Clea terduduk dengan perasaan gugup, apalagi di tatap oleh dua pria tampan sekaligus, rasanya jantungnya akan meledak kapan saja.Meski masih terkejut sekaligus trauma dengan apa yang menimpanya, tetapi Clea bersusah payah memberanikan diri untuk memberitahu apa yang terjadi padanya demi meringankan pikiran Elios, karena ia tahu dengan kejadian yang menimpanya membuat pria itu berpikir terlalu keras dan dirinya tak ingin pria itu jatuh sakit kepala karena dirinya.Sebenarnya, penyerangan goblin itu murni karena kesalahannya karena tidak mendengarkan perkataan ibunya untuk tidak pergi seorang diri, tapi karena dirinya terlalu percaya diri dan berpikir bahwa Goblin itu tak akan lagi menyerang desa karena ksatria dari kota telah datang dan membuat para Goblin pergi ketakutan. Tapi siapa sangka kesombongan dan kepercayaan dirinya yang berlebihan membuatnya malah jatuh ke dalam petaka.Mendengar cerita lengkap Cleo, Elios terdiam tak bisa berkata-kata, ternyata semua itu adalah kesala
" Elios dari mana saja kamu, aku dari tadi. . . " Ucapan Timi terhenti ketika melihat sosok Clea keluar dari punggung Elios, senyum di wajahnya pun ikut luntur dan berubah menjadi senyum kecut, " mencari mu, kenapa kalian bisa bersama-sama? " lanjutnya bertanya dengan nada bicara tak suka, kedua matanya bergerak menatap Elios dan Clea secara bergantian dengan tatapan penuh selidik seakan mencari bukti untuk kepuasan dirinya." Hanya kebetulan. " Jawab Elios singkat.Timi terdiam sejenak, merasa tak puas dengan jawaban Elios, ia pun kembali bertanya, " Kebetulan seperti apa? "Elios mengernyitkan dahinya, ia merasa ada yang aneh dengan sikap Timi hari ini, terlihat jelas bahwa suasana hatinya sedang buruk bahkan nada bicaranya pun terdengar ketus tak seperti biasanya. Elios sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada Timi hari ini hingga membuat suasana hatinya begitu buruk.Seketika suasana di sekitar mereka menjadi begitu canggung dan ada sedikit aura peperang
" Maaf, atas kejadian tadi. Kamu pasti merasa tidak nyaman, " kata Elios tulus setelah mereka sampai tujuan.Clea menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban, dia sangat mengerti, hanya saja ia tak mengerti mengapa Tomi harus memaksanya seperti itu? Menjodohkan mereka seperti itu rasanya terlalu berlebihan, tapi berbeda cerita jika dirinya berasal dari keluarga yang berpengaruh seperti dari keluarga bangsawan misalnya. Karena hanya memiliki wajah cantik saja tidak cukup untuk bisa berdiri di samping seseorang yang tampan dan juga berpengaruh seperti Elios dan dirinya tidak termasuk ke mana pun, dirinya tidak cantik dan juga berasal dari rakyat biasa. Elios tiba-tiba menundukkan wajahnya hingga membuat Clea terkejut dan hampir terjatuh jika saja Elios tidak segera menangkap pinggangnya.Kini mereka berdua terdiam saling bertatapan satu sama lain dengan jarak wajah mereka yang cukup dekat hingga sesuatu tak terduga terjadi ketika Elios mendekatkan wajahnya sambil berbisik, " men
Kepala Elios terasa begitu pusing dan berat, dirinya tak pernah menduga akan jatuh pada perangkap seorang Goblin dengan begitu mudahnya. Perlahan ia membuka kedua matanya dan menyadari bahwa tubuhnya sudah tak lagi di rumah sebelumnya melainkan di sebuah gua sempit, pengap dan sedikit gelap karena terdapat beberapa lilin menyala di sana yang memberikan sedikit cahaya pada gua itu.Terdapat sebuah rantai besi yang melilit kedua tangan, kaki serta seluruh tubuhnya membuat Elios kesulitan untuk bergerak. Sebelum Clea datang dan melihatnya sudah tersadar, Elios mencoba untuk melepaskan diri, tapi sayangnya rantai itu begitu sulit untuk dihancurkan bahkan saat mencoba menghancurkan dengan kekuatannya, rantai itu sama sekali tidak hancur sedikit pun, tapi Elios tak ingin menyerah dan kembali mencobanya dengan sekuat tenaga hingga pergerakkan terhenti ketika dirinya menangkap seseorang berjalan ke arahnya di ikuti oleh beberapa kata peringatan. " Aku sarankan lebih baik kamu berhenti mel
