Share

BAB 130: Baikan

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Air mata kembali berjatuhan, mata Rihana diratapi kesedihan yang tidak terbendung begitu tahu putranya melihat apa yang terjadi.

“Sudah cukup bicaramu, aku tidak mau mendengar omong kosong lagi,” ucap Hutton dengan dingin tidak mempedulikan luka Rihana.

“Kita belum selesai bicara,” ucap Rihana dengan suara bergetar.

“Kita lanjutkan saja besok, aku sudah muak di rumah,” jawab Hutton seraya menggiling lengan kemejanya, pria itu berbalik hendak pergi.

“Kau akan pergi ke tempat selingkuhanmu?” bisik Rihana bertanya.

Hutton terdiam, pria itu kembali berbalik dan menatap tajam Rihana, keduanya saling berpandangan penuh dengan ketegangan.

“Jika kau pergi ke tempat selingkuhanmu, tolong jangan kembali ke rumah,” ucap Rihana.

Rahang Hutton mengetat, dalam dua langkah tidak terduga pria itu mendekat dan meraih sebuah pas bunga, tangan ragu Hutton melempar pas bunga itu pada kepala Rihana hingga kepala Rihana bercucuran darah.

Telinga Rihana berdenging sakit, dia sampai tidak bisa bergerak dan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
D6ta
satu persatu kebenaran terkuak.. cepatlah membusuk dipenjara sibiadab hutton
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Skenario Perjodohan Bisnis    BAB 131: Sebuah Umpan

    “Aku minta maaf,” lirih Armon dengan napas tersenggal.Rihana membuang mukanya enggan melihat, desakan air mata kembali mengganggunya, mendesak Rihana untuk menangis. “Kau tidak perlu meminta maaf, kau tidak memiliki kesalahan apapun.”“Aku salah, aku sudah keliru menilai Ibu. Maafkan aku, aku menyesal.”Rihana mengangguk tanpa suara, dia malu untuk menunjukan lebih banyak sisi dirinya yang menyedihkan.Armon memberanikan diri untuk mendekat dan meraih tangan ibunya setelah sekian lamanya dia tidak pernah melakukan kontak fisik dengan ibunya, tanpa ragu kini Armon memeluk Rihan dengan erat.Tubuh Rihana menegang kaget, desakan tangisan yang dia tahan, ketegaran yang berusaha dia pertahankan luruh lantah hanya dengan sebuah pelukan dari putranya yang selama ini selalu dia rindukan.Rihana terisak membalas pelukan Armon. “Jangan mengkhawatirkan ibu, ibu baik-baik.”“Aku akan pergi sekolah ke luar negeri, aku akan mendukung perceraian Ibu. Bercerailah, jangan terus bertahan dengan seseor

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 132: Menemui Jennie

    Axel berdiam diri di dalam mobilnya, kini dia sudah berada di area parkiran gedung apartement Jennie. Panggilan Jennie kali ini berhasil mengundang Axel untuk datang, namun keraguan masih bergelayut di hatinya.Axel khawatir jika ini hanya sebuah jebakan, namun disisi lain Axel percaya bahwa Jennie tidak mungkin bertindak gegabah karena dia tahu konsekuensinya jika dia mencoba mempermainkan Axel.Tapi, apakah dengan menemui Jennie seperti adalah sebuah keputusan yang benar?Axel tidak gelisah bertemu dengan mantan pacarnya, dia sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi, yang Axel pikirkan adalah konsekuensi yang harus dia terima bila menemui Jennie.Dengan berat hati Axel segera keluar dari mobilnya dan pergi masuk, pria itu terlalu tenang karena menganggap sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi, dia melupakan kebenaran jika Jennie seorang public figure, dan diam-diam ada seseorang yang mengambil photo dirinya ketika masuk ke dalam gedung apartement hingga menekan bel pintu kamar J

