Home / Romansa / Sopirku Selingkuhanku / Pamer Istri Lagi

Share

Pamer Istri Lagi

Author: Nanaz Bear
last update Last Updated: 2022-07-27 00:18:50

Pov Author

 

"Len buka pintunya!"

 

Yudi terus mengetuk pintu. Alena lebih dulu memastikan Harry sudah sampai ke bawah baru kemudian dia membukakan pintu untuk suaminya.

 

"Kalau kamu enggak suka Mas belikan mobil untuk Bunga kamu tinggal ngomong secara baik-baik. Enggak usah main kabur seperti ini. Kayak anak kecil saja kamu!" bebel Yudi.

 

Alena berpura-pura manyun meski hatinya sedang merasa berbunga-bunga karena hubungannya dengan Harry sudah membaik.

 

"Istri baru Mas tak punya etika. Baru datang sudah membuat masalah. Masa semua yang ku miliki dia ingin milikku juga!"

 

"Jadi mas harus berbuat apa? Kalian sama-sama istri Mas!" tanya frustasi Yudi.

 

"Jangan belikan dia mobil seperti yang Mas janjikan padaku tadi. Dan tolong kasih tahu dia mulai sekarang jangan lagi berpikir memiliki semua barang seperti kepunyaanku. Mengerti?"

 

Yudi menjambak rambutnya sendiri, kepalanya sudah sangat sakit menghadapi sikap egois semua istrinya.

 

"Baiklah. Sudah jangan ngambek lagi, Mas akan turuti keinginanmu kali ini. Mas janji enggak akan belikan Bunga mobil dan barang lainnya tanpa izinmu!"

 

"Sungguh?" ucap Alena dengan wajah yang di buat sebahagia mungkin.

 

"Tentu saja. Mas akan bicara padanya setelah ini. Kamu senang?" 

 

"Iya, Mas. Makasih ya."

 

"Iya. Sebagai gantinya kamu juga harus janji mulai sekarang jangan pernah lagi ngambek-ngambek enggak jelas seperti tadi."

 

"Iya, aku janji." ucap lembut Alena sembari mengangguk.

 

Yudi tersenyum kecil melihat Alena tak marah lagi. "Kamu tak keberatan kalau malam ini aku tidur dengan Bunga, kan?" tanya Yudi yang merasa bersalah karena sebenarnya malam ini jatahnya tidur di kamar Alena.

 

"Tentu saja tidak keberatan. Mas bersenang-senanglah dengan Bunga malam ini. Jangan pikirin aku dulu!"

 

Yudi bernafas lega, dia sempat takut Alena kembali marah namun ternyata tidak. Dia sengaja tidur di kamar Bunga agar Bunga tak marah karena dia tidak jadi membelikan Bunga mobil.

 

"Ok Mas pergi dulu. Tidur nyenyak, ya!" pamit Yudi sambil mengecup kening istri pertamanya.

 

"Pasti Mas. Mas juga, selamat bersenang-senang, ya!"

 

Yudi berjalan ke lantai tiga dimana kamar Bunga berada.

 

"Mas tidur di sini?" tanya Bunga yang heran melihat suaminya mau tidur di kamarnya. Karena ia tahu malam ini jadwal Yudi bersama Alena.

 

"Ya, Alena lagi dapet soalnya." ucap Yudi beralasan.

 

"Owh." balas singkat Bunga. "Soal mobil yang aku minta gimana Mas? Jadikan besok kamu belikan aku?"

 

Yudi menghela nafas berat, "Maaf Bunga, Mas enggak bisa turuti kemauanmu kali ini."

 

"Apa Mas? Tadi Mas setuju tapi kenapa sekarang tidak?" geram Bunga.

 

Yudi kembali merasa kepalanya mau pecah, istri ketiganya marah karena dia tak jadi membelikannya mobil.

 

"Alena marah jadi tolong kamu paham posisi Mas. Mas enggak mau berantem sama dia. Sejak Mas menikah lagi Mas lebih banyak berantem dari pada baikkan dengannya.”

 

Sudah Bunga duga kalau Alena dalang di balik ini semua.

 

"Kalau Mas lebih takut sama ancaman mbak Lena mending aku yang keluar dari rumah ini. Mas itu berani ambil resiko nikah tiga jadi harus tegas dong, masa di ancam gitu saja takut! Sekarang Mas pilih aku yang keluar dari rumah ini atau Mbak Lena yang keluar dari rumah ini!" ancam Bunga. Bukan takut Yudi malah membentak Bunga karena sudah berani mengancamnya.

 

"Mau kalian sebenarnya apa sih? Jangan buat mas mati muda karena stres mengurus sikap kekanak-kanakan kalian!" teriak Yudi yang sudah mulai merasa tak suka melihat tingkah kekanak-kanakan para istrinya.

 

"Kalian mau keluar dari rumah ini? silahkan keluar, kalian pikir Mas takut dengan ancaman kalian!" lanjut Yudi lagi.

 

"Kemasi barangmu! Kamu punya ongkos pulang ke rumahmu?" tantang Yudi. Bunga menggeleng takut-takut. Biar bagaimanapun juga dia hanya mengancam Yudi tadi. Tak sungguh-sungguh ingin keluar dari rumah mewah tiga lantai itu. Diapun tak mau orang tuanya kecewa kalau dia pulang dengan status janda padahal baru beberapa hari menikah dengan Yudi.

 

"Ini Mas ongkosin. Sekarang kamu boleh pergi!" ucap Yudi sambil meletakan beberapa lembar uang merah di atas kasur.

 

"Maafin Aku Mas. Aku enggak bersungguh-sungguh ingin pergi dari sini!" ucap Bunga merendahkan volume suaranya. Dia benar-benar belum siap jadi janda. Orang tuanya pasti akan sangat terpukul jika itu benar-benar terjadi.

 

"Jadi sekarang kamu bisa lebih nurut ucapan Mas, kan?"

 

Sambil menitikan airmata Bunga mengangguk.

 

"Alena istri pertama Mas. Selama ini dia enggak banyak mengatur Mas. Kamu jangan usik dia atau Mas akan marah!"

