hingga melupakan Divine Sou
BAM!Satu serangan telak dari Kai membuat dada dari Raksasa yang terus menerus ia serang sebelumnya menjadi retak dan menghancurkan organ dalamnya. Raksasa itu termundur beberapa langkah sebelum jatuh berlutut dengan satu kaki, lalu memuntahkan darah segar dan ambruk ke depan, ia tewas dengan luka di sekujur tubuhnya.Melihat rekannya tewas, kelima Roh Jahat meraung marah, mereka dengan gila-gilaan mengeluarkan seluruh kekuatannya. Ketiga Imp itu kini tak lagi menyerang dari jarak jauh, mereka tahu, jika terus seperti itu, tidak ada gunanya, mereka memutuskan untuk melawan Kai dengan serangan jarak dekat menggunakan tongkatnya.Melihat lima musuh menyerang dari dekat sekaligus, Kai tidak berani mengabaikan, ia segera memerintahkan Naga Darah untuk mengalirkan lebih banyak Energi Vitalitas Darah. Kai tidak ingin memperlihatkan Teknik Tinju Pembunuh Dewa, Lima Langkah Naga Azure dan Api Inti Bumi, itu adalah teknik terkuatnya yang digunakan jika harus, ia tidak ingin musuh-musuhnya meng
"Bertahanlah selama sepuluh menit! Lalu Energi Bumi dari Prasasti Batu itu akan kembali terisi." Suara Meng Feixue terdengar melalui batin Kai."Sepuluh menit! Aku bahkan tidak akan bisa bertahan selama sepuluh detik menghadapi ahli Divine Soul! Sialan!" Kai mengutuk di dalam hatinya dan terus berlari.Melemahnya Prasasti Roh Batu membuat pihak musuh semakin kuat. Keempat lawan Kai sebelumnya kembali pada tingkat Setengah Langkah Holy Soul dan segera menargetkan Kai, begitu pula dengan Meng Shuwan, awalnya ia sanggup melawan dua ahli Holy Soul sekaligus, sebab keduanya ditekan oleh Prasasti Batu, namun sekarang, ia berada dalam posisi yang sangat sulit dan tersudutkan.Kai merasakan nyawanya berada di tenggorokan saat merasakan Divine Sense Mu Lingshan menguncinya, namun ia hanya menggertakkan giginya dan terus berlari. Jika Kultivator biasa, tentu tidak akan sanggup bertahan di bawah tekanan spritual dari Divine Sense, namun Kai memiliki tingkat kekuatan spritual yang tidak jauh dari
"Dengar Momok Yin... Jika kau adalah Mu Lingshan yang asli, aku mungkin akan segan terhadapmu... Tapi kau adalah Roh Sialan yang ditempatkan ke dalam tubuhnya dan kau justru diberikan, bukan atas usahamu sendiri, bagaimana kau bisa membiasakan diri di tubuh yang kuat itu? Kau hanya katak di dalam sumur." Dong Li tersenyum dingin menatap Mu Lingshan."Bajingan! Aku akan membunuhmu!"BANG!Aura Divine Soul Sejati keluar dari tubuh Mu Lingshan, ia bersiap untuk habis-habisan dengan Dong Li, selama ini ia selalu dihormati, namun mendengar ia dilecehkan sebegitu parah, ia tidak dapat menahan amarahnya."Haha! Jika bukan karena Patriarkmu, aku sudah lama menyerang kelompok kalian dan meratakannya dengan tanah!" Dong Li melambaikan tangannya dan seekor Belalang Sembah setinggi dua belas meter muncul dan langsung mengayunkan capit tajamnya ke arah salah satu Holy Soul yang sedang menghadapi Meng Shuwan.Ahli Holy Soul Late-Stage itu langsung terpental dan terluka parah di bahunya, hal ini mem
"Kai... Ke mana kau akan pergi?" Wigen bertanya."Kau akan tahu nanti, intinya, urusanku di sini sudah selesai, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini!" Kai tersenyum lebar."Apa maksudmu? Ah, sudah lupakan! Kau juga tidak akan memberitahuku." Wigen mendesah."Jika kau tahu seperti itu, mengapa bertanya?" Kai terkekeh sebelum melesat maju lebih cepat.Seluruh petinggi sedang bertarung, mereka mengunci lawannya menggunakan Divine Sense, sehingga tidak menyadari kepergian Kai dan untuk yang lainnya, mereka tidak akan merasakan keberadaan Kai, hanya aura samar.Kai bergegas menuju salah satu Elang Hijau yang berkumpul di bagian belakang Sekte Gunung Bunga, ia lalu memilih Elang Hijau dengan sedikit keperakan di ujung bulunya. Kai mendapatkan perlawanan dari Elang itu yang menyangka bahwa Kai adalah musuhnya. Kai mengangkat sudut bibirnya. "Mencoba menolakku?"Kai mengedarkan Akal Spritualnya dan menyerang ke dalam Alam Spritual Elang Hijau itu dan menemukan bahwa ada jejak kes