Sekarang Maura terus menyalahkan Savana atas semua nasib buruk yang menimpanya.
"Sekarang pasti Savana lagi bahagia dengan Aksa tanpa memikirkan apa penderitaan yang gue rasakan," gumam Maura sambil mendengus sinis.
Ia juga merasa sakit hati dengan Erik karena tidak mau mengakui anak yang tengah dikandungnya, ia juga merasa menyesal karena telah melakukan hal bodoh itu bersama Erik, sekarang ia merasa sendirian tidak punya siapa - siapa.
Maura merasa terpojokkan, ia merasa hidupnya tidak adil dan tidak seindah Savana, air matanya pun keluar dengan sendirinya, hatinya teriris saat memikirkan kehamilannya, ia terus memikirkan anak yang ada dalam kandungannya, sempat terlintas dalam pikirannya untuk mengugurkan bayi yang ada didalam perutnya itu.
Namun, sejahat apapun Maura ia masih memiliki hati nurani, hatinya merasa begitu tidak tega ketika harus mengugurkan anak yang ada didalam kandungannya.
<
"Erik!" teriak Savana sambil menoleh kearah laki - laki yang menariknya itu."Hai," sapa Erik dengan wajah tanpa merasa bersalah sedikitpun."Kamu mau ngapain!" seru Savana dengan wajah kecutnya."Aku mau ketemu kamu lah," sahut Erik dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.Savana merasa sangat kesal dengan mantan kekasihnya tersebut, ia merasa terganggu dengan kehadiran Erik yang selalu mengikuti setiap langkahnya. Ia juga takut Aksa berpikiran buruk mengenai hubungannya dengan Erik, Savana tidak ingin jika Aksa berpikiran yang tidak - tidak.Ia takut kehadiran Erik yang terus mengganggu dirinya menjadi percikan api dalam rumah tangganya bersama dengan Aksa. "Erik aku udah bilang jangan pernah ikutin dan urusin hidup aku lagi!" teriak Savana dengan muka memerah.Savana mengerutkan keningnya. "Aku udah nikah sama Mas Aksa! Dan aku enggak mau kamu menjadi peganggu dan perusak rumah
Malam ini Savana sedang membuatkan kopi untuk Aksa, kebetulan hari ini suaminya harus lembur diruang kerja miliknya yang ada di rumahnya. Kopi buatan Savana memang sangat enak tidak terlalu manis dan juga tidak hambar bisa dibilang pas. Kepandaian Savana dalam memasak dan membuat kopi atau Teh hangat itu memang karena Savana telah terbiasa melakukannya sejak ia masih remaja.Ia selalu membuatkan kopi atau teh hangat untuk Papah Rangga, Savana juga sering membatu asisten rumah tangga di rumahnya saat ia belum menikah dengan Aksa sehingga Savana memang sudah terbiasa bahkan sudah ahli dengan hal itu.Setalah selesai membuatkan kopi untuk suaminya itu Savana segera melangkahkan kakinya untuk menuju keruangan kerja suaminya, saat ia masuk kedalam ruangan itu suaminya sedang berkutat dengan laptopnya malam ini ditemani dengan satu kaktus meja dan aquarium kecil dengan banyak ikan - ikan hias kecil yang sangat cantik dan menggemaskan. 