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 133: Menolak

    “Axel,” Jennie beranjak dan memutuskan duduk di sisi Axel, wanita itu memberanikan diri menggenggam tangan Axel. “Tenangkan dirimu, kau tidak boleh lemah.”Axel mencoba mengatur napasnya dan mengenyahkan pikiran buruk yang membuatnya kehilangan banyak konsentrasi. Ada rasa sakit yang sangat kuat menusuk hati Axel, teringat kembali wajah terakhir ibunya sebelum menghembuskan napas terakhirnya.Tatapan matanya menyiratkan banyak beban yang belum dia selesaikan.“Axel, kau baik-baik saja?”“Aku baik-baik saja,” ucap Axel seraya melepaskan genggaman tangan Jennie dan sedikit bergeser menjauh untuk menghindari usapan wanita itu di bahunya.“Axel_”“Kita bicarakan ini di lain waktu, ini bukan saat yang tepat, sekarang aku harus pulang,” ucap Axel lagi sebelum beranjak.Segala sesuatu tentang orang tuanya sangat berarti untuk Axel, sangat berat untuknya melihat kembali wajah ibunya di hari-hari terakhirnya. Kecelakaan yang menimpa ibu Axel memang tidak membuat Shue-Shen terluka parah, namun

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 134: Pulang

    “Axel, kau mengalami hari yang berat?” tanya Naomi serak, kegelisahan Axel bisa Naomi rasakan dari suara napasnya yang tidak beraturan.“Bagaimana kau tahu?”“Kau gelisah.”Samar Axel tersenyum, pria itu bergeser pelan dan menjatuhkan kepalanya di dada Naomi, menikmati usapan Naomi di kepalanya, Axel menarik helaian rambut Naomi dan memainkannya. “Kau benar, sepertinya aku mengalami hari yang berat akhir-akhir ini,” jawabnya dengan renungan.“Apa yang terjadi?”“Aku merasa seperti orang yang buruk.”Naomi menggeleng tidak mengerti, Axel adalah orang yang selalu percaya diri, bagaimana bisa kini menjadi berkecil hati? “Sepertinya ada yang salah denganmu, harus aku akui dengan jujur, kau salah satu pria terkeren yang aku temui,” jawab Naomi.“Aku juga merasa keren jika dilihat dari fisik dan uang yang kumiliki. Tapi aku memiliki sisi buruk di sisi lain,” aku Axel.“Benarkah?”Axel mendengus geli, di raihnya jari Naomi dan Axel menautkannya dengan jarinya. “Aku menyesal karena tidak bis

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 135: Pulang

    Senyuman lebar penuh kesenangan terlukis jelas di bibir mungil Naomi, gadis itu menikmati perjalannya yang untuk pertama kalinya merasakan naik jet pribadi super mewah seperti ini. Axel terlalu mudah mengeluarkan uang untuknya hanya karena alasan keselamatan.Naomi menutupi mulutnya dan tertawa pelan tidak dapat menghentikan kesenangannya diperlakukan seperti nyonya muda yang menikmati waktu liburannya secara privat.Naomi memutar kepalanya melihat ke belakang, ada beberapa pengawal yang terlihat duduk ikut bersantai menikmati perjalanan.Naomi sempat berpikir jika dia hanya akan melakukan perjalanan biasa untuk pulang, rupanya Axel tidak hanya menyiapkan jet pribadi dan beberapa pengawal, dia juga menyiapkan lebih dari sepuluh bingkisan yang dia kirimkan untuk Magnus sebagai perkenalan resmi.Naomi tidak tahu jika ternyata dia memiliki kekasih yang lebih dari kata loyal.“Axel benar-benar luar biasa, kuharap dia dan Ayah segera bertemu. Tidak mudah menemukan seseorang yang baik dan c

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 136: Kecewa

    Dua jam telah beralalu..Naomi masih berpikir jika apa yang dia lihat saat ini seperti sebuah mimpi, Naomi berusaha menyangkal jika keadaan pahit ini bukanlah sesuatu yang nyata.Namun, semakin Naomi berusaha menyangkal, hatinya sangat sakit karena kebenaran yang tidak bisa dia terima.Naomi tertunduk membuang mukanya, beberapakali dia mengusap wajahnya yang basah karena tidak berhenti menangis melihat bagaimana banyak orang yang membantu membangunkan Magnus dan mendudukannya di kursi roda.Setengah tubuh Magnus sudah benar-benar tidak berfungsi, kondisi bahunya yang dulu kokoh kini miring dan kurus kering terbalut sweater tebal.Hati Naomi sangat sakit, dia tidak bisa berkata sepatah katapun lagi untuk menggambarkan seberapa hancurnya perasaannya sekarang melihat pemandangan yang tidak pernah dia bayangkan dalam hidupnya.Magnus sosok yang selama ini Naomi kenal adalah orang yang kuat, dia jarang sakit, bahkan ketika dia sakit, Magnus masih bisa pergi bekerja dan meminpin perusahaan.

