Home / Rumah Tangga / Skandal Cinta Suamiku / Bab 2 : Petunjuk Pertama

Share

Bab 2 : Petunjuk Pertama

Author: Lie Meraki
last update Last Updated: 2023-01-14 06:43:54

Kulihat sekilas Airin tengah membereskan bukunya setelah belajar sejak maghrib. Dia bergegas menuju kamar mandi, saat melewatiku yang tengah menonton tv di ruang keluarga dia bertanya, "Mommy sudah sholat isya?"

Aku menggeleng. "Baru saja mommy haid, Rin. Habis sholat maghrib tadi."

Kemudian Airin berlalu dari hadapanku. Beberapa menit kemudian, Airin kembali dengan wajah penuh tanda tanya.

"Mommy, coba lihat deh. Airin nemu ini. Punya mommy kah?"Airin memberikan sebuah nota pembelian perhiasan emas padaku.

Kulihat dalam nota tersebut, pembelian sebuah kalung emas seberat 20 gram. Tapi tidak ada identitas pembelinya. Jelas ini bukan milikku.

" Dapet darimana, Rin?" tanyaku penasaran.

"Di depan pintu kamar mandi, Mom. Airin pikir itu punya mommy. Bukan, ya?"

Aku menggeleng. Kusimpan nota itu di dompetku. Di rumah ini hanya ada aku, Airin, dan mas Yovie. Nama terakhir adalah yang paling memungkinkan untuk mengetahui asal usul nota tersebut.

***

"Mas, tadi Airin nemu ini di kamar mandi, punya kamu kan?" tanyaku memastikan pada mas Yovie saat dia selesai mandi. Dia baru saja tiba setelah meninjau lokasi pembangunan kantor cabang baru dengan anak buahnya.

Mas Yovie mengernyitkan dahi saat kusodorkan lembaran nota yang ditemukan Airin.

"Dapet darimana, Dinda?" tanya Mas Yovie.

"Malah balik nanya, sih. Itu dilihat, punya mas atau bukan. Tinggal jawab aja apa susahnya, Mas." Ujarku dengan suara memburu.

Mas Yovie terkekeh. Aku begitu kesal mendengarnya.

"Malah ketawa begitu. Jawab, Mas." Ulangku memaksa.

Mas Yovie mendekatiku, menowel daguku serta merta berujar, "Ini punya Aditya, dia ngasih surprise buat istrinya. Waktu itu belinya sama aku, Dinda. Dia nitip nota karena takut surprisenya gagal kalau ketahuan istrinya." Ujar mas Yovie bercerita.

Cerita itu sungguh masuk akal, tapi entah mengapa tidak menuntaskan rasa keingintahuanku. Bagiku seolah hanya cerita bualan belaka.

"Oh, begitu. Benarkah? " Tanyaku memastikan.

Mas Yovie mengangguk mantap. Kutatap kedua matanya yang memancarkan keyakinan.

Aku memutar bola mataku malas, tidak tahu harus bagaimana. Diri ingin mempercayai tapi hati enggan mengiyakan. Biarlah aku diam, lagi dan lagi. Kelak, jika memang mas Yovie berbuat curang, tentu Allah akan menunjukkan keburukannya itu.

Mas Yovie memelukku erat, mengusap lenganku berulang kali. "Dinda, jangan mikir macem-macem lah. Biar ngga stres. Nikmati hidup ini, fokus pada Airin dan keluarga kecil kita, saja. Oke!! " Ucap mas Yovie tegas.

Aku mengangguk lemah. Sungguh aku sangat meragukan kesetiaan lelaki disampingku ini. Hanya pada tuhanlah aku berserah diri, jika memang nyatanya aku dicurangi lagi.

***

Hari ini weekend, aku menikmati hari liburku dengan bersantai saja di rumah. Setelah menyiapkan bekal makan siang untuk Airin yang sekarang tengah menikmati kegiatan summer camp di sekolahnya. Tadi pagi, aku dan mas Yovie mengantarkannya ke sekolah. Acaranya akan diadakan hingga sore hari, kemungkinan nanti hanya mas Yovie yang menjemput Airin sepulang dari rumah temannya.

