Suara isakan terdengar di kamar mandi, Naomi duduk meringkuk di bathup terlihat masih menangis karena kesal. Naomi berpikir hari ini akan berakhir dengan baik, tapi ternyata sebaliknya. Ternyata, tidak semua niat baik akan diterima dengan baik. Dibandingkan dengan kesal karena kemarahan Axel, Naomi justru kesal kepada dirinya sendiri yang tidak bicara tidak tepat pada waktunya. “Aku seharusnya tidak marahan dengan Axel, bagaimana jika karena kita bertengkar, Axel jadi semakin sedih?” ucap Naomi bertanya kepada dirinya sendiri. Naomi memukul permukaan air yang dipenuhi oleh busa, dia tidak berhenti merutuki dirinya sendiri karena sudah bersikap kasar, “Seharusnya aku memahami Axel yang hari ini sedang sensitif, dasar bodoh.” Naomi menyesal, memang dia sangat kesal dengan reaksi tindak menyenangkan Axel, namun Naomi tersadar jika seharusnya dia lebih bersabar dan tidak ikut terbawa emosi. Axel membenci hari ulang tahunnya dengan banyak alasan penting, tidak mudah menyukai sesuatu yan
Jennie duduk di sofa, wanita itu hanya membelit tubuhnya dengan handuk karena baru selesai mandi. Jennie menikmati segelas anggur dan memperhatikan handponenya dengan seksama. Seharusnya Axel sudah memeriksa apa yang sudah Jennie berikan kepadanya, tidak mungkin Axel tidak memeriksanya. Namun, mengapa sampai saat ini Axel tidak sekalipun menghubunginya, padahal ini sudah berjalan tiga jam lebih. Apakah bukti yang Jennie berikan tidak berpengruh sama sekali? Ataukah karena hari ini dia ulang tahun? Jennie tahu, Axel memiliki masalah jika berhubungan dengan hari ulang tahunnya. Jennie menyesap anggurnya perlahan, wanita itu melihat ke sisi, memperhatikan dirinya sendiri melalui cermin yang berada di dinding. Jennie mulai bertanya-tanya, apakah kecantikannya yang sekarang tidak lagi bisa menarik perhatian Axel? Mengapa Axel terlihat biasa saja saat bertemu dengannya? Suara bel di pintu terdengar membuat Jennie tersenyum lebar, beranjak dengan cepat tanpa mempedulikan penampilannya sa
Naomi tertunduk menutupi wajahnya dengan tangan, mendadak dia ikut malu sekaligus senang mendengar pengakuan Axel. “Jadi, kau belum pernah tidur dengan siapapun? Maksudmu, ini pengalaman pertamamu juga?” tanya Naomi samar dengan bibir yang tidak terkontrol, tidak dapat menahan diri untuk menunjukan senyuman lebarnya.Axel membuang mukanya seketika, warna merah di wajahnya kian terlihat. “Aku hanya akan tidur dengan wanita yang akan menjadi isteriku saja,” jawab Axel.Naomi menelan salivanya dengan kesulitan, pembicaraan mereka menjadi semakin jauh dan dalam, namun ini jelas akan memberitahu Naomi tentang seperti apa Axel Morgan sebenarnya dan apa yang Axel mau dari hubungan mereka.Senyuman di bibir Naomi kian melebar, hatinya hangat berletupan, Naomi merasa sangat beruntung karena bertemu dengan pria yang jauh lebh baik dari apa yang diharapkan.“Aku mengerti.”“Kau tidak mengerti,” sela Axel memotong ucapan Naomi. “Maksud, ehm, maksudku, aku mau tidur denganmu jika kau juga mau meni
“Kita sudah saling cukup mengenal dengan baik, apa aku terlalu terburu-buru mengajaknya menikah? Bukankah jika sudah yakin saling mencintai, tidak sepatutnya ditunda hanya untuk mencari keraguan?” tanya Axel pada kesunyian.Axel bergerak gelisah tidak bisa tidur, Naomi yang pergi ditengah-tengah percakapan serius mereka menyisakan banyak pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan di kepala Axel.Axel sedikit khawatir, reaksi tidak biasa Naomi yang menanggapi ucapannya yang spontan mengenai pernikahan membuat Axel bertanya-tanya, apakah Naomi tidak memiliki keinginan untuk menikah dengannya?Jika benar Naomi tidak ingin menikah dengannya, alasannya apa? Apa Axel tidak cukup memenuhi criteria Naomi? lalu apa kekurangannya?Semakin Axel mencoba menelaah dan memikirkannya, semakin banyak pertanyaan yang bermunculan di kepalanya.“Apa ini karena masalah orang tuanya yang belum aku temui?” Tanya Axel pada pikirannya sendiri.Axel kembali menerka-nerka, kini dia berpikir jika Naomi tidak suka Ax
