Share

BAB 136: Kecewa

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dua jam telah beralalu..

Naomi masih berpikir jika apa yang dia lihat saat ini seperti sebuah mimpi, Naomi berusaha menyangkal jika keadaan pahit ini bukanlah sesuatu yang nyata.

Namun, semakin Naomi berusaha menyangkal, hatinya sangat sakit karena kebenaran yang tidak bisa dia terima.

Naomi tertunduk membuang mukanya, beberapakali dia mengusap wajahnya yang basah karena tidak berhenti menangis melihat bagaimana banyak orang yang membantu membangunkan Magnus dan mendudukannya di kursi roda.

Setengah tubuh Magnus sudah benar-benar tidak berfungsi, kondisi bahunya yang dulu kokoh kini miring dan kurus kering terbalut sweater tebal.

Hati Naomi sangat sakit, dia tidak bisa berkata sepatah katapun lagi untuk menggambarkan seberapa hancurnya perasaannya sekarang melihat pemandangan yang tidak pernah dia bayangkan dalam hidupnya.

Magnus sosok yang selama ini Naomi kenal adalah orang yang kuat, dia jarang sakit, bahkan ketika dia sakit, Magnus masih bisa pergi bekerja dan meminpin perusahaan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 137: Permintaan

    Tangan Jennie terlihat gemetar memegang erat handponenya, wanita itu tampak marah sekaligus kecewa karena berita yang sudah dia buat mahal-mahal harus menghilang hanya dalam hitungan jam.Ini tidak seperti yang Jennie rencanakan.Handpone Jennie bergetar, wanita itu menerima pesan dari anak buahnya yang memberi laporan jika kini Naomi sudah berada di kota Andreas.Sejenak wanita itu terdiam dan terlihat seperti sedang berpikir sampai akhirnya Jennie tersenyum lebar, berpikir jika kepergian Naomi sementara waktu adalah celah yang sangat besar untuknya bisa kembali bersama Axel.Dengan cepat Jennie kembali membuka handponenya dan menghubungi seseorang.“Aku ingin membuat lebih banyak rumor, jika berita yang kubuat bisa diturunkan, kita sebarkan berita ini melalui para pengguna media social agar bisa sampai kepada Naomi,” ucap Jennie dengan penuh tekanan.Tanpa menunggu jawaban, Jennie segera mengakhiri teleponnya dan pergi keluar dari toilet. Jennie melenggang pergi menuju tempat latih

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 138: Bantuan Rihana

    Axel duduk berhadapan dengan Rihana, sangat jarang dia memiliki kesempatan untuk memiliki waktu berdua seperti ini. Axel tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengan Rihana, namun dia juga tidak memiliki hubungan yang buruk dengan bibinya itu.Tidak pernah ada masalah sedikitpun di antara mereka berdua, Axel juga tidak pernah membenci Rihana, namun karena Rihana memiliki suami yang buruk, Axel memilih untuk tidak memiliki ikatan apapun dengannya.Hutton adalah anak dari teman kakek Axel yang dulu pernah bekerja di perusahaan, ayah Hutton salah satu orang kepercayaan keluarga Morgan yang berjasa dalam memberi akses ke luar negeri hingga kemajuan maskapai penerbangan bisa maju pesat.Ayah Hutton memiliki hubungan yang erat dengan keluarga Morgan, bahkan dulu Hutton pernah mendapatkan beasiswa dan satu sekolah dengan ayah Axel. Hingga akhirnya, Hutton dijodohkan dengan Rihana oleh kakek Axel.Ketika ayah Axel lengser dari posisinya sebagai peminpin perusahaan, diam-diam ayah Hutton men

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 139: Kekecewaan Axel

    Tangan kecil Naomi terlihat gemetar, meremas kuat permukaan gaunnya, Naomi tidak tega melihat Magnus yang harus makan dan minum melalui sebuah selang karena tidak memiliki kemampuan mengunyah dan membuka mulutnya dengan baik, sesekali Naomi harus mengusap bibir Magnus yang basah agar tidak berantakan.Sudah lebih tiga hari ini dia mengurus Magnus, kesedihan ketidak terbiasaan untuk menerima apa yang terjadi masih sama. Naomi masih tidak begitu meyakini jika sesuatu yang terjadi saat ini benar-benar nyata.Naomi sudah menolak penawaran Axel, tapi sejak kemarin sudah ada cukup banyak dokter yang datang dikirim oleh Axel. Sayangnya, sebanyak apapun dokter yang dikirimkan, kesehatan Magnus sangat sulit ditangani.Semakin banyak dokter yang tidak dapat memberikan kepastian, Naomi semakin takut dengan keadaan Magnsus.Bola mata Magnus bergerak lembut memperhatikan Naomi yang tidak pernah pergi jauh-jauh dari sisinya semenjak dia pulang, bahkan sepanjang malam Naomi terbaring di sisinya.Mag

