" Kakak! " Pekik Timi, spontan tangannya melepaskan pas bunga di tangannya lalu berlari kecil menghampiri Elios yang tengah menggendong kakaknya yang tampak begitu kacau balau, seluruh tubuhnya di penuhi oleh luka. Bulu matanya bergetar melihat kondisi kakaknya, meski sebelumnya dia sangat menyebalkan, tapi begitu melihat kondisinya seperti itu membuat hatinya sakit, " Ada apa dengan Kakak? Kenapa kondisinya tiba-tiba menjadi seperti ini? " Tanya Timi dengan ekspresi panik.Elios tak langsung menjawabnya, ia memilih untuk segera membawa dan membaringkan Tomi di atas ranjang kamar miliknya lalu meminta Timi untuk segera mengobati Tomi. untuk alasan kenapa kondisinya tiba-tiba menjadi seperti itu, Elios akan menjelaskannya nanti sebab sekarang tubuhnya juga lelah dan memerlukan istirahat.Mendengar hal tersebut, raut wajah Timi terlihat sedikit kecewa karena rasa penasarannya belum terobati, tetapi dia tak boleh egois karena bagaimana pun keselamatan dan kesehatan mereka adala
" Paman, apa yang sedang kalian lakukan di sini? Bukankah kalian harus menjaga desa timur? " Tanya Elios Dokter Alvin tak langsung menjawab, ia malah meminta Elios menemaninya berjalan-jalan keliling desa, untuk melihat situasi Desa sekaligus berkenalan dengan para warga yang ternyata mereka sangat ramah.Elios mengernyitkan dahinya, tapi dia tak menolaknya dan dengan patuh mengikuti permintaan paman yang sudah ia anggap sebagai ayah angkatnya, setelah kepergian kedua orang tuanya, pria ini selalu menemani dan berusaha keras menyembuhkan luka di hatinya.Selama perjalanan, Dokter Alvin hanya membahas kehidupannya selama di istana dan keluh kesahnya yang harus mendengarkan Lipe yang terus mengeluh karena harus berpisah dengan orang yang sudah ia anggap sebagai anak kandung karena kemiripan Elios dengan tuannya terdahulu membuatnya merasa tak bisa hidup jauh darinya.Begitulah Lipe, meski dari luar karakternya begitu dingin dan terlihat acuh tak acuh namun sebenarnya dia adalah pria
Karena perkataan Dokter Alvin, Elios jadi tidak bisa tidur sama sekali, bahkan malam sebentar lagi akan segera berakhir dan dirinya masih tidak bisa tidur dan masih bergelung memikirkan cara untuk menolak perjodohan itu tanpa menimbulkan masalah apapun yang bisa membahayakan orang-orang terdekat di sekitarnya terutama kakeknya, Elios paham maksud dari perjodohan ini yang tak lain untuk melindunginya dari para pejabat yang tidak menyukai keberadaannya, karena sebagian dari mereka masih tidak menyukai keberadaannya bahkan sejak awal kemunculannya, mereka menganggapnya sebagai pembawa malapetaka dan mengaitkan keberadaanya dengan kematian sang Noblesse dan raja terdahulu. Jika dirinya tidak terlahir sejak awal mungkin sang Noblesse dan raja terdahulu tak akan pergi. Walau mereka tidak mengatakannya secara terang-terangan namun dari cara mereka melihat itu sudah menjelaskan semuanya.Tak peduli Raja menjelaskan bagaimana pengorbanan kedua orang tua serta derita yang dialaminya mereka sam
Salah satu Goblin itu mengangkat palu besar ditangannya tinggi-tinggi berusaha untuk menyakiti wanita vampir itu, Elios yang melihat hal tersebut langsung segera menyelamatkan wanita itu sebelum palu besar itu mengenai tubuhnya yang kecil itu, jika terlambat sedikit saja wanita itu mungkin akan bernasib sama dengan tanah yang hancur itu" Kamu baik-baik saja? " Tanya Elios cemas. Wanita itu menolehkan kepalanya menatap Elios sejenak lalu memalingkan wajahnya kembali sembari mendengus seakan tak suka atas tindakan pria di depannya yang menyelamatkannya. Elios mengernyitkan dahinya, merasa ada yang salah dengan tatapan wanita vampir di pangkuannya, rasanya tatapannya dipenuhi dengan tatapan kesal dan juga kebencian yang begitu dalam membuatnya berpikir apa yang salah dengannya. Setahunya ini adalah pertama kali mereka bertemu jadi rasanya tak mungkin dirinya melakukan kesalahan pada wanita itu atau pun memiliki dendam lama. Namun, saat ini bukanlah waktunya untuk memikirkannya, Elio
