Share

3. Pertemuan Kembali

Penulis: R. Angela
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-28 17:15:52

Kalau bisa memilih, Nasya ingin segera menghilang dari sana. Atau, paling tidak dia punya kantong ajaib Doraemon, mengeluarkan pintu kemana saja dan pergi menghilang.

Kebahagiaan nya menikah dengan Dika baru dirasakan beberapa jam saja, masa iya, dia harus segera bercerai karena kemunculan Chris.

Kesialan macam apa ini, Nasya menikah dengan keponakan dari pria yang sudah tidur dengannya?

“Ayo, salam, Om Chris,” lanjut Dika, membuat Nasya jadi salah tingkah.

“Hai, Om.” Nasya mengulurkan tangan ke arah Chris. Dia memutuskan untuk pura-pura tidak kenal saja.

“Kamu....” Kalimat Chris menggantung di udara. Dia sama shock nya dengan Nasya sejak awal Anton mengajaknya naik ke pelaminan. Dari tempatnya, Chris bisa jelas melihat sosok pengantin wanita.

Saking terkejutnya, Chris sudah sempat memutuskan untuk balik kanan, tapi kedatangan Anton yang menyambut kehadirannya, membuat langkahnya menuju pintu terhenti.

“Om, te-rima kasih, sudah hadir, silakan nikmati hidangannya. Maaf, itu tamu yang mau salam kita udah pada ngantri,” sambar Nasya menyelamatkan pernikahannya.

Dia tidak akan membiarkan kejadian tidak diinginkan yang terjadi diantara mereka, diketahui suami dan keluarganya. Nanti dia akan bicara pada Chris secara pribadi.

“Tapi sepertinya, ada hal yang harus kita bicarakan!” tegas Chris sebelum berlalu.

“Apa yang Om lakukan disini?” ucap Nasya tertawan. Dia sengaja meminta izin ke toilet, ketika melihat Chris yang sejak tadi curi pandang padanya lebih dulu pamit saat sarapan pagi di kediaman keluarga Suwito.

“Apa kamu tidak lihat, aku baru dari toilet,” jawab Chris santai.

Nasya menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

“Bukan itu maksudku.”

“Lantas?”

Nasya menghentak kakinya ke lantai. Heran sekaligus kesal pada Chris. Pria itu bisa bersikap setenang itu padahal ada rahasia besar diantara mereka.

“Om ngapain ada di rumah ini? Om punya niat jahat, ya?” serang Nasya. Hanya orang abnormal yang bisa tenang dalam situasi seperti ini.

“Kenapa? Kamu takut, ya?” pancing Chris menarik sudut bibirnya.

“Jangan gila, Om! Sudah seharusnya aku takut, pun dengan Om. Bagaimana kalau sampai Mas Dika tahu tentang... tentang...”

Sial! Nasya tidak bisa meneruskan kalimatnya. Wajahnya memerah dan pipi terasa panas. Mengatakan hal itu hanya akan membawanya berpetualang kembali pada malam panas itu.

“Percintaan kita?” sambar Chris merasa geli dengan kegugupan Nasya.

“Sssst... Dasar Om gila! Jangan pernah ungkit soal itu lagi. Aku gak mau rumah tanggaku hancur gara-gara malam terkutuk itu!”

“Dasar culas! Sekarang aja bilang malam terkutuk, waktu itu malah bertingkah liar dan mengerang nikmat di bawah tubuh ku!”

Nasya spontan jinjit lalu menutup mulut Chris.

“Om mau nya apa, sih?” bentak Nasya habis kesabaran.

“Kamu sudah menjebak keponakan ku. Ceraikan Dika. Dia tidak pantas bersama wanita tidak jujur seperti mu!”

“Kalau aku gak mau?” tantang Nasya. Dia juga sadar seharusnya sejak awal dia jujur pada Dika. Kalau sudah begini, benar kata Chris kalau dia sudah menjebak Dika. Tapi, bukan sepenuhnya salah Nasya. Dia juga awalnya tidak suka akan perjodohan ini. Bukan dia yang mengejar Dika. Catat!