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 137: Permintaan

    Tangan Jennie terlihat gemetar memegang erat handponenya, wanita itu tampak marah sekaligus kecewa karena berita yang sudah dia buat mahal-mahal harus menghilang hanya dalam hitungan jam.Ini tidak seperti yang Jennie rencanakan.Handpone Jennie bergetar, wanita itu menerima pesan dari anak buahnya yang memberi laporan jika kini Naomi sudah berada di kota Andreas.Sejenak wanita itu terdiam dan terlihat seperti sedang berpikir sampai akhirnya Jennie tersenyum lebar, berpikir jika kepergian Naomi sementara waktu adalah celah yang sangat besar untuknya bisa kembali bersama Axel.Dengan cepat Jennie kembali membuka handponenya dan menghubungi seseorang.“Aku ingin membuat lebih banyak rumor, jika berita yang kubuat bisa diturunkan, kita sebarkan berita ini melalui para pengguna media social agar bisa sampai kepada Naomi,” ucap Jennie dengan penuh tekanan.Tanpa menunggu jawaban, Jennie segera mengakhiri teleponnya dan pergi keluar dari toilet. Jennie melenggang pergi menuju tempat latih

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 138: Bantuan Rihana

    Axel duduk berhadapan dengan Rihana, sangat jarang dia memiliki kesempatan untuk memiliki waktu berdua seperti ini. Axel tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengan Rihana, namun dia juga tidak memiliki hubungan yang buruk dengan bibinya itu.Tidak pernah ada masalah sedikitpun di antara mereka berdua, Axel juga tidak pernah membenci Rihana, namun karena Rihana memiliki suami yang buruk, Axel memilih untuk tidak memiliki ikatan apapun dengannya.Hutton adalah anak dari teman kakek Axel yang dulu pernah bekerja di perusahaan, ayah Hutton salah satu orang kepercayaan keluarga Morgan yang berjasa dalam memberi akses ke luar negeri hingga kemajuan maskapai penerbangan bisa maju pesat.Ayah Hutton memiliki hubungan yang erat dengan keluarga Morgan, bahkan dulu Hutton pernah mendapatkan beasiswa dan satu sekolah dengan ayah Axel. Hingga akhirnya, Hutton dijodohkan dengan Rihana oleh kakek Axel.Ketika ayah Axel lengser dari posisinya sebagai peminpin perusahaan, diam-diam ayah Hutton men

Bab terbaru

  • Skenario Perjodohan Bisnis   END

    Keduanya saling memandang dalam diam, Axel meraih wajah Naomi dan mengusapnya dengan hati-hati. “Aku minta maaf karena datang terlambat, kau pasti kecewa kepadaku.” Naomi memejamkan matanya, merasakan usapan lembut Axel di wajahnya, gadis itu menarik napasnya dalam-dalam dan perlahan membuka kembali matanya, menatap lekat mata Axel yang terlihat bersedih dan kecewa kepsada dirinya sendiri. Axel tidak puas kepada dirinya sendiri karena dia sudah datang terlambat dan tidak bisa menemani Naomi di saat-saat dia sedang terjatuh. “Aku sangat menyesal karena tidak bisa benar-benar menjagamu,” bisik Axel penuh sesal. Naomi tersenyum samar, dia tidak tahu harus berkata apa karena hari ini suka dan duka telah datang secara bersmaan dalam kehidupannya. Axel yang dia tunggu telah datang, melamarnya dihadapan Magnus, namun disisi lain Naomi juga harus mengantar kepergian Magnus dan harus merelakannya. “Naomi, apa kau marah padaku?” tanya Axel pelan. “Tidak, aku justru berterima kasih karena

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 151: Lamaran

    “Apa aku boleh berbicara dengan ayahmu berdua saja?” tanya Axel penuh kehati-hatian, dia takut Naomi masih marah kepadanya dan menolak permintaan Axel.Naomi menelan salivanya dengan kesulitan, desakan ingin menangis dan perasaan yang lega begitu kuat memenuhi hatinya. Naomi tertunduk mengusap air matanya yang tidak bisa dihentikan.Naomi sangat lega karena ternyata Axel peduli kepadanya dan mau datang.Naomi mengangguk tanpa mampu berkata-kata, memberi izin Axel untuk bisa berbicara berdua dengan ayahnya.Naomi melangkah pelan, melewati Axel yang berada di depan pintu, tiba-tiba langkah itu terhenti begitu Naomi merasakan pergelangan tangannya digenggam oleh Axel.Wajah Naomi terangkat, menatap lekat Axel. “Tidak, sepertinya kau harus berdiri di sisiku, kau juga harus mendengarkan apa yang ingin aku katakan,” ucap Axel lagi memperhatikan gerak gerik mata Magnus.Naomi membalikan badannya dengan ragu, pintu ruangan Magnus kembali tertutup dan orang-orang menunggu di depan ruangan.Ax

