Pesta usai. Starlee kini diajak oleh Asher untuk berpamitan pada Stuart. Ia melangkah dengan tenang bersama Asher. Tangannya tak lepas dari lengan sang pria. Starlee menyadari bahwa saat ini seseorang di sebelah Stuart tengah menatapnya dengan tatapan dingin yang tidak biasa. Seperti ada kemarahan di dalamnya. Entah apa yang salah dengan Arshaka hingga menatapnya seperti ingin menelannya hidup-hidup. Asher sampai di depan Stuart dan Arshaka. Seperti menghormati Stuart, Asher juga menghormati Arshaka. Tentu saja ia tidak akan menyinggung pengusaha terkaya di negaranya itu. Sebagai pengusaha yang masih berjuang keras, Asher harus pandai menjaga sikap agar tidak memiliki musuh dari kalangan atas. "Stuart, terima kasih untuk pestanya. Kami pamit pulang." Asher melemparkan senyuman ringan. "Ah, ya, aku senang kau bisa menghadiri undangan ini." Stuart membalas ramah. Pandangan mata pria itu jatuh pada Starlee. "Aku harap kau tidak kecewa dengan pesta ini, Starlee." "Aku sangat menikma
Olivia kembali ke apartemennya. Ia menghancurkan seisi kamarnya karena amarah yang kian bertambah. Olivia tidak terima dicampakan begitu saja oleh Asher. Terlebih alasan pria itu membuangnya hanya karena ingin bertahan dengan seorang Starlee.Tidak mungkin! Selama empat tahun menjalin hubungan dengan Asher, Oliv tahu bagaimana jijiknya pria itu dengan Starlee. Dahulu Asher memang pernah mencintai Starlee, tapi itu sebelum ia datang dan menggoyahkan hati Asher.Tangan Olivia meraih vas bunga yang ada di dekatnya, kemudian ia lemparkan ke kaca rias yang ada di sisi sebelah kirinya. Olivia berteriak nyaring, ia meremas rambutnya frustasi. Air matanya mengalir karena kemarahan dan rasa tidak terima yang begitu besar.Untuk bertahan dengan Asher, Olivia telah mengorbankan banyak hal. Ia berkorban perasaan selama bertahun-tahun. Ia menahan dirinya untuk tidak mengatakan pada orang-orang bahwa ia memiliki Asher. Dan hal paling besar yang sudah ia lakukan adalah ia menggugurkan janin yang ia
Sinar lampu berkilat bersamaan dengan gerakan tangan Emma saat memotret Starlee yang berpose di depan layar putih.Starlee bergerak bebas. Ia melihat ke kamera, tidak melihat ke kamera, memiringkan wajahnya, sedikit mengangkat dagunya, tersenyum, dan tidak tersenyum. Ia menunjukan sisi terbaik dari dirinya. Membuat Emma tidak memiliki keluhan sedikitpun padanya.Emma tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berteriak. Ia merasa sangat hidup ketika memotret Starlee. Setiap gambar yang ia ambil terasa begitu sempurna.Starlee dengan riasan bold benar-benar paduan yang sempurna. Perpaduan warna berani menghasilkan kesan yang dramatis, pandangan tajam dan seksi."Sangat bagus!" Emma selesai dengan jepretan terakhirnya. "Aku akan segera memindahkannya ke komputer." Wanita berpenampilan cuek itu melangkah ke komputer yang ada di sudut studio.Para staff yang berada di ruangan itu merasa pemotretan tadi luar biasa untuk seorang pemula. Mereka telah bekerja sama dengan Emma selama bertahun-tahu
Angelica terlihat menawan malam ini dengan balutan dress selutut pas badan berwarna putih. Ia menyiapkan dirinya dengan baik agar orangtua kekasihnya menyukai penampilannya. Di meja makan kini sudah diisi oleh delapan orang. Asher, Starlee, Stancy, Valencia, Angel, Reagan dan kedua orangtua Reagan. Starlee turun bergabung ke meja makan itu bukan karena memenuhi permintaan Asher, tapi ia ingin melihat sebuah pertunjukan yang akan terjadi sebentar lagi. Namun, keberadaan Starlee di sana mengusik Angelica. Ia yang harusnya jadi bintang malam itu terlihat tidak ada apa-apanya karena Starlee. Kakak iparnya itu terlihat sangat menawan, hal ini membuat Angelica sangat jengkel karena ia bahkan tidak bisa menampik fakta itu. Ditambah lagi sejak Starlee berada di meja makan, Reagan terus mencuri pandang pada Starlee. Hati Angel panas bukan main. Ia sangat berharap Starlee menghilang dari sana. Makan malam mulai berjalan, semua orang termasuk Starlee mulai menyantap makanan di meja. Bukan S
