Sesuatu berjalan dengan tidak baik untuk Arshaka, tapi bukan tentang pekerjaan. Sudah satu bulan lebih ia kehilangan napsunya pada wanita. Ia kini seperti seorang pria yang mengidap penyakit impoten. Meski sudah banyak wanita yang dikirim padanya, tidak ada satupun dari mereka yang mampu membuatnya 'berdiri'.Ini semua karena satu wanita. Wanita bersuami yang sialnya tidak bisa ia lupakan begitu saja. Arshaka terlalu sombong sebelumnya. Awalnya ia berkeras bahwa ia tidak akan pernah menginginkan wanita yang sama untuk menghangatkan ranjangnya, tapi saat ini ia menginginkan Starlee lagi. Dan sialnya, wanita itu bukan wanita bayaran. Di tambah wanita itu juga sudah bersuami.Arshaka cukup yakin bahwa ia bisa membuat wanita itu meninggalkan suaminya, tapi wanita bekas? itu merusak harga dirinya. Ia benar-benar tidak menyukai barang bekas. Namun, yang satu ini sangat mengganggu. Starlee, kenapa nama itu selalu membuat hidupnya menjadi tidak biasa.Starlee, mendiang tunangannya, tidur deng
Starlee bersiap untuk tidur sebelum akhirnya Asher menahan dirinya dengan memberikan sebuah undangan."Apa ini?" Starlee tidak ingin repot membuka undangan di tangannya."Undangan dari Asosiasi Pengusaha Muda." Asher naik ke atas ranjang. Starlee mengembalikan undangan itu pada Asher. "Dan hubungannya denganku?""Aku ingin membawamu ke pertemuan itu."Starlee tertawa kecil. "Ah, begitu. Kenapa kau tidak membawa Olivia seperti yang biasa kau lakukan sebelumnya?""Aku sudah tidak berhubungan dengannya lagi.""Waw, kejutan." Starlee menunjukan raut terkejut, tapi detik kemudian ia mengejek Asher. "Siapa yang coba kau bohongi, Asher?"Asher merasa Starlee benar-benar berubah. Ke mana perginya sang istri yang selama ini akan percaya dengan ucapannya dengan mudah. Ah, setelah Asher pikir lagi, sepertinya ia yang salah, mungkin selama ini Starlee bukan mempercayainya dengan mudah, tapi bersikap seolah percaya. "Aku tidak berbohong padamu, Starlee.""Aku tidak bisa mempercayai kata-katamu,
Takjub. Mungkin itu yang bisa menjelaskan apa yang Asher rasakan saat ini ketika ia melihat Starlee menuruni anak tangga dengan mengenakan long dress off shoulder berwarna merah maroon yang mempertontonkan lekuk tubuh Starlee dengan sempurna. Pada bagian bawah gaun panjang buatan perancang ternama itu terdapat belahan pada sisi sebelah kiri dari bawah hingga ke paha Starlee. Kaki jenjang Starlee yang indah terekspos dengan sempurna.Rambut sebahunya ia bentuk menjadi cepolan, sisi samping rambutnya sengaja ia biarkan terlihat sedikit urakan. Leher putih mulus Starlee terlihat begitu menggoda di mata Asher.Make up yang Starlee kenakan saat ini bertema glamour. Bibirnya berwarna merah, ia mengenakan eye shadow berwarna hitam dan silver. Bula mata lentiknya membingkai iris birunya dengan sempurna. Alis Starlee terlihat runcing dan tajam, memperkuat kesan glamour pada wajah itu. Penampilannya yang mengagumkan ditunjang dengan beberapa perhiasan yang semakin membuatnya terlihat elegan tap
Pesta usai. Starlee kini diajak oleh Asher untuk berpamitan pada Stuart. Ia melangkah dengan tenang bersama Asher. Tangannya tak lepas dari lengan sang pria. Starlee menyadari bahwa saat ini seseorang di sebelah Stuart tengah menatapnya dengan tatapan dingin yang tidak biasa. Seperti ada kemarahan di dalamnya. Entah apa yang salah dengan Arshaka hingga menatapnya seperti ingin menelannya hidup-hidup. Asher sampai di depan Stuart dan Arshaka. Seperti menghormati Stuart, Asher juga menghormati Arshaka. Tentu saja ia tidak akan menyinggung pengusaha terkaya di negaranya itu. Sebagai pengusaha yang masih berjuang keras, Asher harus pandai menjaga sikap agar tidak memiliki musuh dari kalangan atas. "Stuart, terima kasih untuk pestanya. Kami pamit pulang." Asher melemparkan senyuman ringan. "Ah, ya, aku senang kau bisa menghadiri undangan ini." Stuart membalas ramah. Pandangan mata pria itu jatuh pada Starlee. "Aku harap kau tidak kecewa dengan pesta ini, Starlee." "Aku sangat menikma
