Home / Pernikahan / Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar / Bab 254: Cantik Tapi Penipu

Share

Bab 254: Cantik Tapi Penipu

Author: NACL
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Lagi-lagi kekesalan Al belum berakhir, pasalnya ia diminta melakukan misi rahasia oleh Estefania. Bukan hanya anak itu tetapi Gal juga terlibat.

Alhasil dua putra Livy itu sekarang tengah duduk di kursi salah satu café pusat kota. Al memilih mengunyah makanan dengan cepat, berbeda dengan Gal bermain di arena permainan ditemani babysitter.

“Jadi anakmu dua?” tanya seorang pria dengan suara berat.

“Hu’um, aku ini ibu tunggal. Aku sengaja menceraikan suamiku, karena bagiku menikah itu tidak menyenangkan,” tutur Estefania sembari menusuk potongan buah dengan garpu.

Mendengar hal itu tentu saja Al hampir tersedak, ia memang bukan anak kecil yang tidak pernah berbohong. Akan tetapi diperintah bersandiwara seperti ini, bukanlah ciri khasnya.

‘Bibi Es bisa-bisanya berbohong, kasihan sekali Paman,’ batin El mengeluh.

“Jadi berapa usiamu anak kecil?” tanya pria yang identitasnya belum diketahui Al.

“Sebentar lagi aku tujuh tahun. Memangnya kenapa Paman?” Al menggeser bola mata, memandangi waja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Harsa Amerta Nawasena
EL sungguh jeli
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 255: Karena Bibi Estefania

    “Kamu benar-benar keterlaluan Es! Tahu apa yang kamu lakukan?!” geram El tidak tertahan lagi. “Kamu menipunya, dia itu rekan bisnis kita yang baru.” El mengusap wajah dengan kasar.Seketika nyali Estefania menciut, wanita berusia matang itu menundukkan kepala. Ia memang selamat dari amukan Dad Leon, tetapi terperangkap bersama El.“Maafkan aku Kak. Aku … belum mau menikah,” cicit wanita itu.El mendengus sebal lantas berdiri dari duduknya dan bertolak pinggang sembari berjalan mondar-mandir. Ketika kedua tangan hendak menggebrak meja, dengan cepat Livy menahannya.Ibu dua anak itu menyentuh bahu kokoh sang suami, dan membelai dada bidang, berusaha menenangkan El. Bahkan menyandarkan kepala pada lengan suaminya.“Tenanglah, ini bisa dibicarakan baik-baik. Bukankah kamu sudah janji tidak menyelesaikan masalah dengan marah-marah?” Livy berjinjit lantas mengecup pipi El. “Anak-anak takut melihat Daddy-nya ngamuk begini.”“Kamu benar Mi Amor, seharusnya aku lebih mengontrol emosi. Tapi ….”

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 256: Rencana Kita Gagal

    “Belle?” panggil Al ketika alunan melodi pengantar istirahat terdengar ke penjuru sekolah.“Ada apa?” tanya gadis kecil itu dengan suara lemah.Al menarik napas lalu mengembuskan dengan perlahan. Meskipun tadi pagi Daddy-nya tidak murka, dan hanya menegur Al, tetap saja anak itu merasa bersalah. Apalagi pada Luis dan Estefania, Al seolah mengkhianati dua orang dewasa itu.Di satu sisi minta maaf pada Luis, dan sisi lain mengharuskan ia membantu rencana Estefania. Al dan Gal berada di tengah-tengah orang dewasa yang menyebalkan.“Apa kamu mengenal Paman Luis? Aku lihat orang itu dekat sekali denganmu.” Selidik Al, bersiap merekam percakapan dengan jam tangan.Belle manggut-manggut lalu tertawa kecil. Gadis kecil itu teringat cerita Luis tentang pertemuannya bersama seorang janda anak dua yang sangat cantik. “Aku setuju Pamanku menikah dengan Bibimu,” celetuk Belle membuat alis Al menekuk dalam.“Paman? Tapi namanya Luis William, bukan Luis Marquez, jangan mengaku-aku!” Al berdecak seba

