Daniel membenamkan kepalanya di antara paha Alice dan ia tidak melewatkan satu senti pun area kewanitaan perempuan bertubuh mungil itu. Netra Daniel sesekali bergerak ke atas untuk melihat reaksi Alice atas permainan lidahnya, setelah sang CEO gila itu berhasil membuat Alice basah barulah ia memulai permainan inti untuk proses pembuatan anak seperti yang diinginkannya. Daniel merayap menaiki tubuh Alice yang sudah terlihat tidak berdaya, Daniel menindih tubuh wanitanya sehingga kulit mereka kini bisa bersentuhan. Daniel menatap wajah cantik Alice dengan seksama lalu ia kembali melumat bibir perempuan yang telah diam-diam menarik perhatiannya, lumatan bibir Daniel sangat liar sehingga membuat Alice hampir kehabisan napas. "Kamu sangat cantik, Alice. Kau hanya perlu sedikit berhias dan memakai pakaian yang agak sedikit seksi agar tubuhmu yang indah ini akan terlihat semakin sempurna," puji Daniel. "Aku bukan pelacurmu, dasar berengsek!!" Umpat Alice dengan napas yang masih terengah-en
Gairah Daniel kembali berkobar dan kini ia menatap lapar kepada dua puting buah dada Alice yang terlihat membulat kencang, Daniel mengginggit gemas puting Alice hingga gadis itu berteriak merintih kesakitan karena kali ini Daniel melakukannya untuk menghukum Alice supaya wanitanya tidak menjadi pembangkang. Sebelumnya Daniel memang melakukan hubungan intim agak lembut karena ia merasa sedikit kasihan kepada Alice, akan tetapi kali ini Daniel melakukannya dengan sangat kasar sebab selain ia sekarang terbakar oleh gairahnya sendiri. Daniel juga kini terbakar oleh rasa emosi sehingga sekarang ini sang CEO gila itu telah menjelma menjadi harimau kelaparan yang menerkam lalu menikmati tubuh mangsanya dengan sangat liar."Arrrggh, sakit. Ampun, jangan gigit lagi, sakiit!!""Diam!! Aku berhak untuk menikmati tubuhmu dengan cara apapun dan bukankah aku tadi sudah memperingatkanmu? Tapi kau malah menganggap peringatanku sebagai lelucon. Sekarang kau harus menanggung konsekuensi dari semua tin
Daniel mengambil waslap untuk membantu Alice mandi dengan menggosok punggung, leher serta lengan perempuan yang sedang duduk di bathtub sambil terus menatap wajah Alice yang sedang tertunduk dan tak mau menatap wajah Daniel sama sekali entah karena perempuan itu sedang malu atau mungkin saja Alice benar-benar muak melihat wajah pria yang telah membuat hidupnya berantakan."Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Daniel sambil menatap penuh selidik. Ia mencoba menerka-nerka hal yang sedang dipikirkan Alice saat ini.Alice terlihat risih saat Daniel mendekatkan wajah ke arahnya sedangkan tangan lelaki itu kini bergerak membersihkan area organ kewanitaannya, jantung perempuan itu berdebar sangat kencang sehingga ia sempat berpikir kalau Daniel bisa mendengar detak jantungnya. Debaran jantung Alice bukan karena ia sedang merasakan satu perasaan istimewa terhadap Daniel melainkan karena sentuhan-sentuhan tangan lelaki tampan itu yang sedang bergerak menjamahi bagian sensitifnya sehingga mem