Dua Bulan Kemudian ....KandunganMaura semakin membesar ia tidak tahu lagi harus bagaimana dan harus bercerita kepada siapa. Ia selalu ketar - ketir ketika mengelus perutnya apalagi saat ia teringat kembali dengan malam yang penuh kebodohan itu. Hatinya begitu sakit karena Erik malah terus mengejar Savana daripada memikirkan dan mengurusnya yang tengah hamil.Maura terus menangis terisak disudut kamarnya ia begitu menyesali perbuatannya bersama Erik, sekarang ia harus menanggung semua beban yang dipikulnya sendiri, ia harus rela tidak masuk kerja minggu - minggu ini karena perutnya yang selau saja mual dan kepalanya yang terus terasa pusing.Maura sendiri takut banyak orang yang mengetahui tentang kehamilannya, ia tidak ingin banyak orang mengetahui jika dirinya hamil diluar nikah, ia belum siap menerima bullyan dari setiap orang, Maura terus menangis terisak sambil memegang perutnya
Maura terus menangis di atas tempat tidurnya setelah Mama Maia dan Papah Rangga pergi meninggalkan dirinya di kamar. Maura terus menggerutu, ia begitu iri dengan kehidupan Savana yang sepertinya sangat sempurna dan merupakan kehidupan yang diimpikannya.Maura terus merasa sedih karena merasa dirinya terpojokkan atas semua ini, apalagi ia harus pusing memikirkan Erik yang tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan yang dialaminya, padahal Maura sangat yakin jika bayi yang ada didalam perutnya itu adalah hasil dari hubungan gelapnya bersama Erik, dikala itu.Maura juga terus meremas kedua tangannya sambil menitikkan air matanya, ia terus mendengus dan menatap kosong, ia masih tidak rela Aksa, laki - laki yang sangat ia cintai menikah dengan Kakaknya sendiri, Savana.Hati Maura semakin panas saat ia mendengarkan percakapan Papah Rangga dengan Mama Maia tadi yang membicarakan soal Savana yang sudah menjabat sebagai direktur
"Mama," ucap Savana.Pukul 05.30 Savana baru saja keluar dari kamar mandi, namun Mama Devi sudah terlihat berkutat di dapur sedang membantu asisten rumah tangganya memasak untuk sarapan pagi."Kenapa sudah bangun? Sekarang kamu dan Aksa enggak akan kemana - mana kan? Tidur lagi aja," perintah Mama Devi sambil tersenyum manis menatap wajah Savana.Mendengar ucapan Mama Devi. "Aku bantu ya Mah," ucap Savana sambil tersenyum manis mendekati Mama Devi di dapur."Tidur aja lagi sayang, nanti saatnya makan Mama bangunin," ucap Mama Devi dengan raut wajah tersenyum manis menatap menantu kesayangannya.Savana merasa tidak enak, ia segera mengambil alih sayur yang sedang dipotong oleh Mama Devi.Tinggal di rumah mertua membuat Savana lebih berhati - hati dalam melakukan sesuatu bagaimanapun ia tidak ingin membuat orang tua Aksa menyesal memberikan izin kepada putranya untuk m
Sementara itu sekarang Maura sudah mulai bangkit kembali dari keterpurukan yang dialaminya. Ia sudah mulai mau bekerja kembali. Instagram miliknya yang tadinya sudah seperti akun mati kini kembali aktif lagi. Semua penggemarnya sudah banyak yang menunggu konten - konten yang ia upload di Instagram.Sekarang Maura sedang menyetir mobilnya menuju ketempat pemotretan, banyak brand yang mengajak bekerja sama dengan dirinya, mengingat kepopuleran Maura di Instagram.Namun saat ini Maura menghindari memakai baju ketat yang memperlihatkan perutnya, ia tidak ingin ada orang yang mengetahui kehamilannya kecuali Erik.Ia juga sudah mulai bersemangat bekerja. "Gue harus bisa kuat, gue harus menjadi Maura yang dulu kembali! Maura yang berani!" gumam Maura sambil mengemudi mobilnya.Maura juga berjanji ia akan terus berusaha membuat Erik mau menuruti permintaannya, ia mau agar Erik mau bertanggung jawab atas kehamilannya. "Gue a
Hari ini Savana dan Aksa sedang mengobrol hangat sambil makan malam di rumah mewah yang mereka tempati. "Besok aku ada kerjaan keluar kota dan sepertinya harus menginap disana sekitar tiga harian," ucap Aksa sambil menatap istrinya yang sedang memasukan makanan kedalam mulutnya.Savana langsung menatap kearah wajah suaminya. "Yaudah kamu tinggal berangkat aja, hati - hati aja," sahut Savana sambil terus melanjutkan makannya.Aksa tampak mengerutkan keningnya. "Aku enggak tega kalau harus ninggalin kamu sendirian di rumah ini," ucap Aksa sambil menatap haru wajah suaminya."Hmmm, Mas cuma tiga hari kan? Aku berani kok," sahut Savana sambil tersenyum kearah suaminya."Sementara kamu tinggal sama Papah - Mama aja gimana?" tanya Aksa yang mengkhawatirkan sang istri.Savana terlihat berhenti menyantap makanannya. "Aku kan masih canggung sama Mama Devi," batin Savana dalam hatinya.
