Sinar lampu berkilat bersamaan dengan gerakan tangan Emma saat memotret Starlee yang berpose di depan layar putih.Starlee bergerak bebas. Ia melihat ke kamera, tidak melihat ke kamera, memiringkan wajahnya, sedikit mengangkat dagunya, tersenyum, dan tidak tersenyum. Ia menunjukan sisi terbaik dari dirinya. Membuat Emma tidak memiliki keluhan sedikitpun padanya.Emma tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berteriak. Ia merasa sangat hidup ketika memotret Starlee. Setiap gambar yang ia ambil terasa begitu sempurna.Starlee dengan riasan bold benar-benar paduan yang sempurna. Perpaduan warna berani menghasilkan kesan yang dramatis, pandangan tajam dan seksi."Sangat bagus!" Emma selesai dengan jepretan terakhirnya. "Aku akan segera memindahkannya ke komputer." Wanita berpenampilan cuek itu melangkah ke komputer yang ada di sudut studio.Para staff yang berada di ruangan itu merasa pemotretan tadi luar biasa untuk seorang pemula. Mereka telah bekerja sama dengan Emma selama bertahun-tahu
Angelica terlihat menawan malam ini dengan balutan dress selutut pas badan berwarna putih. Ia menyiapkan dirinya dengan baik agar orangtua kekasihnya menyukai penampilannya. Di meja makan kini sudah diisi oleh delapan orang. Asher, Starlee, Stancy, Valencia, Angel, Reagan dan kedua orangtua Reagan. Starlee turun bergabung ke meja makan itu bukan karena memenuhi permintaan Asher, tapi ia ingin melihat sebuah pertunjukan yang akan terjadi sebentar lagi. Namun, keberadaan Starlee di sana mengusik Angelica. Ia yang harusnya jadi bintang malam itu terlihat tidak ada apa-apanya karena Starlee. Kakak iparnya itu terlihat sangat menawan, hal ini membuat Angelica sangat jengkel karena ia bahkan tidak bisa menampik fakta itu. Ditambah lagi sejak Starlee berada di meja makan, Reagan terus mencuri pandang pada Starlee. Hati Angel panas bukan main. Ia sangat berharap Starlee menghilang dari sana. Makan malam mulai berjalan, semua orang termasuk Starlee mulai menyantap makanan di meja. Bukan S
Starlee sarapan sendiri di meja makan. Ia hanya memakan satu sandwich dan segelas susu hangat. Stancy yang biasanya menyiapkan sarapan pagi ini membiarkan meja makan kosong.Bukannya marah, Starlee malah senang. Stancy memberinya alasan untuk membuat jiwa wanita tua itu berdarah karena marah. Lagipula jika Stancy membuatkannya makanan, ia tak akan menyentuh makanan itu. Setiap pagi Starlee membuang sarapannya ke tong sampah. Ia tak akan memakan apapun yang dimasak oleh Stancy. Bukan paranoid, Starlee hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padanya hanya karena ia tidak waspada.Ketika Starlee sedang makan dengan tenang. Angel datang dengan muka sinis. Tanpa aba-aba ia mencengkram rambut Starlee yang sudah rapi."Jalang sialan! Karena ulahmu Reagan mengakhiri hubungan kami! Aku akan membunuhmu!" geramnya seperti kerasukan setan. Ia menarik rambut Starlee makin kuat.Starlee mengepalkan kedua tangannya. Berani-beraninya Angel menyentuh rambutnya dengan tangan kotor wanita itu. Star