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 257: Aku Menyayangi Bibi Es

    “Kenapa pegang-pegang?!” geram Estefania.Wanita berambut pirang, hidung mancung, iris biru safir, serta bibir agak tebal itu tersadar dari perasaan aneh yang datang secara mendadak. Estefania tidak menyukainya, tetapi tubuh kurang ajarnya menginginkan sentuhan kembali.‘Ya ampun Estefania Torres! Buang keinginan itu! Aku tidak memerlukan pria!’ gerutu adik bungsu El dalam hati.Sebelum menjawab, Luis tersenyum setipis benang, lalu mengerlingkan sebelah mata. “Jalan di sekitar sini licin, aku takut kamu terjatuh,” kata pria itu penuh percaya diri.Seketika Estefania terbelalak, ia mendengus sebal dan berusaha menghempas tangan nakal Luis. Sial, tatapan tajam dari ketiga kakak laki-lakinya, memaksa perempuan cantik itu tetap diam dalam rangkulan seorang pria.Estefania mendesis, “Aku bukan wanita jompo! Lepaskan tanganmu!” Sayangnya, perkataan bernada dingin itu seolah hanya masuk telinga kiri lalu mental dan keluar. Alhasil, Estefania dan Luis berjalan berdampingan, hingga keduanya b

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 258: Bantu Menemukan BIbi

    “Hi, selamat malam. Tadi aku lihat Paman Arjuna datang ke Mansion Torres. Kamu di mana? Kenapa tidak menemui aku?”Isi pesan singkat El untuk seseorang. Dikarenakan baru lancar menulis atau mengetik, Al membutuhkan waktu lebih dari lima menit. Kemudian mengirimnya kepada sosok yang ia cari di pesta pertunangan Estefania.Sepuluh menit berlalu, belum ada jawaban, hingga lebih dari lima belas menit, mata Al mengantuk, akhirnya ia terpejam sembari memeluk ponsel, berharap teman baiknya bersedia menjawab.Lima belas menit berlalu, Al mendengar suara berisik dari luar kamar. Rasa ingin tahu yang tinggi membawa Al mendekati pintu dan menelinga sembari mengerjapkan mata. Ia membuka sedikit pintu.Tepat di depan kamarnya, El, Ed dan Ar sedang berseteru, tidak lama Livy serta Emilia datang, napas dua wanita itu terengah-engah tampak telah melakukan kegiatan berat. Al memicingkan mata, ia ingin keluar dari kamar tetapi otaknya melarang. Alhasil anak itu menajamkan telinga untuk mendengar lebih

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 259: Al Tidak Membantu

    “Aku harus menghubungi Tuan Leonard Torres,” ucap ibu kandung Luis.“Cepatlah! Sepertinya mereka tidak tahan hidup bersama! Daripada menimbulkan skandal dan berdampak buruk bagi keluarga juga perusahaan.” Ayah kandung Luis memaling wajah karena segan melihat tubuh hampir polos seorang gadis.Meskipun dikelilingi dunia bebas, Estefania masih menjaga kesuciannya. Bungsu dari empat berasaudara itu, tidak mau memberikan Cuma-Cuma kepada pria yang belum jelas menjadi jodohnya.Saking pemilihnya, Estefania dijuluki ‘perawan tua’ oleh teman-teman serta kerabat dekat. Lagi, wanita itu tidak peduli, karena ia enggan menikah cepat dan berujung menyesal mendapatkan pria yang salah.“Ayah, ini bukan—“Ayah Luis menyela, “Aku tunggu kalian di ruang keluarga! Bangunkan calon istrimu itu! Entah sampai jam berapa kalian bermain, sampai-sampai dia kelelahan begitu.” Kemudian melenggang pergi.Luis menghela napas, kejadian pagi ini entah malapetaka atau anugerah dari Yang Maha Kuasa. Di satu sisi ia se

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 260: Aku Mau Tinggal Di Sini!