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 140: Menemui Teresia

    Axel terduduk di kursi kerjanya, pria itu terlihat diam termenung mengingat kembali kata-kata Jennie yang sudah mempengaruhi pikirannya. Axel sepenuhnya tidak percaya dengan kata-kata Jennie, namun melihat reaksi David sewaktu ditanya, Axel mulai percaya.Kebenaran terkadang memang selalu menyakitkan. Bukan karena masalah uang yang dikeluarkan, namun ini masalah perasaannya Naomi apakah dia tulus atau tidak?Beberapa pertanyaan pada akhirnya mulai muncul dibenak Axel dan membuat perasaannya menjadi gelisah.Axel bertanya-tanya apakah benar Naomi sepenuhnya bersamanya hanya karena uang? Sulit untuk mempercayai jika Naomi orang yang seperti itu, sejauh ini Naomi adalah orang asing yang paling tulus Axel kenal, bahkan ketika dia tinggal, Naomi tidak pernah meminta apapun kepadanya.Ketidak nyamanan yang Axel rasakan membuat dia tidak bisa memikirkan apapun lagi, tanpa membuang waktu Axel langsung beranjak dan memilih pergi keluar rumah, dia pergi berkendara sendiri hendak menemui Teresi

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 141: Sepenggal Cerita

    “Nenek mengatur pertemuan kami?” tanya Axel kembali.Teresia menggeleng seketika. “Itu tidak benar, pertemuan kalian diluar dugaanku dan Magnus. Naomi pergi kabur untuk menghindar dari perjodohan, tidak ada yang menyangka jika justru dia datang kepadamu.”Axel berdecih tidak percaya, sebuah pertemuan kebetulan di antara dirinya dan Naomi sama saja dengan satu juta berbanding satu, bahkan jika memang kebetulan itu benar-benar terjadi, rasanya masih tidak masuk akal. Dengan cepat dia menuliskan kembali sesuatu, lalu menunjukannya kepada Teresia.“Apa Nenek pikir, aku akan percaya dengan sebuah kebetulan yang mustahil terjadi? Jika Nenek tidak mengaturnya, bukankah bisa jadi Naomi yang sengaja datang padaku?”Teresia terbelalak kaget tidak percaya jika Axel berpikir sejauh itu pada Naomi. “Sekarang aku balik bertanya padamu Axel, apa menurutmu Naomi seseorang yang seperti itu? Sengaja menemuimu begitu dia tahu kau adalah pria yang dijodohkan dengannya?”Axel terdiam tidak memiliki jawab

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 142: Melukai

    Feira mengangkat wajahnya dan tersenyum menunjukan banyak luka yang selama ini dia pendam di hadapan Jaden. “Aku sangat bahagia ketika mereka membawaku, kupikir aku akan memiliki keluarga, tapi ternyata itu tidak gratis. Semua yang aku dapatkan harus dibayar, termasuk semua pakaian dan makanan yang aku makan. Terkadang aku sangat menyesal telah ikut dengan mereka, namun aku tidak memiliki siapapun yang bisa menolongku terlepas dari mereka.”Napas Jaden tertahan di dada, tangannya terkepal kuat merasakan kesakitan yang selama ini Feira sembunyikan.“Aku sangat bahagia ketika bersamamu Jaden, aku tidak pernah menerima ketulusan yang begitu besar dari seseorang. Aku mulai bersikap egois karena aku tahu, kebahagiaan yang aku dapatkan darimu ada batasnya, ada saatnya dimana aku tidak bisa lagi menerima ketulusan darimu. Saat kita bersama, aku hanya ingin kau memandangku. Setiap kali kau bersama Naomi, aku cemburu, saat kau bilang menganggap Naomi seperti adikmu, aku tidak percaya. Apa kau