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 150: Kedatangan Axel

    Hans berdiri dengan senyuman puasnya, melihat Hutton yang digelandang keluar dari mobil kepolisian dan disambut oleh banyak media karena kontroversi yang dilakukannya dalam melancarkan aksi kejahatan.Hutton terhuyung-huyung dengan perban yang menghalangi kedua matanya, begitu pula dengan wajahnya yang kini sebagian terbungkus kain kasa.Semprotan cabai yang Axel buat berhasil membuat Hutton mengalami masalah dengan penglihatannya hingga membuat dia tidak bisa melihat untuk sementara waktu.Kedua tangan dan kaki Hutton diborgol, langkah terhuyung-huyung dijaga oleh kepolisian dan dikejar oleh wartawan yang membutuhkan keterangan darinya secara langsung. Hutton diperlakukan seperti penjahat kelas berat.Bibir Hutton menekan kuat, membungkam dengan rasa malu hebat dan jiwa yang terguncang. Kehidupannya hancur dalam waktu semalam, Hutton sungguh tidak akan menyangka jika dia akan berada di titik seperti ini dalam hidupnya.“Pengacara kita sudah sudah datang,” ucap Sharen yang berdiri di

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 149: Menangkap Hutton

    “Bajingan, kau sudah berhasil menghancurkan hidupku! Kau pikir aku akan diam saja hah!” geram Hutton mengayunkan pisaunya, refleks Axel menghadangnya dengan handpond di tangannya dan berhasil membuat handpone itu mati seketika.Napas Axel tertahan di dada, pria itu terlalu terkejut karena tiba-tiba saja seseorang akan menyerangnya.“Sialan!” maki Hutton menarik pisaunya.Axel bergeser mundur mencoba menciptakan jarak, butuh waktu beberapa detik untuk Axel tesadar jika orang yang hendak menyerangnya adalah Hutton. “Kenapa kau menutupi wajah jelekmu? Apa kau tidak ingin aku melihat ketakutan di wajah busukmu?”Rahang Hutton mengetat, dengan kasar dia melepaskan maskernya dan melemparkannya ke lantai.Axel menelan salivanya dengan kesulitan melihat tatapan bringas Hutton yang sudah dikuasai oleh amarah, Axel bergerak kembali mundur begitu Hutton mendekat dan mengayunkan pisaunya, kali ini Axel berhasil menangkisnya dengan menendang kaki Hutton agar dia kehilangan keseimbangan.Dengan Axe

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 148: Kedatangan Hutton

    Hutton melajukan mobilnya dengan kencang melewati jalanan, wajahnya yang babak belur terlihat di antara cahaya lampu jalan-jalan. Bola mata Hutton bergerak tajam melihat ke sekitar dengan penuh kewaspadaan karena kini wajahnya terpampang jelas di berbagai televisi gedung dan diumumkan jika kini Hutton adalah seorang buronan yang sudah melakukan kejahatan berbagai pembunuhan, pencucian uang dan sudah melakukan kekerasakan kepada isterinya.Tangan Hutton mencengkram kuat kemudi menahan amarah, dia tidak bisa pergi keluar negeri menggunakan pesawat jika wajahnya sudah terpampang dan di umumkan sebagai buronan.“Sialan!” maki Hutton memukul kemudi. Hutton tidak menyangka jika seluruh negeri mulai tahu dia penjahat, dan semua orang akan mengenali wajahnya.“Bajingan itu, aku harus menghabisinya,” bisik Hutton dengan penuh amarah.Hutton tidak terima jika seluruh usahanya selama ini harus hancur berkeping begitu saja di bawah kaki Axel. Seharusnya tidak seperti ini, seharusnya Axel yang tum