“Well, aku akan mengatakan pada Dika semua yang terjadi diantara kita!” Chris sudah berlalu pergi meninggalkan Nasya yang kebingungan dan sangat panik.

Lutut Nasya lemas kala berjalan kembali ke meja makan. Dia melirik Dika, wajah suaminya itu datar. Nasya bernapas lega. Berarti Chris melumpuhkan mengatakan apapun.

“Apa kamu sakit? Kenapa lama sekali di toilet?” tanya Dika lembut saat Nasya sudah kembali duduk di sampingnya.

“Hah? Gak papa.” Nasya berusaha mengukir senyum, menutupi kegelisahannya. Tampaknya hal itu menjadi tontonan lucu bagi Chris. Nasya sempat mencuri lihat senyum geli pria itu.

“Dasar Om-Om psikopat!” batin Nasya meremas sisi gaunnya.

Susana kaku di atas meja makan, kembali mencair saat Anton kembali meminta pada Chris untuk mau tinggal di rumah mereka. Dan itu menjadi serangan jantung ke dua bagi Nasya pagi ini. Setelah tadi sempat hampir menjerit kaget bertemu Chris di balkon kamar. Nasya tidak tahu kalau Chris menginap di rumah mertuanya, dan kamar mereka tepat bersebelahan.

“Aku tidak mau tahu, kamu harus mau tinggal di sini. Ayolah, Chris. Kita ini saudara, keluarga.”

“Tapi aku punya apartemen juga di sini. Mungkin selama di Indonesia, aku akan tinggal di sana,” tolak Chris dengan sikap tenang dan nada suara yang dingin. Nasya tebak, dia hanya mengatur sikap berusaha membuat karakter cool pada dirinya. Cuih!

“Gak bisa. Kalau kamu tinggal di apartemen, nanti gak akan ada yang ngurus keperluan sehari-hari. Mulai makan, pakaian dan lain sebagainya. Udah, benar kata mas mu, kamu tinggal di sini, ya,” pinta Risma, ibunda Dika penuh semangat.

Sepanjang proses bujuk membujuk itu, Nasya berdoa dalam hati agar Chris mau menolak permintaan kedua mertuanya. Tinggal bersama dengan pria yang pernah tidur dengannya hanya akan menjadi duri dalam daging, batinnya akan tersiksa. Belum lagi dia harus mendengar ancaman Chris yang berniat mengatakan pada Dika tentang rahasia mereka. Seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja saat Chris memutuskan membuka mulutnya.

“Baiklah kalau kalian memaksa. Aku akan tinggal di sini. Lagi pula, banyak hal yang harus aku bahas dengan Dika!” jawabnya sambil melirik ke arah Nasya.

**

“Kamu kenapa mondar-mandir? Wajahmu juga gelisah?” Dika mendekat pada Nasya yang ada di tengah ruangan kamar tidur mereka. Gadis itu sejak tadi menunggu kedatangan Dika yang ditinggal ngobrol dengan Anton dan juga Chris sehabis makan malam.

Ketakutan Nasya jelas, takut Chris akan buka mulut soal rahasia mereka. Namun, saat Dika masuk dan bertanya lembut serta memasang wajah penuh khawatir, membuat Nasya yakin kalau Chris belum mengatakan apapun.

“Perutnya sakit, Mas.” Nasya duduk di tepi ranjang. Dia pikir, sebaiknya menahan Dika untuk tidak keluar kamar lagi, dan memberi kesempatan bagi Chris berbincang dengan suaminya.

“Aku ambil obat dulu, ya. Aku akan tanya sama mama.” Dika sudah bangkit, tapi Nasya kembali menarik tangannya.

“Gak usah, Cuma nyeri dikit, lagi datang bulan soalnya,” jawab Nasya merebahkan kepalanya di pundak Dika. Tangan panjang Dika pun merangkul pundak Nasya dan membelai kepalanya.

Tok ... Tok... Tok...

Jantung Nasya hampir copot. Siapa lagi yang mengetuk pintu kamar mereka. Feeling nya sudah mulai buruk.

Belum dipersilakan masuk oleh empunya kamar, daun pintu didorong hingga terbuka dan muncul seraut wajah tampan bak pangeran.