 

Kembali Bunga mengangguk kali ini dengan sesenggukan. Dia sangat takut suaminya mengusirnya lagi.

 

"Sudah jangan nangis. Mas akan buat pesta besok malam untuk mengganti kesalahan mas karena tak bisa mengabulkan permintaanmu.

 

"Pesta?" tanya Bunga.

 

"Pesta untuk menyambutmu. Mas akan memperkenalkan istri-istri cantik Mas pada semua teman Mas."

 

"Sungguh Mas?"

 

Yudi mengangguk.

 

"Pasti semua teman Mas sangat kagum sama Mas bisa dapatkan istri-istri cantik seperti kalian."

 

Bunga sangat senang mendengar ucapan suaminya. Dia juga sangat ingin di akui sebagai istri Yudi yang kaya raya dan tampan itu.

 

Malam telah berganti pagi. Saatnya penghuni rumah mewah berlantai tiga itu sarapan bersama. Alena bingung dengan sikap Bunga yang merasa biasa meski tak jadi di belikan mobil. Padahal ambisinya sangat tinggi untuk membeli mobil yang sama seperti miliknya semalam.

 

"Malam ini akan ada pesta di rumah ini. Temen-temen Mas akan datang jadi kalian harus dandan secantik mungkin. Jangan buat malu Mas!" ucap Yudi di sela sarapan mereka.

 

"Pesta? Pesta apa Mas?" tanya Dewi cukup terkejut.

 

"Pesta menyambut kedatanganku!" sela Bunga dengan bangganya.

 

"Mas pilih kasih. Kemarin aku enggak di buatin pesta sambutan seperti ini!" protes Dewi karena geram.

 

"Itu tandanya Mbak enggak spesial di mata Mas Yudi." ejek Bunga, wajah Dewi mulai memerah mendengar ejekan Bunga.

 

Alena menahan tawanya melihat dua madunya kembali bertengkar. Wajah frustasi suaminya makin terlihat imut di matanya.

 

"Mas tega! Kalau mas pilih kasih gini mending aku keluar dari rumah ini!"

 

Yudi tak sanggup melanjutkan sarapannya karena kepalanya benar-benar begitu sakit.

 

"Kalau mau pergi, pergilah! kenapa harus mengancam Mas Yudi seperti itu!" balas Bunga.

 

"Cukup!" Dua orang yang sedang bertengkar itu terkejut dengan bentakan suaminya sambil menggebrak meja.

 

"Kalau kalian ribut gini terus, Mas enggak akan tinggal diam lagi. Siapa pun yang mau pergi dari rumah ini pergilah! Kepala Mas sudah sangat sakit menghadapi sikap kalian!"

 

Dewi pucat, Alena menikmati pemandangan yang ada di depannya dengan senyuman simpulnya.

 

"Mas kok tega ngomong gitu!" Dewi mulai menangis di depan suaminya.

 

"Kalau gak mau Mas kasar, sudah jangan bantah apa pun keputusan Mas. Pesta ini di buat agar temen-temen Mas kenal kalian. Jangan sampai kalian membuat malu Mas dengan sikap konyol kalian yang seperti ini!" bentak lagi Yudi. Dewi dan Bunga bungkam setelah melihat kemarahan suaminya.

 

"Mas pergi. Nafsu makan Mas jadi hilang karena tingkah arogan kalian." ucap Yudi. Alena mendekat kearah Yudi lalu mengecup punggung tangan suaminya.

 

"Hati-hati ya, Mas. Sayangi jantungmu mulai sekarang. Gak usah emosi-emosi gini terus. Nanti rugi sendiri kamu!" sindir Alena. Dewi dan Bunga melotot mendengar Alena berani menyindir mereka.

 

"Iya. Kamu juga jangan ikut-ikutan buat pusing Mas. Dandan cantik ya, malam ini!" perintah Yudi. Alena mengangguk kecil. "Ok sayang."

 

Meski takut-takut Bunga dan Dewi gantian mencium punggung tangan suaminya.

 

"Jangan bertengkar terus. Kalian sudah bukan anak-anak lagi!" pesan Yudi pada tiga istrinya.

 

"Baik, Mas!" jawab kompak tiga istrinya secara terpaksa.

 

Baru saja Yudi keluar rumah, Bunga melabrak Alena. Dia menanyakan alasan kenapa Alena melarang Yudi membelikan mobil untuknya.

 

"Mbak diam-diam mainnya nusuk dari belakang!" sindir Bunga. Alena yang sudah selesai makan, sebenarnya ingin langsung masuk kamarnya namun karena Bunga sepertinya ingin membuat keributan dengannya maka dia ingin meladeninya.

 

"Aku enggak suka main tusuk dari belakang Bunga. Aku cuma mau memberimu peringatan kalau menginginkan semua barang yang sama denganku itu salah. Kamu harus di kasih pelajaran agar paham soal ini!" 

 

Tangan Bunga mengepal, emosinya sudah naik ke ubun-ubun siap menerkam istri tua suaminya.

 

"Ayo...Bunga..! Hajar Alena! Aku mendukungmu!"

 

Dewi bersorak menyemangati Bunga. Bunga tak sabar menghajar Alena, bahkan dia sudah memasang jurus kuda-kuda siap menyerang madunya.

 

"Kau masih anak ingusan Bunga. Kau tau siapa yang paling di untungkan jika kita bertengkar? orang itu ada di sebelahmu!" ucap Alena sambil menunjuk ke arah Dewi yang sedang sangat bersemangat melihat dua orang di depannya sebentar lagi bertarung hebat. Bunga yang kemudian sadar mengurungkan niatnya.

 

"Aku cuma tak ingin di usik. Kalau kalian tak mengusikku, aku enggak akan keberatan kalian tinggal di rumahku!" ucap Alena kemudian melenggang pergi.

 

"Hey, bodoh! Kau bilang apa tadi? ini rumahmu?" bebel Dewi tapi Alena tak menggubris ucapannya. Dia terus melangkah pergi meninggalkan dua madunya dengan senyuman meremehkan.

 

"Emang bener ya Mbak kalau ini rumah Mbak Lena?" tanya Bunga syok.

