Beranda / Rumah Tangga / Skandal Cinta Suamiku / Bab 3 : Peringatan Keras Ibu Mertua

Share

Bab 3 : Peringatan Keras Ibu Mertua

Penulis: Lie Meraki
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-14 06:43:58

Lima menit berkendara dari sekolah Airin, kami tiba di rumah ibu mertua. Setelah mengucap salam berbarengan, aku dan Airin menuju kamar ibu mertua. Disana nampak wajah lesu dan kuyu tengah meringis, mungkin menahan sakit. Aku pun penyintas hipertensi, dulu saat mengandung Airin, selama masa nifas aku mengalami Hipertensi Postpartum karena sejak kehamilanku masuk trimester ketiga, tiba-tiba saja aku menderita Hipertensi Gestasional.

Masih kuingat betapa sakit dan tidak nyamannya rasa nyeri di kepala terutama bagian belakang hingga tengkuk leher. Penderita hipertensi haruslah tidur cukup, tapi rasa sakit di belakang tengkuk hingga kepala bagian belakang jelas tidak bisa membuat tidur dengan tenang, apalagi nyenyak. Sungguh amat tersiksa. Kala itu, sekuat tenaga aku berusaha untuk dapat sembuh. Berbagai treatment sederhana namun worth it sudah ku terapkan. Semisal berusaha untuk selalu relaks, tidur cukup, tidak mengonsumsi makanan berkadar gula dan garam secara berlebihan, tidak memakan aneka gorengan, makanan bersantan, olahan daging, dan daging merah. Bersyukur sekali, setelah lewat masa nifas aku berhasil menstabilkan kembali tekanan darah yang diastolik-nya sempat melonjak menyentuh angka 200mmHg.

"Bagaimana keadaan, Ibu?" tanyaku setelah mencium takzim tangan ibu mertuaku. Airin yang mengekor di belakangku pun menyalami neneknya.

Ibu mengangguk lemah sembari berkata, "Sudah lebih baik dari sebelumnya, Lin." Jawabnya tanpa membuka mata.

"Cepat sembuh, ya Oma." ujar Airin mendaratkan ciuman di kening neneknya.

Ibu mertua tersenyum simpul, "Terimakasih, Airin sayang."

Aku membiarkan Airin duduk di samping kaki neneknya, tanpa diminta dia memijat kaki neneknya dengan perlahan.

Sementara aku menuju dapur, ingin menyiapkan makanan untuk Ibu. Sepertinya memang belum ada yang menyiapkan makan malam untuk ibu.

Di rumah ini, selain ibu dan bapak, juga ada mas Rafi, putra sulung bapak dan ibu yang belum berkeluarga. Ada mas Khadafi-putra kedua- dan istrinya, mbak Sherina juga anak lelaki mereka, Rafka. Masing-masing menempati kamar yang tersedia.

"Siapa yang mau menginap disini, Mas?" tanyaku berdiri di ambang pintu kamar tamu.

Mas Yovie terkejut. "Sejak kapan datang, Dinda?"

Aku bersedekap. "Kebiasaan deh. Setiap kali ditanya mesti balik nanya." Ujarku sedikit ketus.

Mas Yovie menggaruk bagian belakang kepalanya. "Mbak Anita dan suaminya mau datang menjenguk ibu. Jadi mas siapkan kamar tamu, barangkali mereka menginap."

Aku mengangguk paham, lalu segera berlalu menuju dapur.

Beberapa menit aku berkutat di dapur memasak sop ayam tanpa kulit, daging cincang bumbu merah, dan tahu rebus. Tiba-tiba Airin datang menghampiriku. Katanya, sang oma sudah tidur lelap.

Dia menuju wastafel dan mencuci tumpukan piring kotor. Aku memang selalu membiasakan Airin untuk mengerjakan pekerjaan rumah agar dia tumbuh menjadi gadis yang cekatan dan tidak membuatnya jadi anak manja.