“Om?” ujar Chris mengerutkan kening. Nasya yang berhasil menebak siapa orang di balik pintu, hanya bisa memasang tampang masam.

“Dika, Temani Om ke swalayan dekat rumah. Om masih lupa jalan dekat sini.”

Dika menoleh pada Nasya, seakan meminta izin, tapi sebenarnya, Dika hanya tidak tega meninggal Nasya dalam keadaan sakit seperti itu.

“Om mau beli apa?” tanya Dika asal. Dia pun sebenarnya malas untuk keluar lagi. Ingin ngobrol berdua bersama Nasya di dalam kamar. Bagaimanapun mereka masih pengantin baru.

“Mau beli minuman kaleng. Udah, temani Om sebentar,” ucap Chris setengah memaksa.

“Aku aja, Om. Kebetulan, aku juga mau beli pembalut ke swalayan depan. Yuk!” Nasya sudah berdiri, berjalan melewati Chris yang beberapa detik sempat bengong.

Nasya sendiri bingung, untuk apa dia menumbalkan diri berjalan malam-malam begini dengan Chris. Bukankah seharusnya dia menjauh dari pria itu?

Gadis itu tidak punya pilihan lain. Dia takut kalau Chris mengajak Dika keluar, pasti tujuan Chris ingin membeberkan semuanya. Jadi, meski muak pada Chris, Nasya memilih untuk pergi dengannya.

Sepanjang jalan, mereka hanya diam. Nasya jalan jauh di depan Chris. Tidak sudi beriringan.

“Hey, partner one night stand,” panggil Chris sembari mengulum senyum. Dia justru merasa senang bisa pergi dengan Nasya. Belakangan ini, Chris menyadari kalau mengusili Nasya hingga membuat wanita itu jengkel, adalah hiburan baru baginya yang sangat menyenangkan.

Langkah Nasya berhenti sejurus dengan panggilan mengolok Chris.

“Maksud Om apa, sih? Sengaja ya, buat aku kesal? Pengen lihat aku mati berdiri saking kesalnya?” umpat Nasya menghentikan langkahnya, lalu buru-buru menghampiri Chris yang masih sedikit tertinggal di belakang.

“Gak ada maksud apa-apa. Aku lupa siapa namamu, hanya ingat rasa!”

“Brengsek!” cicit Nasya mengepal tinju, ingin sekali menampar pipi Chris yang melihatnya dengan senyum mengejek.

“Om mau apa, sih? Aku akan udah bilang, lupakan malam itu. Aku gak mau rumah tanggaku rusak gara-gara masalah itu!” tegas Nasya sambil menghentakkan kaki ke tanah.

“Aku gak akan berhenti sampai kamu jujur sama Dika, dan tinggalkan dia!”

“Dasar gila! Kami baru nikah tiga hari, masa iya harus jadi janda!”

Keduanya berdebat, tanpa sadar mereka diperhatikan oleh seseorang dari kejauhan. Ribut di tengah jalan sampai tidak menyadari kalau wanita itu sudah turun dari mobil dan mulai berjalan mendekati mereka.

Plak!

Satu tamparan keras hingga wajah Nasya terlempar ke samping dan rambut panjangnya terhempas hingga menutupi setengah wajahnya.

“Dasar pelacur murahan! Berani sekali kamu menggoda tunanganku!” umpatnya dengan lantang, tanpa basa-basi menjambak rambut panjang Nasya seolah tamparan tadi belum cukup.

Bab terkait

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   4. Sang Mantan

    "Kate! Lepaskan. Mati anak orang!" Chris berusaha memisahkan kedua wanita itu. Dia sama terkejutnya dengan Nasya, hingga persekian menit sempat bengong. Gadis bernama Kate itu masih belum ingin melepaskan rambut Nasya meski Chris sudah menarik pinggangnya. Perasaan kesal karena lelah mencari keberadaan Chris dia lampiaskan pada Nasya. "Kate!" Bentak Chris lebih kencang sembari mencoba melepas tangan Kate dari rambut Nasya, begitupun dengan Nasya sontak melepaskan remasan pada kemeja Kate. Keduanya berdiri berjauhan dengan Chris ada diantara mereka. "Apa yang kamu lakukan?" Chris terlihat marah pada Kate yang masih menarik napas. Dadanya kembang kempis karena baru saja bergulat dengan Nasya. Sekilas Chris tampak memperhatikan Nasya, takut kalau gadis itu sampai terluka. Wajah menantang yang ditunjuk gadis itu mencerminkan kalau dia baik-baik saja. Gadis malang yang tidak tahu apa-apa itu terlihat tengah mengatur napas. Bulir bening terlihat turun dari sudut matanya. "Dasar wan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   5. Kejujuran

