"M—mama?!" Pak Hartono terkejut setengah mati ketika pertama kali yang dia lihat saat dirinya tersadar adalah Nyonya Wina bukannya Cindy.
"Kenapa, Pa? Kaget ya? Tuhan itu adil, ketika suamiku melakukan hal yang jahat di belakangku, akhirnya segalanya terbongkar di waktu yang tepat!" ujar Nyonya Wina dengan tenang sekalipun badai emosi bergejolak dalam hatinya.
Pak Hartono langsung meraih tangan istrinya. "Tolong jangan salah sangka dulu. Ini nggak seperti yang Mama kira kok!"
"Maksudnya apa, Pa? Mama punya foto Papa dan Cindy saling tumpang tindih tanpa baju. Kalian itu dibawa ke rumah sakit dari hotel dengan menggunakan kursi roda dilihat banyak orang lho. Bahkan, orang luar yang nggak kita kenal sudah tahu kalian itu pasangan mesum!" hardik Nyonya Wina galak kali ini. Stok kesabarannya sudah habis.
Kenyataan memukul Pak Hartono begitu keras, dia sudah tak bisa mengelak lagi dengan bukti yang
Pagi jelang siang di Hotel Grand Pesona Pasundan, kota Bandung, pasangan muda-mudi yang kelelahan lembur semalaman bercinta itu baru saja membuka mata. Aroma tubuh Igo yang wangi dan maskulin membuat Ciara nyaman memeluk suaminya. Namun, dia mulai kelaparan lagi."Igo ... gue butuh makan!" ucap Ciara singkat, padat, jelas.Pemuda itu segera meraih gagang pesawat telepon di atas nakas, dia berkata, "Gue pesenin sarapan menjelang makan siang. Lo mau menu apa, Beib?""Gue pengin Nasi Soto Kudus pake sate telur puyuh, sate usus, dan tempe goreng tepung. Bisa kagak chef hotel ini bikinin, Go?" pesan Ciara sesuai moodnya."Hmm ... gue coba tanyain dulu ya!" sahut Igo lalu menyebutkan pesanan menu yang diinginkan oleh Ciara di telepon. Ternyata bisa dibuatkan khusus oleh chef hotel milik ayah Jacky itu. Igo memesan dua porsi menu yang sama agar tidak merepotkan.Ciara bangun dari
Cuaca memang tidak terlalu cerah siang jelang sore itu di Cikole. Langit dengan awan tebal kelabu menggantung menandakan mungkin hujan bisa turun kapan saja. Namun, keceriaan Ciara yang baru pertama kalinya berjalan-jalan di alam bebas bersama Igo tak berkurang sedikit pun. Restoran di area Orchid Forest Cikole menyajikan pilihan menu yang bervariasi. Namun, Ciara sedang ingin makan nasi ayam bakar lengkap dengan lalapan sayur segar dan sambal. Maka Igo mengikuti saja pilihan istrinya, dia tak terlalu pemilih makanan. Jamur goreng krispi dan tempe mendoan, yang turut dipesan Ciara juga lezat untuk dijadikan camilan di tengah udara sejuk dikelilingi pepohonan tinggi menjulang.Setelah kenyang makan siang, Igo dan Ciara meninggalkan restoran untuk mulai menjelajah area obyek wisata yang cukup ramai pengunjung di akhir pekan. Rombongan keluarga dan kelompok circle remaja yang ingin menikmati keindahan bunga-bunga anggrek yang beraneka ragam tersebar di berbagai titik memadati Orchid For
"Wina! Tunggu sebentar!" panggil Pak Reynold di lobi rumah sakit.Wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda dan segar itu berhenti melangkah lalu menoleh ke pria yang berlari-lari kecil menghampirinya. "Ya, Mas. Gimana?" tanyanya."Kulihat video amatir tentang suamimu yang gancet bersama sekretarisnya sudah viral di internet. Kamu dan anak-anak yang tabah ya! Kalau seumpama butuh bantuan apa pun dariku, jangan sungkan menghubungi nomorku kapan saja!" ujar Pak Reynold turut bersimpati. Dia tak berani terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga mantan terindahnya itu. Namun, mengingat Pak Hartono tadi memperlakukan istrinya dengan buruk, dia merasa harus memberikan dukungan untuk Nyonya Wina."Iya, Mas Rey. Terima kasih untuk segalanya. Semoga kami kuat menjalani hari-hari ke depan sekalipun berat!" Nyonya Wina berkaca-kaca matanya menatap pria yang baik hati tersebut.Dia pun berpesan, "Pulang