Setelah menyelesaikan memasak menu makan malam, aku segera berpamitan pulang pada bapak mertua yang tengah menonton TV di ruang keluarga. Aku membiarkan mas Yovie menemani ibu di kamarnya karena kedua putra ibu sedang berada diluar kota untuk urusan pekerjaan. Begitu pun dengan mbak Sherina, dia sedang berada di kampung halamannya karena neneknya pun sedang sakit dan tidak ada yang mengurus selain mbak Sherina dan mamanya. Itulah mengapa aku yang menyiapkan makan malam saat ini.

"Pak, Kalina pulang dulu, ya. Makan malam sudah saya siapkan." pamitku.

"Loh, ngga sekalian makan disini dengan Airin juga, Lin?" tanya Bapak.

Aku menggeleng. "Saya harus beres-beres di rumah, Pak. Sedari sore tadi langsung kemari. Airin juga belum sempat mandi sepulang summer camp. Tidak ada baju ganti disini. Biar mas Yovie tinggal disini dulu sampai keadaan ibu stabil, Pak." aku menjelaskan selemah lembut mungkin pada bapak.

Bapak mengangguk, "Ya sudah kalau begitu. Terimakasih banyak, ya Nak. Maafkan bapak dan ibu selalu merepotkan kalian."

"Sudah kewajiban saya, Airin, dan mas Yovie untuk ikut serta merawat bapak dan ibu."

Setelahnya, aku menunggu Airin di halaman depan, aku segera bergegas pulang saat Airin telah berpamitan pada opanya.

Saat hendak menstarter motor, baru kusadari jika kunci motornya belum kubawa, tertinggal di kamar ibu.

Airin menertawakan kelalaianku kali ini, "Ada-ada aja mommy. Belum tua udah pelupa banget." ujar Airin di sela tawanya.

Akupun tertawa garing, menyadari kebodohanku sendiri.

Saat hendak membuka handle pintu kamar ibu mertua, tanganku urung memutar kenop pintunya. Dengan jelas aku mendengar percakapan tidak terduga antara ibu dan mas Yovie. Kaki ini seakan mematung di tempat, bukan bermaksud untuk menguping dan mencuri dengar obrolan mereka, tapi diri ini mendadak penasaran saat namaku disebut.

"...Bagaimana jika Kalina sampai tahu, Yov? ibu ngga mau kamu menunda-nunda, cepat kamu selesaikan masalahmu dengan gundikmu itu. Ibu sudah sangat pusing memikirkan masalahmu itu. Bukan sekali dua kali kamu bermain api, apa ngga kasihan sama anak istrimu hah!!"

Aku terkejut mendengar perkataan ibu mertua.

"Gara-gara gundikmu datang kemari, ibu digosipin sama tetangga, benar-benar bikin tekanan darah ibu naik. Apa kamu mau ibumu ini mati cepat-cepat, Yov!" Lanjut ibu mengomel tanpa ampun.

Tak kudengar sepatah katapun keluar dari mulut mas Yovie, tak kudengar suara mas Yovie menyanggah apapun perkataan ibu, bukan hanya karena mas Yovie tipe anak yang diam saja saat dimarahi orangtuanya, tapi secara tidak langsung itu membuktikan segala pradugaku tentang mas Yovie. Mimpinya yang aneh, nota pembelian kalung emas yang ditemukan Airin, lalu statemen ibu yang benar-benar menjawab segala keraguanku.

Mengapa ibu tidak memberitahuku? Jika katanya kasihan padaku dan Airin, harusnya ibu memberitahu segala perbuatan buruk mas Yovie sekalipun dia adalah anaknya sendiri. Lalu sekarang, menasihati putranya untuk menyelesaikan masalah dengan wanita simpanannya tanpa sepengetahuanku, aku tersenyum miris mengetahui kenyataan ini. Apa dia pikir semua sesederhana yang dikatakan?