    Nasya kembali mematut wajahnya di cermin meja rias. Tampilan sudah oke, cantik bak putri raja. Dia sudah siap sejak setengah jam lalu, dan kini menunggu Dika yang tidak selesai juga bersiap-siap sejak sejam lalu. "Mas, kita mau kemana, sih?" ulang Nasya merasa bosan. Pertanyaan yang sudah dia ajukan enam kali sejak Dika pulang kerja dan memintanya bersiap-siap. Benar sekali, mereka baru menikah beberapa hari, tapi Dika sudah kembali bekerja. Tidak ada ajakan bulan madu, tidak ada momen menghabiskan waktu berdua di tempat romantis. Bayangan Nasya akan menikmati masa-masa romantis bersama suami setelah menikah, hilang sudah. "Mas," ulang Nasya dengan nada menuntut. Dia terus diabaikan, dan Dika masih saja sibuk memadu padankan jam tangan dengan kemejanya. "Apa, sih, Nas. 'Kan aku udah bilang, kita mau ketemu sama teman-teman ku." "Iya, tapi kan hanya makan malam, kenapa penampilannya harus begitu necis, sih?" Nasya membayangkan kalau hanya makan malam bersama teman-teman

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   6. Gagal Buat Adonan

    Nasya sudah pasrah, penuh takut dia menunggu reaksi Dika. Kalau pria itu marah bahkan sampai menamparnya, mungkin hal yang pantas. Siapa sih, orang yang mau dibohongi?Lama menunggu Dika buka suara, Nasya meremas jemarinya, hati berdebar tak karuan, hanya menyisakan siksa dalam hati."Mas," lirih Nasya memutuskan menyusul. Dia mengangkat wajahnya menatap Dika dengan mata mengabur oleh cairan bening.Dika menarik tangan Nasya yang terasa dingin, menggenggam erat dan meletakkan di pangkuannya."Aku bisa menerimanya."Nasya semakin menatap Dika dengan tatapan tidak percaya. Semudah itu? Terbuat dari apa hati suaminya ini? Harusnya Dika marah dan memakinya, rapi justru sebaliknya."Mas, kamu gak marah? Aku...""Zaman sekarang itu, perawan atau tidaknya, bukan lagi hal utama. Meski salah, tapi itu kamu lakukan sebelum kita menikah. Aku tidak berhak atas masa lalumu. Sekarang, kamu adalah istri ku, jadi lupakan semua kisah yang lalu."See? Sebijak itu? Apakah Dika ternyata adalah malaikat y

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   7. Ada Wanita Lain

    "Awuu, sakit, Nas!" "Makanya mulut itu dijaga, jangan asal ngomong aja!" umpat Nasya kesal. Dia jadi 'bete' dengar celetukan Airin. "Terus kenapa gak minta haknya dari kamu?" susul Airin membuka pintu, lalu masuk lebih dulu ke kamar. Nasya juga bingung harus jawab apa. Dia juga tidak tahu kenapa suaminya begitu. "Ai, apa aku ini gak menarik, ya?" "Kata siapa? Kamu itu sempurna. Udah, gak usah dipikirin. Kesalahan bukan ada pada kamu, tapi dia!" Nasya mengikuti Airin, berbaring di samping gadis itu. Keduanya menatap langit-langit kamar. Kedua gadis itu sibuk dengan isi pikiran masing-masing, diam, hingga akhirnya tertidur. *** "Sore, Bu, rajin amat," sapa Nasya mendekati mertuanya. Risma menoleh dan tersenyum, meletakkan semprotan di atas meja. "Baru, pulang, Nas?" "Iya, Bu. Ini titipan dari mami." Nasya menyerahkan goodie bag pada Risma yang diterima dengan senang hati. "Apa ini?" "Opor sama ada kue nastar." Pembicaraan mereka terputus saat Chris tiba. Nas

