Daniel merebahkan Alice di atas ranjang lalu menyelimuti perempuan itu sampai ke leher untuk menjaganya agar tetap hangat di tengah cuaca yang sedang dingin, tangan pria itu bergerak mengelus lembut puncak kepala Alice dengan penuh kasih sayang. Siang ini Alice sudah diperbolehkan pulang ke rumah tapi dengan catatan tidak boleh terlalu banyak melakukan aktivitas yang berat karena calon nyonya Myers itu sedang dalam masa pemulihan. "Beristirahatlah dan jangan banyak berpikir supaya kau bisa secepatnya pulih," ucap Daniel. "Bagaimana kalau mereka kembali lagi?'' Tanya Alice dengan ekspresi wajah yang terlihat masih ketakutan., tangannya mencengkeram erat baju Daniel. "Aku telah memperketat penjagaan di dalam dan juga luar mansion, jadi kau tidak perlu merasa takut atau cemas. Ada Will dan Math juga yang berjaga di depan pintu kamarmu," jawab Daniel. "Apakah kamu membutuhkan sesuatu, barang atau apapun itu yang bisa kau gunakan untuk mengisi waktu senggang agar tidak merasa bosan?" T
Daniel, Alan dan Fellix, masing-masing telah mempunyai pembagian tugas tersendiri yang harus mereka kerjakan. Karena misi mereka sekarang adalah untuk meledakkan sebuah gedung maka tidak ada yang boleh melakukan satu kesalahan kecil sekalipun atau nyawa mereka sendiri yang akan menjadi taruhannya dan oleh sebab itulah Daniel juga melibatkan satu orang lagi anak buah kepercayaannya yang berotak jenius dan ahli di bidang alat peledak.Ketiga orang yang berpakaian serba hitam dan tertutup rapat mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki itu mulai memasuki gedung dari pintu belakang yang sebelumnya sudah dibuka oleh kaki tangan Daniel, Fellix langsung bekerja dengan alat peledaknya sedangkan Daniel berjalan menuju ke satu ruangan yang terdapat fire alarm sambil menyeret sebuah tong sampah berisi material yang sangat mudah untuk terbakar dan tujuan Daniel melakukan itu untuk mengosongkan gedung agar tidak ada korban jiwa saat ia merobohkan gedung kemudian Daniel keluar dan menuju ke ruang C
Daniel tiba-tiba masuk ke dalam mobil yang tentu sangat mengagetkan Fellix dan Alan karena kedua anak buah sang CEO pikir kalau bos mereka tidak selamat maka dari itulah mereka memutuskan untuk pergi menjauh, mobil melaju kencang meninggalkan area gedung milik Marco guna menghindari masalah yang akan terjadi nantinya. Setelah merasa aman, Daniel akhirnya melepaskan masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya, ia juga melepaskan topinya sehingga ia bisa bernapas dengan lega."Apa yang terjadi? Kenapa tuan Daniel terlambat datang?" Tanya Alan."Aku harus mengamankan staff CCTV yang masih berada di dalam ruangan," jawab Daniel."Apakah tuan baik-baik saja? Apakah tuan Danel terluka" Tanya Fellix sambil sesekali menatap spion tengah untuk memastikan keadaan Daniel.Daniel membuka perlahan jaket ketat warna hitamnya yang koyak pada bagian lengan, Daniel melihat pecahan kaca berukuran sedang menancap di lengan kekarnya. Daniel mencoba mengatur napasnya agar bisa tetap tenang karena ia aka