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 143: Meminta Pertolongan

    Axel meninggalkan kediaman Teresia di tengah malam yang gerimis, pembicaraannya dengan Teresia tidak cukup memuasakan hati Axel, namun tidak cukup menggoyahkan perasaannya untuk mundur melamar Naomi meski dia mulai ragu dengan ketulusan gadis itu.Axel tidak mempermasalahkan jika memang Naomi dan keluarganya membutuhkan bantuan keuangan, yang dia permasalahkan adalah ketulusannya.Axel tidak ingin melakukan kegagalan yang sama seperti kakek dan ayahnya.Suara deringan telpon terdengar, Axel segera menepi dan menerima panggilan masuk dari seorang kepolisian yang bekerja sama dengannya. Pihak kepolisian yang sudah melakukan penyelidikan beberapa terakhir ini untuk membuktikan semua laporan dan barang bukti yang Axel berikan, pada akhirnya pihak kepolisian memberitahukan bahwa mereka akan segera melakukan penangkapan pada Hutton secepatnya.Axel menghembuskan napasnya dengan lega. Waktu yang dia nanti akhirnya telah tiba, Hutton akhirnya akan ditangkap.Belum sempat Axel kembali melajuka

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 144: Kesialan

    Begitu pintu terbuka, tanpa permisi Hutton langsung masuk, dia butuh tempat persembunyian sementara waktu karena Rihana dibawa ke rumah sakit, besar kemungkinan dokter yang menangani dan Armon juga akan melaporkan kejadian malam ini kepada polisi.“Kau memiliki dokter pribadi? Aku butuh bantuan.”“Aku akan menghubunginya.”“Obati luka di tanganku dulu, ini sangat perih,” pinta Hutton seraya melepaskan pakaiannya.“Apa yang sudah kau lakukan?” Tanya Jennie memperhatikan luka yang dimiliki Hutton jauh lebih buruk dari apa yang dilihat.Hutton menjatuhkan dirinya ke kursi usai melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan celana panjang. Setelah cukup banyak menghabiskan waktu bersama Jennie, Hutton merasa tidak perlu lagi berpura-pura menjaga martabatanya, lagipula Jennie juga tidak seterhormat yang terlihat.“Istriku sudah membuat kekacauan, karena itulah aku di seperti ini,” jawab Hutton seraya mengusap kepalanya yang sangat sakit berdenyut. Beruntung saja dia masih bisa menjaga kesadara

Bab terbaru

  • Skenario Perjodohan Bisnis   END

    Keduanya saling memandang dalam diam, Axel meraih wajah Naomi dan mengusapnya dengan hati-hati. “Aku minta maaf karena datang terlambat, kau pasti kecewa kepadaku.” Naomi memejamkan matanya, merasakan usapan lembut Axel di wajahnya, gadis itu menarik napasnya dalam-dalam dan perlahan membuka kembali matanya, menatap lekat mata Axel yang terlihat bersedih dan kecewa kepsada dirinya sendiri. Axel tidak puas kepada dirinya sendiri karena dia sudah datang terlambat dan tidak bisa menemani Naomi di saat-saat dia sedang terjatuh. “Aku sangat menyesal karena tidak bisa benar-benar menjagamu,” bisik Axel penuh sesal. Naomi tersenyum samar, dia tidak tahu harus berkata apa karena hari ini suka dan duka telah datang secara bersmaan dalam kehidupannya. Axel yang dia tunggu telah datang, melamarnya dihadapan Magnus, namun disisi lain Naomi juga harus mengantar kepergian Magnus dan harus merelakannya. “Naomi, apa kau marah padaku?” tanya Axel pelan. “Tidak, aku justru berterima kasih karena

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 151: Lamaran

    “Apa aku boleh berbicara dengan ayahmu berdua saja?” tanya Axel penuh kehati-hatian, dia takut Naomi masih marah kepadanya dan menolak permintaan Axel.Naomi menelan salivanya dengan kesulitan, desakan ingin menangis dan perasaan yang lega begitu kuat memenuhi hatinya. Naomi tertunduk mengusap air matanya yang tidak bisa dihentikan.Naomi sangat lega karena ternyata Axel peduli kepadanya dan mau datang.Naomi mengangguk tanpa mampu berkata-kata, memberi izin Axel untuk bisa berbicara berdua dengan ayahnya.Naomi melangkah pelan, melewati Axel yang berada di depan pintu, tiba-tiba langkah itu terhenti begitu Naomi merasakan pergelangan tangannya digenggam oleh Axel.Wajah Naomi terangkat, menatap lekat Axel. “Tidak, sepertinya kau harus berdiri di sisiku, kau juga harus mendengarkan apa yang ingin aku katakan,” ucap Axel lagi memperhatikan gerak gerik mata Magnus.Naomi membalikan badannya dengan ragu, pintu ruangan Magnus kembali tertutup dan orang-orang menunggu di depan ruangan.Ax