Hancur sudah segala kepercayaan yang memang hanya bersisa puing-puing ini. Tanganku gemetar hendak memegang kenop pintu, ragu dan bimbang. Aku harus bagaimana, ya Tuhan? Apa aku harus pura-pura tidak tahu percakapan keduanya?

Aku menghapus setitik air mata yang lolos di pipi, dengan hati-hati kuketuk pintu kamar ibu.

"Bu.. Ibu sudah tidur?" tanyaku pelan.

Ibu tak segera menjawab panggilanku, mungkin sedang mencari cara untuk bersandiwara lagi di depanku.

"Bu, sudah tidur kah? " tanyaku mengulangi.

Lalu terdengar suara ibu menyahut, "Masuk Lin. pintunya tidak dikunci."

Serta merta aku memasuki kamar ibu. Dengan senyum yang dipaksakan dan wajah terkejut yang kubuat-buat karena di dalam kamar ibu ada mas Yovie.

"Loh, ada kamu Mas." Ujarku sembari langsung mengambil kunci sepeda motor di atas nakas disamping tempat tidur ibu. "Kunci motorku ketinggalan, nih." jelasku

Mas Yovie nampak lebih terkejut dan salah tingkah. "Apa kamu mendengar sesuatu, Dinda?" tanya mas Yovie hendak memastikan apakah aku mendengar obrolannya dengan ibu.

Aku menggeleng. "Mendengar apa? Apa ada sesuatu yang harus kudengar sekarang juga?" aku balik bertanya, sedikit memojokkan mas Yovie.

"Tidak ada apa-apa, Lin. Sudah lekas pulang sana, tadi Airin bilang ingin bersih-bersih diri." sangkal ibu dengan entengnya.

Aku mengangguk dan segera meninggalkan keduanya setelah berpamitan pada mas Yovie.

Biarlah mereka masih menganggap aku tidak tahu apapun, kita lihat bagaimana mas Yovie mengatasi masalah yang dia buat sendiri.

Bab terkait

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 4 : Kebenaran Memang Pahit

    Setelah mendengar percakapan ibu mertua dan mas Yovie kala itu, aku benar-benar merasa hancur dan sakit. Keyakinanku mulai goyah untuk mempertahankan rumah tanggaku ini. Ditambah lagi tiba-tiba saja sahabatku, Rania, mengirimiku sebuah video. Awalnya kupikir itu adalah video family gathering di garmen yang baru saja dilaksanakan 2 minggu lalu. Setelah kuputar, ya Tuhan betapa terkejutnya aku melihat mas Yovie tengah menggandeng mesra seorang wanita memasuki sebuah rumah makan. Dan parahnya lagi, tempat itu adalah tempat favorit keluarga kami saat ingin makan diluar. Dan yang lebih membuatku geram, di video selanjutnya keduanya terlihat memasuki sebuah hotel. Tempat dimana mas Yovie berpamitan untuk bertemu klien barunya. Ya Tuhan, apakah aku masih harus berbaik sangka pada keduanya? Seolah berpikir bahwa wanita itulah klien baru mas Yovie? Aku meremas handphoneku, menahan amarah, kecewa dan rasa sakit yang datang bersamaan. Aku amat berterimakasih pada Rania, aku tahu Rania sangat me

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 5 : Pergi

    Aku baru saja pulang dari garmen, saat kudapati Airin menghambur padaku sambil menangis sesenggukan. "Ada apa, Sayang?" tanyaku sambil mengusap lembut kepalanya. Belum sampai menjangkau pintu masuk, Airin sudah merangsek memelukku erat. Airin terus saja menangis sambil membenamkan wajahnya di dadaku. Dia tidak menjawab pertanyaanku, kurasakan badannya bergetar menahan isak tangisnya. Aku mengusap punggungnya perlahan untuk menenangkan Airin. Belum pernah kulihat Airin menangis sehebat ini? Apa yang membuatnya begini? Kubiarkan Airin menuntaskan tangisannya. Selama beberapa saat, kami hanya saling memeluk tanpa berkata apapun."Momm..mmy." kata Airin terbata di sela tangisnya. Dia menarik dirinya lalu memandangku, dari matanya kulihat Airin sangat terluka, sedih, dan kecewa."Ya, Sayang. Ada apa?" tanyaku mengulang pertanyaan yang sama. Airin menghela napas panjang, jelas terlihat kesedihan di raut wajahnya. "Daddy pergi dari rumah, Mom." ujar Airin, air matanya menetes lagi. Meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 6 : Siapa Yang Salah