Mengingat kata 'rumah teman' mas Yovie, sejujurnya aku tidak begitu percaya pada perkataan mas Yovie. Pasalnya, dia tipe yang enggan bertamu ke rumah temannya. Lebih sering mengajak bertemu di luar, sekedar ngopi di kafe atau pergi ke kolam pemancingan umum saat weekend begini.

Daripada didera rasa penasaran dan prasangka buruk terus menerus, aku nekat mencoba menghubungi Aditya. Salah satu teman akrab sekaligus saudara sepupu mas Yovie.

Harap-harap cemas aku menunggu panggilanku terhubung.

'Ya, Lin. Ada apa?' suara Aditya menyapa di seberang. Kebiasaan makhluk satu ini, tidak pernah mengucap salam di telepon.

'mas Yovie ada di rumahmu, Dit?' tanyaku langsung tanpa tedeng aling-aling. Enggan mengucap salam juga, karena ujung-ujungnya dia pun takkan merespon. Sudah lagu lama.

Terdengar suara kekehan Aditya, 'Ceiilaaah, takut amat lakinya ilang, lu. Ada, nih.'

Aku memutar bola mata dengan malas, biar saja bukankah Aditya tidak melihat ekspresi malasku ini.

'coba sini, aku pengen ngomong.' Ujarku membutuhkan kepastian, bukannya apa, bisa jadi Aditya bersekongkol dengan mas Yovie untuk berbohong padaku. Aaarghhhh, prasangka buruk ini benar-benar sudah merasuki isi kepalaku.

Kudengar dengkusan halus dari Aditya, setengah berteriak dia memang mas Yovie.

"Yop. Kalina nyariin lu, nih."

Beberapa saat kemudian terdengar suara mas Yovie, 'Ada apa dinda, Sayang?'

'Ngga ada apa-apa, sekedar memastikan kalau mas benar-benar ke rumah Aditya.' jawabku terang-terangan.

Suara tawa mas Yovie terdengar memekakkan telinga, spontan aku menjauhkan handphone dari telinga.

'Kau kira mas ini berbohong? terus kenapa harus menelepon Aditya? nomorku tetap aktif, Dinda.' ujar mas Yovie saat tawanya reda.

'ya sudahlah, mas. Aku hanya memastikan saja. kututup teleponnya, ya. Assalamu'alaikum.'

'waalaikumsalam.' jawab mas Yovie.

klik. Sambungan telepon pun terputus.

Seharusnya aku lega setelah mendengar kenyataan bahwa mas Yovie benar-benar ada di rumah Aditya, artinya dia tidak berbohong sejauh ini. Tapi kenapa, rasa ragu ini enggan pergi.

Bukankah bisa saja, mas Yovie pergi menemui seseorang setelah dari rumah Aditya, yang mungkin saja orang itu adalah wanita selingkuhan mas Yovie. Aaaaarrrgh. Semoga aku tidak gila memikirkan segala sesuatu yang entah hanya sekedar spekulasi atau memang benar adanya namun aku hanya belum mengetahuinya saja.

***

Sore yang indah, dengan semilir angin mendayu-dayu seolah mengajak alam berdansa. Sedikit mengobati hati yang risau dengan spekulasi tentang mas Yovie. Sore ini aku yang menjemput Airin di sekolah, sepuluh menit lalu mas Yovie mengatakan akan mengantarkan ibu mertua ke dokter. Hipertensinya kambuh. Setelah menjemput Airin akupun akan segera menemuinya di rumah ibu mertua.

