Kepala Elios terasa begitu pusing dan berat, dirinya tak pernah menduga akan jatuh pada perangkap seorang Goblin dengan begitu mudahnya. Perlahan ia membuka kedua matanya dan menyadari bahwa tubuhnya sudah tak lagi di rumah sebelumnya melainkan di sebuah gua sempit, pengap dan sedikit gelap karena terdapat beberapa lilin menyala di sana yang memberikan sedikit cahaya pada gua itu.Terdapat sebuah rantai besi yang melilit kedua tangan, kaki serta seluruh tubuhnya membuat Elios kesulitan untuk bergerak. Sebelum Clea datang dan melihatnya sudah tersadar, Elios mencoba untuk melepaskan diri, tapi sayangnya rantai itu begitu sulit untuk dihancurkan bahkan saat mencoba menghancurkan dengan kekuatannya, rantai itu sama sekali tidak hancur sedikit pun, tapi Elios tak ingin menyerah dan kembali mencobanya dengan sekuat tenaga hingga pergerakkan terhenti ketika dirinya menangkap seseorang berjalan ke arahnya di ikuti oleh beberapa kata peringatan. " Aku sarankan lebih baik kamu berhenti mel
Setelah debu itu menghilang, sosok Tomi pun muncul dengan raut wajah ceria merasa bangga dengan kemampuannya karena berhasil menemukan Elios. Ia kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling area gua dan menemukan Elios yang tengah terikat oleh rantai. Seketika kedua sudut bibirnya terangkat ke atas lalu melambaikan tangannya dengan wajah tersenyum bahagia seakan-akan dirinya tengah menjemput teman lama dari perantauan jauh. " Kamu baik-baik saja? " Tanyanya tanpa beban." Apa di matamu aku terlihat baik-baik saja? Kenapa lama sekali? Apa kamu berniat membiarkan ku terbunuh di tempat ini. " Jawab Elios dengan susan payah. Tomi berdecak kesal sambil berkacak pinggang, tak bisakah Elios menghargai usahanya sedikit saja? Tak mudah baginya untuk menemukan tempat ini, bahkan dirinya sangat kelelahan untuk bisa membuka penghalang yang menyelimuti tempat ini seorang diri. Seharusnya, Elios senang karena dirinya datang tepat waktu dan bukan malah mengomelinya.Lagi pula ini bukan salahnya
Tomi kembali mengeluarkan kipas dari telapak tangannya lalu menyatukannya dengan kipas satunya menjadi sebuah kipas berukuran raksasa, kemudian ia menggigit ibu jarinya dengan cukup kuat hingga mengeluarkan darah, kemudian darah itu dia oleskan di atas kipas itu dan tak lama kemudian kipas itu menjadi menyala seperti warna merah darah. Kini kipas itu seperti menyatu dengan jiwa Tomi dan sekarang kekuatannya menjadi bertambah dua kali lipat dari sebelumnya.Bukannya merasa takut, Clea malah terlihat semakin bersemangat dengan menjulurkan lidahnya. Karena Tomi sudah menunjukan keseriusannya, wanita goblin itu tentunya tak ingin mengecewakan lawannya, ia pun memutuskan menggunakan seluruh kekuatannya untuk melawan musuhnya. Dengan seringai di wajahnya, Clea mengendalikan Rantainya untuk terus mengejar, memukul bahkan mencoba menangkapnya dengan rantainya.Tak hanya menyadari perubahan Tomi saja, Elios tentunya juga menyadari perubahan drastis dari serangan wanita goblin itu yang terasa
" Kakak! " Pekik Timi, spontan tangannya melepaskan pas bunga di tangannya lalu berlari kecil menghampiri Elios yang tengah menggendong kakaknya yang tampak begitu kacau balau, seluruh tubuhnya di penuhi oleh luka. Bulu matanya bergetar melihat kondisi kakaknya, meski sebelumnya dia sangat menyebalkan, tapi begitu melihat kondisinya seperti itu membuat hatinya sakit, " Ada apa dengan Kakak? Kenapa kondisinya tiba-tiba menjadi seperti ini? " Tanya Timi dengan ekspresi panik.Elios tak langsung menjawabnya, ia memilih untuk segera membawa dan membaringkan Tomi di atas ranjang kamar miliknya lalu meminta Timi untuk segera mengobati Tomi. untuk alasan kenapa kondisinya tiba-tiba menjadi seperti itu, Elios akan menjelaskannya nanti sebab sekarang tubuhnya juga lelah dan memerlukan istirahat.Mendengar hal tersebut, raut wajah Timi terlihat sedikit kecewa karena rasa penasarannya belum terobati, tetapi dia tak boleh egois karena bagaimana pun keselamatan dan kesehatan mereka adala