"Apa kau sudah benar-benar gila?! Kau datang ke rumahku dan mengganguku pagi-pagi, apa yang kau inginkan dariku?" Daniel menodongkan senjatanya ke arah Marco karena tidak terima dengan kelakuan Marco yang sudah sangat keterlaluan. "Bukan aku yang gila, tapi kau!! Itu kau yang menghancurkan gedungku dan Helena, 'kan?" Tuduh Marco tanpa basa-basi. Daniel tersenyum sinis lalu berkata. "Apa kau punya buktinya? Kalau kau hanya membual saja hanya untuk membuatku kesal saja lebih baik kau enyah dari hadapanku atau aku tidak akan segan-segan untuk menembak kepalamu yang tidak ada otaknya itu." "DASAR KEPARAT!! BERANI-BERANINYA KAU BERKATA SEPERTI ITU KEPADAKU!! JELAS-JELAS KAU YANG TELAH MELEDAKKAN GEDUNGKU," teriak Marco seperti orang kesetanan. "Kalau kau mau menuduh kak Daniel sebaiknya kau harus berkaca terlebih dahulu, lihatlah kelakuanmu itu yang sangat buruk!! Mungkin saja yang meledakkan gedungmu itu adalah salah satu dari musuh-musuhmu dan kau tidak bisa menuduh kak Daniel begitu
"Apakah kamu ada tanda-tanda seperti mual, ingin muntah atau apapun itu?" Tanya Daniel dengan tatapan penuh selidik."Tidak, aku hanya gampang lelah saja belakangan ini tapi aku rasa penyebabnya karena stress. Sejak penculikan hari itu aku tidak bisa tidur nyenyak setiap malam karena terus dibayangi ketakutan," jawab Alice."Apakah perlu aku panggilkan dokter untuk memeriksamu dan memberimu obat penenang?" Tanya Daniel yang merasa sangat khawatir dengan kondisi Alice sekarang.Alice menggeleng cepat lalu ia berkata. "Tidak perlu, aku hanya ingin tidur saja karena badanku terasa sangat lelah dan aku juga membutuhkanmu untuk terus berada di sisiku."Daniel memegang tengkuk Alice, mendorongnya pelan mendekat wajahnya sehingga Daniel bisa melumat bibir ranum wanitanya dengan penuh gairah. Tangan Daniel meremas payudara Alice tanpa melepaskan ciumannya dari bibir ranum wanitanya yang sangat menggoda."Ssshh, Awwh!!" Rintih Alice kesakitan, Ia reflek menyingkirkan tangan Daniel dari payudar
"Bagaimana keadaan Alice? Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Daniel tidak sabaran kepada dokter yang baru saja memeriksa keadaan Alice. Sang Dokter menghela napas panjang sambil memasukkan stetoskop ke dalam tas kerjanya, bibirnya terkatup matanya bergerak memutar ke atas seakan-akan ia sedang berpikir atau mungkin sedang merangkai kata-kata yang tepat untuk menyampaikan diagnosanya kepada Daniel agar tidak memancing temperamen sang CEO yang buruk. "Hei, apakah ada yang salah? Kenapa kau tidak berbicara? Apakah Alice sakit parah?" Daniel kembali memberondong sang dokter dengan banyak pertanyaan. "Nyonya Alice sedang hamil dan usia kehamilannya memasuki minggu yang ke-tiga," ucap sang Dokter yang membuat Daniel dan Mark terperangah. "A–apa? Hamil? Alice sedang hamil ...?!!" Daniel memekik kencang untuk memastikan kalau telinganya tidak salah mendengar. "Benar, nyonya Alice sedang hamil. Akan tetapi kandungan nyonya Alice sangat lemah sehingga beliau harus banyak-banyak beristirahat
Helena tersentak kaget mendengar kabar kehamilan Alice yang dibocorkan oleh dokter Foster kepadanya, wanita itu tidak menyangka kalau Alice bisa hamil secepat ini dan itu berarti posisinya sebagai nyonya besar Myers benar-benar telah disingkirkan oleh Alice. Bahkan kekayaan Daniel yang selama ini ia incar terancam kandas karena Daniel pasti akan mengalihkan kekayaannya untuk Alice dan anaknya sedangkan dia tidak akan mendapatkan apa-apa.Rasa kekhawatiran Helena itu memang beralasan karena Daniel sudah mulai mengalihkan beberapa aset miliknya atas nama Alice, bahkan sebelum Alice dinyatakan hamil. Oleh karena itulah Helena sedang diserang kebimbangan serta ketakutan, dan yang bisa Helena lakukan adalah mencari sebuah cara agar ia bisa menyingkirkan Alice serta janin yang sedang dikandung oleh musuhnya itu."Helena ... kau sudah dengar itu, 'kan? Habislah riwayatmu, nyonya Helena Myers bisa dikalahkan oleh seorang pelacur simpanan. Sungguh sangat memalukan," hina Marco."Tutup mulut ko