Olivia kembali ke apartemennya. Ia menghancurkan seisi kamarnya karena amarah yang kian bertambah. Olivia tidak terima dicampakan begitu saja oleh Asher. Terlebih alasan pria itu membuangnya hanya karena ingin bertahan dengan seorang Starlee.Tidak mungkin! Selama empat tahun menjalin hubungan dengan Asher, Oliv tahu bagaimana jijiknya pria itu dengan Starlee. Dahulu Asher memang pernah mencintai Starlee, tapi itu sebelum ia datang dan menggoyahkan hati Asher.Tangan Olivia meraih vas bunga yang ada di dekatnya, kemudian ia lemparkan ke kaca rias yang ada di sisi sebelah kirinya. Olivia berteriak nyaring, ia meremas rambutnya frustasi. Air matanya mengalir karena kemarahan dan rasa tidak terima yang begitu besar.Untuk bertahan dengan Asher, Olivia telah mengorbankan banyak hal. Ia berkorban perasaan selama bertahun-tahun. Ia menahan dirinya untuk tidak mengatakan pada orang-orang bahwa ia memiliki Asher. Dan hal paling besar yang sudah ia lakukan adalah ia menggugurkan janin yang ia
Sinar lampu berkilat bersamaan dengan gerakan tangan Emma saat memotret Starlee yang berpose di depan layar putih.Starlee bergerak bebas. Ia melihat ke kamera, tidak melihat ke kamera, memiringkan wajahnya, sedikit mengangkat dagunya, tersenyum, dan tidak tersenyum. Ia menunjukan sisi terbaik dari dirinya. Membuat Emma tidak memiliki keluhan sedikitpun padanya.Emma tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berteriak. Ia merasa sangat hidup ketika memotret Starlee. Setiap gambar yang ia ambil terasa begitu sempurna.Starlee dengan riasan bold benar-benar paduan yang sempurna. Perpaduan warna berani menghasilkan kesan yang dramatis, pandangan tajam dan seksi."Sangat bagus!" Emma selesai dengan jepretan terakhirnya. "Aku akan segera memindahkannya ke komputer." Wanita berpenampilan cuek itu melangkah ke komputer yang ada di sudut studio.Para staff yang berada di ruangan itu merasa pemotretan tadi luar biasa untuk seorang pemula. Mereka telah bekerja sama dengan Emma selama bertahun-tahu
Angelica terlihat menawan malam ini dengan balutan dress selutut pas badan berwarna putih. Ia menyiapkan dirinya dengan baik agar orangtua kekasihnya menyukai penampilannya. Di meja makan kini sudah diisi oleh delapan orang. Asher, Starlee, Stancy, Valencia, Angel, Reagan dan kedua orangtua Reagan. Starlee turun bergabung ke meja makan itu bukan karena memenuhi permintaan Asher, tapi ia ingin melihat sebuah pertunjukan yang akan terjadi sebentar lagi. Namun, keberadaan Starlee di sana mengusik Angelica. Ia yang harusnya jadi bintang malam itu terlihat tidak ada apa-apanya karena Starlee. Kakak iparnya itu terlihat sangat menawan, hal ini membuat Angelica sangat jengkel karena ia bahkan tidak bisa menampik fakta itu. Ditambah lagi sejak Starlee berada di meja makan, Reagan terus mencuri pandang pada Starlee. Hati Angel panas bukan main. Ia sangat berharap Starlee menghilang dari sana. Makan malam mulai berjalan, semua orang termasuk Starlee mulai menyantap makanan di meja. Bukan S
