Share

Sinta Dikeroyok

[Besok pagi, temui saya di coffe shop biasa.]

Yudi menghela nafasnya setelah membaca pesan dari Bram. Dia lalu duduk memandangi Alena yang tidur membelakanginya.

"Apalagi mau Bram?" gumamnya sedikit merasa khawatir. Dia kemudian membelai rambut Alena yang sudah tertidur pulas.

"Seandainya saja aku tak pernah bertemu dengan wanita licik seperti Rani, aku tidak akan sampai kehilangan Alena." ucap Yudi sambil menatap sendu kearah Alena.

Jam dua malam, Yudi baru bisa tertidur. Dia berharap, Bram belum akan menagih janjinya. Dia belum siap kehilangan Alena sekarang.

Menjelang pagi, Yudi terbangun lagi. Dia tidak bisa nyenyak tidur, lalu dia turun untuk membangunkan Harry.

"Ya, Pak?" tanya Harry setelah membuka pintu kamarnya.

"Jam enam pagi, antarkan saya menemui pak Bram. Kamu bersiap-siaplah lebih awal dari biasanya."

"Siap, Pak." ucap Harry. Yudi kemudian naik ke kamar Alena lagi. Dia mondar-mandir seperti orang bodoh, memikirkan cara agar bisa mengulur waktu jika seandainya Bram menagi
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status