Marco dan Helena benar-benar menjalankan rencana licik mereka dengan menyuap koki yang bekerja di dapur rumah Daniel dengan sejumlah uang, mereka menyuruh sang koki untuk memasak makanan yang biasa dikonsumsi oleh penderita darah tinggi untuk menurunkan tekanan darah. Dan jika rencana Marco dan Helena berhasil maka nyawa Alice dan janin yang berada di dalam kandungannya akan melayangSebuah rencana sangat kejam dan licik tentunya, tapi hanya rencana itu yang bisa mereka jalankan saat ini untuk bisa menyingkirkan Alice agar wanita itu tidak lagi menghalangi jalan mereka untuk mendapatkan harta kekayaan Daniel yang sedang mereka incar. Pagi ini sang koki sudah mulai menjalankan aksinya dengan membuatkan sarapan yang akan dikonsumsi oleh Alice dengan menggunakan bahan makanan yang bisa membahayakan kesehatan calin nyonya Myers tersebut."Huwek ...." Alice tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan ia langsung berlari menuju ke kanar mandi.Daniel seketika ikut terbangun saat menyadari wanitan
"Mark!! Mark!! Bagaimana ini?!" Pekik Mia setelah melihat ada yang tidak beres dengan barang bawaannya.Mark yang baru masuk ke kamar mandi langsung berlarian mendekati Mia dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam lumayan ketat hingga junior gagahnya terlihat menyembuk dan membuat Mia berteriak semakin histeris."Mia!! Ada apa?" Tanya Mark kebingungan."Bajuu ... bajumu mana? Kenapa kau telanjang?" Ujar Mia dengan tubuh gemetaran.Mark tersenyum lalu ia menangkup pipi Mia dengan kedua tangannya yang ia tekan dengan lembut sehingga pipi istrinya terlihat sedikit menggembung. "Buka matamu dan lihat aku," titahnya."Tidak mau, kau sedang telanjang dan aku tidak mau melihatmu," tolak Mia sambil menggeleng cepat."Kita sudah menikah, Mia. Lalu apa yang kau takutkan?" Ucap Mark. "Sekarang cepat buka matamu," titahnya kemudian yang lagi-lagi langsung ditolak oleh istrinya."Aku belum pernah melihat pria telanjang sebelumnya," ucap Mia yang sudah hampir menangis."Oke, maafkan
"Jane hamil? Tapi ... bukankah program bayi tabung kami gagal?" Tanya Ryo kepada sang dokter dengan ekspresi wajah pasrah."Tidak, tuan Myers. Sekarang istri anda sedang hamil dan siapa yang mengatakan program bayi tabung anda gagal, Tuan?" Jawab sang dokter."Ryo!! Akhirnya kau akan memiliki anak sendiri," ujar Daniel sambil memeluk erat sepupunya yang masih tertegun tidak percaya dengan ucapan sang dokter."Tapi, Daniel. Aku masih belum percaya, tolong cubit aku dan katakan kalau aku tidak sedang bermimpi," ucap Ryo.Alice berjalan mendekati Ryo dan tanpa basa-basi ia langsung mencubit pinggang Ryo bahkan sampai memelintirnya ke samping. "Bagaimana? Apakah rasanya sakit?" Tanyanya gemas."Aaaakkkkkkkkhhh, Alice!! Sakit," pekik Ryo kencang."Itu berarti kau tidak sedang bermimpi, bodoh!! Kau akan menjadi seorang ayah," ujar Alice."Dan aku akan menjadi seorang paman," timpal Daniel berseru senang."GOD!!" Ryo memeluk Daniel lalu ia bergegas duduk di tepi ranjang memeluk Jane erat sam