Setelah debu itu menghilang, sosok Tomi pun muncul dengan raut wajah ceria merasa bangga dengan kemampuannya karena berhasil menemukan Elios. Ia kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling area gua dan menemukan Elios yang tengah terikat oleh rantai. Seketika kedua sudut bibirnya terangkat ke atas lalu melambaikan tangannya dengan wajah tersenyum bahagia seakan-akan dirinya tengah menjemput teman lama dari perantauan jauh. " Kamu baik-baik saja? " Tanyanya tanpa beban." Apa di matamu aku terlihat baik-baik saja? Kenapa lama sekali? Apa kamu berniat membiarkan ku terbunuh di tempat ini. " Jawab Elios dengan susan payah. Tomi berdecak kesal sambil berkacak pinggang, tak bisakah Elios menghargai usahanya sedikit saja? Tak mudah baginya untuk menemukan tempat ini, bahkan dirinya sangat kelelahan untuk bisa membuka penghalang yang menyelimuti tempat ini seorang diri. Seharusnya, Elios senang karena dirinya datang tepat waktu dan bukan malah mengomelinya.Lagi pula ini bukan salahnya
Tomi kembali mengeluarkan kipas dari telapak tangannya lalu menyatukannya dengan kipas satunya menjadi sebuah kipas berukuran raksasa, kemudian ia menggigit ibu jarinya dengan cukup kuat hingga mengeluarkan darah, kemudian darah itu dia oleskan di atas kipas itu dan tak lama kemudian kipas itu menjadi menyala seperti warna merah darah. Kini kipas itu seperti menyatu dengan jiwa Tomi dan sekarang kekuatannya menjadi bertambah dua kali lipat dari sebelumnya.Bukannya merasa takut, Clea malah terlihat semakin bersemangat dengan menjulurkan lidahnya. Karena Tomi sudah menunjukan keseriusannya, wanita goblin itu tentunya tak ingin mengecewakan lawannya, ia pun memutuskan menggunakan seluruh kekuatannya untuk melawan musuhnya. Dengan seringai di wajahnya, Clea mengendalikan Rantainya untuk terus mengejar, memukul bahkan mencoba menangkapnya dengan rantainya.Tak hanya menyadari perubahan Tomi saja, Elios tentunya juga menyadari perubahan drastis dari serangan wanita goblin itu yang terasa
" Kakak! " Pekik Timi, spontan tangannya melepaskan pas bunga di tangannya lalu berlari kecil menghampiri Elios yang tengah menggendong kakaknya yang tampak begitu kacau balau, seluruh tubuhnya di penuhi oleh luka. Bulu matanya bergetar melihat kondisi kakaknya, meski sebelumnya dia sangat menyebalkan, tapi begitu melihat kondisinya seperti itu membuat hatinya sakit, " Ada apa dengan Kakak? Kenapa kondisinya tiba-tiba menjadi seperti ini? " Tanya Timi dengan ekspresi panik.Elios tak langsung menjawabnya, ia memilih untuk segera membawa dan membaringkan Tomi di atas ranjang kamar miliknya lalu meminta Timi untuk segera mengobati Tomi. untuk alasan kenapa kondisinya tiba-tiba menjadi seperti itu, Elios akan menjelaskannya nanti sebab sekarang tubuhnya juga lelah dan memerlukan istirahat.Mendengar hal tersebut, raut wajah Timi terlihat sedikit kecewa karena rasa penasarannya belum terobati, tetapi dia tak boleh egois karena bagaimana pun keselamatan dan kesehatan mereka adala
" Paman, apa yang sedang kalian lakukan di sini? Bukankah kalian harus menjaga desa timur? " Tanya Elios Dokter Alvin tak langsung menjawab, ia malah meminta Elios menemaninya berjalan-jalan keliling desa, untuk melihat situasi Desa sekaligus berkenalan dengan para warga yang ternyata mereka sangat ramah.Elios mengernyitkan dahinya, tapi dia tak menolaknya dan dengan patuh mengikuti permintaan paman yang sudah ia anggap sebagai ayah angkatnya, setelah kepergian kedua orang tuanya, pria ini selalu menemani dan berusaha keras menyembuhkan luka di hatinya.Selama perjalanan, Dokter Alvin hanya membahas kehidupannya selama di istana dan keluh kesahnya yang harus mendengarkan Lipe yang terus mengeluh karena harus berpisah dengan orang yang sudah ia anggap sebagai anak kandung karena kemiripan Elios dengan tuannya terdahulu membuatnya merasa tak bisa hidup jauh darinya.Begitulah Lipe, meski dari luar karakternya begitu dingin dan terlihat acuh tak acuh namun sebenarnya dia adalah pria