Dimana ini? Apa yang terjadi? Kepalaku sakit,' ucap Alice di dalam hati setelah ia tersadar dari pingsannya.Netra Alice bergerak menyapu setiap sudut ruangan yang terlihat sangat berantakan, banyak tong bekss berjajar di sudut ruangan bahkan yang terlihat terguling, udara terasa pengap karena kurangnya ventilasi sebagai tempat pertukaran udara, lantai kotor dan dipenuhi debu. Alice mendapati dirinya sedang duduk dengan kedua tangan serta kaki yang terikat di kursi, mulutnya dilakban. Jangankan bisa mencoba untuk melarikan diri, untuk bergerak saja tubuhnya tidak mampu karena dirinya sudah tidak mempunyai tenaga untuk melawan ataupun meronta."Oh ... calon nyonya Myers sudah sadar rupanya," ucap salah satu lelaki bertubuh gempal serta berkumis tebal menaikkan satu kakinya di atas kursi sambil tertawa. Ia dengan kasar menarik lakban yang menutupi mulut Alice."Kalian siapa? Apa mau kalian sebenarnya?" Tanya Alice dengan tatapan tajam."Apa mau kami? Kami hanya ingin menyiksamu agar kam
Daniel mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari keberadaan Alice yang masih hilang bak ditelan bumi, dan hari ini sudah menginjak hari ke tiga namun mereka masih belum mendapatkan satu pun informasi. Bukan hanya anak buah Daniel saja tapi juga anak buah Mark juga sedang bekerja keras untuk mencari keberadaan Alice yang kini diduga telah menjadi korban penculikan. "Stop!! Putar ulang kamera nomor 3," titah Mark kepada salah satu anak buah Daniel yang bertugas mengawasi kamera CCTV. 'Jadi Alice berusaha melarikan diri tapi pada akhirnya dia menghilang tanpa jejak, aku tidak boleh menceritakan tentang usaha pelarian Alice kepada kak Daniel atau masalah ini akan semakin bertambah runyam. Aku rasa ada campur tangan musuh yang menyamar sebagai anak buah kak Daniel dalam kasus hilangnya Alice,' ucap Mark di dalam hati sambil terus mengawasi layar komputer. "Tahan!! Putar lagi rekaman kamera nomor 5," titah Mark tiba-tiba. Mark menatap mobil tua yang terlihat mencurigakan baginya, netr
Alice terdiam terpaku setelah salah satu penculik memergokinya hendak melarikan diri, Alice bergegas berlari ke arah pintu keluar yang berada tepat di depannya, hanya tinggal sedikit saja Alice sudah bisa merasakan kebebasan akan tetapi nyatanya sang penculik itu bergerak lebih cepat dengan menangkap Alice. Tubuh mungil Alice dibopong dibahu oleh salah seorang pria bertubuh tinggi besar yang penampakannya seperti seorang pegulat profesional, tubuh mungil Alice langsung dijatuhkan begitu saja ke lantai bagaikan karung beras.Alice memekik kesakitan setelah tubuhnya menghantam lantai dengan sangat keras. Pria yang membopong Alice tadi berjongkok lalu ia menjambak rambut panjang Alice sehingga kepala perempuan itu otomatis tertarik ke belakang. "Dasar pelacur!! Akan kupatahkan kedua kakimu kalau kau coba-coba melarikan diri lagi!! Apa kau pikir kami semua ini bodoh sehingga bisa kau tipu, hah?!" Sentak sang pria bertubuh tinggi besar itu sambil memukul kepala Alice dengan keras, ia juga
Alice terbatuk-batuk saat asap hitam pekat memenuhi ruangan dan sangat menyiksa paru-parunya karena kadar oksigen di dalam gudang semakin menipis, pandangan matanya juga semakin kabur. Perempuan bermata biru itu kini hanya bisa pasrah menunggu ajalnya tiba, bahkan sebelum Alice pingsan samar-samar ia melihat malaikat berwajah tampan datang mendekatinya sehingga ia terus melantunkan doa di dalam hatinya agar ia tidak merasakan sakit saat nyawanya dicabut oleh sang malaikat maut.Akan tetapi .... Alice melihat sebuah keanehan pada malaikat yang dilihatnya sekarang, malaikat itu tidak memakai jubah berwarna hitam seperti yang digambarkan di film-film fiksi, malaikat yang dilihat oleh Alice malah mengenakan setelan jas lengkap dengan dasinya dan yang lebih anehnya lagi malaikat itu pun tahu namanya. Alice tersenyum saat si malaikat pencabut nyawa itu menyebutkan namanya berulang-ulang dan malaikat itu tidak menunjukkan ekspresi wajah seram sama sekali dan malaikat itu malah menunjukkan e