Grey menelan liurnya susah payah saat ia harus memotret Starlee yang hanya mengenakan bra dan celana dalam berenda berwarna ungu muda. Ia telah memotret banyak model wanita dengan pakaian dalam saja, tapi kali ini ia merasa kesulitan mengatur diri sendiri karena tubuh dan wajah Starlee yang menghipnotisnya.Keringat dingin bahkan muncul di pori-pori kulit Grey. Jarinya terus membidik Starlee yang terperangkap dalam lensanya. Di depan layar putih Starlee bergaya dengan bebas. Wanita itu tidak tahu efek gerakan tubuhnya yang sensual begitu mengusik ketenangan orang lain.Starlee berlutut di atas alas bulu berwarna putih. Ia meletakan satu tangannya di paha, dan mengangkat tangan lainnya ke atas, matanya tidak melihat ke kamera, dengan wajah yang dibuat dingin.Grey tidak melepaskan Starlee dari bidikannya. Ia mengambil gambar Starlee yang terlihat begitu sexy dan menggairahkan.Kemudian Starlee melihat ke kamera, Grey mengambil gambarnya lagi. Lalu ia mengubah posisinya, duduk bersimpuh
Sebelumnya Arshaka tak pernah segila ini. Ia mendapatkan wanita semudah menjentikan jari. Dan tak pernah ada wanita yang menolaknya.Wanita di depannya memberikannya banyak rasa untuk yang pertama kalinya. Rasa tubuh wanita yang sudah bersuami, rasa ditolak, rasa ingin memiliki yang terlalu besar dan masih banyak lagi.Florence Starlee, wanita cantik dengan iris biru tenang itu sangat berbeda. Ia seperti memiliki magnet yang membuat Arshaka terus memikirkannya meski Arshaka sudah berusaha keras mengalihkan pikirannya.Arshaka tak ingin gila karena obsesinya sendiri. Memiliki Starlee adalah jalan bagi mempertahankan kewarasannya."Jika Anda sudah selesai, aku akan pergi," seru Starlee dengan wajah kesal. Wanita itu tak menunggu jawaban. Ia membalik tubuhnya dan bersiap melangkah.Tangan Arshaka menggapai pergelangan tangan Starlee. Ia menyentaknya sedikit hingga tubuh Starlee berbalik dan kini menabrak dadanya. Tangan Arshaka yang lain meraih tengkuh Starlee. Ia melumat bibir Starlee y
"Brengsek! Jadi dia meninggalkanku karena sudah ada wanita lain?! Ckck, Asher! Kau memang bajingan!" Olivia menatap Starlee dan Asher geram. Ia sudah berpikir dengan seksama, tidak mungkin bagi Asher memutuskannya hanya karena ingin setia pada Starlee. Semua hanyalah bualan Asher yang ingin membuangnya.Sejak satu minggu lalu, Olivia memutuskan untuk mengikuti Asher untuk membuktikan tentang pemikirannya. Dan hari ini semuanya terlihat jelas. Olivia tidak bisa menerima apa yang Asher lakukan padanya. Pria itu tidak boleh bahagia setelah mencampakannya seperti sampah.Oliv berdiri dari tempat duduknya saat ia melihat Starlee bangkit dari tempat duduk dan melangkah menuju ke toilet.Starlee selesai buang air kecil. Ia keluar dari bilik toilet dan menemukan Olivia yang tengah mencuci tangan di westafel. Starlee mendekat ke kaca, ia merapikan anak rambutnya yang berantakan."Jadi kau simpanan Asher yang baru." Olivia melirik Starlee tajam dari kaca di depannya.Starlee tersenyum kecil. "S
Kedua tangan Asher mendekap Starlee yang saat ini belum terlelap sepenuhnya. Ia menciumi pundak Starlee yang ditutupi gaun tidur sutra tipis. "Starlee, kau sudah tidur?" tanyanya dengan nada serak.Starlee merasa jijik dengan sentuhan Asher. Ia melepaskan pelukan pria itu dari tubuhnya. "Ada apa?""Izinkan aku menyentuhmu."Starlee tersenyum kecil. "Bagaimana jika kita minum terlebih dahulu?"Asher merasa senang. Starlee akhirnya mau disentuh olehnya. "Baiklah."Kaki Starlee turun dari ranjang. Ia memakai sendal dengan tulisan namanya. "Aku akan menyiapkannya dahulu.""Ya, Sayang." Asher memberikan senyuman terbaiknya.Starlee meraih sesuatu di nakas. Ia kemudian pergi menuju ke mini bar. Mengambil wine dan dua gelas. Ia kembali ke kamar dan meletakan wine di atas meja yang ada di sana."Biar aku yang tuangkan." Asher meraih botol wine dari tangan Starlee. Ia menuangkannya ke dua gelas kosong di meja.Starlee meraih salah satu gelas, kemudian ia menyesapnya begitu juga dengan Asher."