" Apa yang sedang kamu lakukan? Apa segini saja kekuatan mu? "Elios mendongakkan kepalanya, kedua matanya terbeliak menatap sosok pria dewasa yang ternyata adalah gurunya yaitu Lipe." Guru? Apa yang sedang kamu lakukan di sini? " Tanya Elios Bukannya menjawab, Lipe malah mendelikkan matanya ke arah sang murid lalu menghempaskan tubuh Goblin itu dengan kekuatan penuh, hingga tubuh Goblin itu terbang menembus beberapa pohon dan tubuhnya mendarat di sebuah batang kayu runcing yang kemudian menusuk dadanya hingga tewas." Guru, A. . ku. . ." Elios! " Seru Timi dari kejauhan sambil menarik tangan gadis vampir itu dan menghampiri mereka berdua.Spontan Elios tersenyum lega, melihat mereka berdua baik-baik saja. Namun, di detik berikutnya Elios pun tersadar akan kesalahan yang dilakukannya, lalu meminta maaf atas ketidak mampuannya pada sang Guru. Akan tetapi Lipe tidak menggubris permintaan maaf itu dan malah menyuruh Elios untuk meminta pada kedua wanita yang seharusnya dia lind
Elios perlahan membuka kedua matanya dan langsung di suguhkan pemandangan padang rumput yang begitu luas, sejauh mata memandang, Elios tidak melihat siapa pun kecuali bayangan dirinya sendiri. Tempat itu begitu luas hingga tak terlihat ujungnya. " Elios. " Tiba-tiba terdengar samar-samar seseorang memanggil namanya, tapi saat menoleh Elios tak menemukan siapapun di sana bahkan untuk sekedar bayangannya saja." Elios! " Suara itu kembali terdengar, kali ini suaranya terdengar lebih jelas dari sebelumnya membuat tubuh Elios tersentak, menyadari siapa pemilik suara itu. Degup jantungnya berdetak dengan sangat kencang, ada perasaan senang, gugup bercampur menjadi satu.Spontan, Elios pun mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat itu untuk menemukan pemilik suara itu. Tapi lagi-lagi ia tak bisa menemukannya. " Elios! Mama di sini! " Tubuh Elios tertegun ketika sosok yang di carinya muncul secara tiba- tiba di depan matanya, wanita itu melambaikan tangannya dengan senyum cerah di waj
Tomi mengerjapkan kedua matanya beberapa kali sesekali tangannya mengucek kedua matanya secara bersamaan, memperhatikan dengan baik-baik sosok di depannya untuk memastikan bahwa apa yang di lihatnya itu adalah Elios dan bukanlah arwah hantu.Setelah cukup lama memastikan, Tomi tertegun sejenak masih tak mempercayai apa yang sedang dilihatnya dan berpikir mungkin kiamat sudah dekat atau semacamnya karena melihat Elios yang tiba-tiba berlatih di pagi buta seperti ini, padahal biasanya dia selalu ogah-ogahan saat diajak atau pun di suruh berlatih, bahkan untuk melatih elemen anginnya saja dia terlihat tidak mau. Dia bahkan sering kabur dengan berbagai alasan hingga pada akhirnya kemampuannya tidak meningkat seperti dirinya.Untuk memuaskan rasa penasarannya, Tomi pun memutuskan untuk menghampiri Elios, " aku pikir tadi aku salah melihat, apa kiamat sudah dekat? " Tanyanya dengan nada mengejek sambil menatap Elios yang berusaha mengambil darah dari seekor babi yang dia dapatkan entah d
" Ada apa dengan raut wajah mu, apa kamu baru saja melihat monster? " Tanya Lipe.Dokter Alvin tak menjawab dan hanya menghela nafas dengan frustasi raut wajahnya terlihat begitu suram.Lipe pun mengernyitkan dahinya heran, tak lama kemudian Dokter Alvin menyerahkan sebuah gulungan ke hadapannya, dalam hitungan detik raut wajahnya ikut menjadi suram, kepalanya menoleh menatap Alvin dengan tatapan penuh pertanyaan, salah satunya mengapa gulungan terkutuk ini ada di sini?" Aku tahu apa yang ingin kamu ketahui. " Kata Dokter Alvin yang seakan tahu apa yang ada dalam pikiran Lipe, sebenarnya gulungan itu ia dapatkan dari hewan yang diutusnya untuk mengikuti Goblin yang kabur saat menyerang desa sekaligus meminta mereka untuk menyelidiki tujuan para Goblin menginginkan darah Elios, setelah cukup lama menunggu mereka akhirnya kembali dengan membawa gulungan tersebut, tanpa di selidiki kembali Dokter Alvin sudah tahu tujuan mereka." Lalu apa hubungannya dengan Elios? " Dokter A