Daniel berjalan cepat dengan kaki terpincang-pincang menuju ke ruang inap Alice yang diikuti Mark dari belakang, sang CEO itu sudah tidak sabar untuk bertemu dengan wanitanya, ekspresi wajahnya terlihat sangat khawatir bercampur cemas dan ia takut kalau sampai terjadi sesuatu kepada Alice. Daniel baru bisa bernapas lega saat ia melihat Alice sedang terbaring di atas ranjang dan perempuan itu juga masih bernapas meskipun wajah serta seluruh tubuh Alice dipenuhi lebam serta luka."Thanks, God." Ucap Daniel sambil berjalan mendekati ranjang Alice."Aku dulu selalu berpikir kau adalah seorang lelaki berengsek yang suka mempermainkan perasaan wanita akan tetapi pikiranku salah setelah melihatmu menyelamatkan Alice," ucap Mark."Bagus ... pertahankan saja pemikiranmu sampai kau mati karena itu membuatku terlihat sangat keren," timpal Daniel."Kamu memang selalu terlihat keren di mataku dan setelah kejadian kemarin saat kau menyelamatkan Alice. Aku jadi semakin mengagumimu jadi aku tarik ke
"Mark!! Mark!! Bagaimana ini?!" Pekik Mia setelah melihat ada yang tidak beres dengan barang bawaannya.Mark yang baru masuk ke kamar mandi langsung berlarian mendekati Mia dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam lumayan ketat hingga junior gagahnya terlihat menyembuk dan membuat Mia berteriak semakin histeris."Mia!! Ada apa?" Tanya Mark kebingungan."Bajuu ... bajumu mana? Kenapa kau telanjang?" Ujar Mia dengan tubuh gemetaran.Mark tersenyum lalu ia menangkup pipi Mia dengan kedua tangannya yang ia tekan dengan lembut sehingga pipi istrinya terlihat sedikit menggembung. "Buka matamu dan lihat aku," titahnya."Tidak mau, kau sedang telanjang dan aku tidak mau melihatmu," tolak Mia sambil menggeleng cepat."Kita sudah menikah, Mia. Lalu apa yang kau takutkan?" Ucap Mark. "Sekarang cepat buka matamu," titahnya kemudian yang lagi-lagi langsung ditolak oleh istrinya."Aku belum pernah melihat pria telanjang sebelumnya," ucap Mia yang sudah hampir menangis."Oke, maafkan
"Jane hamil? Tapi ... bukankah program bayi tabung kami gagal?" Tanya Ryo kepada sang dokter dengan ekspresi wajah pasrah."Tidak, tuan Myers. Sekarang istri anda sedang hamil dan siapa yang mengatakan program bayi tabung anda gagal, Tuan?" Jawab sang dokter."Ryo!! Akhirnya kau akan memiliki anak sendiri," ujar Daniel sambil memeluk erat sepupunya yang masih tertegun tidak percaya dengan ucapan sang dokter."Tapi, Daniel. Aku masih belum percaya, tolong cubit aku dan katakan kalau aku tidak sedang bermimpi," ucap Ryo.Alice berjalan mendekati Ryo dan tanpa basa-basi ia langsung mencubit pinggang Ryo bahkan sampai memelintirnya ke samping. "Bagaimana? Apakah rasanya sakit?" Tanyanya gemas."Aaaakkkkkkkkhhh, Alice!! Sakit," pekik Ryo kencang."Itu berarti kau tidak sedang bermimpi, bodoh!! Kau akan menjadi seorang ayah," ujar Alice."Dan aku akan menjadi seorang paman," timpal Daniel berseru senang."GOD!!" Ryo memeluk Daniel lalu ia bergegas duduk di tepi ranjang memeluk Jane erat sam