Kediaman Starlee menjadi sangat tenang bagi wanita itu setelah Stancy, Angel dan Valen pergi. Suasana seperti inilah yang Starlee butuhkan ketika mood-nya sedang buruk. Hanya satu hal yang masih mengganggunya di sana, belum menendang Asher keluar dari rumah itu.Ponsel Starlee berdering. Wanita yang baru saja hendak menikmati secangkir wine itu meraih benda canggih di meja mini bar kediamannya. Nomor itu baru di ponsel Starlee, tapi ia sangat mengebali angka-angka yang tertera di sana.Arshaka! Mau apa pria itu menghubunginya? Mau menghina lagi? Apakah Arshaka tidak memiliki pekerjaan lain?Starlee sangat malas menjawab panggilan Arshaka. Jika dahulu ia yang suka menghubungi Arshaka dan diabaikan, kini ia yang mengabaikan Arshaka. Bukan untuk balas dendam, ia hanya tidak ingin bicara saja dengan Arshaka. Hatinya masih sakit jika memikirkan ucapan Arshaka.Satu panggilan tidak terjawab. Layar ponsel Starlee kembali menggelap, tidak lama kemudian layarnya kembali terang. Sebuah pesan ma
Kaki Arshaka melangkah cepat memasuki kediamannya. Ia baru saja menerima kabar bahwa Starlee terjatuh dari tangga.Wajah Arshaka begitu cemas. Ia meninggalkan pertemuan penting bernilai jutaan dollar karena baginya Starlee jauh lebih penting."Sayang, apa yang terjadi padamu." Arshaka sudah berada di kamar mereka. Ia mendekati Starlee yang duduk di atas ranjang."Aku tidak hati-hati. Saat aku hendak menjemput Sha dan Shi, aku terjatuh dari tangga.""Di mana Kakek?" tanya Arshaka."Menjemput Sha dan Shi.""Ayo ke rumah sakit. Kau harus di periksa.""Tidak, Sayang. Aku baik-baik saja. Aku hanya butuh istirahat sebentar. Obat pereda nyeri sudah cukup membantuku.""Bagaimana jika ada tulangmu yang patah? Tidak, Starlee, kita harus ke rumah sakit." Arshaka bersiap untuk menggendong Starlee."Sebentar." Starlee menahan Arshaka. Ia mengeluarkan sesuatu dan menunjukannya pada Arshaka.Arshaka tidak bisa berkata-kata. Ia h
Hari ini adalah hari ulang tahun ke-2 pernikahan Arshaka dan Starlee. Mereka berdua merayakannya dengan makan malam berdua di kapal pesiar yang Arshaka hadiahkan untuk Starlee.Kapal itu Arshaka beri nama Starlee, nama sang istri. Tidak hanya mereka saja yang ada di sana, tapi juga keluarga besar Arshaka ditambah Barbara yang ikut ke manapun Starlee pergi.Hanya saja saat ini keluarga besar Arshaka berada di lantai 3 kapal itu, sedang ia dan Starlee berada di lantai 4.Sebelum makan malam dimulai, Arshaka memainkan sebuah lagu untuk Starlee sembari bermain piano. Starlee yang duduk di depan meja bundar dengan berbagai hidangan lezat hanya memandangi suaminya dengan senyuman bahagia.Arshaka yang dahulu Starlee anggap dingin, ternyata begitu romantis dan hangat setelah menikah dengannya. Setiap hari Arshaka tidak absen dalam mengucapkan kata-kata cinta yang menyenangkan di telinga Starlee.Lagu yang Arshaka mainkan selesai. Starlee memberikan tepuk
Satu tahun kemudian...Starlee duduk di bangku santai sembari menikmati secangkir kopi. Di depannya ada Arusha dan Shashi yang tengah bermain dengan Barbara. Keberadaan Barbara benar-benar membantuk Starlee dalam merawat anak-anaknya. Ia bisa sedikit bersantai dan bisa melakukan olahraga untuk mengembalikan berat tubuhnya. Kini penampilannya sudah kembali ke sedia kala. Tidak akan ada yang menyangka bahwa ia telah melahirkan dua bayi dengan tubuhnya yang ideal itu."Hai, Starlee." Alejandro duduk di sebelah Starlee.Starlee meletakan cangkirnya. "Hai, Ale." Ia membalas sapaan Ale. "Merindukan putra-putriku atau wanita yang tengah menjaga mereka?" Starlee menggoda Ale."Menjauh dari istriku, Ale!" Suara bariton datang dari arah belakang Starlee dan Ale.Ale otomatis sedikit bergeser. Ia tahu benar sepupunya sangat protektif terhadap Starlee. Ale tidak menyalahkan Arshaka, ia juga mungkin akan seperti itu ketika Barbara menjadi miliknya.