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 150: Kedatangan Axel

    Hans berdiri dengan senyuman puasnya, melihat Hutton yang digelandang keluar dari mobil kepolisian dan disambut oleh banyak media karena kontroversi yang dilakukannya dalam melancarkan aksi kejahatan.Hutton terhuyung-huyung dengan perban yang menghalangi kedua matanya, begitu pula dengan wajahnya yang kini sebagian terbungkus kain kasa.Semprotan cabai yang Axel buat berhasil membuat Hutton mengalami masalah dengan penglihatannya hingga membuat dia tidak bisa melihat untuk sementara waktu.Kedua tangan dan kaki Hutton diborgol, langkah terhuyung-huyung dijaga oleh kepolisian dan dikejar oleh wartawan yang membutuhkan keterangan darinya secara langsung. Hutton diperlakukan seperti penjahat kelas berat.Bibir Hutton menekan kuat, membungkam dengan rasa malu hebat dan jiwa yang terguncang. Kehidupannya hancur dalam waktu semalam, Hutton sungguh tidak akan menyangka jika dia akan berada di titik seperti ini dalam hidupnya.“Pengacara kita sudah sudah datang,” ucap Sharen yang berdiri di

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 149: Menangkap Hutton

    “Bajingan, kau sudah berhasil menghancurkan hidupku! Kau pikir aku akan diam saja hah!” geram Hutton mengayunkan pisaunya, refleks Axel menghadangnya dengan handpond di tangannya dan berhasil membuat handpone itu mati seketika.Napas Axel tertahan di dada, pria itu terlalu terkejut karena tiba-tiba saja seseorang akan menyerangnya.“Sialan!” maki Hutton menarik pisaunya.Axel bergeser mundur mencoba menciptakan jarak, butuh waktu beberapa detik untuk Axel tesadar jika orang yang hendak menyerangnya adalah Hutton. “Kenapa kau menutupi wajah jelekmu? Apa kau tidak ingin aku melihat ketakutan di wajah busukmu?”Rahang Hutton mengetat, dengan kasar dia melepaskan maskernya dan melemparkannya ke lantai.Axel menelan salivanya dengan kesulitan melihat tatapan bringas Hutton yang sudah dikuasai oleh amarah, Axel bergerak kembali mundur begitu Hutton mendekat dan mengayunkan pisaunya, kali ini Axel berhasil menangkisnya dengan menendang kaki Hutton agar dia kehilangan keseimbangan.Dengan Axe

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 148: Kedatangan Hutton

    Hutton melajukan mobilnya dengan kencang melewati jalanan, wajahnya yang babak belur terlihat di antara cahaya lampu jalan-jalan. Bola mata Hutton bergerak tajam melihat ke sekitar dengan penuh kewaspadaan karena kini wajahnya terpampang jelas di berbagai televisi gedung dan diumumkan jika kini Hutton adalah seorang buronan yang sudah melakukan kejahatan berbagai pembunuhan, pencucian uang dan sudah melakukan kekerasakan kepada isterinya.Tangan Hutton mencengkram kuat kemudi menahan amarah, dia tidak bisa pergi keluar negeri menggunakan pesawat jika wajahnya sudah terpampang dan di umumkan sebagai buronan.“Sialan!” maki Hutton memukul kemudi. Hutton tidak menyangka jika seluruh negeri mulai tahu dia penjahat, dan semua orang akan mengenali wajahnya.“Bajingan itu, aku harus menghabisinya,” bisik Hutton dengan penuh amarah.Hutton tidak terima jika seluruh usahanya selama ini harus hancur berkeping begitu saja di bawah kaki Axel. Seharusnya tidak seperti ini, seharusnya Axel yang tum