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   8. Kate, Si Biang Rusuh

    "Sial!" umpat Chris melempar ponselnya ke atas meja, lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Pikiran Chris jauh melayang, terikat pada seseorang. Di pelupuk matanya, bayangan Nasya yang terlihat gembira dengan rambut basahnya ternyata mampu mengganggu pikiran Chris. Dia jadi badmood. Sebenarnya dia ini kenapa? Mengapa jadi gelisah dan merasa tidak suka kalau Nasya dan Dika akhirnya bahagia dan bisa menerima semua yang telah terjadi. "Pagi, Bos, ini ada berkas penting yang harus ditandatangani," Bram masuk, seperti biasa tanpa mengetuk pintu. Bram memandang Chris yang duduk di mejanya tapi hanya diam, termenung menatap layar laptop. "Bos?" Bram sudah duduk di depan Chris menyodorkan berkas yang dia tenteng tadi. "Anak ayam pak RT saya mati kemarin, kelamaan bengong, Bos." Chris bangun dari lamunannya dan mendelik sebal melihat Bram. Sahabat merangkap asistennya itu semakin hari semakin tidak punya rasa segan pada Chris. Bicara sesuka hati. "Mau apa kamu kemari?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   9. Balas Dendam Menyenangkan

    'Kau terlihat gembira!' Chris mengirimkan pesan pada Nasya. Selama makan malam ini berlangsung, Nasya terlihat gembira melihat Chris merasa tertekan. Kate sudah minta maaf pada Nasya, setelah mengetahui kebenaran kalau dia adalah istri Dika, yang berarti keponakan Chris. Tentu saja Nasya memaafkan. Dengan adanya Kate, dia tidak perlu khawatir kalau Chris akan terus mengganggu dirinya lagi. 'Tentu saja, balas dendam ternikmat! Oh iya, dari mana Om tahu nomor ponselku?' balas Nasya dengan senyum mengembang di bibir. Tapi, menyadari kalau Chris memiliki nomornya, membuat Nasya melihat dengan kerut di keningnya. Dia melihat ke arah Kate yang tengah asyik bicara dengan Dika. Dari seberang sorot mata Chris begitu tajam, seolah ingin membunuhnya. "Sayang, kenapa diam saja? Kenapa gak dimakan?" Kate menoleh pada Chris yang menunduk, sibuk mengetik di ponselnya. Buru-buru, Chris menutup pesan, dan mengantongi kembali ponselnya. "Aku tidak lapar, Kate!" jawab Chris jutek. Dia menerka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   10. Magang

    "Kamu pagi ini udah rapi, mau ke kampus, Nas?" Dika memperhatikan Nasya yang berdiri di depan cermin, mengamati penampilannya. Kemeja putih dan rok sepan hitam.Pagi-pagi sekali Nasya sudah berdandan, bersiap menuju perusahaan tempatnya magang. Rasanya tidak nyaman karena tidak bersama Aira, tapi mau bagaimana lagi. Dia harus mandiri "Hari ini mulai magang, Mas. Eh, apa aku belum cerita?" Nasya mendekat pada Dika dan duduk di samping pria itu yang tengah sibuk memakai sepatu.Dika menggeleng, lalu berhenti memakai kaos kakinya dan menatap serius pada Nasya."Perasaan udah deh, Mas. Tapi, kalau memang belum, maaf, ya. Hari ini aku mulai magang. Doakan biar cepat selesai dan bisa wisuda."Dika tersenyum, lalu menarik kepala Nasya untuk dia cium. "Kamu jangan capek-capek." Nasya mengangguk, lalu mengalungkan tangannya di leher Dika dan kini mulai memonyongkan bibirnya, minta dicium." Pria tampan itu tersenyum, lalu memajukan bibir untuk mengecup sang istri. Cup. "Ingat makan, j