Ibu mas Yovie, sosok wanita pekerja keras yang tangguh dan gigih. Di usia ke-52 tahun, beliau masih aktif bekerja di sebuah bakery terkenal di kotaku. Sebetulnya aku dan mas Yovie sudah menyarankan beliau untuk berhenti bekerja, tapi beliau memaksa untuk menuntaskan pekerjaannya hingga tiba masa pensiun pada 4 tahun mendatang. Apalagi tuntutan hidup yang semakin mencekik, uang bulanan dariku dan mas Yovie sepertinya tidaklah cukup menopang kebutuhan harian ibu dan bapak mertua. Belum lagi hobi bapak yang antusias sekali memelihara segala jenis burung di rumahnya, memang bukan burung-burung mahal untuk kontes tapi kupikir tetap saja semua itu membutuhkan biaya tambahan diluar kebutuhan harian. Sementara bapak sudah tidak aktif bekerja, hanya sesekali mengambil job taksi online saat membutuhkan biaya untuk hobinya itu. Alhasil, segala kebutuhan rumah tangga bergantung pada penghasilan ibu saja. Seringkali aku hanya bisa diam setiap kali terjadi perdebatan antara mas Yovie dan bapak saat membahas masalah finansial dalam keluarga. Aku memang telah menjadi bagian keluarga sejak menikah dengan mas Yovie, tapi kupikir ada beberapa hal yang tidak seharusnya aku ikut campur di dalamnya.

"Mommy...... " panggilan Airin membuyarkan lamunanku.

Dengan tas ransel di pundaknya, dia berlarian kecil menuju tempat parkir dimana aku menunggunya sejak tadi. Airin menyalamiku dengan takzim, kucium keningnya yang sedikit bau matahari, mungkin karena seharian berkegiatan di luar ruangan.

"Kita ke rumah oma, Sayang. Oma sakit." Ujarku memberitahu Airin.

Airin terkejut. "Oma kenapa, Mom?"

"Hipertensinya kambuh lagi, mungkin kelelahan atau stres." Jawabku seraya bersiap menjalankan motor matik kesayangan.

Dengan membonceng Airin, aku segera menuju rumah ibu mertua yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah Airin.

***

Related chapters

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 3 : Peringatan Keras Ibu Mertua

    Lima menit berkendara dari sekolah Airin, kami tiba di rumah ibu mertua. Setelah mengucap salam berbarengan, aku dan Airin menuju kamar ibu mertua. Disana nampak wajah lesu dan kuyu tengah meringis, mungkin menahan sakit. Aku pun penyintas hipertensi, dulu saat mengandung Airin, selama masa nifas aku mengalami Hipertensi Postpartum karena sejak kehamilanku masuk trimester ketiga, tiba-tiba saja aku menderita Hipertensi Gestasional.Masih kuingat betapa sakit dan tidak nyamannya rasa nyeri di kepala terutama bagian belakang hingga tengkuk leher. Penderita hipertensi haruslah tidur cukup, tapi rasa sakit di belakang tengkuk hingga kepala bagian belakang jelas tidak bisa membuat tidur dengan tenang, apalagi nyenyak. Sungguh amat tersiksa. Kala itu, sekuat tenaga aku berusaha untuk dapat sembuh. Berbagai treatment sederhana namun worth it sudah ku terapkan. Semisal berusaha untuk selalu relaks, tidur cukup, tidak mengonsumsi makanan berkadar gula dan garam secara berlebihan, tidak memakan

    Last Updated : 2023-01-14
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 4 : Kebenaran Memang Pahit

    Setelah mendengar percakapan ibu mertua dan mas Yovie kala itu, aku benar-benar merasa hancur dan sakit. Keyakinanku mulai goyah untuk mempertahankan rumah tanggaku ini. Ditambah lagi tiba-tiba saja sahabatku, Rania, mengirimiku sebuah video. Awalnya kupikir itu adalah video family gathering di garmen yang baru saja dilaksanakan 2 minggu lalu. Setelah kuputar, ya Tuhan betapa terkejutnya aku melihat mas Yovie tengah menggandeng mesra seorang wanita memasuki sebuah rumah makan. Dan parahnya lagi, tempat itu adalah tempat favorit keluarga kami saat ingin makan diluar. Dan yang lebih membuatku geram, di video selanjutnya keduanya terlihat memasuki sebuah hotel. Tempat dimana mas Yovie berpamitan untuk bertemu klien barunya. Ya Tuhan, apakah aku masih harus berbaik sangka pada keduanya? Seolah berpikir bahwa wanita itulah klien baru mas Yovie? Aku meremas handphoneku, menahan amarah, kecewa dan rasa sakit yang datang bersamaan. Aku amat berterimakasih pada Rania, aku tahu Rania sangat me

