“Axel, kau mengalami hari yang berat?” tanya Naomi serak, kegelisahan Axel bisa Naomi rasakan dari suara napasnya yang tidak beraturan.“Bagaimana kau tahu?”“Kau gelisah.”Samar Axel tersenyum, pria itu bergeser pelan dan menjatuhkan kepalanya di dada Naomi, menikmati usapan Naomi di kepalanya, Axel menarik helaian rambut Naomi dan memainkannya. “Kau benar, sepertinya aku mengalami hari yang berat akhir-akhir ini,” jawabnya dengan renungan.“Apa yang terjadi?”“Aku merasa seperti orang yang buruk.”Naomi menggeleng tidak mengerti, Axel adalah orang yang selalu percaya diri, bagaimana bisa kini menjadi berkecil hati? “Sepertinya ada yang salah denganmu, harus aku akui dengan jujur, kau salah satu pria terkeren yang aku temui,” jawab Naomi.“Aku juga merasa keren jika dilihat dari fisik dan uang yang kumiliki. Tapi aku memiliki sisi buruk di sisi lain,” aku Axel.“Benarkah?”Axel mendengus geli, di raihnya jari Naomi dan Axel menautkannya dengan jarinya. “Aku menyesal karena tidak bis
Senyuman lebar penuh kesenangan terlukis jelas di bibir mungil Naomi, gadis itu menikmati perjalannya yang untuk pertama kalinya merasakan naik jet pribadi super mewah seperti ini. Axel terlalu mudah mengeluarkan uang untuknya hanya karena alasan keselamatan.Naomi menutupi mulutnya dan tertawa pelan tidak dapat menghentikan kesenangannya diperlakukan seperti nyonya muda yang menikmati waktu liburannya secara privat.Naomi memutar kepalanya melihat ke belakang, ada beberapa pengawal yang terlihat duduk ikut bersantai menikmati perjalanan.Naomi sempat berpikir jika dia hanya akan melakukan perjalanan biasa untuk pulang, rupanya Axel tidak hanya menyiapkan jet pribadi dan beberapa pengawal, dia juga menyiapkan lebih dari sepuluh bingkisan yang dia kirimkan untuk Magnus sebagai perkenalan resmi.Naomi tidak tahu jika ternyata dia memiliki kekasih yang lebih dari kata loyal.“Axel benar-benar luar biasa, kuharap dia dan Ayah segera bertemu. Tidak mudah menemukan seseorang yang baik dan c
Dua jam telah beralalu..Naomi masih berpikir jika apa yang dia lihat saat ini seperti sebuah mimpi, Naomi berusaha menyangkal jika keadaan pahit ini bukanlah sesuatu yang nyata.Namun, semakin Naomi berusaha menyangkal, hatinya sangat sakit karena kebenaran yang tidak bisa dia terima.Naomi tertunduk membuang mukanya, beberapakali dia mengusap wajahnya yang basah karena tidak berhenti menangis melihat bagaimana banyak orang yang membantu membangunkan Magnus dan mendudukannya di kursi roda.Setengah tubuh Magnus sudah benar-benar tidak berfungsi, kondisi bahunya yang dulu kokoh kini miring dan kurus kering terbalut sweater tebal.Hati Naomi sangat sakit, dia tidak bisa berkata sepatah katapun lagi untuk menggambarkan seberapa hancurnya perasaannya sekarang melihat pemandangan yang tidak pernah dia bayangkan dalam hidupnya.Magnus sosok yang selama ini Naomi kenal adalah orang yang kuat, dia jarang sakit, bahkan ketika dia sakit, Magnus masih bisa pergi bekerja dan meminpin perusahaan.