"Menikah? Jadi, kau benar-benar akan menikahi Mia?" Tanya Daniel memastikan."Ya, aku akan menikah dengan Mia dan aku membutuhkan berkat dari keluargaku," jawab Mark. "Aku tahu Mia bukan dari keluarga kaya dan tidak sesuai dengan harapan kak Daniel tapi ... aku mencintainya dan aku ingin menghabiskan hidupku bersama dengan Mia," lanjutnya."Dasar anak bodoh!! Memangnya sejak kapan aku mempermasalahkan tentang status Mia, asalkan kau bahagia maka itu sudah lebih dari cukup," ucap Daniel sambil memeluk Mark."Selamat Mark," ucap Jane.Alice keluar dari kamar mandi setelah mendengar suara ribut -ribut. "Ada apa ini? Kenapa kalian berpelukan? Apakah kau naik pangkat, Mark?" Tanyanya."Bukan kenaikan pangkat, tapi ini." Daniel memberikan undangan pernikahan Mark kepada Alice sambil menunggu reaksi yang akan ditunjukkan oleh istrinya."Oh my God!!! Apakah ini benar? Mark akan menikah dengan Mia?" Pekik Alice sambil menatap Daniel dan Mark bergantian, ia sangat terkejut setelah membaca undan
"Alice sedang dioperasi karena rahimnya mengalami masalah dan bayi kami harus segera dikeluarkan atau nyawa mereka berdua dalam bahaya," jelas Daniel dengan ekspresi wajah yang depresi.Ryo duduk tepat di samping Daniel untuk memberikan support serta kekuatannya kepada sang sepupu, ia berusaha menenangkan kegundahan serta kegelisahan hati Daniel dengan cara menepuk pundak sepupunya."Alice adalah wanita yang kuat dan tangguh jadi kau tidak perlu merasa khawatir. Bayimu dan istrimu pasti baik-baik saja," ucap Ryo."Tapi Alice sudah keguguran dua kali, kali ini aku benar-benar takut kehilangan salah satu dari keduanya, Ryo. Apalagi tubuh Alice sangat lemah dan ...." Ucapan Daniel terhenti dan tiba-tiba lidahnya terasa kaku yang membuatnya tidak bisa lagi berkata-kata."Daniel, semuanya akan baik-baik saja. Percayalah kepadaku," ucap Ryo.Beberapa menit berlalu dengan sangat lambat dan membuat Daniel menjadi gila karena tidak kunjung mendapatkan kepastian kondisi istri serta bayinya, ota
"YEEESSS!! IT'S BABY GIRL!!" Daniel melompat senang setelah mengetahui jenis kelamin calon anaknya.Image dingin dan kejam tidak lagi terlihat di wajah sang CEO gagah, Daniel terlihat layaknya suami dan ayah pada umumnya yang terlihat begitu bersemangat karena tak lama lagi ia akan bisa menimang bayi kecil yang lucu dan cantik."Thanks, God!! Thanks, Babe." Daniel memeluk erat dan menciumi seluruh wajah sang istri sebagai bentuk rasa terima kasihnya kepada wanita yang selama ini selalu memberikan kebahagiaan untuknya."Kau terlihat sangat bahagia," ucap Alice."Tentu saja aku sangat bahagia karena semenjak kau datang dalam hidupku, semua harapan dan keinginanku terpenuhi. Kau telah memberiku seorang putra yang luar biasa dan sekarang kau memberiku seorang putri," ucap Daniel dengan wajah yang memerah dan air mata yang terus berlinang membasahi pipinya."Daniel, Alice. Selamat ya, akhirnya kalian mendapatkan anak perempuan. Yeeey," ucap Ryo.Daniel memeluk Ryo erat lalu ia berkata. "T
"Sekarang jawab pertanyaanku baik-baik, apa kau mendekati Mia hanya karena gadis itu mirip dengan Alice?" Tanya Daniel sambil menatap Mark dengan tatapan penuh selidik."Apa maksud kak Daniel? Aku sudah lama melupakan Alice tapi kenapa kakak malah menuduhku seperti itu," timpal Mark."Aku bertanya karena aku melihat kemiripan antara Alice dan Mia," jawab Daniel."Ah!! Jadi hanya karena kemiripan warna bola mata, rambut dan juga bentuk tubuh makanya kak Daniel menuduhku masih memiliki perasaan terhadap Alice? Jangan berpikiran konyol seperti itu," ujar Mark sambil tersenyum kecut."Baik kalau begitu, satu hal lagi yang ingin aku tanyakan kepadamu tentang Mia," ucap Daniel."Apa itu?""Apa kau tahu tentang asal-asul Mia? Pekerjaannya yang dulu sebagai pencopet?" Tanya Daniel yang membuat Mark terhenyak. "Mark, pikirkan lagi masak-masak. Masih banyak gadis yang lebih baik di luar sana," lanjutnya."Aku tahu semuanya dan aku tidak akan pernah mundur, semua orang punya masa lalu dan aku ya