 

"Bener apanya? Lena itu paling kere diantara kita. Nasibnya saja yang beruntung karena menikah dengan orang kaya!" jawab Dewi. Bunga hanya mengangguk-angguk saja mendengar cerita Dewi.

 

Setelah memilih baju, Alena kembali turun ke bawah menemui Marni.

 

"Bik, tolong setrikakan baju ini ya. Malam ini mau aku pakai."

 

"Ok, Bu. Serahkan pada Bibi, pasti beres!"

 

"Terimakasih ya, Bik!" ucap Alena kemudian meninggalkan pembantunya.

 

"Kau siap Bunga?" tanya Dewi. Bunga mengangguk. Mereka punya rencana jahat pada Alena kali ini.

 

"Bik! Tolong buatkan saya kopi dulu!" perintah Bunga. Marni mencabut colokan setrika terlebih dahulu kemudian mendekat ke arah Bunga.

 

"Baik, Mbak." jawab Marni.

 

"Saya tunggu di ruang keluarga ya, Bik! Buatkan sekalian buat mbak Dewi." perintah Bunga lagi.

 

"Baik, Mbak!"

 

Sementara Marni membuat kopi, Dewi mengendap-endap dan merusak baju Alena. Dia membuat gosong baju Alena dan membiarkan begitu saja.

 

Marni mencium bau gosong setelah mengantar kopi ke Bunga, dia buru-buru berlari ke ruangan tempat dia menyetrika baju majikannya.

 

Marni buru-buru mencabut colokan setrika, dia terkejut melihat baju Alena sudah gosong dan berlubang.

 

"Bukannya aku tadi sudah mencabut colokannya?" gumam Marni. Kemudian dia membawa baju yang sudah hangus itu ke kamar Alena.

 

Tok...tok...tok...!

 

"Bu Lena ini saya, Marni."

 

Alena yang sedang berbalas pesan dengan Harry bangkit dan beranjak membukakan pintu untuk Marni.

 

"Iya, Bik!" sahut Alena setelah membuka pintu.

 

"Maaf, Bu. Saya sudah buat rusak baju Anda." Takut-takut Marni meminta maaf.

 

"Kok bisa seperti ini, Bik? tanya terkejut Alena namun tak dengan nada tinggi karena takut membuat pembantunya tersinggung.

 

"Saya juga gak tahu, Bu. Tadi Mbak Bunga menyuruh saya membuatkan kopi untuknya dan Mbak Dewi. Saya ingat sudah mencabut colokan setrika tapi ternyata setelah saya selesai mengantar kopi pada mereka saya mendapati baju Anda seperti ini."

 

"Apa? Pasti ini ulah mereka!" geram Alena.

 

"Mungkin, Buk. Tapi jangan ribut-ribut ya, Buk sama mereka. Mereka orangnya nekad." ucap Marni mengingatkan Alena.

 

"Saya gak takut, Bik!" ucap Alena bersiap melabrak dua madunya.

 

"Bu, tolong jangan nekad. Bibik sudah punya rencana sendiri buat balas mereka." larang Marni. Dia takut terjadi hal buruk pada Alena jika melawan dua madunya sendirian.

 

"Rencana? Apa itu, Bik?"

 

Marni membisikan sesuatu pada Alena. Alena tersenyum mendengar ide cerdas pembantunya.

 

Marni kembali ke dapur, ia mendapati Harry sedang sarapan di dapur.

 

"Kasian Buk, Lena. Dia istri pertama Pak Yudi tapi dia pula yang di kerjain dua madunya." bebel Marni sambil membuang dress Alena ke tong sampah. Harry menatap Marni menunggu Marni melanjutkan ceritanya.

 

"Baju yang akan di pakai Bu Alena untuk pesta nanti malam di rusak dua madunya."

 

Harry terdiam, dia makin merasa kasian pada kehidupan Alena sekarang. Kedatangan Bunga makin membuat sulit posisi Alena di rumahnya.

 

Harry berinisiatif membelikan sebuah dress untuk Alena. Dia yakin Alena akan kelihatan cantik dengan dress pilihannya.

 

Setelah dia pulang dari butik dia melihat Alena sedang di kroyok Dewi dan Bunga di dapur. Terlihat Marni kesusahan melerai ketiga wanita itu.

 

Harry mencoba ikut melerai tapi dia justru yang terlempar karena tiga wanita itu tak mau di damaikan.

 

"Cukup atau saya telepon pak Yudi sekarang!" teriak Harry. Mendengar nama suami mereka di sebut mereka kemudian menghentikan perkelahiannya.

 

"Alena membuat rusak bajuku Harry. Kalau kamu ingin mengadu pada suamiku ceritakan padanya seperti yang aku bilang tadi!" ucap Dewi.

 

"Betul Harry, bajuku juga. Lihat ini!" ucap Bunga sambil mengutip bajunya yang sudah gosong.

 

"Impas, kan. Bajuku juga sudah kalian rusak!" balas Alena.

 

"Sudah tolong berhenti. Kalian sama saja. Saya takan segan melaporkan kejadian ini dan saya pastikan kalian bertiga akan di hukum sama-sama oleh pak Yudi.”

 

Alena terkejut melihat Harry tak membelanya. Harry justru terlihat seperti ikut menyalahkannya.

 

Alena geram kemudian pergi menuju kamarnya. Dia sangat kecewa pada Harry kali ini.

 

Ponsel Alena berbunyi. Alena tak mengangkat panggilan dari Harry. Meski Harry menjelaskan dia tak bersungguh-sungguh menyalahkan Alena tapi tetap saja Alena tak mau memaafkannya.

 

[Aku letakan dress cantik di depan kamarmu! Aku harap kamu mau memaafkan kesalahanku!]

 

Pesan Harry di baca Alena, tapi dia tetap keras kepala mengacuhkan pesan kekasih gelapnya itu.

 

Setelah beberapa jam kemudian, Alena baru mengecek dress pemberian dari Harry. Dia cukup terkejut karena Harry memberikan dress sangat cantik untuknya. Dia tahu itu sangatlah mahal.