    POV YovieAku menghempaskan diri di atas sofa di ruang tengah, sudah seminggu aku berada di rumah ibu. Ya, aku kembali pulang. Pulang ke rumah orang tuaku. Aku benar-benar tidak tahan berada di rumahku sendiri, Kalina mendiamkan aku berhari-hari bahkan nekat pisah ranjang tanpa menjelaskan apapun. Akupun tidak mau bersusah payah mencari tahu alasannya. Selama ini, dia cukup sering mendiamkan aku untuk hal-hal yang menurutku sepele. Jadi, kali ini pun aku tidak mau ambil pusing. Sebenarnya, kuduga Kalina sudah mengetahui hubungan terlarangku dengan Sherly. Karena beberapa waktu yang lalu, Airin -putri kesayanganku- menemukan nota pembelian kalung emas tanpa keterangan nama. Jelas sudah itu memang bukan untuk istriku. Aku membelikannya untuk Sherly, hanya saja aku berkilah bahwa nota itu milik Aditya, saudara sepupuku dari pihak bapak. Sejak saat itu, Kalina bersikap dingin dan ketus padaku. Walaupun begitu, dia masih menyiapkan segala keperluanku, bahkan masih merawat ibuku saat penyaki

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 7 : Akankah Kembali?

    Sore ini, sepulang dari garmen aku mampir ke toko kue. Membeli beberapa bahan kue untuk membuat croissant, request dari Airin. Selain itu, aku juga menerima order beberapa teman kantor yang rindu salad buatanku. Aku kerjakan saja semuanya sekalian. Sebisa mungkin aku menyibukkan diri agar tidak terlalu stres menghadapi masalah rumah tanggaku.Saat hendak membayar belanjaanku di kasir, sudut mataku menangkap siluet seseorang yang ku kenal. Dia baru saja masuk ke toko. Reflek kupanggil namanya. "Mbak Sherina!" seruku. Si empunya nama menoleh dan menghampiriku. "Hai Lin, apa kabar?" tanya mbak Sherina.Aku tersenyum simpul. "Seperti yang mbak lihat." Aku menjawab sekenanya. "Mbak dan mas Khadafi bagaimana? Rafka juga, apa kabar kalian semua?" tanyaku. "Kami baik. Airin tidak ikut?" tanya mbak Sherina celingukan mencari sosok Airin."Totalnya seratus delapan puluh lima ribu, Bu." ujar kasir di depanku.Aku menggeleng. "Aku langsung kesini sepulang kerja, Mbak. Airin di rumah." jawabku s

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 8 : Sekali Tidak, Tetap Tidak!!

    POV AuthorDeru suara motor matic memasuki halaman rumah orangtua Yovie. Nampak seorang lelaki paruh baya memakai gamis putih dan peci putih, di belakangnya mengekor seorang pemuda tampan yang mengenakan koko berwarna navy dan sarung polos berwarna hitam. Mereka berdua adalah ustadz Syahid dan salah seorang santrinya, Mirza."Assalamu'alaikum." Ucap ustadz Syahid sembari mengetuk pintu kediaman keluarga Yovie.Belum ada jawaban dari arah dalam, ustadz Syahid mengulang salam dan ketukan pintunya. Di kali ketiga, barulah terdengar jawaban salam. "Wa'alaikumussalam. Tunggu sebentar."Seorang lelaki paruh baya yang tak lain adalah ayah Yovie membukakan pintu. Memandang kedua tamunya dengan mengernyitkan dahi, seolah berusaha mengenali dan mengingat siapa tamunya ini."Permisi, Pak. Boleh kami masuk? Ada beberapa hal penting yang ingin saya bicarakan." Ustadz Syahid mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Pak Thamrin gelagapan karena merasa kurang baik menyambut tamunya. "Ah, iya. Ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 9 : Langkah Baru