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   11. Salah Tempat

    Baik Nasya atau pun pria yang baru saja memanggil namanya, sama sekali tidak menyangka kalau mereka akan bertemu di tempat itu. Salah tempat! Hanya itu yang dikatakan Nasya dalam hatinya. Firasatnya sudah buruk, dia akan berada di neraka selama enam bulan ini. Takdir memang kadang suka bercanda, tapi tidak seperti ini juga, dong! Nasya sengaja menghindar i kenapa justru takdir buat mereka mendekat? "Ada apa ini?" tanya Hans yang sudah dipanggil salah satu karyawan dan memberitahu soal keributan di pantry. Tentu saja dia harus bertanggung jawab atas bawahan serta semua yang ada di bawah kepemimpinannya. "Maaf, Pak, ini anak magang buat keributan. Hampir saja pantry kita kebakaran!" sahut gadis yang jadi rival Nasya tadi. "Kebakaran? Maksud kamu, Anggi?" "Ini, Pak, anak magang gak berguna ini masak air, tapi justru melamun sampai air nya habis dan pan nya gosong!" Semua mata kini berpusat pada Nasya. Kebanyakan tentu saja melayangkan tatapan menghakimi. "Benar begitu, Nas?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25

Bab terbaru

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   123 Bahagia itu Kita

    Elena tidak bisa menolak. Bukan hanya sekedar karena Raka akan membantu keluarganya, tapi jauh dari itu, dia juga menyimpan rasa pada Raka. Tidak dibuat-buat, mengalir begitu saja. Elena yakin, kalau Raka mampu membahagiakan dirinya. Pernikahan putra bungsu Dirga digelar di ballroom hotel dengan banyak tamu undangan dari kalangan pebisnis, publik figur, sampai semua karyawan perusahaan diundang. Banyak yang terkejut, tidak menyangka kalau atasan dan bawahan itu akhirnya dipersatukan dalam mahligai rumah tangga. "Kamu terlihat gugup," bisik Raka memandang lembut istrinya. Elena tersipu malu. Kini sudah resmi jadi suami istri, tapi rasa gugup dan deg-degan di dalam hatinya belum juga surut. Ada kalanya Elena mencubit tangannya, demi memastikan kalau dia sedang tidak bermimpi. Raka putra Dirgantara kini sudah jadi suaminya. "Sedikit," jawabnya pelan, hanya sekali mengangkat kepala lalu kembali menunduk tak tahan dengan tatapan mesra Raka. Raka menarik tangan Elena, menyelipkan j

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   122. Menikah Saja

    "Bagaimana permintaan papi?" Dirga sudah muncul dan duduk di samping Raka yang tengah duduk di teras rumah menikmati kesunyian berteman secangkir kopi. Ayahnya kembali mendesak, tidak mungkin terus menghindar. Tapi, kalau dituruti juga dia tidak punya kandidat. Puas pacaran selama kuliah, menjadi sosok badboy, membuat Raka tidak lagi minat pada pernikahan. Ambisinya sudah terikat dengan urusan kantor. Ada kalanya dia menerima tawaran dari beberapa temannya untuk kumpul di sebuah bar, minum dan menikmati dunia malam. "Hei, kau dengar tidak? Diajak ngobrol kok, malah diam?" "Dengar, Pi. Tapi untuk saat ini aku masih belum ada jawaban untuk pertanyaan papi." Lebih baik pembicaraan ini langsung diputus, jangan lagi ada perpanjangan. "Kalau begitu kamu menerima putusan dari papi. Biar papi jodohkan pada anak teman papi aja," sambar Dirga tidak memberi celah. Terlalu lama bersabar dengan putra bungsunya ini, kalau tidak gerak cepat, bisa-bisa, dia tidak jadi menikah. "Jangan