    “Bibi jangan!” teriak Al, segera mengejar Estefania ke balkon. “Jangan lompat! Kami semua sayang Bibi.” Al mengedip, tidak tahan mengeluarkan air matanya. Anak itu kebingungan, mendadak otak Al membeku tidak bisa digunakan berpikir. Ia takut bibinya terjun dari lantai tiga. Ia ingin menarik badan Estefania tetapi sadar diri, dengan tenaga kecilnya mana sanggup. Sedangkan keluar kamar pun sangat takut, saat kembali nanti bibinya sudah menghilang.“Bibi tenang! Tidak boleh begitu, Bibi harus ingat abuelo dan abuela!” Al terisak.“Hey, anak kecil! Kamu ini bilang apa? Kamu pikir aku mau loncat?!” Estefania memutar tubuh, menatap heran keponakan ajaibnya.“Ya Bibi. Lalu, mau apa ke balkon?” Al melangkah pelan-pelan.Seketika Estefania tergelak, menutup mulut dengan punggung tangan, dan sebelahnya lagi memegangi perut. Wanita itu geleng-geleng kepala kemudian merunduk tepat di depan wajah Al.“Dengar ya jagoan kesayangan Donatello Xavier. Aku ke balkon bukan berarti mau loncat, aku masih

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 261: Pikiran Liarku

    Estefania berjalan mundur ketika sang suami melangkah maju. Sikap arogan wanita itu mendadak sirna tak bersisa ketika menatap iris coklat karamel milik Luis. Jantungnya berdetak semakin cepat, bahkan ia berkeringat dingin.‘Ke-kenapa perasaan ini muncul lagi?’ tanya Estefania dalam hati.“Yakin mau mendengar keinginanku?” ucap Luis membuyarkan pikiran Estefania.“Ten-tu saja yakin! Memangnya kenapa? Kamu lupa siapa aku?” kata adik bungsu El mencoba tetap mengintimidasi meskipun sulit.Kenyataannya, sekarang Estefania-lah yang berada dalam posisi sulit. Luis memenjarakannya menempel pada dinding, jarak sepasang pengantin baru itu sangat dekat. Masing-masing indera penciuman dapat mengendus aroma parfum yang membangkitkan gelenyar manusiawi.Estefania menelan saliva, ia juga mendadak sesak napas karena Luis memajukan kepala lebih dekat. Namun, ada sesuatu yang mampu mengalihkan fokus seorang Estefania Mireya Torres.“I-tu luka apa?” Bola mata wanita itu bergerak dari bekas luka di bawah

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 262: Duda Ilegal

    “Siapa yang mengganggu malam-malam begini?”Lima belas menit sebelumnya, Luis yang sedang menunggu Estefania mendengar suara ketukan pintu. Pria itu buru-buru membukanya dan mendapati seseorang berdiri di depan.Suami Estefania ini tersenyum hangat lalu berjongkok di depan seorang anak kecil. Al membawa bantal kesayangan kemudian mengulurkannya pada Luis.Anak itu mengedip-ngedipkan kelopak, dari mata sayunya saja tampak mengantuk, tetapi Luis tidak tahu alasan Al mendatangi kamar Estefania.“Kenapa belum tidur Al?” Luis membelai puncak kepala anak itu.“Aku mau tidur di sini boleh ‘kan?” tanya Al begitu polos, nyaris membuat Luis tertawa. “Bibi Es pasti kesulitan menerima Paman di kamar, untuk itu Paman memerlukan bantuanku.”Luis terbahak kemudian menggendong Al dan membawanya ke kamar. Pria itu tidak akan meloloskan siapa pun mengganggu malam pertamanya, setidaknya ia ingin menghabiskan malam hanya berdua bersama Estefania.Nahas, setelah mengantar Al kembali ke kamarnya, tantangan