Hari ini Savana mengantarkan Aksa ke depan rumahnya untuk membantu Aksa memasukkan kopernya kedalam mobil, pelukan dan ciuman dari bibir Aksa mendarat di pipi cantik Savana. "Jaga diri baik - baik ya sayang, aku pergi dulu," ucap Aksa sambil memeluk istrinya.Savana pun mengangguk sambil mencoba melepaskan pelukan dari suaminya, ia tersenyum manis dan menatap wajah suaminya. "Hati - hati ya Mas," ucap Savana.Aksa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lalu masuk kedalam mobilnya.Setalah Aksa pergi Savana menghela nafasnya lalu masuk kembali kedalam rumahnya, ia juga bersiap - siap untuk pergi ke kantor hari ini, namun tiba - tiba handphone miliknya bergetar. Savana terkejut ketika melihat nama orang yang menelpon dirinya, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya."Maura?" batin Savana."Mau ngapain dia nelpon aku?" tanya Savana sambil mengerutkan keningnya.Akhirn
Savana masuk ke ruangan Xabiru dengan membawakan minuman untuk Mama Yunita. "Permisi, Pak, Ibu," ucap Savana dengan sangat ramah dan senyuman manis di wajahnya menggambarkan ketulusan hati dan jiwanya.Mama Yunita yang tadinya sedang asyik menggobrol dengan Xabiru langsung mengalihkan pandangannya kepada Savana. "Wah terimakasih banyak ya," ucap Mama Yunita."Iya baik sama-sama Bu, kalau begitu saya permisi ke belakang dulu," ucap Savana.Penampilan Savana yang sangat rapih dan cantik meskipun menggunakan seragam kantor sebagai cleaning servis. Hal itu langsung membuat Mama Yunita begitu sangat menyukai Savana. "Kamu Office Girl baru ya disini?" tanya Mama Yunita.Savana hanya mengangguk dan tersenyum. "Bukan Office Girl Ma, tapi dia adalah calon menantu Mama," sambung Xabiru yang sontak langsung membuat Savana terkejut seketika."Apa maksud dari ucapan Pak Xabiru? Aku enggak salah dengar kan?" tanya Savana pada dirinya sendiri dalam hatinya."Kamu yang bener Xabiru masa calon mantu M
Mama Yunita yang merasa bosan karena setiap harinya harus di rumah terus akhirnya sekarang ia memutuskan untuk pergi ke kantor meskipun tidak untuk bekerja dan hanya mengecek bagaimana kondisi kantor perusahaan peninggalan suaminya itu namun sudah cukup membuat hatinya merasa sangat senang. "Tolong antar saya ke kantor ya," ucap Mama Yunita pada salah satu sopir di rumahnya."Apa Bu? Ke kantor?" tanya sopir itu yang sepertinya terkejut dengan perkataan Mama Yunita."Iya," sahutnya.Raut wajah sopir itu tampak tegang karena ia takut dimarahi Xabiru jika ia salah. "T-tapi Bu?" ucap sopir itu dengan gugup.Setelah itu Mama Yunita langsung tersenyum karena ia langsung paham dengan maksud sopir pribadinya itu. "Kamu tenang aja enggak usah takut sama Mas Biru nanti saya bilang sama Biru kalau saya mau main ke kantor," jelas Mama Yunita."Oh baik kalau begitu, ayo Bu saya antar," sahut sopir pribadi itu yang langsung membukakan pintu mobil Toyota Alphard.Setelah itu Mama Yunita langsung mas
