Claudia mengirimkan pesan pada Gilbert untuk datang di kafe yang biasa mereka datangi, semasa dulu masih kuliah. Memang, waktu kuliah—Claudia dan Gilbert sangatlah dekat.Banyak orang yang beranggapan bahwa Claudia adalah kekasih Gilbert. Padahal itu adalah berita tidak benar. Gadis itu belum pernah sama sekali menjalin hubungan dengan pria manapun.Claudia terlalu fokus pada kuliahnya. Gadis itu selalu ingin mendapatkan nilai terbaik. Itu kenapa dia tak pernah mau menjalin hubungan semasa dia masih kuliah ataupun sekolah. Yang dia utamakan adalah membanggakan kedua orang tuanya. Claudia menatap jam dinding—waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Pada pukul sebelas nanti, dia harus sudah tiba di kafe yang kerap dia dan Gilbert datangi semasa kuliah dulu.Ya, Claudia sengaja mengatur pertemuan hari ini pada Gilbert. Dia ingin menjelaskan pada temannya itu. Dia tahu pasti Gilbert selalu bertanya-tanya tentang berita yang telah tersebar di media.Sayangnya, Claudia memang tidak menjawab
Persiapan pernikahan Claudia dan Christian sudah berada di depan mata. Dua keluarga sudah disibukan dengan pernikahan Claudia dan Christian. Jadwal yang lebih dulu menikah memang Claudia dan Christian. Setelah itu, baru Ella dan Elan yang akan menikah.Keluarga besar Claudia dan keluarga besar Christian sangat sibuk. Esther bahkan turut membantu dipersiapan pernikahan Claudia dan Christian. Sebelumnya, ketika pernikahan Christian dan Ella—Esther tak turut membantu karena waktu itu mereka semua belum berdamai.Kali ini pernikahan Christian jauh lebih special. Bagaimana tidak? Christian sudah berdamai dengan ibu kandungnya. Pria tampan itu sekarang memiliki dua ibu yang akan selalu ada di sisinya.Claudia meskipun bukan berasal dari keluarga Fritzgerald, tapi sampai kapan pun namanya tidak akan berganti. Selama ini dia dibesarkan di keluarga Fritzgerald. Bahkan seluruh keluarga besar Fritzgerald tak pernah tahu tentang rahasia Claudia bukanlah anak kandung Grania dan Benny.Benny dan Gr
Sebuah gaun pengantin indah dan anggun membalut tubuh langsing Claudia. Gadis itu yang biasanya tampil dengan riasan sederhana, sekarang tampil bagaikan Tuan Putri dari sebuah kerajaan.Claudia sangat cantik. Tidak heran jika Ella dan juga Grania menatap kagum akan penampilan Claudia yang cantik itu. Make-up artist khusus Christian datangkan. Sang make-up artist sudah biasa merias wajah artis dunia.“Oh, My God! Claudia kau cantik sekali, Sayang.” Ella berseru dan langsung memeluk erat tubuh Claudia.Claudia tersenyum. “Terima kasih, Kak. Kau juga sangat cantik.”Claudia sama sekali tidak berbohong. Kakaknya memang sangatlah cantik. Gaun yang membalut tubuh kakaknya itu sangatlah menawan. Pun riasan di wajah Ella memukau sempurna.Grania tersenyum melihat dua putrinya. “Kalian sama-sama cantik. Kalian berdua anak kebanggaan Mommy dan Daddy.”Claudia dan Ella bersamaan tersenyum mendengar apa yang Grania katakan.“Apa Daddy mengganggu?” Benny masuk menginterupsi percakapan antara dua p