 

"Bodoh! Dari mana kau mendapatkan uang untuk membeli dress ini!" Alena bertanya-tanya sendiri saat tahu dress yang di beli Harry bukan merk sembarangan.

 

"Kau pasti menghabiskan tiga bulan gajimu untuk dress ini!" ucap Alena. Karena tak tega memakai dress mahal pemberian sopirnya dia memilih menggunakan dress lain saat pesta. Dia tetap bersikap pura-pura marah pada Harry agar lain kali Harry tak mengulang kesalahannya.

 

Sengaja Alena memakai gaun seksinya tanpa bra yang memperlihatkan belahan dadanya. Dia terlihat bagitu cantik seperti putri dalam pesta yang di gelar suaminya untuk memamerkan istri-istri cantiknya pada rekan bisnisnya.

 

Bunga menggunakan Gaun hijau tanpa lengan membuat tubuh seksinya makin terlihat indah. Sedangkan Dewi menggunakan gaun berwarna perak dan kalung emasnya makin membuat tubuhnya terlihat ramping mempesona. Yudi menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia sangat bangga mempunyai tiga istri yang sangat cantik.

 

"Kalian luar biasa!" ucap Yudi sambil mengacungkan dua jempol tangannya.

 

Tamu mulai berdatangan. Harry sibuk ikut menyiapkan makanan untuk tamu-tamu majikannya.

 

"Waoww! Istrimu cantik-cantik sekali Yudi. Aku takjub padamu. Selain kamu pintar berbisnis kamu juga pintar menjerat hati wanita!" puji Rendi salah satu rekan bisnis Yudi.

 

"Ya begitulah nasib orang ganteng. Selalu berhasil mendapatkan wanita manapun yang aku mahu!" ucap sombong Yudi. Harry yang tak sengaja mendengarkan ucapan lelaki sombong itu mengepalkan tangannya. Kakaknya salah satu korban Yudi namun Yudi seakan acuh tak merasa bersalah sedikit pun atas tindakan bodohnya yang selalu menganggap wanita seperti boneka mainannya saja.

 

"Apa kamu enggak kesusahan bagi waktunya?" tanya teman yang lain.

 

"Enggak, dong! Mereka sangat tertib dan tahu jadwal mereka masing-masing."

 

Ingin rasanya Alena muntah mendengar ucapan suaminya. Baru beberapa hari lalu suaminya dan Dewi bertengkar karena suaminya ingin tidur di kamarnya namun Dewi melarang.

 

"Apa mereka akur Yud? Biasanya kan kalau berbagi suami kaya mereka ujung-ujungnya pada berantem-berantem." tanya teman Yudi yang lainnya.

 

"Jangankan bertengkar. Tiga istri cantikku ini kalau ngobrol mereka pakai bahasa baku sebagai tanda saling menghormati. Cinta mereka untukku benar-benar luar biasa mampu menyatukan tiga wanita dengan karakter berbeda ini berdamai."

 

Alena, Dewi dan Bunga sakit perut mendengar kebohongan suaminya.

 

"Mas aku duduk, ya. Pegel kakiku berdiri terus." bisik Alena. Dia mulai muak mendengar omong kosong suaminya.

 

"Jangan buat malu Mas. Tetep berdiri di samping Mas!" perintah Yudi.

 

"Sumpah Mas, pegel banget! High heels yang ku pake bener-bener gak nyaman!" bohong Alena. Akhirnya Yudi mengizinkan Alena duduk di kursi yang tak jauh dari tempat berdirinya.

 

"Hey, cantik! Kita ketemu lagi!"

 

Alena memutar bola matanya malas melihat Bram duduk di kursi yang ada tepat di depannya. Bram adalah lelaki kurang ajar yang sebelumnya berniat jahat padanya.

 

"Sumpah Alena. Malam ini kamu cantik sekali. Aku heran wanita cantik sepertimu masih saja di datangkan madu lain oleh suamimu."

 

Alena tak menggubris ucapan Bram. Dia justru melirik ke arah Harry. Beberapa tante-tante ganjen sedang menggoda Harry. Alena geram melihatnya.

 

"Apa yang kamu pertahankan dari suami brengsek seperti Yudi. Hartanya?" 

 

Alena mulai mengalihkan pandangannya ke arah Bram tangannya mengepal kesal mendengar ucapan lelaki yang duduk di hadapannya.

 

"Kalau cuma karena harta kamu bisa dapatkan dariku kalau kamu mau tidur denganku!"

 

Kesabaran Alena habis, dia mengambil orange jus yang ada di depannya kemudian menyiramkan ke wajah Bram.

 

"Jaga mulut Anda!" teriak Alena. Semua pengunjung pesta mengalihkan pandangan ke arahnya. Yudi merasa sangat malu melihat tingkah brutal istrinya. Kemudian ia datang menghampiri Alena dengan penuh emosi.

 

"Apa-apaan kamu Alena!" teriak Yudi. Harry yang sedang sibuk mengantar pesanan minuman ikut menatap ke arah Alena karena mendengar teriakan Yudi.

 

"Istrimu perlu di ajarkan sopan santun Yudi!" lapor Bram karena merasa harga dirinya begitu di injak-injak istri temannya.

 

"Mas, dia--"

 

"Kamu buat malu Mas Alena. Kamu tahu kan beliau orang yang sangat penting di perusahaan Mas."

 

Alena terdiam. Percuma membela diri di depan suaminya.

 

"Aku tunggu niat baikmu memberi pelajaran istri kurang ajarmu, kalau tidak aku akan membatalkan kerjasama perusahaan kita." ancam Bram. Rahang Yudi mengetat, perusahaannya akan bangkrut jika dia membuat masalah dengan Bram.

 

Yudi menarik tangan Alena ke gudang belakang rumahnya. Dewi dan Bunga tersenyum girang melihat istri kesayangan Yudi dipermalukan di depan umum.

 

"Tidurlah di sini selama dua hari. Ini hukuman buat kamu yang hampir saja membuat perusahaan Mas bangkrut!"

 

Alena terduduk di lantai dalam gudang kemudian menenggelamkan wajahnya diatas lututnya. Dia menangis karena merasa sangat di permalukan.