'Cia, are you okay?!' Suara batin Igo tertangkap jelas oleh Ciara yang sefrekuensi telepati dengannya.'Gue syok, Igo. Pas kita berduaan weekend ada kabar heboh tentang papa. Satu sekolah ini udah pada tahu semua. Gue ... gue bingung mesti gimana?!' Ciara mencerocos panik dalam hatinya.'Dengerin gue! Lo fokus dulu sama pelajaran, ntar istirahat pertama lo temui gue di bengkel otomotif, belakang gedung utama!' ucap Igo sebelum mereka mengakhiri koneksi batin itu karena guru pengajar telah masuk kelas masing-masing.Sepanjang pelajaran berlangsung di kelas Ciara, tak ada yang berani mengusili gadis itu. Bu Endang, guru matematika yang terkenal killer dan sulit pelajarannya yang mengisi jam pertama. Lindsey yang ingin bertanya perihal papa bestienya itu pun mengurungkan niat dan memilih untuk menunggu jam istirahat saja menanyai Ciara."KRIIIIINGG!" Suara bel istirahat pertama terdengar nyaring. Semua siswa pun menghela napas lega. Setelah guru meninggalkan kelas, mereka pun berhamburan
"Cihh ... gue benci banget sama cewek pick me itu. Sok kecantikan, sok butuh perhatian banget tadi!" gerutu Sandra, siswi kelas 10-E yang mengidolakan Igo dan juga Billy.Kelas 10-E kebetulan jam kosong dan diberi tugas pelajaran Geografi karena Pak David sedang ada tugas ke luar sekolah. Bukannya mengerjakan tugas, para murid malah ribut di kelas bergosip tentang Ciara yang sedang hits seantero SMA Teruna Negeri.Sherly pun menanggapi tak kalah pedasnya, "San, kalo bokapnya aja kagak beres pastinya anaknya juga 'kan? Jangan-jangan si Cia tuh udah nggak perawan!" "Bener banget lo, Sher. Gue pengin kasih pelajaran ke dia biar kagak caper sama senior ganteng. Maunya diborong lah itu dari Billy, Igo, Kevin, Jacky, Mike. Sisa kakak laki-lakinya tuh, normal kagak dianya. Jangan-jangan juga demen sama kakak sendiri!" timpal Julia dengan kejinya menambah bensin ke api yang menyala."Besok aja pas pulang sekolah, kita kasih dia pelajaran rame-rame. Kalian tahu 'kan WC lama di lantai empat ya
'Cia Baby, apa lo bisa denger suara gue? Jawab ya, Sayang!' ucap Igo dalam hatinya setelah Alex mengirimkan pesan bahwa adiknya harus dirawat di rumah sakit.Balasan pun muncul terdengar oleh Igo, 'Iya, Cayank. Gue denger kok. Ini lagi diinfus di IGD sama suster!''Syukur deh kalo kita bisa ngobrol lewat telepati. Jadi gimana kata dokter? Gue bakal susul setelah sekolah kelah sejam lagi, Cia!' ujar Igo lega. Dia sangat mencemaskan istrinya sedari tadi. Mereka harus terpisah sementara demi menjaga rahasia pernikahan dini yang tak boleh diketahui pihak sekolah.'Gue syok dehidrasi dan tekanan darah ngedrop karena dampak psikologis. Dokter nyaranin buat menjalani konseling setelah kondisi gue stabil. Igo, I miss you!' jawab Ciara yang masih merasa tubuhnya lemah tak berdaya di atas bed pasien. Cairan infus disetel quick drip IV yaitu tetesannya cepat untuk segera menggantikan cairan tubuh yang sempat hilang.