Suara instrument musik begitu lembut mengiringi Claudia yang masuk ke dalam ballroom hotel. Para tamu undangan yang hadir berdecak kagum melihat penampilan Claudia yang sangat cantik.Fotografer yang disewa khusus mengabadikan moment pernikahan Claudia dan Christian nampak sibuk mengambil gambar terbaik. Bukan hanya para fotografer yang sibuk mengambil gambar Christian dan Claudia, tapi para keluarga serta tamu undangan lain pun ikut sibuk.Claudia yang tampil cantik dengan balutan gaun pengantin itu masuk ke dalam ballroom, ditemani oleh Benny. Tampak jelas Benny begitu bangga menemani Claudia masuk ke dalam ballroom.Ya, sekalipun Benny bukanlah ayah kandung Claudia, tapi yang sejak kecil gadis itu tahu adalah sosok Benny merupakan ayah kandungnya. Fakta memang telah terungkap, namun tetap Claudia mencintai Benny tidak pernah berubah.Claudia mencintai kedua orang tua kandungnya yang sudah tiada. Rasa cinta itu tumbuh di kala dia sudah tahu kenyataan tersebut. Ditambah pengorbanan i
Resepsi pernikahan megah Claudia dan Christian telah usai. Rangkaian yang panjang membuat wanita itu merasa kelelahan. Bisa dikatakan resepsi pernikahan Claudia dan Christian sangatlah megah. Banyak tamu undangan yang datang.Gilbert dan Hansen pun datang di pernikahan Claudia dan Christian. Ya, Gilbert telah merelakan Claudia menikah dengan Christian. Tak ada dendam. Walaupun pancaran mata Gilbert menunjukkan kepedihan patah hati, tapi nyatanya Gilbert telah berlapang dada menerima. Hansen—teman dekat Claudia di kantor—adalah orang yang bisa dikatakan tak pernah mendengar gossip murahan yang tersebar luas di media. Adanya pengakuan Christian dan Ella di media sudah menjadi jawaban nyata.Sejak awal memang Hansen sudah menduga ada sesuatu hubungan antara Claudia dan Christian. Dilihat dari Christian yang menunjukkan jelas kepeduliannya pada Claudia. Hanya saja Hansen tidak bisa berasumsi lebih. Mengingat kala itu Christian masih menjadi suami Ella.Hansen tidak menghakimi Claudia. Di
“Bagaimana malam pengantin kalian?” Ella tersenyum menyambut Claudia dan Christian yang baru saja masuk ke dalam ruang makan. Ya, keluarga inti Hastings dan keluarga inti Fritzgerald berkumpul di restoran hotel di mana Claudia dan Christian mengadakan resepsi pernikahan.Claudia dan Christian sengaja menyiapkan kamar untuk keluarga mereka. Menikmati sarapan bersama keluarga menjadi pilihan mereka. Moment hangat kebersamaan keluarga, menjadi moment yang selalu dinanti-nantikan.Pipi Claudia merona mendengar ucapan Ella. Dia duduk di kursi tepat di hadapan Ella. Di sampingnya ada Christian. Ini memang sangat lucu. Dulu Christian duduk di samping Ella, kini berubah pria itu duduk di samping Claudia. Di hadapan Christian ada Elan. Jika orang asing yang tak mengerti secara lengkap, pasti mereka sudah mengambil pikiran buruk tentang hubungan Christian, Claudia, Ella, dan Elan.“Malam yang manis, Kak,” ucap Claudia malu-malu.Ella tersenyum. “Adikku sudah dewasa. Aku merasa seperti kau masih
Persiapan pernikahan Ella dan Elan bisa dikatakan sudah mendekati seratus persen. Kali ini banyak sekali yang membantu Ella. Bukan hanya keluarga sendiri, tapi keluarga Hastings—bahkan Esther juga turut membantu di acara pernikahannya dengan Elan yang sudah di depan mata.Suasana persiapan pernikahan Ella dengan Elan, berbeda dengan suasana pernikahan Ella waktu dulu ingin menikah dengan Christian. Dulu, persiapan pernikahannya dengan Christian—terkesan biasa. Mewah tapi tidak ada yang special. Berbeda dengan persiapan pernikahannya dengan Elan ini.Sekarang Ella benar-benar sadar, bahwa memang dirinya adalah jembatan hubungan cinta Claudia dan Christian. Jembatan yang sudah digariskan oleh takdir. Begitu juga dengan Christian yang menjadi jembatan hubungan cinta antara dirinya dan Elan.