" Paman, apa yang sedang kalian lakukan di sini? Bukankah kalian harus menjaga desa timur? " Tanya Elios Dokter Alvin tak langsung menjawab, ia malah meminta Elios menemaninya berjalan-jalan keliling desa, untuk melihat situasi Desa sekaligus berkenalan dengan para warga yang ternyata mereka sangat ramah.Elios mengernyitkan dahinya, tapi dia tak menolaknya dan dengan patuh mengikuti permintaan paman yang sudah ia anggap sebagai ayah angkatnya, setelah kepergian kedua orang tuanya, pria ini selalu menemani dan berusaha keras menyembuhkan luka di hatinya.Selama perjalanan, Dokter Alvin hanya membahas kehidupannya selama di istana dan keluh kesahnya yang harus mendengarkan Lipe yang terus mengeluh karena harus berpisah dengan orang yang sudah ia anggap sebagai anak kandung karena kemiripan Elios dengan tuannya terdahulu membuatnya merasa tak bisa hidup jauh darinya.Begitulah Lipe, meski dari luar karakternya begitu dingin dan terlihat acuh tak acuh namun sebenarnya dia adalah pria
Karena perkataan Dokter Alvin, Elios jadi tidak bisa tidur sama sekali, bahkan malam sebentar lagi akan segera berakhir dan dirinya masih tidak bisa tidur dan masih bergelung memikirkan cara untuk menolak perjodohan itu tanpa menimbulkan masalah apapun yang bisa membahayakan orang-orang terdekat di sekitarnya terutama kakeknya, Elios paham maksud dari perjodohan ini yang tak lain untuk melindunginya dari para pejabat yang tidak menyukai keberadaannya, karena sebagian dari mereka masih tidak menyukai keberadaannya bahkan sejak awal kemunculannya, mereka menganggapnya sebagai pembawa malapetaka dan mengaitkan keberadaanya dengan kematian sang Noblesse dan raja terdahulu. Jika dirinya tidak terlahir sejak awal mungkin sang Noblesse dan raja terdahulu tak akan pergi. Walau mereka tidak mengatakannya secara terang-terangan namun dari cara mereka melihat itu sudah menjelaskan semuanya.Tak peduli Raja menjelaskan bagaimana pengorbanan kedua orang tua serta derita yang dialaminya mereka sam
Salah satu Goblin itu mengangkat palu besar ditangannya tinggi-tinggi berusaha untuk menyakiti wanita vampir itu, Elios yang melihat hal tersebut langsung segera menyelamatkan wanita itu sebelum palu besar itu mengenai tubuhnya yang kecil itu, jika terlambat sedikit saja wanita itu mungkin akan bernasib sama dengan tanah yang hancur itu" Kamu baik-baik saja? " Tanya Elios cemas. Wanita itu menolehkan kepalanya menatap Elios sejenak lalu memalingkan wajahnya kembali sembari mendengus seakan tak suka atas tindakan pria di depannya yang menyelamatkannya. Elios mengernyitkan dahinya, merasa ada yang salah dengan tatapan wanita vampir di pangkuannya, rasanya tatapannya dipenuhi dengan tatapan kesal dan juga kebencian yang begitu dalam membuatnya berpikir apa yang salah dengannya. Setahunya ini adalah pertama kali mereka bertemu jadi rasanya tak mungkin dirinya melakukan kesalahan pada wanita itu atau pun memiliki dendam lama. Namun, saat ini bukanlah waktunya untuk memikirkannya, Elio
" Apa yang sedang kamu lakukan? Apa segini saja kekuatan mu? "Elios mendongakkan kepalanya, kedua matanya terbeliak menatap sosok pria dewasa yang ternyata adalah gurunya yaitu Lipe." Guru? Apa yang sedang kamu lakukan di sini? " Tanya Elios Bukannya menjawab, Lipe malah mendelikkan matanya ke arah sang murid lalu menghempaskan tubuh Goblin itu dengan kekuatan penuh, hingga tubuh Goblin itu terbang menembus beberapa pohon dan tubuhnya mendarat di sebuah batang kayu runcing yang kemudian menusuk dadanya hingga tewas." Guru, A. . ku. . ." Elios! " Seru Timi dari kejauhan sambil menarik tangan gadis vampir itu dan menghampiri mereka berdua.Spontan Elios tersenyum lega, melihat mereka berdua baik-baik saja. Namun, di detik berikutnya Elios pun tersadar akan kesalahan yang dilakukannya, lalu meminta maaf atas ketidak mampuannya pada sang Guru. Akan tetapi Lipe tidak menggubris permintaan maaf itu dan malah menyuruh Elios untuk meminta pada kedua wanita yang seharusnya dia lind