"Igo ... Cia ... ada tamu!" seru Nyonya Chintami dari depan pintu kamar pasangan remaja itu.Ciara yang baru saja dikeringkan rambutnya oleh Igo pun bertanya, "Tamu siapa tuh, Go? Nyariin lo sama gue?""Bentar gue tanyain ke nyokap!" tukas Igo setelah mencabut kabel hair dryer. Dia membuka pintu kamar lalu bertanya ke mamanya, "Siapa yang cariin Igo sama Cia, Ma?""Teman-teman sekolahmu. Ada Kevin, Jacky, Alex, dan Mike di ruang tamu tuh. Bik Parni lagi hidangin teh sama camilan sembari mereka nunggu kalian turun!" jawab Nyonya Chintami yang telah mengenal teman dekat Igo."Oke, Ma. Kami turun ke ruang tamu sebentar lagi!" jawab Igo lalu masuk kembali ke kamarnya."Beib, ganti baju yang sopan ya? Jangan pake celana pendek dan baju tipis begitu. Ada anak-anak genk Auto Drift yang bertamu!" ujar Igo sambil duduk di tepi ranjang.Ciara memilih baju ganti d
Suara Pak Sujatmiko berkumandang melalui speaker yang tersambung ke semua kelas di SMA Teruna Negeri. Para murid mendengarkan ditemani guru kelas masing-masing dengan seksama. Mereka tak ada yang berani ribut maupun berkomentar sepatah kata pun hingga pengumuman penting itu selesai dibacakan."Sekolah kita akan menerapkan sanksi tegas bagi pelaku bullying yang terbukti telah melakukan perundungan terhadap korban rekan mereka di SMA Teruna Negeri. Bila sudah menimbulkan kerugian yang terlalu besar bagi korban maka pelaku akan dikeluarkan alias di-drop out dari sekolah ini. Mengenai kasus Ciara Eloise Sasmita, kelas 10-A, kami akan memantau terus perkembangannya. Kita semua seharusnya patut bersimpati atas kejadian memalukan yang menimpa keluarga Ciara. Jangan menambah beban anggota keluarga yang tidak bersalah dalam skandal video asusila yang marak beredar di dunia maya dengan melakukan perundungan dan main hakim sendiri!" Pak Sujatmiko berapi-api dalam menentukan sikapnya membela muri
"Raymond, kamu di mana, Nak?!" seru Nyonya Wina memanggil putra bungsunya yang berusia tujuh tahun itu karena mereka sekeluarga akan berangkat bersama-sama ke New York pagi ini.Suara derap kaki yang berat dibalut sepatu boots menuruni tangga kayu dari lantai dua kediaman Subrata. "I'm coming, Mom!" jawab Raymond dengan napas terengah-engah.Pak Reynold yang sedang membaca pesan di ponselnya dari Vincent segera bangkit dari sofa ruang tengah. "Yuk kita berangkat sekarang biar nggak ketinggalan pesawat!" ajak pria berusia lebih dari setengah abad tersebut.Cleopatra yang telah beranjak remaja berjalan merangkul bahu adik kandung seayahnya menuju ke mobil. "Wow, aku tak sabar untuk bertemu Cedric dan Beryl!" ujar gadis itu seraya naik ke bangku belakang mobil Alphard putih bersama Raymond.Sementara itu di Amerika, Ciara dan Igo sekeluarga yang kini beranggotakan ayah ibu dengan sepasang putra putri tersebut sudah tiba di Bandara John F. Kennedy. Mereka memenuhi ajakan Vincent untuk men
"Congrats ya, Lindsey. Gue kagak nyangka lo bakal jadi kakak ipar gue lho. Sabar-sabar sama abang gue yang super rese dan kadang kurang sensitif sama cewek!" ujar Ciara heboh di telepon saluran internasional.Lindsey tertawa cekikikan menanggapi perkataan sobat kentalnya itu. "Udah kena wamil gue tiga tahun pacaran sama abang lo tuh. Mami papi minta nunggu gue wisuda S1 baru kami dibolehin nikah. Penginnya pas merid tuh di undangan sama-sama ada tittle sarjananya di belakang nama kami masing-masing. Bang Alex keren bisa lulus kuliah daring di luar negeri. Gue bangga punya calon suami yang berpendidikan tinggi dan mapan secara finansial di usianya yang masih muda!" puji gadis manis berlesung pipit itu."Kalian serasi dan saling dukung. Salut gue sama lo, Lind! Oya, gue hampir lupa mau say thank you ... gue denger dari Bang Alex, lo yang selama ini nemenin Papa Tono berobat rutin ke rumah sakit sampai sembuh. Asli, gue utang budi banyak sama elo. Malahan gue yang anaknya kagak bisa nger