    Seorang wanita berambut panjang sepinggang tengah memasuki sebuah resto di salah satu counter yang ada di pusat perbelanjaan terbesar di kota J. Pandangannya menyusur setiap meja di resto, lalu senyumnya mengembang saat melihat seseorang yang tengah menunggunya di tempat tersebut.Dengan penuh percaya diri, wanita yang memakai midi dress berbahan waffle dengan aksen renda di lengannya itu melangkah menuju meja di sudut resto. Disana nampak seorang pria tersenyum manis pada wanita tersebut. "Sudah lama nunggunya, Yang? Maaf ya, aku terlambat." ujar si wanita sambil mendudukkan dirinya di kursi tepat di depan pria tersebut.Pria itu menggeleng, "Ngga papa, Yang. Aku juga baru aja nyampe." Sahut si pria sambil mengelus lengan si wanita.Si pria memanggil waitress untuk memesan beberapa makanan dan minuman, tanpa bertanya ia menyebutkan dengan semangat menu yang akan mereka pesan untuk makan malam itu."Saya ulangi pesanan anda, Pak. Satu porsi beef slice lada hitam, wagyu tenderloin stea

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 10 : Hanya Ingin Bahagia

    Sherly merebahkan badannya di atas karpet rasfur berwarna coklat di ruang keluarga. Sejenak memijat pelipisnya, sekedar menghilangkan penat setelah seharian hingga malam hari dirinya disibukkan dengan banyak hal."Bagaimana Sher? Sudah ada keputusan dari Yovie?" tanya Bu Patmi, ibunda Sherly."Minggu depan aku dan dia akan menikah sirri, Bu." jawab Sherly sambil tersenyum sumringah.Bu Patmi duduk di sebelah Sherly, menatap khawatir anak bungsunya yang sudah menjanda sebanyak tiga kali. Ia sangat berharap Sherly dan Yovie segera meresmikan pernikahan keduanya, bukan hanya pernikahan sirri yang tidak memiliki kekuatan hukum."Kamu mau-mau saja dinikahi sirri, Sher? Bodoh kamu ini!" seru Bu Patmi.Sherly memandang gusar ke arah wanita yang telah melahirkannya itu. "Hanya sementara, Bu. Sampai urusan mas Yovie dengan istrinya selesai.""Halah, itu alasan lelaki, Sher. Selama ini, kamu sudah menjalani pernikahan macam apa. Ngga kapok kalo cuma dinikahi dibawah tangan lagi dan lagi, Sherly

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 11 : Sekeping Hati Yang Terluka

    POV KalinaLangkahku terasa berat menyusuri lorong yang menghubungkan gedung pengadilan agama dengan tempat parkirnya ini. Hari ini aku baru saja mengurus administrasi yang dibutuhkan untuk mengajukan gugatan cerai pada mas Yovie. Jika tidak ada halangan yang berarti, minggu depan aku dan mas Yovie akan menjalani sidang mediasi. Meski hatiku sakit dan terluka, sejujurnya aku masih berharap untuk mempertahankan rumah tanggaku dengan mas Yovie. Aku sadar, aku terlalu egois dengan mendiamkan suamiku sendiri, tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan kesalahpahaman diantara kami. Aku begitu bodoh, membiarkan masalah dalam rumah tanggaku berlarut-larut tanpa penyelesaian. Aku sangat menyesal, akibat keegoisanku Airin menjadi menderita karena tidak bisa bertemu ayahnya, tidak bisa memeluk ayahnya lagi.Tapi yang kuharapkan tak sesuai kenyataan, karena nyatanya mas Yovie benar-benar tidak ingin kembali pulang. Meski papa telah mengutus tiga orang berbeda untuk membujuk dan menjemput mas Y