 

"Alena! Kau baik-baik saja?"

 

Harry datang untuk melihat keadaan Alena. Alena mengusap air matanya.

 

"Ya, Harry. Aku baik-baik saja. Ini salahku jadi aku sudah siap menerima hukuman ini."

 

Harry menghela nafas panjangnya, hatinya seperti di remas-remas melihat wanita yang di cintainya di perlakukan seperti itu.

 

"Kau tidak salah Alena. Apa yang kau lakukan sudah benar!"

 

Alena tak bisa menahan tangisnya mendengar ucapan Harry.

 

"Cukup Alena. Jangan pernah menangis lagi. Aku akan menemanimu di sini sampai pagi. Mulai sekarang aku enggak akan pernah membiarkan siapa pun mengganggumu lagi!"

 

Semakin Harry berbicara tangis Alena semakin menjadi. Itulah caranya untuk melepas rasa sakitnya. Dia begitu merasa beruntung, ketika dia berada dalam kondisi sulit seperti ini, ada Harry yang terus berusaha menguatkannya.

 

Tak kuat mendengar tangisan Alena, Harry menghubungi seseorang. Dia sedikit menjauh dari gudang takut Alena mendengarnya.

 

[Hallo Rani! besok kamu mulai menjalankan rencana kita. Secepatnya kita harus memberi pelajaran lelaki brengsek itu!]

 

Harry kemudian mematikan teleponnya. Dia berharap bisa secepatnya mengurus dendamnya pada Yudi agar dia bisa membawa Alena kabur dari rumah yang seperti neraka bagi Alena.

 

Comments (11)
goodnovel comment avatar
kpop EXO
koin nya mahal banget. ya sudah berhenti sampai disini
goodnovel comment avatar
Joharudin Faco
koin kontol
goodnovel comment avatar
M fazil
tidak asik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sopirku Selingkuhanku   Alena Kabur

    "Len, apa kamu sudah tidur?" tanya Harry setelah mematikan panggilan telepon."Belum." jawab Alena parau."Kamu belum mengantuk?" tanya Harry terus berusaha mengajak Alena bicara. Harry tahu persis di dalam gudang kotor itu pasti Alena sangat ketakutan sendirian."Belum." jawab singkat Alena."Kamu butuh selimut? Tunggu sebentar, aku akan mengambilkannya untukmu!""Tidak perlu, Har. Kamu Pergi saja dari sini, aku tak mau kamu terkena masalah jika terus berada di sini!" ucap Alena menghawatirkan keselamatan Harry."Bukankah dari awal kita sudah saling berjanji untuk siap menghadapi resiko buruk yang akan terjadi? Kamu enggak perlu menghawatirkanku, Len. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Kita akan selalu bersama-sama menghadapi masalah apa pun yang tengah terjadi."Jujur dari dalam hati Alena yang paling dalam, dia sungguh sangat tersentuh dengan ucapan Harry barusan."Maafkan aku Harry. Maafkan aku yang egois telah ikut menyeretmu dalam kehidupan menyedihkanku."Alena yang awalnya sudah

    Last Updated : 2022-07-27
  • Sopirku Selingkuhanku   Dipaksa Pulang

    "Jadi kamu siap menikah denganku Harry? aku sudah malas bertahan dengan lelaki gila itu. Aku ingin segera mengakhirinya meskipun uangku belum terlalu banyak terkumpul." tanya Alena pada Harry. Dia sangat berharap lelaki yang sangat di cintainya itu mengiyakan pertanyaannya.Harry terdiam, dia bingung harus menjawab apa. Balas dendamnya baru saja di mulai, haruskah ia mengakhirinya demi Alena?Alena menatap Harry lekat, tak sabar menunggu lelaki itu menjawab pertanyaannya. "Kenapa kamu diam saja Harry? Apa keingananku memilikimu terlalu berlebihan?""Bukan begitu, Len. Aku cuma takut, kamu tidak terbiasa dengan kehidupanku yang sangat sederhana. Aku takut kamu akan kecewa dan menyesal setelah pernikahan kita." ucap Harry berbohong. Tentu saja Harry sangat percaya cinta Alena padanya sangat besar tanpa mempedulikan status Harry yang hanya seorang sopir. Tapi dia punya alasan sendiri kenapa belum buru-buru membawa Alena ke jenjang pernikahan.Raut wajah Alena seketika berubah, dia terlih

    Last Updated : 2022-07-28
  • Sopirku Selingkuhanku   Ulang Tahun Alena

    "Harry, menantu kur*ngaj*rku telah membawa paksa Alena dari rumah ini. Chika sampai terluka karena berusaha mencegah lelaki br*ngsek itu membawa Alena."Harry melihat kening Chika memar. Ujung bibir Chika juga berdarah. Tangan Harry mengepal melihat keluarga Alena di perlakukan seperti ini oleh Yudi.Harry mencoba menenangkan Rumi, "Ibu mau Alena cepat bisa bebas dari majikan lelaki saya?"Rumi mengangguk sedangkan Chika yang sedari tadi masih diam karena syok ikut menatap ke arah Harry."Saya mempunyai kerabat yang cukup berada. Tapi dia ada di luar kota. Dia juga ada dua butik di sana. Maukah ibu sementara menempati rumah kosongnya?"Ide Harry cukup membuat terkejut Chika dan Rumi."Chika juga bisa tetap kuliah di sana. Bahkan dia juga bisa bekerja di butik milik kerabat saya." sambung Harry kemudian."Tapi, Harry. Bagaimana jika Alena mencari ibu ke sini." tanya Rumi.Harry tersenyum sambil terus mencoba membujuk Rumi dan Chika."Ibu sendiri yang bilang kalau Bu Alena tidak pernah