"Menikah? Jadi, kau benar-benar akan menikahi Mia?" Tanya Daniel memastikan."Ya, aku akan menikah dengan Mia dan aku membutuhkan berkat dari keluargaku," jawab Mark. "Aku tahu Mia bukan dari keluarga kaya dan tidak sesuai dengan harapan kak Daniel tapi ... aku mencintainya dan aku ingin menghabiskan hidupku bersama dengan Mia," lanjutnya."Dasar anak bodoh!! Memangnya sejak kapan aku mempermasalahkan tentang status Mia, asalkan kau bahagia maka itu sudah lebih dari cukup," ucap Daniel sambil memeluk Mark."Selamat Mark," ucap Jane.Alice keluar dari kamar mandi setelah mendengar suara ribut -ribut. "Ada apa ini? Kenapa kalian berpelukan? Apakah kau naik pangkat, Mark?" Tanyanya."Bukan kenaikan pangkat, tapi ini." Daniel memberikan undangan pernikahan Mark kepada Alice sambil menunggu reaksi yang akan ditunjukkan oleh istrinya."Oh my God!!! Apakah ini benar? Mark akan menikah dengan Mia?" Pekik Alice sambil menatap Daniel dan Mark bergantian, ia sangat terkejut setelah membaca undan
"Alice sedang dioperasi karena rahimnya mengalami masalah dan bayi kami harus segera dikeluarkan atau nyawa mereka berdua dalam bahaya," jelas Daniel dengan ekspresi wajah yang depresi.Ryo duduk tepat di samping Daniel untuk memberikan support serta kekuatannya kepada sang sepupu, ia berusaha menenangkan kegundahan serta kegelisahan hati Daniel dengan cara menepuk pundak sepupunya."Alice adalah wanita yang kuat dan tangguh jadi kau tidak perlu merasa khawatir. Bayimu dan istrimu pasti baik-baik saja," ucap Ryo."Tapi Alice sudah keguguran dua kali, kali ini aku benar-benar takut kehilangan salah satu dari keduanya, Ryo. Apalagi tubuh Alice sangat lemah dan ...." Ucapan Daniel terhenti dan tiba-tiba lidahnya terasa kaku yang membuatnya tidak bisa lagi berkata-kata."Daniel, semuanya akan baik-baik saja. Percayalah kepadaku," ucap Ryo.Beberapa menit berlalu dengan sangat lambat dan membuat Daniel menjadi gila karena tidak kunjung mendapatkan kepastian kondisi istri serta bayinya, ota
"YEEESSS!! IT'S BABY GIRL!!" Daniel melompat senang setelah mengetahui jenis kelamin calon anaknya.Image dingin dan kejam tidak lagi terlihat di wajah sang CEO gagah, Daniel terlihat layaknya suami dan ayah pada umumnya yang terlihat begitu bersemangat karena tak lama lagi ia akan bisa menimang bayi kecil yang lucu dan cantik."Thanks, God!! Thanks, Babe." Daniel memeluk erat dan menciumi seluruh wajah sang istri sebagai bentuk rasa terima kasihnya kepada wanita yang selama ini selalu memberikan kebahagiaan untuknya."Kau terlihat sangat bahagia," ucap Alice."Tentu saja aku sangat bahagia karena semenjak kau datang dalam hidupku, semua harapan dan keinginanku terpenuhi. Kau telah memberiku seorang putra yang luar biasa dan sekarang kau memberiku seorang putri," ucap Daniel dengan wajah yang memerah dan air mata yang terus berlinang membasahi pipinya."Daniel, Alice. Selamat ya, akhirnya kalian mendapatkan anak perempuan. Yeeey," ucap Ryo.Daniel memeluk Ryo erat lalu ia berkata. "T
"Sekarang jawab pertanyaanku baik-baik, apa kau mendekati Mia hanya karena gadis itu mirip dengan Alice?" Tanya Daniel sambil menatap Mark dengan tatapan penuh selidik."Apa maksud kak Daniel? Aku sudah lama melupakan Alice tapi kenapa kakak malah menuduhku seperti itu," timpal Mark."Aku bertanya karena aku melihat kemiripan antara Alice dan Mia," jawab Daniel."Ah!! Jadi hanya karena kemiripan warna bola mata, rambut dan juga bentuk tubuh makanya kak Daniel menuduhku masih memiliki perasaan terhadap Alice? Jangan berpikiran konyol seperti itu," ujar Mark sambil tersenyum kecut."Baik kalau begitu, satu hal lagi yang ingin aku tanyakan kepadamu tentang Mia," ucap Daniel."Apa itu?""Apa kau tahu tentang asal-asul Mia? Pekerjaannya yang dulu sebagai pencopet?" Tanya Daniel yang membuat Mark terhenyak. "Mark, pikirkan lagi masak-masak. Masih banyak gadis yang lebih baik di luar sana," lanjutnya."Aku tahu semuanya dan aku tidak akan pernah mundur, semua orang punya masa lalu dan aku ya
