Tadeo menatap Elan yang berdiri di hadapannya. Pria paruh baya itu mengetuk-ngetuk jemarinya ke atas meja, menatap lurus keponakannya itu dengan sorot mata membendung sebuah hal yang ingin dungkapkan.“Apa kabar, Paman?” Elan menarik kursi, duduk di hadapan Pamannya. Hari ini dia meluangkan waktu untuk bicara berdua dengan pamannya. Dia memiliki hutang permohonan maaf pada pamannya.“Seperti yang kau lihat, aku baik,” jawab Tadeo dingin dan datar.Elan tersenyum samar. “Aku senang kau selalu sehat.”“Kau senang? Aku pikir kau ingin aku cepat mati.”“Seburuk-buruknya diriku, tidak mungkin aku menyumpahi Paman kandungku untuk cepat mati. Kedua orang tuaku sudah tiada. Kau sama saja dengan pengganti kedua orang tuaku.”“Kau tidak ingin aku cepat mati, tapi kau membuat ulah yang mengundang kematianku cepat datang! Begitu maksudmu, Elan?!”Elan kembali tersenyum dan menatap Pamannya. “Itu tujuanku datang ke sini. Aku minta maaf, Paman. Aku minta maaf atas apa yang telah terjadi. Aku terlal
Claudia mengirimkan pesan pada Gilbert untuk datang di kafe yang biasa mereka datangi, semasa dulu masih kuliah. Memang, waktu kuliah—Claudia dan Gilbert sangatlah dekat.Banyak orang yang beranggapan bahwa Claudia adalah kekasih Gilbert. Padahal itu adalah berita tidak benar. Gadis itu belum pernah sama sekali menjalin hubungan dengan pria manapun.Claudia terlalu fokus pada kuliahnya. Gadis itu selalu ingin mendapatkan nilai terbaik. Itu kenapa dia tak pernah mau menjalin hubungan semasa dia masih kuliah ataupun sekolah. Yang dia utamakan adalah membanggakan kedua orang tuanya. Claudia menatap jam dinding—waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Pada pukul sebelas nanti, dia harus sudah tiba di kafe yang kerap dia dan Gilbert datangi semasa kuliah dulu.Ya, Claudia sengaja mengatur pertemuan hari ini pada Gilbert. Dia ingin menjelaskan pada temannya itu. Dia tahu pasti Gilbert selalu bertanya-tanya tentang berita yang telah tersebar di media.Sayangnya, Claudia memang tidak menjawab
Persiapan pernikahan Claudia dan Christian sudah berada di depan mata. Dua keluarga sudah disibukan dengan pernikahan Claudia dan Christian. Jadwal yang lebih dulu menikah memang Claudia dan Christian. Setelah itu, baru Ella dan Elan yang akan menikah.Keluarga besar Claudia dan keluarga besar Christian sangat sibuk. Esther bahkan turut membantu dipersiapan pernikahan Claudia dan Christian. Sebelumnya, ketika pernikahan Christian dan Ella—Esther tak turut membantu karena waktu itu mereka semua belum berdamai.Kali ini pernikahan Christian jauh lebih special. Bagaimana tidak? Christian sudah berdamai dengan ibu kandungnya. Pria tampan itu sekarang memiliki dua ibu yang akan selalu ada di sisinya.Claudia meskipun bukan berasal dari keluarga Fritzgerald, tapi sampai kapan pun namanya tidak akan berganti. Selama ini dia dibesarkan di keluarga Fritzgerald. Bahkan seluruh keluarga besar Fritzgerald tak pernah tahu tentang rahasia Claudia bukanlah anak kandung Grania dan Benny.Benny dan Gr
Sebuah gaun pengantin indah dan anggun membalut tubuh langsing Claudia. Gadis itu yang biasanya tampil dengan riasan sederhana, sekarang tampil bagaikan Tuan Putri dari sebuah kerajaan.Claudia sangat cantik. Tidak heran jika Ella dan juga Grania menatap kagum akan penampilan Claudia yang cantik itu. Make-up artist khusus Christian datangkan. Sang make-up artist sudah biasa merias wajah artis dunia.“Oh, My God! Claudia kau cantik sekali, Sayang.” Ella berseru dan langsung memeluk erat tubuh Claudia.Claudia tersenyum. “Terima kasih, Kak. Kau juga sangat cantik.”Claudia sama sekali tidak berbohong. Kakaknya memang sangatlah cantik. Gaun yang membalut tubuh kakaknya itu sangatlah menawan. Pun riasan di wajah Ella memukau sempurna.Grania tersenyum melihat dua putrinya. “Kalian sama-sama cantik. Kalian berdua anak kebanggaan Mommy dan Daddy.”Claudia dan Ella bersamaan tersenyum mendengar apa yang Grania katakan.“Apa Daddy mengganggu?” Benny masuk menginterupsi percakapan antara dua p