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25

Bab terbaru

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 12 : Dream Comes True

    POV SherlyAku mengulas senyum penuh kebahagiaan dan rasa puas dengan riasan wajahku, hasil polesan tangan seorang make up artist terkemuka di kota. Hari ini adalah hari yang sangat kunantikan, menjadi istri seorang Yovie Syahrazad. Walaupun kami hanya melaksanakan pernikahan dibawah tangan, tapi itu tidak mengurangi rasa bahagia di hatiku. Setidaknya, setelah ini aku bisa menegakkan wajah di hadapan orang-orang yang selalu menghinaku dengan sebutan 'janda gatal'.Memang keterlaluan mulut mereka itu, padahal aku tidak pernah menggoda suami mereka. Apakah salahku jika aku menjadi pusat perhatian lelaki karena kecantikanku ini? Harusnya mereka berkaca dengan cermin besar di rumahnya, seorang Sherly tidak mungkin menggoda suami mereka yang kacangan. Benar-benar tidak selevel denganku.Kali ini, mereka akan kubuat malu karena telah berani menghinaku di masa lalu. Saat ini, aku akan segera menjadi nyonya Yovie Syahrazad, seorang kepala divisi plant di PT. Tani Unggul Sejahtera. Perusahaan t

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 11 : Sekeping Hati Yang Terluka

    POV KalinaLangkahku terasa berat menyusuri lorong yang menghubungkan gedung pengadilan agama dengan tempat parkirnya ini. Hari ini aku baru saja mengurus administrasi yang dibutuhkan untuk mengajukan gugatan cerai pada mas Yovie. Jika tidak ada halangan yang berarti, minggu depan aku dan mas Yovie akan menjalani sidang mediasi. Meski hatiku sakit dan terluka, sejujurnya aku masih berharap untuk mempertahankan rumah tanggaku dengan mas Yovie. Aku sadar, aku terlalu egois dengan mendiamkan suamiku sendiri, tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan kesalahpahaman diantara kami. Aku begitu bodoh, membiarkan masalah dalam rumah tanggaku berlarut-larut tanpa penyelesaian. Aku sangat menyesal, akibat keegoisanku Airin menjadi menderita karena tidak bisa bertemu ayahnya, tidak bisa memeluk ayahnya lagi.Tapi yang kuharapkan tak sesuai kenyataan, karena nyatanya mas Yovie benar-benar tidak ingin kembali pulang. Meski papa telah mengutus tiga orang berbeda untuk membujuk dan menjemput mas Y

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 10 : Hanya Ingin Bahagia

    Sherly merebahkan badannya di atas karpet rasfur berwarna coklat di ruang keluarga. Sejenak memijat pelipisnya, sekedar menghilangkan penat setelah seharian hingga malam hari dirinya disibukkan dengan banyak hal."Bagaimana Sher? Sudah ada keputusan dari Yovie?" tanya Bu Patmi, ibunda Sherly."Minggu depan aku dan dia akan menikah sirri, Bu." jawab Sherly sambil tersenyum sumringah.Bu Patmi duduk di sebelah Sherly, menatap khawatir anak bungsunya yang sudah menjanda sebanyak tiga kali. Ia sangat berharap Sherly dan Yovie segera meresmikan pernikahan keduanya, bukan hanya pernikahan sirri yang tidak memiliki kekuatan hukum."Kamu mau-mau saja dinikahi sirri, Sher? Bodoh kamu ini!" seru Bu Patmi.Sherly memandang gusar ke arah wanita yang telah melahirkannya itu. "Hanya sementara, Bu. Sampai urusan mas Yovie dengan istrinya selesai.""Halah, itu alasan lelaki, Sher. Selama ini, kamu sudah menjalani pernikahan macam apa. Ngga kapok kalo cuma dinikahi dibawah tangan lagi dan lagi, Sherly