“Kak, semua persiapan pernikahanmu sudah siap. Gaun pengantinmu cantik sekali, Kak. Kau selalu hebat dalam memilih pakaian yang akan kau pakai.” Claudia berseru dengan senyuman di wajahnya. Pancaran m
Beberapa bulan berlalu …Tepuk tangan riuh terdengar memenuhi ballroom di mana tempat Claudia mengadakan kelulusan. Tampak Ella berseru bersemangat ketika Claudia mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswi terbaik. Tidak hanya itu saja, tapi nama Claudia Fritzgerald terpampang sebagai mahasiswi dengan nilai tinggi tahun ini.Semua orang bangga pada Claudia. Grania sampai meneteskan air mata ketika Claudia berpidato. Christian yang ada di sana sangat bangga pada sang istri. Apalagi saat ini kondisi Claudia tengah hamil besar.Claudia turun dari podium, langsung mendapatkan pelukan dari Grania dan Ella. Mereka sampai menciumi pipi Claudia bertubi-tubi. Mereka bangga atas percapaian yang telah Claudia dapatkan.“Kau luar biasa, Claudia. Kau memang hebat,” puji Ella dengan tatapan bangga pada adiknya.“Anak Mommy pintar.” Grania terisak menatap Claudia penuh bangga.Benny mengecup kening Claudia. “Daddy sangat bangga padamu, Sayang.”Claudia tersenyum hangat menatap kedua orang tuanya dan
Pagi buta Claudia sudah terbangun. Kedua anaknya sudah menunggu di depan semangat karena akan diajak jalan-jalan. Entah jalan-jalan ke mana. Claudia tak tahu, karena Christian tidak bilang padanya. Yang pasti Claudia percaya bahwa sang suami akan membawanya ke tempat yang indah.Barang-barang yang dibawa telah dimasukan ke dalam mobil. Claudia dibantu pelayan untuk packing. Untungnya dia mendapatkan bantuan dari pelayan. Jika tidak, maka pastinya dia akan sangat kerepotan. Namun memang selama ini Claudia selalu dibantu oleh pelayan.“Claudia, apa kau sudah siap?” tanya Christian sambil memakai arloji.Claudia mengoleskan lipstick di bibirnya. “Sudah, Sayang. Aku sudah siap.”“Kita keluar sekarang. Anak-anak sudah menunggu kita.” Christian merengkuh bahu Claudia—mengajak sang istri ke luar kamar.“Mommy, Daddy, ayo kita jalan-jalan.” Caleb dan Cambrie memekik kegirangan tak sabar.Christian dan Claudia tersenyum samar. “Oke, let’s go. Kita berangkat sekarang.”Christian menggendong Cam
Mansion Claudia dan Christian dipuji oleh Nicole. Mansion megah yang telah didesain khusus oleh Claudia. Mansion ini adalah hadiah dari Christian untuk Claudia. Pria itu mencuri gambar rumah megah yang pernah digambar oleh Claudia. Sekarang hasil curian gambar itu, telah menjelma menjadi sebuah mansion mewah.Saat ini Claudia dan Christian tengah duduk di ruang tengah bersama dengan Nicole, Oliver, Ella, dan Elan. Mereka baru saja selesai makan siang bersama. Anak-anak mereka tengah bermain di taman belakang. Tentunya diawasi oleh para pengasuh mereka. “Claudia, rumahmu benar-benar indah. Rumah ini kau yang desain, kan?” tanya Nicole lembut—dan direspon anggukkan oleh Claudia.“Iya. Aku yang merancang rumah ini. Tadinya aku ingin mengumpulkan uang dari hasil kerja kerasku dan membangun rumah ini.” Claudia tersenyum malu.“Tapi akhirnya suamimu yang membangun rumah indah yang ada di kertas gambarmu.” Nicole menjawab lembut. Sebelumnya, dia sudah pernah diceritakan tentang gambar Clau