    Last Updated : 2023-01-14
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 5 : Pergi

    Aku baru saja pulang dari garmen, saat kudapati Airin menghambur padaku sambil menangis sesenggukan. "Ada apa, Sayang?" tanyaku sambil mengusap lembut kepalanya. Belum sampai menjangkau pintu masuk, Airin sudah merangsek memelukku erat. Airin terus saja menangis sambil membenamkan wajahnya di dadaku. Dia tidak menjawab pertanyaanku, kurasakan badannya bergetar menahan isak tangisnya. Aku mengusap punggungnya perlahan untuk menenangkan Airin. Belum pernah kulihat Airin menangis sehebat ini? Apa yang membuatnya begini? Kubiarkan Airin menuntaskan tangisannya. Selama beberapa saat, kami hanya saling memeluk tanpa berkata apapun."Momm..mmy." kata Airin terbata di sela tangisnya. Dia menarik dirinya lalu memandangku, dari matanya kulihat Airin sangat terluka, sedih, dan kecewa."Ya, Sayang. Ada apa?" tanyaku mengulang pertanyaan yang sama. Airin menghela napas panjang, jelas terlihat kesedihan di raut wajahnya. "Daddy pergi dari rumah, Mom." ujar Airin, air matanya menetes lagi. Meng

    Last Updated : 2023-01-14
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 6 : Siapa Yang Salah

    POV YovieAku menghempaskan diri di atas sofa di ruang tengah, sudah seminggu aku berada di rumah ibu. Ya, aku kembali pulang. Pulang ke rumah orang tuaku. Aku benar-benar tidak tahan berada di rumahku sendiri, Kalina mendiamkan aku berhari-hari bahkan nekat pisah ranjang tanpa menjelaskan apapun. Akupun tidak mau bersusah payah mencari tahu alasannya. Selama ini, dia cukup sering mendiamkan aku untuk hal-hal yang menurutku sepele. Jadi, kali ini pun aku tidak mau ambil pusing. Sebenarnya, kuduga Kalina sudah mengetahui hubungan terlarangku dengan Sherly. Karena beberapa waktu yang lalu, Airin -putri kesayanganku- menemukan nota pembelian kalung emas tanpa keterangan nama. Jelas sudah itu memang bukan untuk istriku. Aku membelikannya untuk Sherly, hanya saja aku berkilah bahwa nota itu milik Aditya, saudara sepupuku dari pihak bapak. Sejak saat itu, Kalina bersikap dingin dan ketus padaku. Walaupun begitu, dia masih menyiapkan segala keperluanku, bahkan masih merawat ibuku saat penyaki

    Last Updated : 2023-02-07
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 7 : Akankah Kembali?

    Sore ini, sepulang dari garmen aku mampir ke toko kue. Membeli beberapa bahan kue untuk membuat croissant, request dari Airin. Selain itu, aku juga menerima order beberapa teman kantor yang rindu salad buatanku. Aku kerjakan saja semuanya sekalian. Sebisa mungkin aku menyibukkan diri agar tidak terlalu stres menghadapi masalah rumah tanggaku.Saat hendak membayar belanjaanku di kasir, sudut mataku menangkap siluet seseorang yang ku kenal. Dia baru saja masuk ke toko. Reflek kupanggil namanya. "Mbak Sherina!" seruku. Si empunya nama menoleh dan menghampiriku. "Hai Lin, apa kabar?" tanya mbak Sherina.Aku tersenyum simpul. "Seperti yang mbak lihat." Aku menjawab sekenanya. "Mbak dan mas Khadafi bagaimana? Rafka juga, apa kabar kalian semua?" tanyaku. "Kami baik. Airin tidak ikut?" tanya mbak Sherina celingukan mencari sosok Airin."Totalnya seratus delapan puluh lima ribu, Bu." ujar kasir di depanku.Aku menggeleng. "Aku langsung kesini sepulang kerja, Mbak. Airin di rumah." jawabku s