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 9 : Langkah Baru

    Seorang wanita berambut panjang sepinggang tengah memasuki sebuah resto di salah satu counter yang ada di pusat perbelanjaan terbesar di kota J. Pandangannya menyusur setiap meja di resto, lalu senyumnya mengembang saat melihat seseorang yang tengah menunggunya di tempat tersebut.Dengan penuh percaya diri, wanita yang memakai midi dress berbahan waffle dengan aksen renda di lengannya itu melangkah menuju meja di sudut resto. Disana nampak seorang pria tersenyum manis pada wanita tersebut. "Sudah lama nunggunya, Yang? Maaf ya, aku terlambat." ujar si wanita sambil mendudukkan dirinya di kursi tepat di depan pria tersebut.Pria itu menggeleng, "Ngga papa, Yang. Aku juga baru aja nyampe." Sahut si pria sambil mengelus lengan si wanita.Si pria memanggil waitress untuk memesan beberapa makanan dan minuman, tanpa bertanya ia menyebutkan dengan semangat menu yang akan mereka pesan untuk makan malam itu."Saya ulangi pesanan anda, Pak. Satu porsi beef slice lada hitam, wagyu tenderloin stea

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 8 : Sekali Tidak, Tetap Tidak!!

    POV AuthorDeru suara motor matic memasuki halaman rumah orangtua Yovie. Nampak seorang lelaki paruh baya memakai gamis putih dan peci putih, di belakangnya mengekor seorang pemuda tampan yang mengenakan koko berwarna navy dan sarung polos berwarna hitam. Mereka berdua adalah ustadz Syahid dan salah seorang santrinya, Mirza."Assalamu'alaikum." Ucap ustadz Syahid sembari mengetuk pintu kediaman keluarga Yovie.Belum ada jawaban dari arah dalam, ustadz Syahid mengulang salam dan ketukan pintunya. Di kali ketiga, barulah terdengar jawaban salam. "Wa'alaikumussalam. Tunggu sebentar."Seorang lelaki paruh baya yang tak lain adalah ayah Yovie membukakan pintu. Memandang kedua tamunya dengan mengernyitkan dahi, seolah berusaha mengenali dan mengingat siapa tamunya ini."Permisi, Pak. Boleh kami masuk? Ada beberapa hal penting yang ingin saya bicarakan." Ustadz Syahid mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Pak Thamrin gelagapan karena merasa kurang baik menyambut tamunya. "Ah, iya. Ma

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 7 : Akankah Kembali?

    Sore ini, sepulang dari garmen aku mampir ke toko kue. Membeli beberapa bahan kue untuk membuat croissant, request dari Airin. Selain itu, aku juga menerima order beberapa teman kantor yang rindu salad buatanku. Aku kerjakan saja semuanya sekalian. Sebisa mungkin aku menyibukkan diri agar tidak terlalu stres menghadapi masalah rumah tanggaku.Saat hendak membayar belanjaanku di kasir, sudut mataku menangkap siluet seseorang yang ku kenal. Dia baru saja masuk ke toko. Reflek kupanggil namanya. "Mbak Sherina!" seruku. Si empunya nama menoleh dan menghampiriku. "Hai Lin, apa kabar?" tanya mbak Sherina.Aku tersenyum simpul. "Seperti yang mbak lihat." Aku menjawab sekenanya. "Mbak dan mas Khadafi bagaimana? Rafka juga, apa kabar kalian semua?" tanyaku. "Kami baik. Airin tidak ikut?" tanya mbak Sherina celingukan mencari sosok Airin."Totalnya seratus delapan puluh lima ribu, Bu." ujar kasir di depanku.Aku menggeleng. "Aku langsung kesini sepulang kerja, Mbak. Airin di rumah." jawabku s