Sekitar pukul 06.00 waktu Boston, Ciara mengerang sekuat tenaga dipandu oleh dokter Obsgyn yang bertugas membantu proses persalinannya. "Oeeekk!" Suara nyaring bayi berjenis kelamin laki-laki itu membuat Mama Wina dan Papa Reynold bersama Cleo di lorong depan ruang persalinan terkejut bercampur senang. "Udah lahiran kayaknya si Cia, Mas! Syukur kalau lancar prosesnya," ujar Mama Wina dengan binar bahagia di wajahnya. Cucu pertamanya yang made in Boston itu begitu berkesan karena dia jaga kehamilannya selama sembilan bulan.Dari arah lift nampak Vincent yang berjalan dalam langkah cepat menghampiri orang tuanya. "Gimana Ciara, Ma, Dad?" tanyanya cemas."Baru saja melahirkan tuh. Nah, susternya mau bersihin Baby Cedric sebelum disusui sama Cia!" jawab Mama Wina penuh senyuman. Anak sambungnya itu memang sangat perhatian kepada Ciara seperti adik kandung sendiri.Vincent menunggu semua proses pasca persalinan selesai sampai diizinkan masuk menengok Ciara ke dalam kamar. Dia melihat Igo
Dari bulan ke bulan kehamilan Ciara semakin menampakkan bentukan perut buncitnya. Dia masih rajin kuliah karena memang pendidikannya dibiayai beasiswa dari kampus. Presensi dalam setiap mata kuliah sangatlah penting untuk penilaian tanggung jawab mahasiswa. Sementara itu Igo sudah memasuki semester akhir di kuliahnya, sibuk menyusun skripsi. Jadwal sidang skripsinya ditentukan minggu ini. Dia tetap menjaga dan mengurusi istrinya yang sedang hamil besar. Seperti sore ini pasangan muda tersebut berjalan-jalan di taman kota yang nampak indah karena sedang musim semi. Tangan Igo menggenggam telapak tangan mungil berjemari lentik itu sembari berjalan menyusuri jalan setapak di antara tanaman bunga serta pepohonan yang daunnya menghijau."Sudah empat musim lengkap gue berada di Boston, Cayank. Rasanya kangen juga sama Bandung. Kenangan kita di hutan anggrek Cikole, perkebunan teh, pemandian air panas, dan juga glamping yang terakhir tuh berkesan banget!" ujar Ciara seraya menoleh menatap
Selama kuliah di kampusnya, Ciara tidak begitu berkonsentrasi dengan pemaparan dosennya. Hasil USG kehamilannya positif. Dia akan menjadi mama di usia 20 tahun. Muda sekali!Ciara takut dia akan mengalami baby blues syndrome dan menjadi tantrum. Kecemasannya yaitu kehamilan serta hadirnya bayi akan mengganggu kuliahnya dan juga kuliah Igo.Sebuah pesan masuk ke HP Ciara. Ternyata Igo sudah memberi kabar bahagia itu ke Mama Wina. "Cia, kamu jaga kehamilan pertama ini dengan hati-hati. Mama dan Papa Rey akan terbang ke Boston besok pagi waktu Indonesia. Sepertinya kami akan menetap di Amerika sampai kamu melahirkan dan bayi kalian bisa makan bubur selain ASI.""Sepertinya Cia memang butuh bantuan Mama. Cia kuatir kehamilan ini akan ngeganggu kuliahku dan Igo juga. Lalu Papa Rey apa bisa meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, Ma? Cia nggak pengin ngerepotin semua orang!" ketik Ciara membalas pesan mamanya."Nanti Papa Rey yang bakalan bolak-balik US-Indonesia. Kasihan Bang Alex juga kal