Starlee sarapan sendiri di meja makan. Ia hanya memakan satu sandwich dan segelas susu hangat. Stancy yang biasanya menyiapkan sarapan pagi ini membiarkan meja makan kosong.Bukannya marah, Starlee malah senang. Stancy memberinya alasan untuk membuat jiwa wanita tua itu berdarah karena marah. Lagipula jika Stancy membuatkannya makanan, ia tak akan menyentuh makanan itu. Setiap pagi Starlee membuang sarapannya ke tong sampah. Ia tak akan memakan apapun yang dimasak oleh Stancy. Bukan paranoid, Starlee hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padanya hanya karena ia tidak waspada.Ketika Starlee sedang makan dengan tenang. Angel datang dengan muka sinis. Tanpa aba-aba ia mencengkram rambut Starlee yang sudah rapi."Jalang sialan! Karena ulahmu Reagan mengakhiri hubungan kami! Aku akan membunuhmu!" geramnya seperti kerasukan setan. Ia menarik rambut Starlee makin kuat.Starlee mengepalkan kedua tangannya. Berani-beraninya Angel menyentuh rambutnya dengan tangan kotor wanita itu. Star
Kaki Arshaka melangkah cepat memasuki kediamannya. Ia baru saja menerima kabar bahwa Starlee terjatuh dari tangga.Wajah Arshaka begitu cemas. Ia meninggalkan pertemuan penting bernilai jutaan dollar karena baginya Starlee jauh lebih penting."Sayang, apa yang terjadi padamu." Arshaka sudah berada di kamar mereka. Ia mendekati Starlee yang duduk di atas ranjang."Aku tidak hati-hati. Saat aku hendak menjemput Sha dan Shi, aku terjatuh dari tangga.""Di mana Kakek?" tanya Arshaka."Menjemput Sha dan Shi.""Ayo ke rumah sakit. Kau harus di periksa.""Tidak, Sayang. Aku baik-baik saja. Aku hanya butuh istirahat sebentar. Obat pereda nyeri sudah cukup membantuku.""Bagaimana jika ada tulangmu yang patah? Tidak, Starlee, kita harus ke rumah sakit." Arshaka bersiap untuk menggendong Starlee."Sebentar." Starlee menahan Arshaka. Ia mengeluarkan sesuatu dan menunjukannya pada Arshaka.Arshaka tidak bisa berkata-kata. Ia h
Hari ini adalah hari ulang tahun ke-2 pernikahan Arshaka dan Starlee. Mereka berdua merayakannya dengan makan malam berdua di kapal pesiar yang Arshaka hadiahkan untuk Starlee.Kapal itu Arshaka beri nama Starlee, nama sang istri. Tidak hanya mereka saja yang ada di sana, tapi juga keluarga besar Arshaka ditambah Barbara yang ikut ke manapun Starlee pergi.Hanya saja saat ini keluarga besar Arshaka berada di lantai 3 kapal itu, sedang ia dan Starlee berada di lantai 4.Sebelum makan malam dimulai, Arshaka memainkan sebuah lagu untuk Starlee sembari bermain piano. Starlee yang duduk di depan meja bundar dengan berbagai hidangan lezat hanya memandangi suaminya dengan senyuman bahagia.Arshaka yang dahulu Starlee anggap dingin, ternyata begitu romantis dan hangat setelah menikah dengannya. Setiap hari Arshaka tidak absen dalam mengucapkan kata-kata cinta yang menyenangkan di telinga Starlee.Lagu yang Arshaka mainkan selesai. Starlee memberikan tepuk
Satu tahun kemudian...Starlee duduk di bangku santai sembari menikmati secangkir kopi. Di depannya ada Arusha dan Shashi yang tengah bermain dengan Barbara. Keberadaan Barbara benar-benar membantuk Starlee dalam merawat anak-anaknya. Ia bisa sedikit bersantai dan bisa melakukan olahraga untuk mengembalikan berat tubuhnya. Kini penampilannya sudah kembali ke sedia kala. Tidak akan ada yang menyangka bahwa ia telah melahirkan dua bayi dengan tubuhnya yang ideal itu."Hai, Starlee." Alejandro duduk di sebelah Starlee.Starlee meletakan cangkirnya. "Hai, Ale." Ia membalas sapaan Ale. "Merindukan putra-putriku atau wanita yang tengah menjaga mereka?" Starlee menggoda Ale."Menjauh dari istriku, Ale!" Suara bariton datang dari arah belakang Starlee dan Ale.Ale otomatis sedikit bergeser. Ia tahu benar sepupunya sangat protektif terhadap Starlee. Ale tidak menyalahkan Arshaka, ia juga mungkin akan seperti itu ketika Barbara menjadi miliknya.