"Apa katamu? Mia pembunuh? Jangan sembarangan bicara atau aku akan membuat kakimu lumpuh selama-lamanya," ujar Daniel yang kembali menekan pisau di paha Carl hingga pemuda itu mengerang semakin kencang. "Mia, apa kau mengenal pria berengsek ini?" Tanyanya kepada Mia."Tidak, Tuan Myers. Saya baru sekali ini melihatnya jadi mana mungkin saya mengenalnya," jawab Mia."Fuck you," umpat Daniel penuh emosi."Akkkhh!! Bohong!! Gadis itu bohong, dia yang telah membunuh kakakku!! Dia adalah pencopet dan dia mencuri dompetku yang berisi uang untuk biaya operasi kakakku yang mengalami kecelakaan," jelas Carl.Daniel melirik Mia, dan ia melihat sang gadis menunjukkan reaksi terkejut setelah mendengar pengakuan Carl akan tetapi Daniel masih belum sepenuhnya percaya dengan ucapan Carl."Mia, apakah yang dikatakan pria ini benar?" Tanya Daniel.Mia hanya terdiam sambil menatap nanar wajah Carl dan mengingat-ingat kembali semua nama korban yang telah ia copet. "Siapa nama panjangmu?" Tanyanya kepad
"Daniel, bisakah kau jelaskan maksud ucapan Mark barusan? Aku rasa otakku sudah sudah dipenuhi oleh bayangan Jane makanya aku jadi sulit mencerna ucapan Mark," pinta Ryo sambil menatap punggung Mark yang kian menjauh.Daniel menghela napas panjang seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Aku rasa si bodoh itu kali ini benar-benar serius dengan Mia, aku bisa melihat kesungguhannya dari pancaran mata serta caranya berbicara," ucapnya."Aahh!! Jadi begitu, sekarang aku mengerti dan hey!! Bukankah kita harus membuat pesta untuk merayakannya?" Ujar Ryo penuh semangat."Apa kau ingin kepalamu aku pukul? Kenapa kau malah memikirkan pesta sementara Mark sedang terkena masalah, daripada kau memikirkan sebuah pesta bukankah lebih baik kita kirimkan dulu beberapa pengacara untuk membela Mark," timpal Daniel."Oke, sorry. Aku akan menghubungi pengacara sekarang juga untuk membantu Mark," ucap Ryo sambil mengotak-atik ponselnya untuk mencari kontak pengacaranya.Daniel berjalan mas
Nasib sial kini menimpa Mia yang baru sehari bekerja di perusahaan Myers, ia harus menyelesaikan pekerjaan yang sangat banyak hingga ia terpaksa pulang larut malam dan bus yang terakhir sudah lewat sehingga gadis cantik bertubuh langsing itu terpaksa pulang dengan jalan berjalan kaki menuju ke apartemen MYS yang jaraknya lumayan jauh dari perusahaan Myers.Mia tersesat, ia melewati jalan berbahaya dan rawan kejahatan. Langkah kaki Mia terhenti dan ia langsung berbalik arah saat melihat beberapa anggota gengster yang sedang minum-minum di jalan. Kesialan Mia dimulai saat anggota gengster itu melihatnya dan kini sedang mengejar sang gadis."Apa yang kalian inginkan? A ... aku tidak punya uang jadi tolong jangan ganggu aku," ucap gadis cantik bermata biru tersebut."Tidak ada uang tidak masalah, karena kami hanya butuh tubuhmu untuk menghangatkan tubuh kami dari dinginnya angin malam," ucap salah satu pria."Jangan mendekat!! Tolong, biarkan aku pergi dan aku janji tidak akan melaporkan