"Apa katamu? Mia pembunuh? Jangan sembarangan bicara atau aku akan membuat kakimu lumpuh selama-lamanya," ujar Daniel yang kembali menekan pisau di paha Carl hingga pemuda itu mengerang semakin kencang. "Mia, apa kau mengenal pria berengsek ini?" Tanyanya kepada Mia."Tidak, Tuan Myers. Saya baru sekali ini melihatnya jadi mana mungkin saya mengenalnya," jawab Mia."Fuck you," umpat Daniel penuh emosi."Akkkhh!! Bohong!! Gadis itu bohong, dia yang telah membunuh kakakku!! Dia adalah pencopet dan dia mencuri dompetku yang berisi uang untuk biaya operasi kakakku yang mengalami kecelakaan," jelas Carl.Daniel melirik Mia, dan ia melihat sang gadis menunjukkan reaksi terkejut setelah mendengar pengakuan Carl akan tetapi Daniel masih belum sepenuhnya percaya dengan ucapan Carl."Mia, apakah yang dikatakan pria ini benar?" Tanya Daniel.Mia hanya terdiam sambil menatap nanar wajah Carl dan mengingat-ingat kembali semua nama korban yang telah ia copet. "Siapa nama panjangmu?" Tanyanya kepad
"Daniel, bisakah kau jelaskan maksud ucapan Mark barusan? Aku rasa otakku sudah sudah dipenuhi oleh bayangan Jane makanya aku jadi sulit mencerna ucapan Mark," pinta Ryo sambil menatap punggung Mark yang kian menjauh.Daniel menghela napas panjang seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Aku rasa si bodoh itu kali ini benar-benar serius dengan Mia, aku bisa melihat kesungguhannya dari pancaran mata serta caranya berbicara," ucapnya."Aahh!! Jadi begitu, sekarang aku mengerti dan hey!! Bukankah kita harus membuat pesta untuk merayakannya?" Ujar Ryo penuh semangat."Apa kau ingin kepalamu aku pukul? Kenapa kau malah memikirkan pesta sementara Mark sedang terkena masalah, daripada kau memikirkan sebuah pesta bukankah lebih baik kita kirimkan dulu beberapa pengacara untuk membela Mark," timpal Daniel."Oke, sorry. Aku akan menghubungi pengacara sekarang juga untuk membantu Mark," ucap Ryo sambil mengotak-atik ponselnya untuk mencari kontak pengacaranya.Daniel berjalan mas
Nasib sial kini menimpa Mia yang baru sehari bekerja di perusahaan Myers, ia harus menyelesaikan pekerjaan yang sangat banyak hingga ia terpaksa pulang larut malam dan bus yang terakhir sudah lewat sehingga gadis cantik bertubuh langsing itu terpaksa pulang dengan jalan berjalan kaki menuju ke apartemen MYS yang jaraknya lumayan jauh dari perusahaan Myers.Mia tersesat, ia melewati jalan berbahaya dan rawan kejahatan. Langkah kaki Mia terhenti dan ia langsung berbalik arah saat melihat beberapa anggota gengster yang sedang minum-minum di jalan. Kesialan Mia dimulai saat anggota gengster itu melihatnya dan kini sedang mengejar sang gadis."Apa yang kalian inginkan? A ... aku tidak punya uang jadi tolong jangan ganggu aku," ucap gadis cantik bermata biru tersebut."Tidak ada uang tidak masalah, karena kami hanya butuh tubuhmu untuk menghangatkan tubuh kami dari dinginnya angin malam," ucap salah satu pria."Jangan mendekat!! Tolong, biarkan aku pergi dan aku janji tidak akan melaporkan