Share

Bab 26 Pergi Tanpa Pamit

Aku buru-buru mencari Bapak Mertua waktu Mas Karyo nanyain tentang hubungan kami. Seluruh area proyek sudah kuputari, tak ada satupun orang yang tahu keberadaan Pak Tio. Sementara itu aku tak berani mencari di bedeng laki-laki karena Mas Karyo sedang tidur di sana. Rasa gusar tak bisa ku hilangkan sampai aku kembali ke warung. Meskipun bibirku tersenyum melayani pembeli, otak dan hatiku mengelana entah kemana.

Sampai malam hari saat giliran Bi Ijah yang berjaga, aku masih menatap nanar langit-langit bedeng.

Waktu menunjukkan pukul 1 malam, kulihat pintu bedeng dibuka dari luar. Bunyi krieet khas pintu kayu membuat aku yang tadinya mencoba menutup mata jadi terjaga.

"Pak?"

Orang itu mendekat kepadaku dan mulai menciumi wajahku.

"Pak, sebentar!" seruku. Gerakannya tak berhenti, ia melumat bibirku dengan menggebu. Akhirnya ku pegang kepalanya dan mendorongnya. "Pak, Mas Karyo tadi pingsan!" seruku sekali lagi.

"Hah?! Kapan?"

"Tadi sore. Bapak kemana? Ika udah cari kema
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status