Starlee sarapan sendiri di meja makan. Ia hanya memakan satu sandwich dan segelas susu hangat. Stancy yang biasanya menyiapkan sarapan pagi ini membiarkan meja makan kosong.Bukannya marah, Starlee malah senang. Stancy memberinya alasan untuk membuat jiwa wanita tua itu berdarah karena marah. Lagipula jika Stancy membuatkannya makanan, ia tak akan menyentuh makanan itu. Setiap pagi Starlee membuang sarapannya ke tong sampah. Ia tak akan memakan apapun yang dimasak oleh Stancy. Bukan paranoid, Starlee hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padanya hanya karena ia tidak waspada.Ketika Starlee sedang makan dengan tenang. Angel datang dengan muka sinis. Tanpa aba-aba ia mencengkram rambut Starlee yang sudah rapi."Jalang sialan! Karena ulahmu Reagan mengakhiri hubungan kami! Aku akan membunuhmu!" geramnya seperti kerasukan setan. Ia menarik rambut Starlee makin kuat.Starlee mengepalkan kedua tangannya. Berani-beraninya Angel menyentuh rambutnya dengan tangan kotor wanita itu. Star
Grey menelan liurnya susah payah saat ia harus memotret Starlee yang hanya mengenakan bra dan celana dalam berenda berwarna ungu muda. Ia telah memotret banyak model wanita dengan pakaian dalam saja, tapi kali ini ia merasa kesulitan mengatur diri sendiri karena tubuh dan wajah Starlee yang menghipnotisnya.Keringat dingin bahkan muncul di pori-pori kulit Grey. Jarinya terus membidik Starlee yang terperangkap dalam lensanya. Di depan layar putih Starlee bergaya dengan bebas. Wanita itu tidak tahu efek gerakan tubuhnya yang sensual begitu mengusik ketenangan orang lain.Starlee berlutut di atas alas bulu berwarna putih. Ia meletakan satu tangannya di paha, dan mengangkat tangan lainnya ke atas, matanya tidak melihat ke kamera, dengan wajah yang dibuat dingin.Grey tidak melepaskan Starlee dari bidikannya. Ia mengambil gambar Starlee yang terlihat begitu sexy dan menggairahkan.Kemudian Starlee melihat ke kamera, Grey mengambil gambarnya lagi. Lalu ia mengubah posisinya, duduk bersimpuh
Sebelumnya Arshaka tak pernah segila ini. Ia mendapatkan wanita semudah menjentikan jari. Dan tak pernah ada wanita yang menolaknya.Wanita di depannya memberikannya banyak rasa untuk yang pertama kalinya. Rasa tubuh wanita yang sudah bersuami, rasa ditolak, rasa ingin memiliki yang terlalu besar dan masih banyak lagi.Florence Starlee, wanita cantik dengan iris biru tenang itu sangat berbeda. Ia seperti memiliki magnet yang membuat Arshaka terus memikirkannya meski Arshaka sudah berusaha keras mengalihkan pikirannya.Arshaka tak ingin gila karena obsesinya sendiri. Memiliki Starlee adalah jalan bagi mempertahankan kewarasannya."Jika Anda sudah selesai, aku akan pergi," seru Starlee dengan wajah kesal. Wanita itu tak menunggu jawaban. Ia membalik tubuhnya dan bersiap melangkah.Tangan Arshaka menggapai pergelangan tangan Starlee. Ia menyentaknya sedikit hingga tubuh Starlee berbalik dan kini menabrak dadanya. Tangan Arshaka yang lain meraih tengkuh Starlee. Ia melumat bibir Starlee y
"Brengsek! Jadi dia meninggalkanku karena sudah ada wanita lain?! Ckck, Asher! Kau memang bajingan!" Olivia menatap Starlee dan Asher geram. Ia sudah berpikir dengan seksama, tidak mungkin bagi Asher memutuskannya hanya karena ingin setia pada Starlee. Semua hanyalah bualan Asher yang ingin membuangnya.Sejak satu minggu lalu, Olivia memutuskan untuk mengikuti Asher untuk membuktikan tentang pemikirannya. Dan hari ini semuanya terlihat jelas. Olivia tidak bisa menerima apa yang Asher lakukan padanya. Pria itu tidak boleh bahagia setelah mencampakannya seperti sampah.Oliv berdiri dari tempat duduknya saat ia melihat Starlee bangkit dari tempat duduk dan melangkah menuju ke toilet.Starlee selesai buang air kecil. Ia keluar dari bilik toilet dan menemukan Olivia yang tengah mencuci tangan di westafel. Starlee mendekat ke kaca, ia merapikan anak rambutnya yang berantakan."Jadi kau simpanan Asher yang baru." Olivia melirik Starlee tajam dari kaca di depannya.Starlee tersenyum kecil. "S