Di dalam ruang bersalin, Arshaka terus menemani Starlee yang sudah mendekati waktu persalinan. Sudah dua jam mereka ada di ruangan itu, pembukaan Starlee hampir lengkap.Rasa sakit menyapa Starlee tiap menitnya. Wanita itu terkadang menangis karena terlalu sakit. Arshaka menjadi pucat ketika melihat istrinya seperti itu. Ia tidak tahan mendengar ringisan dan tangis Starlee.Sebelumnya Arshaka meminta Starlee untuk melahirkan secara caesar tapi Starlee tidak mau. Istrinya ingin melahirkan secara normal.Dokter masuk memeriksa pembukaan Starlee lagi. "Pembukaan sudah lengkap. " Dokter itu memberitahu setelah memeriksa Starlee.Arshaka masih setia menemani Starlee yang kini sedang mengikuti insturksi dari dokter kandungan. Ia mengejan ketika waktunya tiba, tapi percobaan pertamanya masih belum membuat anaknya lahir.Starlee mengambil napas lagi. Ia mengejan lagi, setelah itu suara tangis terdengar. Anak pertama Starlee dan Arshaka telah lahir, disusul
Kehamilan Starlee sudah memasuki bulan ke dua. Saat ini ia mengalami mual dan muntah yang cukup parah.Arshaka menjadi suami siaga yang selalu bisa Starlee andalkan. Ketika Starlee merasa mual, ia akan segera pergi ke kamar mandi dengan ditemani oleh Arshaka. Pria itu akan memijat bagian punggungnya dengan perasaan kasihan terhadap sang istri."Kau baik-baik saja, Sayang? Apa kita harus pergi ke dokter?" tanya Arshaka.Starlee mengelap bibirnya dengan tisu kemudian menggeleng. "Aku baik-baik saja. Tenang, istrimu ini wanita yang kuat." Starlee tersenyum dengan wajah yang mulai pucat.Ia sudah mengkonsumsi obat pengurang rasa mual, tapi sepertinya obat itu tidak bekerja dengan baik."Kau memuntahkan semua makanan yang baru saja kau makan. Kau yakin baik-baik saja?" Arshaka merasa tidak yakin. Ia membantu Starlee yang hendak keluar dari kamar mandi."Aku bisa makan lagi nanti." Starlee menjawab seadanya. Mengandung memang bukan hal yang mudah.