Latest chapter

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 300: Terima Kasih - Tamat

    “Ini sudah siang, di mana Al? Dia bilang olahraga di sekitar hotel,” gusar Livy bolak-balik melihat jam digital.“Periksa saja kamarnya, anak itu senang kabur, menyelinap masuk dan seolah tidak terjadi sesuatu,” jawab El begitu enteng sembari bermain lego bersama An.Livy mendengus kasar mendengar jawaban sang suami. Ia ingin sekali mengahancurkan susunan lego yang terhampar luas di atas lantai. Suaminya itu bukan mencari keberadaan Al malah asyik bermain seperti anak kecil. Alhasil ibu tiga anak itu membuka pintu kamar Al, ternyata kosong.“Al belum pulang,” lirih Livy melirik putra kedua yang asyik bermain game.Akibat kesal, tidak ada yang peduli pada perasaannya, Livy mengunjungi pusat kebugaran serta taman hotel. Memang banyak orang menggunakan fasilitas untuk olahraha, tetapi setengah jam ia mengamati, tidak menemukan putra sulungnya.“Di mana kamu Al?” Livy memijat pelipis.Ketika ia berjalan menuju lobi, Livy tercenung melihat El menggendong An, berjalan tergesa-gesa, diikuti

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 299: Bertemu Teman Kecil

    “Kenapa kamu di sini?” Kedua bola mata Al berbinar menatap sosok gadis cantik di depannya.“Menurumu, untuk apa aku di sini?” goda anak kecil yang kini menjelma menjad remaja luar biasa.“Mommy-mu di sini?” Al menolehkan kepala ke kanan dan kiri.Gadis itu terkekeh geli melihat tingkah teman baiknya. Lalu mendekati Al yang masih kebingungan, sebab ini Swiss bukan New York, lintas benua yang tidak mudah dilalui hanya dengan satu atau dua jam.“Tentu saja Al, aku menemani Mommy,” sahut anak itu.“Ah, aku pikir kamu nyasar. Bagaimana kabarmu Belle?” Al maju satu langkah hendak mengulurkan tangan.Namun, gadis itu mundur satu langkah dengan wajah tersipu, tetapi pandangannya tidak teralihkan dari Al. Seakan kehabisan kosakata, Belle bungkam, tidak menjawab pertanyaan Al. Anak itu larut dalam pesona remaja tampan di hadapannya.Tidak ingin semakin salah tingkah, Belle meraih minuman tinggi gula, lantas meneguknya. Membuat Al semakin mengikis jarak.Bahkan, putra sulung El dan Livy, merebu

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 298: Pesta Di Zurich

    “Mi Amor?!” pekik El, melihat Livy berjalan gontai di tengah ramainya orang berlalu-lalang.“Mom, ada apa?!”Seketika El, Al, dan Gal berlarian menghampiri Livy. Bahkan El memapah tubuh wanitanya yang gemetaran.“An … di-a menghilang.” Tangis Livy pecah, perhatian semua orang tertuju pada keluarga kecil itu.Setelah mendengar hal itu, Al dan Gal bergegas ke toilet wanita, mereka masuk tanpa izin, hingga para pengguna kamar kecil berteriak. Tak sedikit dari beberapa orang melempar dengan sepatu. “Kak, bagaimana ini? An benar-benar menghilang.” Gal tidak menyangka hari istiewa yang dinanti berujung petaka.“Ayo temui Mom dan Daddy,” ajak Al menyeret pergelangan tangan adik laki-laki. Walaupun perih menjalar, Gal tidak peduli, karena saat ini paling penting menemukan keberadaan Antonia. Pikiran dua remaja tampan itu khawatir adiknya diculik, tetapi mengingat belakang ini tidak ada sesuatu yang mencurigakan, hal itu pun mustahil.Livy dan El menuju ruang keamanan, di susul Al dan Gal.