    Last Updated : 2023-02-10
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 8 : Sekali Tidak, Tetap Tidak!!

    POV AuthorDeru suara motor matic memasuki halaman rumah orangtua Yovie. Nampak seorang lelaki paruh baya memakai gamis putih dan peci putih, di belakangnya mengekor seorang pemuda tampan yang mengenakan koko berwarna navy dan sarung polos berwarna hitam. Mereka berdua adalah ustadz Syahid dan salah seorang santrinya, Mirza."Assalamu'alaikum." Ucap ustadz Syahid sembari mengetuk pintu kediaman keluarga Yovie.Belum ada jawaban dari arah dalam, ustadz Syahid mengulang salam dan ketukan pintunya. Di kali ketiga, barulah terdengar jawaban salam. "Wa'alaikumussalam. Tunggu sebentar."Seorang lelaki paruh baya yang tak lain adalah ayah Yovie membukakan pintu. Memandang kedua tamunya dengan mengernyitkan dahi, seolah berusaha mengenali dan mengingat siapa tamunya ini."Permisi, Pak. Boleh kami masuk? Ada beberapa hal penting yang ingin saya bicarakan." Ustadz Syahid mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Pak Thamrin gelagapan karena merasa kurang baik menyambut tamunya. "Ah, iya. Ma

    Last Updated : 2023-02-15
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 9 : Langkah Baru

    Seorang wanita berambut panjang sepinggang tengah memasuki sebuah resto di salah satu counter yang ada di pusat perbelanjaan terbesar di kota J. Pandangannya menyusur setiap meja di resto, lalu senyumnya mengembang saat melihat seseorang yang tengah menunggunya di tempat tersebut.Dengan penuh percaya diri, wanita yang memakai midi dress berbahan waffle dengan aksen renda di lengannya itu melangkah menuju meja di sudut resto. Disana nampak seorang pria tersenyum manis pada wanita tersebut. "Sudah lama nunggunya, Yang? Maaf ya, aku terlambat." ujar si wanita sambil mendudukkan dirinya di kursi tepat di depan pria tersebut.Pria itu menggeleng, "Ngga papa, Yang. Aku juga baru aja nyampe." Sahut si pria sambil mengelus lengan si wanita.Si pria memanggil waitress untuk memesan beberapa makanan dan minuman, tanpa bertanya ia menyebutkan dengan semangat menu yang akan mereka pesan untuk makan malam itu."Saya ulangi pesanan anda, Pak. Satu porsi beef slice lada hitam, wagyu tenderloin stea

    Last Updated : 2023-02-21
  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 10 : Hanya Ingin Bahagia

    Sherly merebahkan badannya di atas karpet rasfur berwarna coklat di ruang keluarga. Sejenak memijat pelipisnya, sekedar menghilangkan penat setelah seharian hingga malam hari dirinya disibukkan dengan banyak hal."Bagaimana Sher? Sudah ada keputusan dari Yovie?" tanya Bu Patmi, ibunda Sherly."Minggu depan aku dan dia akan menikah sirri, Bu." jawab Sherly sambil tersenyum sumringah.Bu Patmi duduk di sebelah Sherly, menatap khawatir anak bungsunya yang sudah menjanda sebanyak tiga kali. Ia sangat berharap Sherly dan Yovie segera meresmikan pernikahan keduanya, bukan hanya pernikahan sirri yang tidak memiliki kekuatan hukum."Kamu mau-mau saja dinikahi sirri, Sher? Bodoh kamu ini!" seru Bu Patmi.Sherly memandang gusar ke arah wanita yang telah melahirkannya itu. "Hanya sementara, Bu. Sampai urusan mas Yovie dengan istrinya selesai.""Halah, itu alasan lelaki, Sher. Selama ini, kamu sudah menjalani pernikahan macam apa. Ngga kapok kalo cuma dinikahi dibawah tangan lagi dan lagi, Sherly