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 147: Keputusan

    “Bajingan!” Jennie terisak dengan suara yang tidak jelas karena mulunya terikat, wanita itu berusaha bergerak melepaskan diri dari ikatan tali yang mengekang tangan dan kedua kakinya pada ranjang.Tubuh Jennie terlihat memiliki banyak memar yang sudah ditinggalkan Hutton, pria paruh baya itu sudah berbuat kegilaan yang tidak terduga. Dia memperkosa Jennie berulang kali sebelum meninggalkannya dengan membawa semua uang, perhiasan hingga mobilnya.Bibir Jennie gemetar hebat, wajah cantiknya terlihat basah penuh oleh air mata merasakan seluruh tubuhnya yang sakit dan lemah tidak memiliki banyak kekuatan untuk melepaskan diri dan bergerak.Hati Jennie sangat hancur, dia merasa jijik kepada dirinya sendiri karena sudah disentuh layaknya pelacur oleh Hutton. Jennie marah kepada dirinya sendiri, dan kini dia hanya bisa memaki dirinya sendiri karena sudah salah mengambil keputusan dan terlibat dalam kehidupan Hutton.Jennie menyesal, andai saja dia tidak serakah dan mengambil keputusan yang s

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 146: Permintaan

    Genggaman lemah tangan Magnus kian tidak lagi dirasakan tenaganya, Naomi tidak berhenti memandangi wajah Magnus yang terbaring tidak sadarkan diri meski sudah mendapatkan pertolongan.Dokter yang menangani Magnus tidak mengatakan apapun dan hanya bisa menyemangati Naomi seakan memberi isyarat jika kemungkinan keadaan Magnus sudah sangat parah.Naomi mengusap wajah pucat Magnus dengan gemetar, berharap jika sepasang mata Magnus kembali terbuka dan mereka bisa bertatapan.“Masih ada banyak hal yang ingin aku lakukan dengan Ayah, tolong cepatlah sembuh agar aku bisa memasak untuk Ayah dan menemani Ayah pergi memacing, menghabiskan waktu di danau dengan membawa mobil van. Bukankah itu semua sangat ingin Ayah lakukan?” bisik Naomi dengan suara bergetar. “Aku mohon, buka mata Ayah.”Naomi menyeka air matanya dan menggenggam lebih kuat tangan Magnus, kebingungan semakin membuatnya tidak tahu harus berbuat apa selain menunggu Magnus membuka mata dan berharap jika Axel datang menemuinya.Mungk

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 145: Serba Salah

    Ketika Axel datang ke rumah sakit, dia sudah menemukan keberadaan Armon yang duduk seorang diri. Pemuda itu duduk di kursi terlihat menangis dengan tangan yang terbungkus sapu tangan, Armon tidak beranjak dari tempatnya hanya untuk menunggu kabar Rihana sekarang yang masih belum diketahui kepastiannya.Rihana mengalami kebocoran di kepalanya, dia juga mengalami luka di tulang lehernya yang mengharuskan Rihana menjalani operasi.Armon sangat takut jika terjadi sesuatu kepada ibunya karena sejak Armon mengantar Rihana ke rumah sakit, dia tidak sadarkan diri. “Apa yang sebenarnya telah terjadi?” tanya Axel dengan napas tersenggal usai berlari cukup jauh.Wajah Armon terangkat, pemuda itu mengusap wajahnya yang basah oleh air mata, sulit untuk membendung kesedihan yang dia rasakan, hingga membuat Armon tidak peduli untuk menangis di depan umum meski dia seorang pria.Dengan lemah Armon berdiri.“Duduklah,” titah Axel.Dengan patuh Armon duduk kembali, sementara Axel ikut duduk di samping

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 144: Kesialan

    Begitu pintu terbuka, tanpa permisi Hutton langsung masuk, dia butuh tempat persembunyian sementara waktu karena Rihana dibawa ke rumah sakit, besar kemungkinan dokter yang menangani dan Armon juga akan melaporkan kejadian malam ini kepada polisi.“Kau memiliki dokter pribadi? Aku butuh bantuan.”“Aku akan menghubunginya.”“Obati luka di tanganku dulu, ini sangat perih,” pinta Hutton seraya melepaskan pakaiannya.“Apa yang sudah kau lakukan?” Tanya Jennie memperhatikan luka yang dimiliki Hutton jauh lebih buruk dari apa yang dilihat.Hutton menjatuhkan dirinya ke kursi usai melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan celana panjang. Setelah cukup banyak menghabiskan waktu bersama Jennie, Hutton merasa tidak perlu lagi berpura-pura menjaga martabatanya, lagipula Jennie juga tidak seterhormat yang terlihat.“Istriku sudah membuat kekacauan, karena itulah aku di seperti ini,” jawab Hutton seraya mengusap kepalanya yang sangat sakit berdenyut. Beruntung saja dia masih bisa menjaga kesadara

DMCA.com Protection Status