Arshaka melangkah cepat kala ia mendengar bahwa kakeknya tiba-tiba pingsan. Wajahnya terlihat kalut. Ia takut terjadi hal buruk pada kakeknya.Setelah menikah dengan Starlee, Arshaka memutuskan untuk tinggal di rumah kakeknya. Menemani pria tua itu menemani rasa sepi.Arshaka masuk ke dalam kamar kakeknya. Ia melangkah cepat menghampiri sang kakek yang saat ini sedang menutup mata."Apa yang terjadi pada Kakek?" tanya Arshaka pada Starlee yang berada di ruangan itu. Semua anggota keluarga lainnya juga ada di sana. Membuat Arshaka merasa cemas."Kakek tiba-tiba saja pingsan saat bermain catur denganku." Starlee menjawab pertanyaan Arshaka."Lalu kenapa kalian tidak membawanya ke rumah sakit?" Arshaka melihat ke sekelilingnya."Tadi dokter sudah memeriksa Kakek, dan dia mengatakan Kakek-." Wajah Starlee terlihat sangat sedih. Air matanya kini menetes.Jantung Arshaka seperti ditarik paksa dari tubuhnya. Ia memegangi tangan kakeknya. "Ka
Seperti yang Vivi katakan beberapa hari lalu. Saat ini Arshaka tidak berkedip melihat mempelai wanitanya yang berjalan ditemani oleh Andreas.Senyum tidak pernah lepas dari wajah Starlee. Ia membuat semua orang yang melihatnya merasa jatuh hati. Dan untuk Arshaka, pria itu semakin tergila-gila pada Starlee.Ia sangat beruntung memiliki Starlee di dalam hidupnya. Tuhan benar-benar baik terhadapnya.Andreas mengantar Starlee sampai di depan Arshaka. Pria tua yang merasa tak kalah bahagia dari Arshaka dan Starlee itu meyerahkan tangan Starlee kepada Arshaka."Kau lebih dari sekedar indah, Sayangku." Arshaka menatap Starlee penuh cinta.Ikrar janji suci pernikahan Arshaka dan Starlee selesai dilaksanakan. Keduanya kini sah menjadi suami istri. Arshaka sepenuhnya menjadi milik Starlee. Begitu juga sebaliknya.Selama acara berlangsung, Arshaka tidak berhenti melihat wajah Starlee. Ia terpesona pada sosok bak dewi di sebelahnya.Acara pernik
Arshaka menemani Starlee berbelanja. Ia ditemani Nicole kini menunggu dengan tenang sembari melihat majalah. Sedang Nicole hanya berdiri di sebelah Arshaka.Setiap Starlee keluar dari ruang ganti, Arshaka selalu menggelengkan kepalanya karena Starlee memilih dress terbuka. Seperti saat ini. Starlee mengenakan dress dengan bagian paha yang singkat. Ia mendekat ke arah Starlee, mendorong wanita itu kembali masuk ke ruang ganti.Kemudian Starlee memakai pakaian lain. Arshaka lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Bagian dada yang terlalu terbuka.Pada akhirnya Starlee menyerah dan kesal karena Arshaka selalu menolak pilihannya. Harusnya tadi ia mengajak Vivi saja. Arshaka tidak mengerti fashion, jadi seleranya payah.Melihat wajah kesal Starlee. Arshaka berdiri, ia memilihkan beberapa pakaian yang tidak terbuka dan ia rasa cocok dengan Starlee."Aku tidak suka melihat kau memakai pakaian terbuka. Hanya aku yang boleh melihat tubuhmu." Arshaka menyerahkan
"Tunggu sebentar. Aku mau menerima panggilan." Arshaka melepaskan genggaman tangannya dari Starlee. Pria itu melangkah sedikit menjauh dari keramaian di acara pesta, tapi dari jaraknya ia masih melihat Starlee yang kini berdiri sendirian.Arshaka menyadari banyak mata tertuju pada Starlee, tapi ia cukup yakin tidak akan ada yang berani mengusik wanitanya jika tidak mau berurusan dengannya.Berita tentang pertunangannya dengan sang supermodel yang kini sudah menjadi ranking 3 model dengan bayaran termahal itu sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia.Banyak pria dan wanita patah hati karena pertunangan itu. Arshaka dan Starlee adalah dua orang yang digilai banyak orang.Seperti yang Arshaka katakan, hampir seluruh orang di dalam ruangan pesta itu hanya berani memandangi Starlee tanpa berani mendekati wanita berbalut gaun biru tua itu.Namun, beberapa saat kemudian seorang pria berwajah latin mendekati Starlee."Boleh aku temani?" Pria itu bert