    Last Updated : 2022-07-28
  • Sopirku Selingkuhanku   Obrolan Bodoh Harry & Yudi

    Hidup bukanlah masalah memegang kartu yang bagus, tetapi terkadang, memainkan kartu yang buruk dengan baik." - Jack London.Harry sudah bersiap memakai seragam kerjanya. Yudi yang merasa masih sakit kepala karena effect obat tidur yang Harry berikan semalam meminta Harry mengantarnya pergi ke kantor."Berhenti di coffee shop terdekat, Har. Aku rasa aku butuh secangkir kopi untuk mengembalikan energiku.""Baik, Pak." balas Harry.Setelah menemukan coffe shop terdekat, Harry memarkirkan mobilnya tepat di depan tempat tersebut.Ikutlah ke dalam." perintah Yudi dan Harry mengikuti bosnya dari belakang."Tolong pesankan satu latte untukku. Kamu terserah mau pesan apa, pasanlah!" perintah Yudi sambil menyodorkan uang pada Harry. Harry mengambil uang pemberian dari bosnya kemudian masuk dalam antrian. Beberapa saat kemudian, Harry telah selesai mengorder lalu menghampiri meja tempat bosnya berada."Terimakasih." ucap Yudi. Harry tersenyum lalu duduk persis di depan bosnya."Semalam aku meras

    Last Updated : 2022-07-28
  • Sopirku Selingkuhanku   Fitnah Bunga

    Tring!Sebuah notifikasi pesan masuk, Alena terperanjat kaget melihat nominal uang yang masuk dalam rekeningnya."Wow!" ucap Alena reflek hingga membuat dua madunya menoleh penasaran kearahnya. Tiga istri Yudi sedang berkumpul di ruang keluarga. Meski tidak akur terkadang mereka berkumpul juga melepas rasa bosan sebelum suami mereka pulang ke rumah.Belum hilang rasa terkejutnya, sebuah panggilan masuk datang dari Yudi. Alena tak mengangkat panggilan tersebut, egonya lebih tinggi dari kebahagiaannya mendapat uang banyak dari suaminya.Yudi geram, ia sudah mengikuti saran Harry, namun Alena masih saja belum mau memaafkannya.DreeetttPonsel Dewi bergetar, melihat sang suami menelponnya membuat Dewi merasa kegirangan.[Hallo, sayang. Pasti kangen ya, sama aku. Baru dua jam ninggalin aku, masa sudah kangen sih!] ucap Dewi sengaja memanas-manasi Alena dan Bunga. Alena cuek sambil sibuk dengan ponselnya sedangkan Bunga ingin muntah mendengar ucapan berlebihan Dewi.[Kamu ini ada-ada saja.

    Last Updated : 2022-07-29
  • Sopirku Selingkuhanku   Alena Masuk Penjara

    Pov Harry"Aku tidak pernah menganggapmu sekedar pelampiasan saja. Aku hanya memintamu sedikit bersabar, setelah semua masalahku beres, kita akan segera menikah. Aku janji." ucap pelan Alena. Aku tersenyum mendengarnya. Kecemburuan telah menyadarkanku bahwa begitu besarnya rasa cintaku pada Alena. Meski aku belum menjanjikan apapun tentang masa depan hubungan kami, dia terus membuatku yakin bahwa cintanya layak ku perjuangkan. Pelan-pelan aku mulai sadar, kalau aku tak bisa lepas meski hanya sesaat dari hidupnya.Prang!Bik Marni menjatuhkan gelas yang ada di tangannya, "Apa yang sedang kalian bicarakan?"Aku dan Alena terkejut, kami tak tahu sejak kapan Bik Marni menguping pembicaraan kami berdua. Yang jelas ini firasat yang tak bagus untuk hubungan kami ke depannya. Sudah ada orang lain yang tahu tentang hubungan rahasiaku dengan Alena, pelan-pelan semua ini pasti akan terbongkar.Aku dan Alena mendekat ke arah Marni."Kita bisa jelaskan, Bi." Aku memegang bahu Bik Marni namun dia s

    Last Updated : 2022-07-30
  • Sopirku Selingkuhanku   Jatuh Cinta Lagi

    Pov Author"Sinta, kamu di sini?" tanya Harry terkejut. Bram dan Yudi menatap Harry dan Sinta bergantian, "Kamu mengenal sopir temanku?" tanya Bram pada Sinta, Harry panik dan berharap Sinta tak jujur pada semua orang tentang hubungan mereka di masalalu. Apalagi sampai membongkar identitas Harry di depan mereka."Ya, Om. Kami saling kenal. Aku izin sama teman Om untuk bawa Harry sebentar."Sinta kemudian menatap ke arah Yudi, "Boleh, ya Om? plisss!" mohon Sinta. Yudi yang mengagumi kecantikan Sinta hanya bisa mengangguk, "Tentu saja boleh.""Terimakasih, Om." balas Sinta."Kok, Om sih! Aku masih muda loh! paling cuma selisih berapa tahun sama kamu!" protes Yudi."Terus mau di panggil apa?" tanya Sinta menggoda Yudi."Panggil Mas saja. Lebih terlihat akrab."Sinta terkekeh, "Ada-ada aja Om ini."Sinta langsung menarik tangan Harry mendekat ke arah mobilnya."Tunggu!" teriak Yudi dengan wajah kesalnya karena di acuhkan Sinta."Ya, Om?""Saya cuma mau minta kunci mobil sama Harry!" ucap

    Last Updated : 2022-07-30
  • Sopirku Selingkuhanku   Alena-Harry Makin Mesra

    "Maaf, Om. Saya masih waras. Stock pria single banyak, seperti tak laku saja mau menikah dengan lelaki beristri seperti anda."Wajah Yudi merah seperti kepiting rebus mendengar penolakan Sinta yang terang-terangan terhadapnya."Sin,, kita pulang." Ajak Bram pada Sinta. Dia tahu Yudi sangat malu, tapi dia berusaha menahan tawanya karena tak mau temannya tersinggung."Bentar, Om. Aku lupa sesuatu."Sinta tiba-tiba mengambil ponsel di saku baju Harry. Kebetulan Harry memang tak memakai kata sandi di ponsel buruknya. Lalu menekan nomornya dan melakukan panggilan. Sinta tersenyum setelah berhasil mendapatkan nomor Harry. Harry hanya pasrah karena tak mau berdebat dengan Sinta di depan Yudi dan Bram."Nanti malam, aku telepon!" ucap Sinta kembali memberikan ponsel milik Harry."Kami permisi, dulu Pak Yudi. Kapan-kapan pasti kami akan berkunjung ke rumah anda lagi." ujar Bram. Yudi yang sedang merasa patah hati kembali mempunyai harapan untuk menaklukan hati Sinta."Benarkah? saya akan senan