*Claudia, aku dan Oliver serta anak-anak kami siang ini akan main ke tempatmu. Apa kau ada di rumah?* Claudia yang baru saja membuka mata, di kala pagi menyapa, dikejutkan dengan pesan yang dikirimkan oleh Nicole. Detik itu juga, Claudia menyibak selimut—turun dari ranjang seraya mengikat asal rambutnya. “Christian, Christian.” Claudia memanggil sang suami, karena suami tercintanya itu tidak ada di ranjang. Itu menandakan sang suami sudah bangun.“Iya, Claudia.” Christian melangkah keluar dari walk-in closet—tengah memakai dasi. Pria tampan itu sudah bersiap ingin ke kantor.Claudia mendekat dan melepaskan dasi Christian. Sontak, Christian terkejut akan tindakan Claudia—yang melepas dasinya begitu saja.“Claudia, apa yang—”“Hari ini kau tidak usah ke kantor. Nicole, Oliver, dan dua anaknya datang.”“Claudia, aku ada meeting penting.”“Kau CEO dari Hastings Group. Kau memiliki kuasa. Aku yakin kau bisa mengatur meeting dilain waktu.”Suara dering ponsel Christian terdengar. Buru-bu
“Oh, Tuhan. Elyana! Efraim! Kenapa bisa kalian merusak lukisan Mommy yang sudah Mommy pesan untuk Grandma?” Ella mengomel seraya memijat keningnya merasakan pusing luar biasa. Anak perempuan dan anak laki-lakinya merusak lukisan yang baru saja dia pesan di pelelangan seni. Lukisan harga fantastis itu sengaja Ella beli untuk dia hadiahkan pada ibunya.“Mommy, aku tidak salah. Efraim yang salah. Aku tidak salah.” Elyana membela diri, karena tidak mau disalahkan oleh ibunya. Pun dia memang tak sepenuhnya salah. Efraim—adiknya yang terlibat.Efraim mendelik, menatap tajam sang kakak. “Kak, kenapa kau menyalahkanku? Kau yang berlari mengejarku sampai wine jatuh ke atas lukisan Mommy.”Elyana berdecak kesal. “Kau menyembunyikan barbie yang dibelikan Grandpa!”“Aku tidak menyembunyikannya.”“Kau bohong! Kau menyembunyikan barbie pemberian dari Grandpa.” “Astaga! Kenapa kalian sekarang berdebat? Ini bagaimana lukisan Mommy? Besok Mommy akan memberikan lukisan ini pada Grandma Grania. Tapi ka
Caleb duduk di ranjang sambil memeluk bantal dengan raut wajah kesal. Bocah laki-laki itu kesal dengan Oscar, dan juga kesal dengan ibunya yang tak membelanya. Yang dia inginkan adalah ibunya membelanya. Tapi sayang, ibunya malah tak membela dirinya. “Sepertinya, kau baru saja melalui hari buruk.” Christian masuk ke dalam kamar putra sulungnya—dan duduk di samping putranya itu. Dia sudah melihat raut wajah Caleb menunjukkan jelas rasa kesal.Caleb mengembuskan napas kesal. “Dad, aku sudah diomeli Mom. Jika kau datang hanya ingin mengomeliku juga, lebih baik kau keluar kamarku saja. Aku pusing. Tidak ada yang mau mengerti diriku.”“Tujuanku datang ke sini bukan memerahimu.” Christian menjawab dengan tenang.Caleb mengalihkan pandangannya, menatap Christian. “Kau tidak memerahiku?”Christian menggelengkan kepalanya. “Nope. Aku tidak memerahimu.”Caleb merasa curiga. “Jangan-jangan kau langsung memberikanku hukuman?”Christian tersenyum samar. “Apa pernah aku sekejam itu padamu, Caleb?