Suara instrument musik begitu lembut mengiringi Claudia yang masuk ke dalam ballroom hotel. Para tamu undangan yang hadir berdecak kagum melihat penampilan Claudia yang sangat cantik.Fotografer yang disewa khusus mengabadikan moment pernikahan Claudia dan Christian nampak sibuk mengambil gambar terbaik. Bukan hanya para fotografer yang sibuk mengambil gambar Christian dan Claudia, tapi para keluarga serta tamu undangan lain pun ikut sibuk.Claudia yang tampil cantik dengan balutan gaun pengantin itu masuk ke dalam ballroom, ditemani oleh Benny. Tampak jelas Benny begitu bangga menemani Claudia masuk ke dalam ballroom.Ya, sekalipun Benny bukanlah ayah kandung Claudia, tapi yang sejak kecil gadis itu tahu adalah sosok Benny merupakan ayah kandungnya. Fakta memang telah terungkap, namun tetap Claudia mencintai Benny tidak pernah berubah.Claudia mencintai kedua orang tua kandungnya yang sudah tiada. Rasa cinta itu tumbuh di kala dia sudah tahu kenyataan tersebut. Ditambah pengorbanan i
Resepsi pernikahan megah Claudia dan Christian telah usai. Rangkaian yang panjang membuat wanita itu merasa kelelahan. Bisa dikatakan resepsi pernikahan Claudia dan Christian sangatlah megah. Banyak tamu undangan yang datang.Gilbert dan Hansen pun datang di pernikahan Claudia dan Christian. Ya, Gilbert telah merelakan Claudia menikah dengan Christian. Tak ada dendam. Walaupun pancaran mata Gilbert menunjukkan kepedihan patah hati, tapi nyatanya Gilbert telah berlapang dada menerima. Hansen—teman dekat Claudia di kantor—adalah orang yang bisa dikatakan tak pernah mendengar gossip murahan yang tersebar luas di media. Adanya pengakuan Christian dan Ella di media sudah menjadi jawaban nyata.Sejak awal memang Hansen sudah menduga ada sesuatu hubungan antara Claudia dan Christian. Dilihat dari Christian yang menunjukkan jelas kepeduliannya pada Claudia. Hanya saja Hansen tidak bisa berasumsi lebih. Mengingat kala itu Christian masih menjadi suami Ella.Hansen tidak menghakimi Claudia. Di
“Bagaimana malam pengantin kalian?” Ella tersenyum menyambut Claudia dan Christian yang baru saja masuk ke dalam ruang makan. Ya, keluarga inti Hastings dan keluarga inti Fritzgerald berkumpul di restoran hotel di mana Claudia dan Christian mengadakan resepsi pernikahan.Claudia dan Christian sengaja menyiapkan kamar untuk keluarga mereka. Menikmati sarapan bersama keluarga menjadi pilihan mereka. Moment hangat kebersamaan keluarga, menjadi moment yang selalu dinanti-nantikan.Pipi Claudia merona mendengar ucapan Ella. Dia duduk di kursi tepat di hadapan Ella. Di sampingnya ada Christian. Ini memang sangat lucu. Dulu Christian duduk di samping Ella, kini berubah pria itu duduk di samping Claudia. Di hadapan Christian ada Elan. Jika orang asing yang tak mengerti secara lengkap, pasti mereka sudah mengambil pikiran buruk tentang hubungan Christian, Claudia, Ella, dan Elan.“Malam yang manis, Kak,” ucap Claudia malu-malu.Ella tersenyum. “Adikku sudah dewasa. Aku merasa seperti kau masih
Persiapan pernikahan Ella dan Elan bisa dikatakan sudah mendekati seratus persen. Kali ini banyak sekali yang membantu Ella. Bukan hanya keluarga sendiri, tapi keluarga Hastings—bahkan Esther juga turut membantu di acara pernikahannya dengan Elan yang sudah di depan mata.Suasana persiapan pernikahan Ella dengan Elan, berbeda dengan suasana pernikahan Ella waktu dulu ingin menikah dengan Christian. Dulu, persiapan pernikahannya dengan Christian—terkesan biasa. Mewah tapi tidak ada yang special. Berbeda dengan persiapan pernikahannya dengan Elan ini.Sekarang Ella benar-benar sadar, bahwa memang dirinya adalah jembatan hubungan cinta Claudia dan Christian. Jembatan yang sudah digariskan oleh takdir. Begitu juga dengan Christian yang menjadi jembatan hubungan cinta antara dirinya dan Elan.“Kak, semua persiapan pernikahanmu sudah siap. Gaun pengantinmu cantik sekali, Kak. Kau selalu hebat dalam memilih pakaian yang akan kau pakai.” Claudia berseru dengan senyuman di wajahnya. Pancaran m