Di dalam ruang bersalin, Arshaka terus menemani Starlee yang sudah mendekati waktu persalinan. Sudah dua jam mereka ada di ruangan itu, pembukaan Starlee hampir lengkap.Rasa sakit menyapa Starlee tiap menitnya. Wanita itu terkadang menangis karena terlalu sakit. Arshaka menjadi pucat ketika melihat istrinya seperti itu. Ia tidak tahan mendengar ringisan dan tangis Starlee.Sebelumnya Arshaka meminta Starlee untuk melahirkan secara caesar tapi Starlee tidak mau. Istrinya ingin melahirkan secara normal.Dokter masuk memeriksa pembukaan Starlee lagi. "Pembukaan sudah lengkap. " Dokter itu memberitahu setelah memeriksa Starlee.Arshaka masih setia menemani Starlee yang kini sedang mengikuti insturksi dari dokter kandungan. Ia mengejan ketika waktunya tiba, tapi percobaan pertamanya masih belum membuat anaknya lahir.Starlee mengambil napas lagi. Ia mengejan lagi, setelah itu suara tangis terdengar. Anak pertama Starlee dan Arshaka telah lahir, disusul
Kehamilan Starlee sudah memasuki bulan ke dua. Saat ini ia mengalami mual dan muntah yang cukup parah.Arshaka menjadi suami siaga yang selalu bisa Starlee andalkan. Ketika Starlee merasa mual, ia akan segera pergi ke kamar mandi dengan ditemani oleh Arshaka. Pria itu akan memijat bagian punggungnya dengan perasaan kasihan terhadap sang istri."Kau baik-baik saja, Sayang? Apa kita harus pergi ke dokter?" tanya Arshaka.Starlee mengelap bibirnya dengan tisu kemudian menggeleng. "Aku baik-baik saja. Tenang, istrimu ini wanita yang kuat." Starlee tersenyum dengan wajah yang mulai pucat.Ia sudah mengkonsumsi obat pengurang rasa mual, tapi sepertinya obat itu tidak bekerja dengan baik."Kau memuntahkan semua makanan yang baru saja kau makan. Kau yakin baik-baik saja?" Arshaka merasa tidak yakin. Ia membantu Starlee yang hendak keluar dari kamar mandi."Aku bisa makan lagi nanti." Starlee menjawab seadanya. Mengandung memang bukan hal yang mudah.