Seperti yang dikatakan Igo, barang-barangnya di asrama mahasiswa hanya dua koper besar saja. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan itu semua ke apartemen yang akan dihuni oleh mereka berdua.Siang harinya Ciara memasak bahan yang ada di kulkas dapur. Vincent menyediakan beras juga di tempat penyimpanan bahan memasak di sana. Adiknya tak perlu kebingungan membeli bahan memasak untuk sementara.Ciara memang dibawakan bumbu-bumbu rempah instan oleh Mama Wina yang pastinya praktis. Dia memasak rendang daging sapi dan perkedel kentang dengan nasi putih sebagai menu makan siang.Igo yang sudah selesai membongkar koper menemani Ciara memasak di meja dapur sambil mengobrol. Dia penasaran juga seperti apa hasil masakan istri kecilnya yang nampak percaya diri. "Jadwal kuliah kita mungkin sama saat memulai tahun ajaran baru perkuliahan, Cia. Ada baiknya besok kalo lo ke kampus nanya ke senior yang baik butuh apa aja untuk mahasiswa tingkat pertama. Arsitektur pastinya butuh alat menggambar 'ka
"Cleo, Kakak Cia mau pergi sekolah jauh. Jangan lupain Kakak ya!" Ciara menggendong adik bungsunya yang baru berusia satu tahunan. Matanya berkaca-kaca karena harus meninggalkan bayi lucu yang selama ini menemaninya menjalani LDR dengan Igo.Seolah dia tahu ada sesuatu yang menyedihkan yang membuat mata Ciara berkaca-kaca, Baby Cleo menangis kencang di gendongan kakaknya."Yaelah, Cia. Kok adek lo malah dibikin nangis sih!" omel Igo yang segera mengambil alih adik ipar kecilnya itu. Dia mengajak Baby Cleo berjalan-jalan di taman belakang rumah kediaman Subrata. "Tungguin gue dong, Cayank. Bukan maksud gue mau bikin Cleo nangis. Kali dia tahu gue lagi sedih aja!" kelit Ciara. Aroma tanaman bunga melati yang menenangkan menguar di udara. Sedikit membuat hati Ciara lebih tenang.Igo pun mengerti dengan apa yang dirasakan oleh istrinya. Meninggalkan keluarga untuk menuntut ilmu di luar negeri memang tak mudah. Dia sudah mengalami itu sebelumnya. Hari-hari kangen masakan Indonesia terutam
Kenaikan kelas ke tingkat terakhir jenjang SMA telah berhasil dilalui Ciara. Dia membuktikan kepada Igo bahwa dirinya pun cerdas dan bisa berprestasi. Memang pada akhirnya keaktifannya di tim basket sekolah harus dilepas. Ciara lebih memilih main basket biasa bersama teman-temannya saja dibanding menjadi kapten tim basket yang dituntut fokus berlatih di lapangan setiap hari.Igo pun mendukung pilihan Ciara, dia yang menyarankan agar istri kecilnya memilih prioritas untuk mengejar cita-citanya menjadi arsitek. Beberapa brosur elektronik dari perguruan tinggi di kota Cambridge, Massacussets yang mempunyai fakultas arsitektur dikirimkan Igo melalui email.Beberapa kampus yang memberikan beasiswa program sarjana dikirimi lamaran oleh Ciara. Hari-harinya sibuk dengan persiapan ujian kelulusan dan memantau aplikasi lamaran beasiswanya ke beberapa kampus yang sekota dengan Igo.Pak Reynold pun mendukung usaha Ciara. Bahkan, dia mengatakan akan membiayai kuliah putri sambungnya ke Amerika sea
"Permisi, Pak Satpam. Saya mau ketemu Mas Hartono!" ujar Cindy yang membawa bungkusan plastik berisi buah segar di depan pintu gerbang."Ohh ... kamu lagi rupanya. Maaf, pesan dari Bapak langsung. Kata beliau kalo lihat Cindy langsung usir, jangan kasih masuk dengan alasan apa pun!" jawab satpam kediaman Sasmita tanpa berkompromi.Wajah Cindy nampak kecewa berat. Pasalnya, dia ingin mencari simpati dari Pak Hartono lagi setelah sempat berselingkuh dengan Devan dan diusir dari rumah megah itu tempo hari. Namun, tanpa barang-barang mewah yang mendukung penampilannya, jelas saja Devan curiga. Zaman sekarang mencari pria yang tulus sulit sekali, kebanyakan hanya modus dan sebagian lainnya melihat apa yang dimiliki sehingga membuat tertarik."Nitip buah apel dan jeruk ini saja deh buat Mas Hartono, Pak. Bilang kalau Cindy yang kirim sendiri!" pesan perempuan itu pada akhirnya sebelum berjalan kaki meninggalkan depan pintu gerbang yang tertutup rapat.Penyesalan mulai muncul di belakang set