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 297: Saling Menyayangi

    “Berisik!” teriak seorang gadis kecil, menutup telinga dan memelotot menatap dua remaja di depannya.“Anak nakal!” seru suara bass sambil menunjuk penuh amarah. “Itu milikku!”“Ambil saja kalau berani!” sahut remaja satunya lagi.Dalam beberapa tahun berlalu, putra dan putri Livy tumbuh pesat. Ketiganya meramaikan mansion, terutama ketika momen liburan seperti sekarang.Di mana, bukan hanya Al, Gal dan An berkumpul, tetapi Estelle serta para sepupu lain turut menyumbang suara di Mansion Torres.“Kalian itu sudah besar kenapa bertingkah seperti kami?!” lontar An menatap gemas dua kakak laki-lakinya.“Galtero merebut laptopku!” geram Al, “Adik nakal, seharusnya kamu ikut Daddy dan Mommy ke pertemuan bisnis, bukan menjadi pengganggu!” Kalimat pedas Al tertuju pada adiknya.Tidak ingin acara bermainnya terusik, An melangkah maju, mendekati kakak keduanya. Bocah itu bertolak pinggang, menjulurkan tangan, meminta secara baik-baik supaya Gal mengembalikan laptop Al. Akan tetapi, Galtero sang

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 296: Tiga Bersaudara

    “Jika itu sakit tidak mungkin Livy hamil sampai tiga kali!” jawab El.Livy langsung menundukkan wajah, entah dari mana suaminya bisa memiliki jawaban memalukan seperti itu. Jujur, saat ini ia kehilangan muka di hadapan adik ipar. Bukan hanya adik ipar, tetapi ibu mertua yang mendadak masuk kamar. Seketika, ingin sekali Livy melempar bantal pada wajah tampan suami.“Sudah, tidak perlu dibahas. Itu rahasia ranjang,” celetuk Mom Pamela setelah melihat kulit pipi menantu berubah masak.“Tapi … aku penasaran Mom. Setidaknya aku tahu, ternyata tidak sakit.” Tawa Estefania sambil menubrukkan bahu ke lengan Livy.Rasa malu Livy semakin menggunung ketika El sengaja menghampiri, merunduk, lalu menaruh ibu jari di bawah dagu, perlahan menariknya, mempertemukan dua bibir.“Wah, romantis sekali. Tapi seharusnya kalian tidak pamer kemesraan,” ucap Estefania dengan lemas. “Luis belum pulang. Huh, kenapa dia betah sekali di NYC mengunjungi kakak sepupunya, padahal kami lebih membutuhkan,” sambungnya

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 295: Bagaimana Bisa, Dia ....

    [Kak El, cepat ke mansion utama! Sepertinya Livy mengalami kontraksi.]Isi pesan Estefania, dikirim secara diam-diam, sebab Livy selalu menolak. Wanita itu berdalih berdasarkan pengalaman, belum waktunya bersalin.Kedua wanita itu entah sudah berapa putara mengelilingi taman mansion yang luas. Estefania dibanjiri keringat, sama seperti Livy. Akan tetapi, ibu hamil itu enggan mengakhiri kegiatan olahraga ringan.“Akh … tidak apa-apa, semakin terasa sakit, maka waktu bertemu kita lebih cepat,” gumam ibu dari Al dan Gal, membelai bagian bawah perut, seakan mengetahui di sanalah letak kepala bayi.“Mommy percaya kita bisa Nak. Kakak Al dan Gal tidak sabar bermain denganmu,” sambung Livy sembari terkekeh pelan.Sementara Estefania berlinang air mata, menatap Livy sesekali meringis, keringat bercucuran dari kening, bahkan bagian punggung tampak basah.Wanita berambut pirang itu sesenggukan karena ia selalu mengeluh tidak mau mengandung dan melahirkan lagi. Sebab, adik bungsu El merasa tidak