Arshaka melangkah cepat kala ia mendengar bahwa kakeknya tiba-tiba pingsan. Wajahnya terlihat kalut. Ia takut terjadi hal buruk pada kakeknya.Setelah menikah dengan Starlee, Arshaka memutuskan untuk tinggal di rumah kakeknya. Menemani pria tua itu menemani rasa sepi.Arshaka masuk ke dalam kamar kakeknya. Ia melangkah cepat menghampiri sang kakek yang saat ini sedang menutup mata."Apa yang terjadi pada Kakek?" tanya Arshaka pada Starlee yang berada di ruangan itu. Semua anggota keluarga lainnya juga ada di sana. Membuat Arshaka merasa cemas."Kakek tiba-tiba saja pingsan saat bermain catur denganku." Starlee menjawab pertanyaan Arshaka."Lalu kenapa kalian tidak membawanya ke rumah sakit?" Arshaka melihat ke sekelilingnya."Tadi dokter sudah memeriksa Kakek, dan dia mengatakan Kakek-." Wajah Starlee terlihat sangat sedih. Air matanya kini menetes.Jantung Arshaka seperti ditarik paksa dari tubuhnya. Ia memegangi tangan kakeknya. "Ka
Seperti yang Vivi katakan beberapa hari lalu. Saat ini Arshaka tidak berkedip melihat mempelai wanitanya yang berjalan ditemani oleh Andreas.Senyum tidak pernah lepas dari wajah Starlee. Ia membuat semua orang yang melihatnya merasa jatuh hati. Dan untuk Arshaka, pria itu semakin tergila-gila pada Starlee.Ia sangat beruntung memiliki Starlee di dalam hidupnya. Tuhan benar-benar baik terhadapnya.Andreas mengantar Starlee sampai di depan Arshaka. Pria tua yang merasa tak kalah bahagia dari Arshaka dan Starlee itu meyerahkan tangan Starlee kepada Arshaka."Kau lebih dari sekedar indah, Sayangku." Arshaka menatap Starlee penuh cinta.Ikrar janji suci pernikahan Arshaka dan Starlee selesai dilaksanakan. Keduanya kini sah menjadi suami istri. Arshaka sepenuhnya menjadi milik Starlee. Begitu juga sebaliknya.Selama acara berlangsung, Arshaka tidak berhenti melihat wajah Starlee. Ia terpesona pada sosok bak dewi di sebelahnya.Acara pernik
Arshaka menemani Starlee berbelanja. Ia ditemani Nicole kini menunggu dengan tenang sembari melihat majalah. Sedang Nicole hanya berdiri di sebelah Arshaka.Setiap Starlee keluar dari ruang ganti, Arshaka selalu menggelengkan kepalanya karena Starlee memilih dress terbuka. Seperti saat ini. Starlee mengenakan dress dengan bagian paha yang singkat. Ia mendekat ke arah Starlee, mendorong wanita itu kembali masuk ke ruang ganti.Kemudian Starlee memakai pakaian lain. Arshaka lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Bagian dada yang terlalu terbuka.Pada akhirnya Starlee menyerah dan kesal karena Arshaka selalu menolak pilihannya. Harusnya tadi ia mengajak Vivi saja. Arshaka tidak mengerti fashion, jadi seleranya payah.Melihat wajah kesal Starlee. Arshaka berdiri, ia memilihkan beberapa pakaian yang tidak terbuka dan ia rasa cocok dengan Starlee."Aku tidak suka melihat kau memakai pakaian terbuka. Hanya aku yang boleh melihat tubuhmu." Arshaka menyerahkan
"Tunggu sebentar. Aku mau menerima panggilan." Arshaka melepaskan genggaman tangannya dari Starlee. Pria itu melangkah sedikit menjauh dari keramaian di acara pesta, tapi dari jaraknya ia masih melihat Starlee yang kini berdiri sendirian.Arshaka menyadari banyak mata tertuju pada Starlee, tapi ia cukup yakin tidak akan ada yang berani mengusik wanitanya jika tidak mau berurusan dengannya.Berita tentang pertunangannya dengan sang supermodel yang kini sudah menjadi ranking 3 model dengan bayaran termahal itu sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia.Banyak pria dan wanita patah hati karena pertunangan itu. Arshaka dan Starlee adalah dua orang yang digilai banyak orang.Seperti yang Arshaka katakan, hampir seluruh orang di dalam ruangan pesta itu hanya berani memandangi Starlee tanpa berani mendekati wanita berbalut gaun biru tua itu.Namun, beberapa saat kemudian seorang pria berwajah latin mendekati Starlee."Boleh aku temani?" Pria itu bert