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 147: Keputusan

    “Bajingan!” Jennie terisak dengan suara yang tidak jelas karena mulunya terikat, wanita itu berusaha bergerak melepaskan diri dari ikatan tali yang mengekang tangan dan kedua kakinya pada ranjang.Tubuh Jennie terlihat memiliki banyak memar yang sudah ditinggalkan Hutton, pria paruh baya itu sudah berbuat kegilaan yang tidak terduga. Dia memperkosa Jennie berulang kali sebelum meninggalkannya dengan membawa semua uang, perhiasan hingga mobilnya.Bibir Jennie gemetar hebat, wajah cantiknya terlihat basah penuh oleh air mata merasakan seluruh tubuhnya yang sakit dan lemah tidak memiliki banyak kekuatan untuk melepaskan diri dan bergerak.Hati Jennie sangat hancur, dia merasa jijik kepada dirinya sendiri karena sudah disentuh layaknya pelacur oleh Hutton. Jennie marah kepada dirinya sendiri, dan kini dia hanya bisa memaki dirinya sendiri karena sudah salah mengambil keputusan dan terlibat dalam kehidupan Hutton.Jennie menyesal, andai saja dia tidak serakah dan mengambil keputusan yang s

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 146: Permintaan

    Genggaman lemah tangan Magnus kian tidak lagi dirasakan tenaganya, Naomi tidak berhenti memandangi wajah Magnus yang terbaring tidak sadarkan diri meski sudah mendapatkan pertolongan.Dokter yang menangani Magnus tidak mengatakan apapun dan hanya bisa menyemangati Naomi seakan memberi isyarat jika kemungkinan keadaan Magnus sudah sangat parah.Naomi mengusap wajah pucat Magnus dengan gemetar, berharap jika sepasang mata Magnus kembali terbuka dan mereka bisa bertatapan.“Masih ada banyak hal yang ingin aku lakukan dengan Ayah, tolong cepatlah sembuh agar aku bisa memasak untuk Ayah dan menemani Ayah pergi memacing, menghabiskan waktu di danau dengan membawa mobil van. Bukankah itu semua sangat ingin Ayah lakukan?” bisik Naomi dengan suara bergetar. “Aku mohon, buka mata Ayah.”Naomi menyeka air matanya dan menggenggam lebih kuat tangan Magnus, kebingungan semakin membuatnya tidak tahu harus berbuat apa selain menunggu Magnus membuka mata dan berharap jika Axel datang menemuinya.Mungk

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 145: Serba Salah

    Ketika Axel datang ke rumah sakit, dia sudah menemukan keberadaan Armon yang duduk seorang diri. Pemuda itu duduk di kursi terlihat menangis dengan tangan yang terbungkus sapu tangan, Armon tidak beranjak dari tempatnya hanya untuk menunggu kabar Rihana sekarang yang masih belum diketahui kepastiannya.Rihana mengalami kebocoran di kepalanya, dia juga mengalami luka di tulang lehernya yang mengharuskan Rihana menjalani operasi.Armon sangat takut jika terjadi sesuatu kepada ibunya karena sejak Armon mengantar Rihana ke rumah sakit, dia tidak sadarkan diri. “Apa yang sebenarnya telah terjadi?” tanya Axel dengan napas tersenggal usai berlari cukup jauh.Wajah Armon terangkat, pemuda itu mengusap wajahnya yang basah oleh air mata, sulit untuk membendung kesedihan yang dia rasakan, hingga membuat Armon tidak peduli untuk menangis di depan umum meski dia seorang pria.Dengan lemah Armon berdiri.“Duduklah,” titah Axel.Dengan patuh Armon duduk kembali, sementara Axel ikut duduk di samping

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 144: Kesialan

    Begitu pintu terbuka, tanpa permisi Hutton langsung masuk, dia butuh tempat persembunyian sementara waktu karena Rihana dibawa ke rumah sakit, besar kemungkinan dokter yang menangani dan Armon juga akan melaporkan kejadian malam ini kepada polisi.“Kau memiliki dokter pribadi? Aku butuh bantuan.”“Aku akan menghubunginya.”“Obati luka di tanganku dulu, ini sangat perih,” pinta Hutton seraya melepaskan pakaiannya.“Apa yang sudah kau lakukan?” Tanya Jennie memperhatikan luka yang dimiliki Hutton jauh lebih buruk dari apa yang dilihat.Hutton menjatuhkan dirinya ke kursi usai melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan celana panjang. Setelah cukup banyak menghabiskan waktu bersama Jennie, Hutton merasa tidak perlu lagi berpura-pura menjaga martabatanya, lagipula Jennie juga tidak seterhormat yang terlihat.“Istriku sudah membuat kekacauan, karena itulah aku di seperti ini,” jawab Hutton seraya mengusap kepalanya yang sangat sakit berdenyut. Beruntung saja dia masih bisa menjaga kesadara

DMCA.com Protection Status