Samar Naomi mulai tersenyum, “Aku mau menikah denganmu.”Jawaban Naomi berhasil membuat Axel terdiam dalam beberapa detik, degup jantungnya berdetak kencang tidak beraturan, kebahagiaan seketika membuncah di dalam hatinya selayaknya bunga yang bermekaran di bawah sinar matahari pagi.Axel menelan salivanya dengan kesulitan, pria itu kehilangan kata-kata untuk mengungkapkan seberapa bahagianya dia saat ini sampai membuat dia tidak percaya jika Naomi setuju akan menikah dengannya.“Kau serius?” tanya Axel membutuhkan kepastian agar apa yang telah didengarnya bukan kesalahan.Naomi mengangguk dengan sebuah senyuman cantik yang terukir di bibirnya.“Aku akan segera menyiapkan lamaran istimewa untukmu,” kata Axel bersemangat. “Katakanlah, kau mau lamaran seperti apa dan cincin seperti apa, aku akan mempersiapkannya dengan sempurna.”Senyuman Naomi semakin melebar. “Kau tidak perlu melakukan lamaran apapun, cukup datang langsung kepada ayahku dan minta izinlah kepadanya.”“Apa maksudmu? Apa
Naomi terbaring kaku di bawah selimut, wajahnya tidak berhenti memerah karena malu dan jantungnya berdebar kencang teringat apa yang telah terjadi sepanjang malam. Pengalaman pertamanya yang dia bagi bersama Axel jauh lebih mengesankan dari apa yang diharapkan.Sepanjang malam mereka berbagi pengalaman yang panas meski pada awalnya sesekali berhenti karena gugup.Sudut bibir Naomi terangkat, gadis itu tercekikik geli, terbayang wajah Axel yang berbeda dari biasanya ketika mereka bercinta, pria yang selalu bersikap terhormat itu terlihat sedikit kacau tidak terkendali.Seluruh permukaan kulit Naomi meremang, tubuhnya menegang merasakan usapan lembut tangan Axel yang menyapu permukaan perutnya.“Apa yang kau tertawakan?” suara serak Axel di belakang membuat Naomi mengatupkan bibirnya seketika.Axel menarik tubuh Naomi, menguatkan pelukannya dan mengecup bahu telanjang Naomi. Axel memejamkan matanya kembali dan terlelap tidur tidak mempedulikan hal yang lain.“Axel, kau harus bangun, ini
“Selamat pagi, aku punya sesuatu untukmu,” sapa Hutton dengan senyuman.“Seharusnya kau menghubungiku saja jika semuanya bisa dibicarakan.”“Aku tidak mungkin datang jauh-jauh ke sini jika semuanya hanya bisa dibicarakan saja.”Jennie mundur seketika, dia membuka lebih lebar pintunya dan membiarkan Hutton masuk ke dalam. “Apa tentang Axel?”“Benar.” Hutton langsung duduk tanpa menunggu dipersilahkan, pria paruh baya itu meneliti penampilan segar Jennie dengan siluet tubuh yang membangunkan hasratnya yang tidak dia pikirkan sebelumnyaHutton membuang napasnya dengan kasar, mengenyahkan pikiran kotornya dari fantasi kotornya bercinta dengan Jennie.Jennie ikut duduk di hadapan Hutton. “Ada apa lagi?”Hutton mengeluarkan sebuah flashdisc dan meletakannya di atas meja, “Ini adalah rekaman cctv mengenai pelaku sabotase kendaraan ibu Axel. Kita akan memancing rasa penasaran dan memecah konsentrasinya dengan bukti ini, Axel tidak mungkin mengabaikan hal yang menyangkut kecelakaan yang pernah
Sore telah berlalu, Axel baru selesai menyelesaikan meeting terakhirnya tepat ketika matahari akan terbenam, pria itu memutuskan pergi ke ruangan salah satu timnya untuk kembali melanjutkan pekerjaan yang harus dia pantau.Hari ini Axel cukup sibuk karena harus membentuk banyak tim untuk mengusut kasus korupsi di dalam perusahaan, di sisi lain Axel juga menyelidiki keaslian barang bukti yang dia dapat dari Jennie mengenai kecelakaan yang terjadi pada pamannya. Segelas kopi diterima Axel ketika Sharen datang menghampirinya.“Bagaimana dengan tugas yang aku berikan?” tanya Axel.“Berjalan lancar, kabarnya sudah menyebar dengan baik dan aku dengar Huton sudah mulai menemui beberapa orang dari luar negeri agar bisa membeli perusahaanya.”Axel tersenyum puas mendengarnya. Tidak banyak orang yang tahu, jika keluarga Sharen adalah pemilik dua persen saham di perusahaan penerbangan keluarga Morgan.Nama mereka yang dirahasiakan atas kepemilikan saham, kini akhirnya digunakan untuk menjebak H