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   121. Ingatan Tentangmu

    "Wajah kamu kenapa?" Raka memiringkan kepala, mencoba melihat lebih jelas ke arah pipi Elena yang dia temui pagi ini di lift. "Gak papa, Pak," jawabnya singkat. Rambut panjangnya dibiarkan menutup pipi sebelah kanan, agar memar bekas tampar ibu tirinya tidak terlihat. Kalau bukan karena demi ayahnya, dia pasti sudah kabur lagi dari rumah.Elena mengutuk keberadaan ibu tirinya ada dalam hidup mereka, bukan memberi kebanggaan bagi ayahnya, justru derita. Elena harus menerima kekejaman dan penyiksaan ibu tirinya karena sudah menolak pernikahan dengan Edgar. Mau bagaimana lagi, dia tidak menyukai pria yang sombong dan sok berkuasa itu. Kalau dari hikayat Edgar yang dia dengar dari orang tuanya, harusnya pria yatim piatu itu berbudi pekerti dan bersikap baik, bukan justru sebaliknya. Dia juga tidak merasa perlu dinikahi Edgar karena permintaan terakhir Jason. Bahkan dengan Jason sendiri pun dia belum terlalu yakin, semua ini juga karena keluarganya yang memaksa dia harus menikah deng

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   120. Cinta Hingga Maut Memisahkan

    Rasa penasaran Nasya menggerogoti pikirannya hingga tidak bisa tidur malam itu. Tidak sabar menunggu datangnya pagi agar dia bisa mencari Chris. Jelas kalau suara wanita yang dia dengar tadi milik Helen. Pertanyaan, mengapa malam selarut itu Chris ada bersama Helen? Memikirkan banyak kemungkinan buruk yang akan terjadi, membuat Nasya tak kuasa menahan air matanya. Apakah dia akan kehilangan Chris lagi? Apakah hati pria itu sudah berubah, kembali pada Helen? Segala tanya dia simpan hingga esok. Penantian Nasya berakhir. Langit sudah terang, begitu cerah, tapi tetap saja tidak bisa menghilangkan cemas di hatinya. "Pagi sekali, mau kemana?" tanya Anisa mendapati Nasya di anak tangga terakhir. Dia sudah bersiap, terlihat cantik meski kantong mata tetap menunjukkan kebenaran kalau dia semalaman tidak tidur. "Mau mencari Chris!" jawabnya tegas. Dia tidak perlu melirik ke arah Dirga yang saat itu juga ada mendengar obrolan mereka, karena dia yakin kalau ayahnya pasti saat ini tengah

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   119. Kebohongan Telah Usai

    Helen tidak tahu bagaimana lagi menyembunyikan wajah malunya. Di tengah semua tatapan menghakimi orang di kafe itu, dia mencoba untuk tetap bisa berdiri. Kalaupun mau mundur lagi, sudah kepalang tanggung. "Bagaimana, Bu, kita tetap melanjutkan tujuan kita kemari?" teguran dari petugas menyadarkan dirinya. Dengan ragu, Helen mengangguk. Dia akan terus berjuang, menggunakan kesempatan terakhirnya. Siang itu, Nasya membuat sedang ada di ruangannya. Kristal ikut bersamanya ke kafe dan sedang mencoba membujuk putrinya itu untuk tidur siang, jadi huru-hara di luar sana tidak sampai ke telinganya. Namun, begitu mendapati pintu ruang kerjanya didobrak, Nasya mengalihkan pandangannya. "Bapak ada kepentingan apa masuk ke mari?" tanya Nasya sewot, pasalnya menidurkan Kristal, dia harus ikut berbaring dan gaunnya sedikit tersingkap menunjukkan paha mulusnya. "Itu orangnya, Pak, tangkap saja!" seru Helen yang ternyata sudah ada di belakang petugas. Secara paksa, petugas menyeret Nas

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   118. Huru Hara

    Acara pernikahan itu pada akhirnya batal. Keluarga Ferdi tetap tidak terima. Mereka menuntut keluarga Nasya dengan tuduhan penjebakan. Namun, Dirga sudah tidak mau mendengar apapun penjelasan keluarga Ferdi, disaat itu juga diminta untuk membatalkan pernikahan itu. Sekarang, setelah semua orang pamit pulang dengan tanda tanya besar dalam hati mereka, kini semua anggota keluarga duduk di saling berhadapan. Rapat keluarga dimulai. Dirga duduk berdampingan dengan Anisa, mengamati Chris dan Nasya yang duduk tepat di depan mereka. Di sisi lainnya ada Raka, dan pasangan suami istri, Radit dan Airin. "Jelaskan!" perintah Dirga, menatap lekat pada wajah Chris. Matanya memicing, tanda tidak suka karena Chris menggenggam tangan Nasya dengan erat. Mengapa putrinya bisa bersama Chris sementara waktu itu, pria yang disebut bernama Andrew ini justru diusir Nasya. "Papi," Nasya mulai angkat bicara. Dia ingin menjadi tameng bagi Chris atas interogasi ayahnya. Tatapan Dirga pada suaminya s