    Last Updated : 2022-07-30

Latest chapter

  • Sopirku Selingkuhanku   Akhir Yang Bahagia (Tamat)

    Pov AlexWuekkk...wueeekk..!Kami sedang sarapan, tapi Mamah berkali-kali berlari ke toilet karena mual. Papah yang khawatir dengan keadaan Mamah tak jadi sarapan."Kenapa kamu, Mah?" tanya Papah."Kayaknya Mamah masuk angin, deh Pah!""Ya udah enggak usah ke kafe hari ini. Mamah istirahat saja di rumah." ucap Papah. Aku dan Mbak Calista ikut khawatir melihat keadaan Mamah."Udah, enggak usah khawatir soal Mamah. Aku akan jagain Mamah di rumah." ucap Mbak Calista."Ya, kalau ada apa-apa cepat kabari aku atau Papah ya, Mbak." "Iya, Pasti!"Akupun pergi ke sekolah masih dengan perasaan khawatir.Di jam pelajaran ponselku bergetar, curi-curi aku membuka pesan dari istriku. Mulutku terbuka lebar saat melihat gambar yang istriku berikan. Sebuah garis dua dalam tes pack milik Mamah.[Selamat ya, Lex. Sebentar lagi kamu punya adik!]Aku tak menyangka di usai Mamah yang sudah menginjak 40 tahun dia hamil. Memang selama ini dia selalu bilang ingin anak perempuan semoga kali ini terwujud.Sete

  • Sopirku Selingkuhanku   Siska Malu

    "Aldo, tolong selidiki gadis ini." Bram memberikan secarik kertas berisi nama dan alamat Siska pada Aldo."Memangnya kenapa dengan gadis ini, Pak?" tanya Aldo sembari meraih kertas tersebut."Dia memfitnah menantu saya. Sekarang menantu saya di penjara karena ulahnya. Dia harus di beri pelajaran!""Ok, Pak!" ucap Aldo sembari membaca nama dan alamat gadis yang ingin dia selidiki."Siska? alamat rumah ini juga--""Kamu kenal gadis itu? tanya Bram penasaran."Dia...dia anak saya!" jawab Aldo menahan malu."Apa? anakmu?" Bram menggebrak meja marah."Maaf, Pak. Saya akan membereskan masalah ini." ucap Aldo."Ya. Kamu harus segera membereskannya kalau tidak, siap kamu nanti!" ancam Bram."Dia memang anak nakal, bahkan dia tak berani mengenalkan saya pada teman-temannya. Dia selalu mengarang cerita saya ada di luar negeri mengurus bisnis saya!" cerita Aldo frustasi. Kemarahan di wajah Bram hilang sudah mendengar cerita sedih Aldo."Kamu pandai membereskan urusanku tapi sayangnya kamu sama s

  • Sopirku Selingkuhanku   Fitnah Siska

    "Kalian berdua jaga rumah baik-baik. Kami berdua cuma pergi seminggu." ucap Harry. Dia dan Alena memutuskan untuk pergi berlibur bersama."Kenapa cuma seminggu Pah, enggak setahun saja?"Harry hampir melempar kopernya kearah anaknya kalau bukankarena di cegah istrinya."Dimana-mana anak, kalau mau di tinggal orangtuanya sedih bukan seneng kaya kamu!" ucap Harry, ini membuat Alena dan Calista tertawa."Kalian mau seneng-seneng kenapa aku harus sedih. Papah ini aneh!" omel balik Alex."Ya udahlah Pah, paham juga keadaan Alex yang mau bebas juga enggak ada yang ganggu!" sela Alena."Ya udah, pergi sekarang yuk, Mah. Papah enggak sabar pingin cepat-cepat pergi dari rumah ini.""Ayo, Pah!"Calista dan Alex melambaikan tangannya melepas kepergian Alena dan Harry."Coba kamu libur, Lex. Aku mau kita ikut liburan mereka juga." ucap Calista."Aku liburpun enggak bakal mau ikut mereka, malas!" ucap Alex. Kemudian ia pun pamit pergi ke sekolah pada Calista.Alex sebenaranya sudah kurang nyaman b

  • Sopirku Selingkuhanku   Bertemu Mantan Pacar

    "Mah, kita ke restoran mana?" tanya ketus Alex pada ibunya."Restoran yang deket dengan butik Papah saja, biar dia bisa ikut makan siang bareng." jawab Alena."Lex jangan ngebut!" ucap Calista. Dia tahu suaminya masih geram karena di ganggu ibunya."Ini enggak ngebut, kok!"Alex malah menambah kecepatan mobilnya."Mau bunuh kami berdua kamu ya, Lex!"Ibunya menjewer Alex dari belakang."Ampun, Mah. Iya Alex pelanin!"Calista tertawa melihat Alex di jewer Alena."Mah, kenapa enggak besok-besok saja makan di luarnya, sih!" geram Alex."Kamu tahu kan, masakan yang Calista panasin gosong. Mau makan apa kita di rumah. Bik Layli hari ini lagi cuti, siapa yang mau masak kalau enggak ada Bik Layli?""Kan bisa pesen makanan online!" Alex masih saja membebel tak terima."Kamu ngebet banget pingin di rumah. Mamah juga pernah muda tapi enggak ngebetan kaya kamu!""Udah, Lex. Kita udah lagi jalan keluar. Enggak usah di bahas lagi kenapa!" ucap Calista menenangkan suaminya.Alex masih diam dengan w