“Mommy, kapan kita kan kembali ke London? Aku rindu Grandpa dan Grandma.”Olivia memeluk boneka kecil, menghampiri ibunya, mengajak bicara, bertanya kapan kembali ke London. Karena dia sudah cukup lama berada di New York. Itu kenapa sekarang gadis kecil itu bertanya kapan bisa kembali ke kotanya sendiri.Nicole menunduk, menatap penuh kasih sayang putri kecilnya. “Mommy belum tahu, nanti Mommy tanya Daddy dulu. Sekarang kau masuk ke kamarmu, Nak. Kau istirahatlah.”Olivia mengerjap beberapa kali. “Mommy, masih marah pada Oscar?”Nicole menghela napas dalam. “No, Honey. Mommy tidak marah pada Oscar. Kau masuklah ke kamar. Istirahat. Jangan bermain games.”Olivia memilih mengangguk patuh. Gadis kecil itu pun sudah lelah karena sejak tadi bersepeda. Dia masuk ke dalam kamarnya. Tepat di kala Olivia sudah masuk ke dalam kamar, Nicole segera menghubungi Oliver.“Oliver?” panggil Nicole kala panggilan terhubung.“Nicole, aku sedang sibuk bersama client-ku. Nanti aku akan menghubungimu,” uja
Lima tahun berlalu … “Caleb, kenapa kau bertengkar dengan Oscar? Ya Tuhan, Nak. Oscar itu anak Bibi Nicole—kakak ipar Mommy.” Claudia menatap kesal Caleb yang baru saja turun dari mobil. Tampak jelas raut wajah wanita itu sangat lelah.Bagaimana tidak? Hari ini Claudia baru saja mengadakan meeting dengan asisten pribadi Shawn. Ada project baru Geovan Group yang sedang ditangani Claudia. Tapi di tengah-tengah meeting berlangsung—Claudia mendapatkan kabar Caleb dan Oscar bertengkar. Pun kebetulan Oscar sedang berada di New York. Caleb dan Oscar bertengkar di taman bermain. Claudia dan Nicole langsung datang ke taman itu. Perkelahian berhasil terhenti karena pengawal Caleb dan pengawal Oscar sama-sama merelai perkelahian.“Oscar yang salah. Dia mendekati gadis yang aku suka, Mom.” Caleb berjalan menuju kamar, namun buru-buru Claudia menghalangi putranya itu.Claudia merasa ini belum selesai. Dia membutuhkan penjelasan sejelas-jelasnya. Dia tidak mau sembarangan apalagi asal-asalan dal
Usia Caleb memasuki enam bulan. Tubuh bayi laki-laki itu sangat gemuk dan sehat. Kulit putih. Pipi tembam. Mata bulat. Membuat Caleb benar-benar seperti boneka laki-laki yang sangat tampan dan menggemaskan.Bayi laki-laki tampan itu kerap menjadi pusat perhatian. Tidak heran kalau banyak sekali tawaran Caleb menjadi model bayi. Tapi sayang Christian dan Claudia tidak mengizinkan anak mereka menjadi seorang model.Segala bentuk penawaran menjadi model, pastinya ditolak oleh Christian ataupun Claudia. Alasannya tentu mereka tidak ingin kehidupan anak mereka terlalu menjadi sorotan di media.Selain itu, kisah masa lalu Christian dan Claudia, pastinya akan membuat Caleb menjadi pusat perhatian dari segi kehidupan. Itu yang membuat Caleb tidak akan nyaman di masa depan nanti.Suara tangis Caleb begitu keras di kala sudah selesai menyusu. Claudia yang tengah menimang putranya itu, nampak terkejut dan panik melihat putranya menangis. Dia pikir putranya ingin minum susu lain, tapi ternyata ti
Christian seperti orang gila marah-marah pada dokter. Pria itu menuntut dokter untuk membuat sang istri tidak lagi merintih kesakitan. Dia tidak tega melihat istrinya terbaring di ranjang seraya meringis kesakitan.“Kau ini dokter kandungan benar atau bohongan?! Kenapa kau tidak mampu menghilangkan rasa sakit istriku?” Christian marah-marah pada sang dokter yang malah membiarkan istrinya berteriak kesakitan.Sang dokter tersenyum memaklumi rasa takut Christian. “Tuan, Anda tidak perlu khawatir. Rasa sakit istri Anda adalah wajar. Setiap ibu yang melahirkan anak pasti akan merasakan sakit.”Christian mengusap wajahnya kasar. Kecemasan dan rasa panik melingkupi pria itu. “Jadi, istriku akan melahirkan sambil berteriak kesakitan?”Sang dokter menyentuh bahu Christian. “Tuan Hastings, itu adalah tugas seorang ibu. Proses melahirkan akan segera dimulai. Temani istri Anda, Tuan.” Christian bingung dengan perasaan campur aduk. Dia mendengar suara istrinya itu yang terus menjerit. Dia memutu