Setelah sampai di taman Maura pun langsung me gaja Syifa untuk duduk, ia juga tidak lupa memberikan es cream yang dibawanya kepada Syifa. "Ini Es krim nya Syifa, Tante beliin spesial hanya untuk kamu," ujar Maura yang selalu bersikap baik kepada Syifa karena ia sangat tahu jika gadis kecil yang saat ini sedang bersamanya itu bisa dimanfaatkan dengan sangat baik."Wah, makasih banyak ya Tante," jawab Syifa yang kemudian langsung memakan es cream yang dibelikan oleh Maura, raut wajah Syifa begitu sangat senang, ia tidak kesepian lagi, ia serasa memiliki seorang yang siap mendengarkan semua celotehan lucunya."Syifa Tante mau tanya deh," ucap Maura."Tanya apa Tan?""Sekarang ini Tante enggak pernah lihat kamu main bareng kaya gini Mama kamu, Mama Sava," ucap Maura mulai memancing.Syifa yang tadinya ceria langsung murung dan menundukkan kepalanya lagi ketika Maura mulai membahas Sola Savana karena memang saat ini Savana memang sedang sibuk-sibuknya bekerja hingga kurang waktu untuk berm
Sementara itu saat ini Syifa sedang ikut Papah Rangga mengurusi bisnis restoran dan juga kafenya. Pengngujung restoran hari ini cukup ramai jadinya Syifa sedikit kesal karena Papah Rangag sibuk melayani para pelanggan bersama dengan beberapa karyawan lainnya. "Oppa juga sibuk banget dari tadi mondar-mandir terus sementara itu disini sendirian terus," guamam Syifa.Papah Rangga yang sudah selesai mengantarkan pesanan ke meja pelanggan tidak sengaja melihat Syifa yang sedang melamun sendirian dengan raut wajah yang sedih, Papah Rangga langsung menengok kearah ruangan restoran miliknya. "Pelanggan lagi ramai-ramainya lagi tapi Syifa kayanya lagi sedih karena enggak ada yang ngajak main," batin Papah Rangga yang langsung menghampiri Syifa."Syifa," ucap Papah Rangga dengan lembut sambil duduk disamping cucunya."Syifa kenapa kok diem terus sih?" tanya Papah Rangga."Syifa kesel sih kenapa coba Opa sama Mama itu sibuk-sibuk banget, aku juga pengen main sama kalian,"ucap Syifa.Mendengar ce
Saat melihat Savana yang tidak pernah berhenti bekerja sejak pagi hingga siang hari membuat hati Agri cukup iba melihatnya. "Dia dari pagi enggak istirahat kali ya, kerja terus, kasihan juga kalau gini lihatnya," batin Agri dalam hatinya.Sementara itu Xabiru terus bertanya kepada Agri tentang kondisi Syifa ketika ibunya sibuk bekerja dari pagi hingga malam. "Agri Apakah kamu tahu gimana kondisi Syifa ketika ibunya bekerja?" tanya Xabiru pada Agri."Sebenarnya saya tidak tahu pasti sih Pak, tapi saya yakin kalo Syifa merasa sangat kecewa ketika ibunya terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Syifa sendiri pasti merasa jika ibunya lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan dirinya," jelas Agri sambil menatap wajah Xabiru."Sebenarnya saya akan terus membuat kondisi Savana terus menerus menderita selama satu Minggu kedepan tapi Apakah fisik dia kuat? Gimana nanti kalau dia sakit jadinya yang ada enggak bisa usilin dia lagi nanti," batin Xabiru dalam hatinya."Sekarang perempuan itu lagi nga
Hari kedua bekerja Savan sudah harus berangkat pagi-pagi sekali yakni pukul 05.00 atas perintah Agri kemarin. Sebenarnya ia masih ingin melanjutkan tidurnya karena kegiatan kemarin sungguh sangat melelahkan. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 04.45 dan ia harus cepat pergi ke kantor. Papah Rangga yang sedang duduk diruang tv langsung keningnya ketika melihat putri tercintanya sudah sangat cepat untuk pergi ke kantor pagi-pagi sekali."Savana kamu mau kemana Nak? Ini masih pagi banget loh masa udah mau pergi ke kantor lagi aja?" tanya Papah Rangga.Mendengar suara Papah Rangga, Savana langsung menghampirinya lalu menyalami tangan Papah Rangga. "Aku mau pamit sama Papah untuk pergi ke kantor karena kerjaan aku di kantor banyak banget Pah jadi harus berangkat pagi-pagi," jelas Savana mencoba memberikan penjelasan kepada Papah Rangga yang selalu mengkhawatirkan kondisi kesehatan Savana."Tapi harus pagi banget kaya gini ya? Padahal kemarin kamu juga pulang tengah malam sayang. Papah t