  • Sopirku Selingkuhanku   Calista Pingsan

    "Mana Calista sayang, kenapa kalian enggak langsung nemuin Mamah. Kalian tahu betapa khawatirnya Mamah nungguin kalian!"Alex tak jadi marah setelah tahu ibunya yang datang.Mendengar suara Alena, Calista bangkit dan menemui wanita itu. Hati Calista menangis melihat wanita yang dia pikir tidak akan pernah memaafkannya bermata sembab. Dia sekarang sadar betapa wanita itu sangat menyayanginya. Alena tak berhenti menangis setelah kepergiannya sampai keadaan wanita itu sekacau itu dan itu baru secuil bukti ketulusan cinta Alena pada menantunya."Tante, maafin Calista."Alena langsung memeluk menantunya."Kamu enggak apa-apa kan sayang. Si brengs*k itu enggak sampai ngapa-ngapain kamu kan?" tanya Alena khawatir."Om Harry dan Alex datang tepat waktu, Tante. Saya bersyukur sekali.""Tapi, kenapa dengan lehermu. Apa lelaki breng*ek itu yang melukaimu?" Alena menyentuh bekas goresan pisau di leher Calista."Saya menggertak lelaki itu dengan melukai leher saya Tante. Saya tidak tahu lagi bagai

  • Sopirku Selingkuhanku   Menyelamatkan Calista

    Pov AuthorSeseorang mendobrak pintu kamar yang di tempati Calista. Dalam keadaan gelap Arman hanya diam menunggu orang itu berhasil mendobrak pintu. Arman penasaran siapa yang sedang berani mencoba bermain-main dengannya."Brak!"Pintu berhasil di dobrak, dengan hanya pencahayaan dari senter, orang-orang yang berhasil masuk dalam kamar yang di tempati Arman mengepung lelaki itu."Om Harry? Om Yudi?" ucap Calista saat lampu kembali hidup, Calista tersenyum dan menyeka airmatanya saat melihat ada Harry dan Yudi di depannya."Kamu baik-baik saja, sayang?" tanya Harry. Hatinya teriris saat melihat goresan luka di leher menantunya.Brugh!Bram tiba-tiba datang dan menyeret Rendi lalu mendorongnya sampai lelaki itu terjatuh tepat di depan kaki Arman. Arman masih terlihat begitu tenang melihat keadaan itu."Anjingmu sudah ku buat babak belur, setelah ini giliranmu!"Calista menatap salut kearah lelaki yang tak pernah di lihatnya itu. Selagi ada kesempatan diapun berdiri dan memakai kembali

  • Sopirku Selingkuhanku   Dimana Calista?

    Pov CalistaMasih pagi sekali, aku diam-diam keluar dari rumah Alex dengan perasaan hancur. Aku menyayangi keluarganya melebihi keluargaku sendiri, namun karena aku merasa tak pantas terus berada di rumah ini, aku putuskan untuk keluar saat ini juga.Aku sudah tak mempedulikan apapun, memang terlalu nekad pergi tanpa tujuan dan uang sepeserpun. Tapi demi kebaikan Alex dan keluarganya aku siap menanggung resiko apapun.Sinar matahari terasa mulai menyengat, di sebuah jalanan sepi dua mobil berwarna hitam tiba-tiba berhenti di depanku.Aku gemetar, tapi aku tak punya pilihan lain selain ikut bersama mereka karena Ayah tiriku bilang akan menyakiti ibuku jika aku melakukan perlawanan. Apa yang akan terjadi biarlah terjadi, aku tak mau ibuku kenapa-kenapa meski selama ini dia memperlakukanku tidak lebih baik dari Ayah tiriku.Mereka membawaku ke salah satu rumah Om Arman, sudah ada Ayah tiriku di sana. Tapi aku tak melihat dimana ibuku saat ini. Saat aku menanyakan pada Ayah tiriku dia bil

  • Sopirku Selingkuhanku   Bersatunya Harry, Yudi dan Bram

    Pov Harry"Lex, sepertinya kita tak perlu melanjutkan pencarian kita." ucapku pada anakku."Pah, kenapa Papah yang jadi plin-plan gini!" geram Alex."Papah enggak bisa jelaskan apapun tentang Ayahnya sama kamu. Tapi Papah, Om Yudi dan Ayah Calista tidak berhubungan baik saat dulu.""Pah yang enggak berhubungan baik kan kalian, aku dan Mbak Calista saling mencintai Pah. Aku tidak mau kehilangan dia!""Papah bilang hentikan ya hentikan! kamu sekarang masuk ke kamarmu dan lupakan perasaanmu pada wanita penipu itu!"Alex terlihat sangat kecewa dengan keputusanku. Aku harap pelan-pelan dia paham alasanku melarangnya menghentikan pencarian ini. Aku tak mau dia nantinya sakit hati, keluarga Bram pasti akan melarang hubungan ini. Aku tak mau nantinya harga diri anakku di injak-injak oleh keluarga Bram."Papah jahat!"Alex pergi menuju kamarnya."Apa kamu enggak terlalu berlebihan gitu, Har? Alex dan Calista saling mencintai. Harusnya kamu enggak jadi penghalang mereka seperti ini!" ucap Yudi.

  • Sopirku Selingkuhanku   Terbongkarnya Identitas Calista

    Pov AlexCeklek!Aku masuk dalam rumah. Suasana rumah sangat sunyi, untunglah kalau begitu. Orangtuaku pasti sudah tidur jadi kali ini aku aman dari bebelan mereka.Dengan langkah yang sangat pelan-pelan aku naik ke kamar. Setelah sampai di depan pintu kamar aku baru bisa bernafas lega. Hari ini aku benar-benar selamat. Orangtuaku tidak akan tahu kalau kami pulang terpisah."Ku buka pintu kamar pelan, lampu terlihat padam. Bukankah Mbak Calista selalu bilang takut kegelapan, tapi kenapa malam ini dia mematikan lampu kamar?"Mbak!" panggilku sembari duduk di sofa sebelah Mbak Calista berbaring. Tak ada sahutan. Ku pikir Mbak Calista mungkin sedang menangis."Mbak, kenapa Mbak pulang duluan?" sambungku karena tak mendapatkan responnya. Mbak Calista masih saja diam."Mbak, pasti kamu semarah ini karena memergokiku ciuman bersama Siska kan?"Mbak Calista terus saja diam tak mempedulikan rasa bersalahku."Sumpah Mbak ciuman ini tak di rencanakan. Ini terjadi begitu saja."Karena masih saja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status