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 6 : Siapa Yang Salah

    POV YovieAku menghempaskan diri di atas sofa di ruang tengah, sudah seminggu aku berada di rumah ibu. Ya, aku kembali pulang. Pulang ke rumah orang tuaku. Aku benar-benar tidak tahan berada di rumahku sendiri, Kalina mendiamkan aku berhari-hari bahkan nekat pisah ranjang tanpa menjelaskan apapun. Akupun tidak mau bersusah payah mencari tahu alasannya. Selama ini, dia cukup sering mendiamkan aku untuk hal-hal yang menurutku sepele. Jadi, kali ini pun aku tidak mau ambil pusing. Sebenarnya, kuduga Kalina sudah mengetahui hubungan terlarangku dengan Sherly. Karena beberapa waktu yang lalu, Airin -putri kesayanganku- menemukan nota pembelian kalung emas tanpa keterangan nama. Jelas sudah itu memang bukan untuk istriku. Aku membelikannya untuk Sherly, hanya saja aku berkilah bahwa nota itu milik Aditya, saudara sepupuku dari pihak bapak. Sejak saat itu, Kalina bersikap dingin dan ketus padaku. Walaupun begitu, dia masih menyiapkan segala keperluanku, bahkan masih merawat ibuku saat penyaki

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 5 : Pergi

    Aku baru saja pulang dari garmen, saat kudapati Airin menghambur padaku sambil menangis sesenggukan. "Ada apa, Sayang?" tanyaku sambil mengusap lembut kepalanya. Belum sampai menjangkau pintu masuk, Airin sudah merangsek memelukku erat. Airin terus saja menangis sambil membenamkan wajahnya di dadaku. Dia tidak menjawab pertanyaanku, kurasakan badannya bergetar menahan isak tangisnya. Aku mengusap punggungnya perlahan untuk menenangkan Airin. Belum pernah kulihat Airin menangis sehebat ini? Apa yang membuatnya begini? Kubiarkan Airin menuntaskan tangisannya. Selama beberapa saat, kami hanya saling memeluk tanpa berkata apapun."Momm..mmy." kata Airin terbata di sela tangisnya. Dia menarik dirinya lalu memandangku, dari matanya kulihat Airin sangat terluka, sedih, dan kecewa."Ya, Sayang. Ada apa?" tanyaku mengulang pertanyaan yang sama. Airin menghela napas panjang, jelas terlihat kesedihan di raut wajahnya. "Daddy pergi dari rumah, Mom." ujar Airin, air matanya menetes lagi. Meng

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 4 : Kebenaran Memang Pahit

    Setelah mendengar percakapan ibu mertua dan mas Yovie kala itu, aku benar-benar merasa hancur dan sakit. Keyakinanku mulai goyah untuk mempertahankan rumah tanggaku ini. Ditambah lagi tiba-tiba saja sahabatku, Rania, mengirimiku sebuah video. Awalnya kupikir itu adalah video family gathering di garmen yang baru saja dilaksanakan 2 minggu lalu. Setelah kuputar, ya Tuhan betapa terkejutnya aku melihat mas Yovie tengah menggandeng mesra seorang wanita memasuki sebuah rumah makan. Dan parahnya lagi, tempat itu adalah tempat favorit keluarga kami saat ingin makan diluar. Dan yang lebih membuatku geram, di video selanjutnya keduanya terlihat memasuki sebuah hotel. Tempat dimana mas Yovie berpamitan untuk bertemu klien barunya. Ya Tuhan, apakah aku masih harus berbaik sangka pada keduanya? Seolah berpikir bahwa wanita itulah klien baru mas Yovie? Aku meremas handphoneku, menahan amarah, kecewa dan rasa sakit yang datang bersamaan. Aku amat berterimakasih pada Rania, aku tahu Rania sangat me

DMCA.com Protection Status