    Last Updated : 2023-02-21

Latest chapter

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 12 : Dream Comes True

    POV SherlyAku mengulas senyum penuh kebahagiaan dan rasa puas dengan riasan wajahku, hasil polesan tangan seorang make up artist terkemuka di kota. Hari ini adalah hari yang sangat kunantikan, menjadi istri seorang Yovie Syahrazad. Walaupun kami hanya melaksanakan pernikahan dibawah tangan, tapi itu tidak mengurangi rasa bahagia di hatiku. Setidaknya, setelah ini aku bisa menegakkan wajah di hadapan orang-orang yang selalu menghinaku dengan sebutan 'janda gatal'.Memang keterlaluan mulut mereka itu, padahal aku tidak pernah menggoda suami mereka. Apakah salahku jika aku menjadi pusat perhatian lelaki karena kecantikanku ini? Harusnya mereka berkaca dengan cermin besar di rumahnya, seorang Sherly tidak mungkin menggoda suami mereka yang kacangan. Benar-benar tidak selevel denganku.Kali ini, mereka akan kubuat malu karena telah berani menghinaku di masa lalu. Saat ini, aku akan segera menjadi nyonya Yovie Syahrazad, seorang kepala divisi plant di PT. Tani Unggul Sejahtera. Perusahaan t

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 11 : Sekeping Hati Yang Terluka

    POV KalinaLangkahku terasa berat menyusuri lorong yang menghubungkan gedung pengadilan agama dengan tempat parkirnya ini. Hari ini aku baru saja mengurus administrasi yang dibutuhkan untuk mengajukan gugatan cerai pada mas Yovie. Jika tidak ada halangan yang berarti, minggu depan aku dan mas Yovie akan menjalani sidang mediasi. Meski hatiku sakit dan terluka, sejujurnya aku masih berharap untuk mempertahankan rumah tanggaku dengan mas Yovie. Aku sadar, aku terlalu egois dengan mendiamkan suamiku sendiri, tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan kesalahpahaman diantara kami. Aku begitu bodoh, membiarkan masalah dalam rumah tanggaku berlarut-larut tanpa penyelesaian. Aku sangat menyesal, akibat keegoisanku Airin menjadi menderita karena tidak bisa bertemu ayahnya, tidak bisa memeluk ayahnya lagi.Tapi yang kuharapkan tak sesuai kenyataan, karena nyatanya mas Yovie benar-benar tidak ingin kembali pulang. Meski papa telah mengutus tiga orang berbeda untuk membujuk dan menjemput mas Y

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 10 : Hanya Ingin Bahagia

    Sherly merebahkan badannya di atas karpet rasfur berwarna coklat di ruang keluarga. Sejenak memijat pelipisnya, sekedar menghilangkan penat setelah seharian hingga malam hari dirinya disibukkan dengan banyak hal."Bagaimana Sher? Sudah ada keputusan dari Yovie?" tanya Bu Patmi, ibunda Sherly."Minggu depan aku dan dia akan menikah sirri, Bu." jawab Sherly sambil tersenyum sumringah.Bu Patmi duduk di sebelah Sherly, menatap khawatir anak bungsunya yang sudah menjanda sebanyak tiga kali. Ia sangat berharap Sherly dan Yovie segera meresmikan pernikahan keduanya, bukan hanya pernikahan sirri yang tidak memiliki kekuatan hukum."Kamu mau-mau saja dinikahi sirri, Sher? Bodoh kamu ini!" seru Bu Patmi.Sherly memandang gusar ke arah wanita yang telah melahirkannya itu. "Hanya sementara, Bu. Sampai urusan mas Yovie dengan istrinya selesai.""Halah, itu alasan lelaki, Sher. Selama ini, kamu sudah menjalani pernikahan macam apa. Ngga kapok kalo cuma dinikahi dibawah tangan lagi dan lagi, Sherly