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Akan tetapi Savana masih juga belum sampai rumah padahal Papah Rangga juga sudah beberapa kali menghubungi dirinya untuk menyuruhnya segera pulang karena hari sudah semakin malam akan tetapi Savana nampak mengabaikannya karena sibuk dengan pekerjaannya."Savana kenapa kerjanya sampe malam gini ya? Emangnya dia lembur tapi kan ini hari pertama dia kerja masa udah langsung lembur aja? Aku takut dia sakit," batin Papah Rangga dalam hatinya.Sementara itu Mama Maia yang sudah mencuci muka dan memakai berbagai macam skincare malam untuk segera tidur tidak lupa untuk mengajak suaminya tidur. "Pah, ini udah malam loh, ayo kita tidur aja Pah lagian mungkin Savana pulang telat karena banyak kerjaan di kantor," ucap Mama Maia."Itu Syifa juga sepertinya juga udah ngantuk banget," lanjut Mama Maia sambil menatap mata Syifa yang berada dalam pangkuan Papah Rangga."Mama kemana sih Oma? Opa?" tanya Syifa pada Mama Maia dan juga Papah Rangga sementara itu Mama M
"Kamu yang bener dong bersih-bersihnya!" teriak Xabiru sambil menumpahkan seember air yang Savana gunakan untuk mengepel bagian depan loby kantor, banyak para karyawan yang menyaksikan Xabiru membentak Savana dengan sangat keras hingga membuat Savana tidak bisa berkutik lagi dan hanya bisa menundukkan kepalanya."M-maaf Pak, tapi menurut saya udah bener kok saya ngepel lantainya," ucap Savana yang sedikit gugup."Berani kau menjawab!" jawab Xabiru yang semakin mengeraskan suaranya.Dalam hatinya Xabiru merasa belum puas untuk mempermalukan Savana didepan banyak karyawan di kantor.Saat menatap dan mengamati wajah Xabiru, Savana merasa tidak asing dengan orang nomor satu di kantornya itu. "Laki-laki ini kan yang pernah nolonginaku kalau enggak salah ya? Iya aku pernah ketemu dia dijalan waktu aku masih bekerja dulu," batin Savana dalam hatinya yang tidak berani menatap wajah Xabiru terlalu lama karena ia takut dengan suara Xabiru yang begitu menggelegar ketika membentak dirinya."Habis
Saat ini Savana sudah menitipkan Syifa kepada Papah Rangga dan juga Mama Maia karena sekarang Maura sudah sibuk dengan Aksa dan tidak bisa lagi mengurusi Syifa yang saat ini sedang masa aktif-aktifnya. Tapi saat ini merasa sedih karena kesulitan mencari pekerjaan, hampir semua perusahaan menolaknya dan alasannya sama yakni Savana yang merupakan mantan napi. "Aku capek, semua perusahaan menolaku hanya karena aku mantan nara pidana," batin Savana dalam hatinya.Namun ia tidak pantang menyerah hingga terus mencari informasi tentang lowongan pekerjaan, ratusan lamaran ia berikan dan hanya tinggal satu lagi perusahaan yang ia harapkan dapat menerimanya meskipun ia rasa mustahil karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang sangat besar di Indonesia bahkan perusahaan kecil saja menolaknya apalagi ini, Savana juga tidak terlalu berharap banyak namun ia tidak pernah lelah untuk terus mencoba."Semoga aja aku bisa diterima di perusahaan ini meskipun rasanya mustahil sekali," ucap Savana.Set