Tangan Jennie terlihat gemetar memegang erat handponenya, wanita itu tampak marah sekaligus kecewa karena berita yang sudah dia buat mahal-mahal harus menghilang hanya dalam hitungan jam.Ini tidak seperti yang Jennie rencanakan.Handpone Jennie bergetar, wanita itu menerima pesan dari anak buahnya yang memberi laporan jika kini Naomi sudah berada di kota Andreas.Sejenak wanita itu terdiam dan terlihat seperti sedang berpikir sampai akhirnya Jennie tersenyum lebar, berpikir jika kepergian Naomi sementara waktu adalah celah yang sangat besar untuknya bisa kembali bersama Axel.Dengan cepat Jennie kembali membuka handponenya dan menghubungi seseorang.“Aku ingin membuat lebih banyak rumor, jika berita yang kubuat bisa diturunkan, kita sebarkan berita ini melalui para pengguna media social agar bisa sampai kepada Naomi,” ucap Jennie dengan penuh tekanan.Tanpa menunggu jawaban, Jennie segera mengakhiri teleponnya dan pergi keluar dari toilet. Jennie melenggang pergi menuju tempat latih
Axel duduk berhadapan dengan Rihana, sangat jarang dia memiliki kesempatan untuk memiliki waktu berdua seperti ini. Axel tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengan Rihana, namun dia juga tidak memiliki hubungan yang buruk dengan bibinya itu.Tidak pernah ada masalah sedikitpun di antara mereka berdua, Axel juga tidak pernah membenci Rihana, namun karena Rihana memiliki suami yang buruk, Axel memilih untuk tidak memiliki ikatan apapun dengannya.Hutton adalah anak dari teman kakek Axel yang dulu pernah bekerja di perusahaan, ayah Hutton salah satu orang kepercayaan keluarga Morgan yang berjasa dalam memberi akses ke luar negeri hingga kemajuan maskapai penerbangan bisa maju pesat.Ayah Hutton memiliki hubungan yang erat dengan keluarga Morgan, bahkan dulu Hutton pernah mendapatkan beasiswa dan satu sekolah dengan ayah Axel. Hingga akhirnya, Hutton dijodohkan dengan Rihana oleh kakek Axel.Ketika ayah Axel lengser dari posisinya sebagai peminpin perusahaan, diam-diam ayah Hutton men
Tangan kecil Naomi terlihat gemetar, meremas kuat permukaan gaunnya, Naomi tidak tega melihat Magnus yang harus makan dan minum melalui sebuah selang karena tidak memiliki kemampuan mengunyah dan membuka mulutnya dengan baik, sesekali Naomi harus mengusap bibir Magnus yang basah agar tidak berantakan.Sudah lebih tiga hari ini dia mengurus Magnus, kesedihan ketidak terbiasaan untuk menerima apa yang terjadi masih sama. Naomi masih tidak begitu meyakini jika sesuatu yang terjadi saat ini benar-benar nyata.Naomi sudah menolak penawaran Axel, tapi sejak kemarin sudah ada cukup banyak dokter yang datang dikirim oleh Axel. Sayangnya, sebanyak apapun dokter yang dikirimkan, kesehatan Magnus sangat sulit ditangani.Semakin banyak dokter yang tidak dapat memberikan kepastian, Naomi semakin takut dengan keadaan Magnsus.Bola mata Magnus bergerak lembut memperhatikan Naomi yang tidak pernah pergi jauh-jauh dari sisinya semenjak dia pulang, bahkan sepanjang malam Naomi terbaring di sisinya.Mag
Axel terduduk di kursi kerjanya, pria itu terlihat diam termenung mengingat kembali kata-kata Jennie yang sudah mempengaruhi pikirannya. Axel sepenuhnya tidak percaya dengan kata-kata Jennie, namun melihat reaksi David sewaktu ditanya, Axel mulai percaya.Kebenaran terkadang memang selalu menyakitkan. Bukan karena masalah uang yang dikeluarkan, namun ini masalah perasaannya Naomi apakah dia tulus atau tidak?Beberapa pertanyaan pada akhirnya mulai muncul dibenak Axel dan membuat perasaannya menjadi gelisah.Axel bertanya-tanya apakah benar Naomi sepenuhnya bersamanya hanya karena uang? Sulit untuk mempercayai jika Naomi orang yang seperti itu, sejauh ini Naomi adalah orang asing yang paling tulus Axel kenal, bahkan ketika dia tinggal, Naomi tidak pernah meminta apapun kepadanya.Ketidak nyamanan yang Axel rasakan membuat dia tidak bisa memikirkan apapun lagi, tanpa membuang waktu Axel langsung beranjak dan memilih pergi keluar rumah, dia pergi berkendara sendiri hendak menemui Teresi
“Nenek mengatur pertemuan kami?” tanya Axel kembali.Teresia menggeleng seketika. “Itu tidak benar, pertemuan kalian diluar dugaanku dan Magnus. Naomi pergi kabur untuk menghindar dari perjodohan, tidak ada yang menyangka jika justru dia datang kepadamu.”Axel berdecih tidak percaya, sebuah pertemuan kebetulan di antara dirinya dan Naomi sama saja dengan satu juta berbanding satu, bahkan jika memang kebetulan itu benar-benar terjadi, rasanya masih tidak masuk akal. Dengan cepat dia menuliskan kembali sesuatu, lalu menunjukannya kepada Teresia.“Apa Nenek pikir, aku akan percaya dengan sebuah kebetulan yang mustahil terjadi? Jika Nenek tidak mengaturnya, bukankah bisa jadi Naomi yang sengaja datang padaku?”Teresia terbelalak kaget tidak percaya jika Axel berpikir sejauh itu pada Naomi. “Sekarang aku balik bertanya padamu Axel, apa menurutmu Naomi seseorang yang seperti itu? Sengaja menemuimu begitu dia tahu kau adalah pria yang dijodohkan dengannya?”Axel terdiam tidak memiliki jawab