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 9 : Langkah Baru

    Seorang wanita berambut panjang sepinggang tengah memasuki sebuah resto di salah satu counter yang ada di pusat perbelanjaan terbesar di kota J. Pandangannya menyusur setiap meja di resto, lalu senyumnya mengembang saat melihat seseorang yang tengah menunggunya di tempat tersebut.Dengan penuh percaya diri, wanita yang memakai midi dress berbahan waffle dengan aksen renda di lengannya itu melangkah menuju meja di sudut resto. Disana nampak seorang pria tersenyum manis pada wanita tersebut. "Sudah lama nunggunya, Yang? Maaf ya, aku terlambat." ujar si wanita sambil mendudukkan dirinya di kursi tepat di depan pria tersebut.Pria itu menggeleng, "Ngga papa, Yang. Aku juga baru aja nyampe." Sahut si pria sambil mengelus lengan si wanita.Si pria memanggil waitress untuk memesan beberapa makanan dan minuman, tanpa bertanya ia menyebutkan dengan semangat menu yang akan mereka pesan untuk makan malam itu."Saya ulangi pesanan anda, Pak. Satu porsi beef slice lada hitam, wagyu tenderloin stea

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 8 : Sekali Tidak, Tetap Tidak!!

    POV AuthorDeru suara motor matic memasuki halaman rumah orangtua Yovie. Nampak seorang lelaki paruh baya memakai gamis putih dan peci putih, di belakangnya mengekor seorang pemuda tampan yang mengenakan koko berwarna navy dan sarung polos berwarna hitam. Mereka berdua adalah ustadz Syahid dan salah seorang santrinya, Mirza."Assalamu'alaikum." Ucap ustadz Syahid sembari mengetuk pintu kediaman keluarga Yovie.Belum ada jawaban dari arah dalam, ustadz Syahid mengulang salam dan ketukan pintunya. Di kali ketiga, barulah terdengar jawaban salam. "Wa'alaikumussalam. Tunggu sebentar."Seorang lelaki paruh baya yang tak lain adalah ayah Yovie membukakan pintu. Memandang kedua tamunya dengan mengernyitkan dahi, seolah berusaha mengenali dan mengingat siapa tamunya ini."Permisi, Pak. Boleh kami masuk? Ada beberapa hal penting yang ingin saya bicarakan." Ustadz Syahid mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Pak Thamrin gelagapan karena merasa kurang baik menyambut tamunya. "Ah, iya. Ma

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 7 : Akankah Kembali?

    Sore ini, sepulang dari garmen aku mampir ke toko kue. Membeli beberapa bahan kue untuk membuat croissant, request dari Airin. Selain itu, aku juga menerima order beberapa teman kantor yang rindu salad buatanku. Aku kerjakan saja semuanya sekalian. Sebisa mungkin aku menyibukkan diri agar tidak terlalu stres menghadapi masalah rumah tanggaku.Saat hendak membayar belanjaanku di kasir, sudut mataku menangkap siluet seseorang yang ku kenal. Dia baru saja masuk ke toko. Reflek kupanggil namanya. "Mbak Sherina!" seruku. Si empunya nama menoleh dan menghampiriku. "Hai Lin, apa kabar?" tanya mbak Sherina.Aku tersenyum simpul. "Seperti yang mbak lihat." Aku menjawab sekenanya. "Mbak dan mas Khadafi bagaimana? Rafka juga, apa kabar kalian semua?" tanyaku. "Kami baik. Airin tidak ikut?" tanya mbak Sherina celingukan mencari sosok Airin."Totalnya seratus delapan puluh lima ribu, Bu." ujar kasir di depanku.Aku menggeleng. "Aku langsung kesini sepulang kerja, Mbak. Airin di rumah." jawabku s