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   117. Jangan Meninggalkan ku lagi

    Nasya tidak perduli kalau air matanya akan menghancurkan hasil karya-karyas pengantin yang sudah lebih 2 jam memoles wajahnya tadi. Meski mencoba untuk menahan air matanya tetap saja turun setelah mendengar semua cerita Chris. "Jangan menangis lagi, aku minta maaf karena sudah membuatmu menderita dan menungguku terlalu lama," bisik Chris sembari terus mengusap punggung Nasya yang menangis dalam pelukannya. Tuhan begitu sayang kepadanya, di saat dia akan terperangkap dalam jebakan Ferdi, keajaiban datang dan membuatnya mengetahui sifat busuk pria itu dan kini kebahagiaan nya disempurnakan lagi oleh berita yang baru dia dengar dari Chris. "Sayang, jangan menangis lagi, aku semakin bersalah," bujuk Chris lembut. Nasya tidak terima, dia memukul dada bidang Chris, kesal, tapi juga sangat bahagia. Kesal karena harus melalui penderitaan yang panjang berpisah dengan pria itu, tapi senang karena mengetahui kalau suaminya belum meninggal dan dia kini bersamanya. "Ini seperti mimpi. Aku t

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   116. Pria Pendusta Hidung Belang

    Lily batal tinggal di rumah orang tua Nasya. Dia menempatkan wanita itu di rumahnya bersama Bi Sumi yang selama ini mengurus rumah mereka yang sudah lama ditinggalkan setelah kepergian Chris. Ingin sekali rasanya menolak, takut merepotkan Nasya dan keluarganya, tapi Nasya tetap bersikeras meminta wanita itu tetap tinggal di rumahnya. Setelah selesai mengamankan Bu Lily, Nasya dan Airin meneruskan rencana mereka ke toko perhiasan, mengambil perhiasan milik Anisa. Sesaat Nasya berangkat mencari Lily, ibundanya menghubungi meminta anaknya singgah ke toko perhiasan. "Tunggu, itu bukannya-" Airin menghentikan ucapannya dan menarik tangan Nasya untuk mundur. Mata Nasya mengikuti telunjuk Airin. Benar, dia mengenal pria yang sedang memeluk pinggang wanita bertubuh sedikit berisi. "Itu mas Ferdi!" desisnya tidak percaya. Pria yang akan berubah status menjadi suaminya besok justru jalan berduaan dengan wanita lain. Jangan bilang wanita itu saudara, sepupu atau kerabat, tidak ada hubungan

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   115. Menemukan Persembunyian Lily

    Kejadian di salon itu menorehkan luka sekaligus trauma yang cukup besar. Kalau bukan Radit datang menjemput mereka, Nasya tidak akan berani keluar dari salon itu. Imbasnya, saat Ferdi menyarankan mempercepat pernikahan mereka, Nasya manut saja. Dia menyerahkan semua urusan pernikahannya yang kali ketiga ini pada Anisa dan ibu Ferdi, sementara dia hanya mengurung diri di kamar menangisi takdirnya. "Nay, kamu mau kemana? Gak baik keluar rumah lagi. Besok kamu menikah, sebaiknya jangan pergi," tegur Anisa yang mendapati putrinya itu sudah rapi dan bersiap pergi. "Sebentar aja, Mi. Cuma mau bertemu seseorang," balas Nasya. Baru saja dia mendapatkan pesan dari Airin. Orang suruhannya berhasil menemukan alamat Lily dan sekarang dia ingin mengunjungi wanita itu hanya sekedar ingin memastikan kalau Lily baik-baik saja. "Gak boleh! Nanti mami dimarahi papi kamu." "Mi, please." Nasya menyatukan telapak tangan di depan dada. Suaranya diusahakan pelan agar Kristal yang sedang tidur siang tid

DMCA.com Protection Status