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 294: Sulitnya Merawat Bayi

    “Ternyata kamu masih mengingatnya, aku tidak suka! Di dalam sini dan sini.” El menunjuk kepala serta dada Livy. “Hanya ada aku, pria lain tidak boleh!”Setelah mengatakan itu, El masuk ke mansion lebih dulu, tujuannya bukan ruang kerja atau kamar.Puas menikmati pemandangan langit malam serta suasana kota yang diramaikan pejalan kaki, El memutuskan membawa Livy pulang.Tadi, dalam perjalanan menuju mansion, El penasaran alasan wanitanya sangat menyukai kopi di café itu tetapi enggan berkunjung.Rupanya, di tempat itu Livy kerap menghabiskan waktu, membuang lelah serta perih karena memikirkan nasib pernikahannya bersama Sergio. “Mommy, bagaimana Bibi Es? Apa adik bayi sudah lahir?” tanya Al antara khawatir dan gembira.“Estefania sakit perut karena terlalu banyak makan pedas. Doakan yang terbaik untuk Bibi ya.” Livy memulas senyum lantas memberi kecupan sebelum tidur pada kedua buah hati.Wanita berperut besar itu melangkah ke kamar, ia membersihkan kulit dari sisa-sisa debu. Menggant

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 293: Karena Adik Ipar

    “Kita mau ke mana Mi Amor?!” Dahi El berkerut cukup dalam.Pria itu tidak tahu apa pun, tanpa basa-basi Livy membuka pintu kamar, langsung menarik pergelangan tangan sang suami.“Hati-hati jalannya Mi Amor, sebenarnya ada apa? Kenapa kita buru-buru begini?” El mengamati wajah cantik Livy dihiasi garis kecemasan.“Nanti saja di mobil, ini penting El.” Livy tak melepas tangannya dari pergelangan El. “Tolong kemudikan dengan cepat Pak,” pinta wanita itu tanpa memberi perintah dan arah tujuan.Merasa terdapat sesuatu yang genting, El menjelaskan secara perlahan pada sopir untuk mempersiapkan mobil. Bahkan pria itu harus menambah stok kesabaran, lantaran Livy tidak bisa diam karena menarik-narik lengan kaos.Setelah duduk nyaman, kendaraan roda empat melaju menuju kediaman William. Terlebih dahulu, Livy meneguk setengah botol air mineral.“Pelan-pelan Mi Amor! Kamu bisa tersedak!” Nada peringatan El membuat sopir berjengit. “Lanjutkan, jangan berhenti!” titahnya pada pria di balik setir.“T

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 292: Suami Menyebalkan

    “Kenapa membeli pakaian bayi sebanyak ini, Es? Dia tumbuh cepat, dan berakhir tidak terpakai semua.” Livy melihat adik iparnya tersenyum lebar sambil memerintah maid merapikan kamar bayi. “Kamu tahu Livy, aku sudah tidak sabar berbelanja pakaian bayi sejak kita mendekor kamar anaknya Abril. Akhirnya sekarang Luis mengizinkan aku keluar, ah senangnya.” Estefania menjentikkan telunjuk pada maid. “Lemarinya digeser sedikit, ranjangnya jangan terlalu dekat dengan jendela!”Beberapa bulan berlalu, kandungan para ibu hamil itu telah memasuki tri semester tiga. Apalagi Estefania kurang dari satu bulan lagi melahirkan. Paska terjadi hal tidak diinginkan di salon, wanita itu terpeleset dan mengalami pendarahan ringan. Luis sangat posesif, melarang Etefania melakukan kegiatan apa pun, termasuk belanja kebutuhan bayi.Estefania melirik Livy. “Lalu kamu sudah membeli apa saja?”“Oh itu, karena dokter bilang calon anak ketiga kami laki-laki, kebetulan beberapa baju bayi Al dan Gal masih ku simpa

DMCA.com Protection Status