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 6 : Siapa Yang Salah

    POV YovieAku menghempaskan diri di atas sofa di ruang tengah, sudah seminggu aku berada di rumah ibu. Ya, aku kembali pulang. Pulang ke rumah orang tuaku. Aku benar-benar tidak tahan berada di rumahku sendiri, Kalina mendiamkan aku berhari-hari bahkan nekat pisah ranjang tanpa menjelaskan apapun. Akupun tidak mau bersusah payah mencari tahu alasannya. Selama ini, dia cukup sering mendiamkan aku untuk hal-hal yang menurutku sepele. Jadi, kali ini pun aku tidak mau ambil pusing. Sebenarnya, kuduga Kalina sudah mengetahui hubungan terlarangku dengan Sherly. Karena beberapa waktu yang lalu, Airin -putri kesayanganku- menemukan nota pembelian kalung emas tanpa keterangan nama. Jelas sudah itu memang bukan untuk istriku. Aku membelikannya untuk Sherly, hanya saja aku berkilah bahwa nota itu milik Aditya, saudara sepupuku dari pihak bapak. Sejak saat itu, Kalina bersikap dingin dan ketus padaku. Walaupun begitu, dia masih menyiapkan segala keperluanku, bahkan masih merawat ibuku saat penyaki

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 5 : Pergi

    Aku baru saja pulang dari garmen, saat kudapati Airin menghambur padaku sambil menangis sesenggukan. "Ada apa, Sayang?" tanyaku sambil mengusap lembut kepalanya. Belum sampai menjangkau pintu masuk, Airin sudah merangsek memelukku erat. Airin terus saja menangis sambil membenamkan wajahnya di dadaku. Dia tidak menjawab pertanyaanku, kurasakan badannya bergetar menahan isak tangisnya. Aku mengusap punggungnya perlahan untuk menenangkan Airin. Belum pernah kulihat Airin menangis sehebat ini? Apa yang membuatnya begini? Kubiarkan Airin menuntaskan tangisannya. Selama beberapa saat, kami hanya saling memeluk tanpa berkata apapun."Momm..mmy." kata Airin terbata di sela tangisnya. Dia menarik dirinya lalu memandangku, dari matanya kulihat Airin sangat terluka, sedih, dan kecewa."Ya, Sayang. Ada apa?" tanyaku mengulang pertanyaan yang sama. Airin menghela napas panjang, jelas terlihat kesedihan di raut wajahnya. "Daddy pergi dari rumah, Mom." ujar Airin, air matanya menetes lagi. Meng

  • Skandal Cinta Suamiku   Bab 4 : Kebenaran Memang Pahit

    Setelah mendengar percakapan ibu mertua dan mas Yovie kala itu, aku benar-benar merasa hancur dan sakit. Keyakinanku mulai goyah untuk mempertahankan rumah tanggaku ini. Ditambah lagi tiba-tiba saja sahabatku, Rania, mengirimiku sebuah video. Awalnya kupikir itu adalah video family gathering di garmen yang baru saja dilaksanakan 2 minggu lalu. Setelah kuputar, ya Tuhan betapa terkejutnya aku melihat mas Yovie tengah menggandeng mesra seorang wanita memasuki sebuah rumah makan. Dan parahnya lagi, tempat itu adalah tempat favorit keluarga kami saat ingin makan diluar. Dan yang lebih membuatku geram, di video selanjutnya keduanya terlihat memasuki sebuah hotel. Tempat dimana mas Yovie berpamitan untuk bertemu klien barunya. Ya Tuhan, apakah aku masih harus berbaik sangka pada keduanya? Seolah berpikir bahwa wanita itulah klien baru mas Yovie? Aku meremas handphoneku, menahan amarah, kecewa dan rasa sakit yang datang bersamaan. Aku amat berterimakasih pada Rania, aku tahu Rania sangat me

DMCA.com Protection Status